Anda di halaman 1dari 6

Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latarbelakang penelitian, tujuan dan

tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang
diusulkan.
RINGKASAN

Kata kunci maksimal 5 kata


Virtual Lab. Sains untuk SMP Kelas VII; Android; Ketrampilan Proses; peserta didik SMP kelas
VII

Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan
yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini perlu dijelaskan
uraian tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.
LATAR BELAKANG
Sains merupakan cabang keilmuan yang bertumpu pada metode ilmiah. Semua ilmuwan sains
mengembangkan keilmuan sains dengan cara mencari tahu semua gejala alam secara
sistematis,penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau
prinsip-prinsip serta merupakan suatu proses menemukan atau “inquiry” (Pusat Kurikulum,
2003:6-7). Sangat baik jika sains dihubungkan dengan dunia nyata. Eksperimen ilmiah dianggap
sebagai metode dan proses penting memahami fenomena ilmiah yang nyata dean dekat dengan
peserta didik [1]. Terdapat dua jenis ekpserimen yakni eksperimen/Lab. fisik dan eksperimen
Virtual./Vitual lab. Lab. fisik mempunyai peran penting dalam proses belajar mengajar.Virtual
Lab. dapat didefenisikan sebagai ekperimen laboratorium yang dilakukan di luar Lab. fisik [2].
Virtual Lab. juga dipandang sebagai solusi alternatif berbiaya rendah dibandingkan dengan Lab.
Fisik, semakin mendapatkan perhatian dalam e-learning [1]. Virtual lab juga memungkinkan,
praktikum-praktikum/riset-riset yang membutuhkan biaya dan peralatan yang mahal dapat
dilaksanakan [3]. Pembelajaran berbasis digital khususnya berbasis android adalah tren yang
kian memiliki dampak positif dalam meningkatkan kemampuan literas [4]. Pendapat ini
ditegaskan oleh Hutchison [4] yang menyatakan bahwa belajar di zaman “digital age” secara
sadar peserta didik akhirnya harus memiliki kemampuan literasi digital. Oleh karena itu guru
atau praktisi pendidikan wajib berinovasi dan memeriksa kemungkinan penggunaan media
digital dalam pembelajaran. Salah satu keunggulan dari media berbasis android adalah
“anywhere, anytime learning” [5]. Peserta didik dapat belajar ketika sedang menunggu antrian
bermain futsal, di tempat parkir, di halte, bahkan ketika sedang berada dalam pesawat atau mobil
dalam keadaan ofline. Keunggulan ini membuat m-learning (mobile learning) menjadi suatu
ikon baru dalam pembelajaran di kelas. Kunggulan lain adalahpenggunaan smartphone android
dalam jumlah besar di Indonesia. Studi oleh Gartner Inc (Kurniawan, 2017), melaporkan bahwa
orang indonesia secara aktif menggunakan smarphone rata-rata 5 jam perhari, dengan aplikasi
yang mendominasi adalah media sosial. Oleh karena itu, berdasarkan fakta dan studi pustaka,
penelitia membuat suatu media pembelajaran sains berbasis android dengan nama “Virtual Lab.
Sains untuk SMP Kelas VII”. Aplikasi ini berisi paket praktikum sains untuk semua topik kelas
VII, beserta petunjuk praktikum.

Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dalam
bidang yang diteliti. Bagan dapat dibuat dalam bentuk JPG/PNG yang kemudian disisipkan
dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer yang relevan dan dengan mengutamakan hasil
penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang terkini. Disarankan penggunaan sumber
pustaka 10 tahun terakhir.
TINJAUAN PUSTAKA
. Literasi Sains
Menurut Koballa [1]. sains mempunyai hakekat yakni sains sebagai produk, sains sebagai
sikap, dan sains sebagai proses. Sehingga keseluruhan hakekat sains merupakan wahana
untuk melatih cara berpikir ilmiah, cara melakukan investigasi secara ilmiah, serta
menarik kesimpulan secara ilmiah, tentang fenomena-fenomena alam.Sains merupakan
suatu ilmu induktif yang dikembangkan berdasarkan percobaan-percobaan di
laboratorium namun seiring perkembangan sains juga dikembangkan dengan teori atau
deduktif. Pembelajaran sains di Indonesia pada kurikulum terbaru (K-13) menekankan
pembelajaran bermakna yakni yang menekankan koneksi antara pengetahuan-
pengetahuan sebelumnya melalui pembuktian di laboratorium. Untuk mencapaik
kemampuan ini maka peserta didik perlu memiliki kemampuan literasi yang baik. Secara
harfiah, literasi sains terdiri darikata yaitu literatus yang berarti melek huruf dan scientia
yang diartikan memiliki pengetahuan. Literasi sains adalah kemampuan peserta didik
dalam menggunakan kemampuan sains dalam mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik
kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka memahami serta membuat keputusan
berkaitan dengan gejala alam[7]. Pengertian lain yang dibuat oleh PISA menyatakan
bahwa literasi sains adalah “ the capacity to use scientificknowledge , to identify
questions and todraw evidence-based conclusions in orderto understand and help make
decisions about the natural world and the changes made to it through human
activity”.Sedangkan Harlen menyatakan literasi sains [8]harus meliputi: :
a. concepts or ideas, which help understanding of scientific aspects ofthe world
around and which enable usto make sense of new experiences bylinking them to
what we already know;
b. processes, which are mental andphysical skills used in obtaining,interpreting and
using evidence aboutthe world around to gain knowledge and build
understanding;
c. attitudes or dispositions, which indicatewillingness and confidence to engage
inenquiry, debate and further learning.
d. understanding the nature (andlimitations) of scientific knowledge

Maka dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan literasi sains harus terdapat
unsur-unsur yang meliputi, pengetahuan-pengetahuan awal tentang sains, suatu proses
sains yang berdasar keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan pengambilan keputusan
yang objektif berdasarkan bukti-bukti. Setelah memiliki kemampuan berliterasi sains
maka peserta didik diharapkan mempunyai kemampuan problem solving yang dapat
diterapkan dalam kehidupan nyata.

Aplikasi pembelajaran berbasis Android


Android
Androidmerupakan suatu sistem operasi yang digunakan pada mobiledevice
(perangkatyang bisa dibawa)bersifat open source dan ditandai oleh level API (Application
Programming Interface) mulai dari versi awal Donut yang diluncurkan tahun 2009
sampai yang terbaru Marshmallow [15]. Android berhasil menjadi satu sistem operasi
perangkat mobileyang paling diminati karena sifat open source platform, yang mana
dapat terbuka untuk dikembangkan oleh siapa saja. Selain open source android juga free
platform, [14].yang lengkap,terbuka,bebas,daninformasi lainnya dapatdiunduhsecara
gratisdenganmengunjungi website http://developer.android.com.
Andorid sebagai Media Pembelajaran
Studi tentang mobile learning (m-learning) yang digunakan dalam pendidikan
sebenarnya telah dimulai bertahun-tahun lalu, sebut saja yang diteliti oleh Johnson
(Johnson, Levine, & Smith, 2009). Martono dalam penelitiannya [9] mengungkapkan
bahwa tren baru penggunaan e-learning adalah menggunakan mobile learning atau m-
learning yakni menggunakan smartphone berbasis android, IOS atau Windows Phone.
Pendapat lain oleh Joshi [10] menyatakan bahwa mobile learning adalah “next
generation” e-learning yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Meskipun
begitu peserta didik dan pendidik lebih tertarik dengan fitur-fitur yang lebih familiar bagi
mereka [11] misalnya Facebook, Tweeter, Instagram. Hasil observasi yang dilakukan
bulan Mei 2018 di SMPN 1 Ruteng Kabupaten, juga menemukan bahwa semua peserta
didik menggunakan smartphone, dari data ditemukan bahwa 90% peserta didik
menggunakan smartphone bersistem operasi android. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penggunaan android sebagai media pembelajaran adalah suatu opsi yang dapat dicoba
dalam meningkatkan kemampuan peserta didik khususnya kemampuan literasi sains.

Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata.
Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang sudah
dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram alir
dapat berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang
jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang ditargetkan.
Di bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan
penelitian yang diusulkan.
METODE
Metode penelitian yang dipakai adalah penggabungan antara model 4-D (Define, Design,
Develop, and Disseminate)[12].dan ADDIE (Analyze, Design, Develop, Implementation
and Evaluation) (Tegeh, 2014: 41) yang menghasilkan model pengembangan yang
disebut ADDIED (Analyze, Design, Develop, Implementation, Evaluation &
Disseminate). Alasan penggabungan dua model ini adalah karena pada model 4-D tidak
terdapat langkah Evaluasi dan pada model ADDIE tidak terdapat langkah disseminate.
Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.
JADWAL

Bulan Ke
No Kegiatan
8-11 12 1 2 3 4 5 6

1. Analisis Muatan pada materi sains SMP kelas VII

2 Penyusunan materi dan Pengembangan materi


bertema literasi

3 Penyusunan Instrumen

4 Validasi Instrumen Media dan Materi

5 Pembuatan Aplikasi (Protype)


6 Validasi Media dan materi

7 Uji Coba Skala terbatas

8 Revisi

9 Uji Coba Skala Luas

10 Penyebaran

11 Penyusunan laporan akhir dan artikel hasil


penelitian

12 Publikasi dan HKI

Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

DAFTAR PUSTAKA
[1] D. Liu, P. Valdiviezo-Díaz, G. Riofrio, Y. M. Sun, and R. Barba, “Integration of Virtual
Labs into Science E-learning,” Procedia Comput. Sci., vol. 75, no. Vare, pp. 95–102,
2015.
[2] K. Bactol, A. E. Laursen, and C. de Araujo, “An Option of Hybrid Virtual Labs in an
Introductory Biology Course as the Means for Accessible Learning and Enhancing
Student Education,” Int. J. Infonomics, vol. 10, no. 1, pp. 1288–1295, 2017.
[3] ratih rizqi nirwana, “Pemanfaatan Laboratorium Virtual Dan E-Reference Dalam Proses
Pembelajaran Dan Penelitian Ilmu Kimia,” Phenom. VO - 1, vol. 1, no. 1, p. 115, 2017.
[4] I. Wilujeng, “Scientific Literacy : The Use of Android on Science Instructions Viewed on
Project Based Learning,” pp. 43–48.
[5] C. Chiong and C. Shuler, “Learning: Is there an app for that? Investigations of young
children’s usage and learning with mobile devices and apps.,” Joan Ganz Cooney Cent., p.
34, 2010.
.

Anda mungkin juga menyukai