Anda di halaman 1dari 12

Isian Substansi Proposal l

PENELITIAN TESIS MAGISTER (PTM)


Petunjuk:Pengusul hanya diperkenankan mengisi di tempat yang telah disediakan sesuai dengan petunjuk
pengisian dan tidak diperkenankan melakukan modifikasi template atau penghapusan di setiap bagian.

Tuliskan judul usulan penelitian


JUDUL USULAN
Pengembangan Virtual Laboratory Berbasis Model Discovery Learning Pada Perubahan
Energi Untuk Meningkatkan Keterampilan Dasar Proses Sains dan Literasi Digital Pada Siswa
Kelas IV SD N Mejing
2…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………

Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang penelitian, tujuan dan
tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang
diusulkan.

RINGKASAN
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu pengetahuan yang dekat dengan manusia. IPA
berusaha menjawab fenomena-fenomena alam melalui metode ilmiah. Salah satu metode
ilmiah yang dapat digunakan adalah kegiatan simulasi dan percobaan. Kegiatan simulasi dan
percobaan berbasis penelitian mendukung siswa untuk dapat melatih keterampilan dasar proses
sainsnya. Guru menilai pada pembelajaran daring yang tengah dilaksanakan saat ini membuat
kegiatan simulasi dan percobaan menjadi terhambat. Hal ini mempengaruhi kinerja aktif siswa,
keterampilan dasar proses sains. Selain itu, seiring dengan berkembangnya teknologi dan
informasi, sangat dibutuhkan kemampuan literasi digital yang dapat membantu kegiatan belajar
daring jarak jauh. Dengan demikian dibutuhkan alternatif media yang dapat membantu
pelaksanaan praktikum dalam kegiatan belajar daring.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan media pembelajaran berupa virtual
laboratory berbasis model discovery learning yang valid dan efektif untuk meningkatkan
kinerja aktif siswa, keterampilan dasar proses sains siswa, dan literasi digital. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut, peneliti melakukan penelitian dan pengembangan. Model
pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ADDIE. Metode model
pengembangan ADDIE tersebut berisi lima tahap yang dapat digunakan untuk mendesain dan
mengembangkan sebuah program penelitian yang efektif dan efisien. Langkah-langkah model
ADDIE yaitu: 1) analyze (analisis), 2) design (perancangan), 3) development (pengembangan),
4) implementation (implementasi), dan 5) evaluation (evaluasi) (1).
Media virtual laboratory yang dikembangkan selanjutnya akan dilakukan proses uji validasi.
Proses valdasi meliputi validasi ahli media dan ahli materi. Setelah media valid maka media
akan diujicobakan dalam 2 tahap, yaitu uji coba terbatas dan uji coba kelas. Uji coba tersebut
dimaksudkan untuk mengukur kelayakan dan efektifitas media yang dikembangkan. Uji coba
kelas akan dilakukan di kelas 4A dan 4B SD N Mejing 2 yang berjumlah 62 siswa. Data yang
didapatkan dari uji coba kelas selanjutnya akan dianalisis. Analisis data kelayakan media
diperoleh dari rerata nilai panel validasi ahli, respon siswa serta respon guru yang selanjutnya
akan dikonversi menjadi data kualitatif. Analisis data efektifitas media dilakukan dengan
menggunakan uji manova, uji n-gain, dan uji effect size.
Penelitian ini merupakan penelitian tesis magister. Luaran wajib dari penelitian ini adalah
menghasilkan produk serta satu artikel yang dimuat dalam jurnal ilmiah nasional bereputasi,
serta luaran tambahan yaitu memiliki hak kekayaan intelektual dalam bentuk hak paten
untukhasil penelitian dseminarkan di media virtual laboratory berbasis model discovery
learning yang diciptakan dari lembaga Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual Kementrian
Hukum dan HAM Republik Indonesiaseminar internasional.
Penelitian ini sesuai dengan TKT Jenis Sosial Humainora dan Pendidikan pada level 2 dengan
target akhir TKT pada level 3, yaitu implementasi dan pembuktian konsep.

Kata kunci maksimal 5 kata


KATA KUNCI
Virtual_laboratory; model_discovery_learning; keterampilan_dasar_proses sains;
literasi_digital; pembelajaran_daring

Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan
yang akan diteliti, tujuan khusus dan studi kelayakannya. Pada bagian ini perlu dijelaskan
uraian tentang spesifikasi keterkaitan skema dengan bidang fokus atau renstra penelitian PT.
LATAR BELAKANG
Sesuai dengan Keputusan Pemerintah 24 Maret 2020 Kemendikbud menerbitkan Surat Edaran
Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam keadaan darurat dengan
penyebaran Covid-19. Keputusan tersebut menjelaskan proses belajar jarak jauh secara daring
dari rumah masing-masing untuk menyediakan pengalaman belajar yang baru dan bermakna
bagi pendidik, siswa dan orang tua (2)(2). Dalam kegiatan pembelajaran daring, guru kesulitan
mengontrol pembelajaran yang berbasis pada kegiatan penemuan karena adanya keterbatasan
ruang dan waktu, serta sumber dan media pendukung pembelajaran (3)(3). Akibat dari
terbatasnya kegiatan penemuan dan percobaan praktikum keterampilan sains dasar menjadi
menurun (4)(4).
Praktikum merupakan bagian dari kegiatan belajar mengajar untuk memantapkan penguasaan
materi yang bersifat aplikatif. Melalui kegiatan yang mandiri, terbimbing, dan pemanfaatan
sarana praktikum yang optimal diharapkan dapat membantu keterampilan dasar proses sains (5)
(5). Keterampilan dasar proses sains harus ada dalam pembelajaran sains di kelas untuk
memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Penguasaan keterampilan dasar
proses sains yang baik secara signifikan mempengaruhi sikap ilmiah siswa (6)(6).
Pandemi menuntut modernisasi pendidikan, baik dalam proses pembelajaran maupun
praktikum (7)(7). Menurut rekomendasi World Economic Forum 2015, masyarakat
internasional harus memiliki beberapa keterampilan abad ke-21, salah satunya adalah
penguasaan TIK. Pentingnya penguasaan TIK dapat diwujudkan melalui keterampilan digital.
Karena siswa menghabiskan setidaknya 30% dari waktu mereka di laboratorium nyata, sangat
penting kegiatan pembelajaran untuk dapat meningkatkan keterampilan digital siswa (8)(8).
Kedua masalah tersebut dijumpai SD N Mejing 2. Guru menilai pada pembelajaran daring
yang tengah dilaksanakan saat ini membuat kegiatan simulasi dan percobaan menjadi
terhambat. Hal ini mempengaruhi kinerja aktif dan keterampilan dasar proses sains siswa.
Menurut guru, terhambatnya kegiatan simulasi dan percobaan pada pembelajaran daring
disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya ketersedian media pembelajaran yang mampu
mendukung kegiatan simulasi dan percobaan secara daring yang masih terbatas. Selain itu,
pembelajaran daring memaksa guru dan siswa untuk dapat memanfaatkan teknologi dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Berdasarkan pemaparan masalah, peneliti menawarkan proposal penelitian dengan tujuan
khusus penelitian yaitu, 1) mengembangkan virtual laboratory berbasis model discovery
learning yang layak dan efektif, 2) menghasikan virtual laboratory berbasis model discovery
learning yang mampu meningkatkan keterampilan sains dan literasi digital.
Studi kelayakan pada penelitian ini menunjukkan bahwa literasi digital merupakan
kemampuan yang penting untuk dikembangkan di era society 5.0 (9)(9). Literasi digital dapat
dipromosikan dan ditingkatkan dengan penggunaan virtual laboratory sebagai alternatif media
percobaan pembelajaran daring (10)(10). Dalam kegiatan percobaan keterampilan dasar proses
sains perlu dikembangkan sebagai bekal penguasaan keterampilan proses sains lanjut (11)(11).
Praktikum dapat membantu mengembangkan keterampilan dasar proses sains (12)(12). Sebagai
model pembelajaran yang berbasis penemuan, melalui sintaks discovery learning, keterampilan
dasar proses sains dapat dikembangkan (13)(13).
Penelitian ini diajukan pada skema penelitian dasar program penelitian pascasarjana yakni
Penelitian Tesis Magister (PTM). Bidang fokus riset pada penelitian ini adalah social
humaniora-budaya-pendidikan dengan tema riset pendidikan yang berfokus pada topik riset
teknologi pendidikan dan pembelajaran.

Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dalam
bidang yang diteliti/teknologi yang dikembangkan. Sumber pustaka/referensi primer yang
relevan dan dengan mengutamakan hasil penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang
terkini.
TINJAUAN PUSTAKA
Keterampilan Dasar Proses Sains
Keterampilan proses sains merupakan keterampilan dalam pembelajaran IPA dengan
mempraktikkan tata cara ilmiah selama proses belajar mengajar di kelas sehingga siswa
lebih paham dengan materi-materi yang sudah didapat (14).(14) Pembelajaran keterampilan
dasar proses sains penerapanya dalam pembelajaran meliputi lima pengalaman belajar yaitu:
mengamati (observing), menanya (questioning), mengumpulkan informasi (experimenting),
menalar/mengasosiasi (associating), dan mengomunikasikan (communicating) (15)(15).
Dalam pembelajaran Keterampilan dasar proses sains dirancang dengan kengiatan atau
penyelidikan yang berpusat kepada siswa, yang biasanya berfokus kepada kegiatan proses
penemuan dibandingkan hasil belajar (16) (16).
Keterampilan dasar proses sains sangat diperlukan di sekolah dasar karena merupakan dasar
untuk menghadapi keterampilan yang lebih kompleks, memberikan siswa keterampilan
berpikir tingkat tinggi untuk memecahkan masalah, memperoleh pengetahuan baru,
menemukan konsep, dan mengembangkan pengetahuan. Dengan penerapan keterampilan dasar
proses sains, diharapkan proses pembelajaran lebih bermakna, dan siswa aktif mencari sendiri
konsep materi agar mudah diakses (17).(17).
Literasi Digital
Literasi digital adalah proses menggunakan teknologi untuk mengakses, mengelola,
mengintegrasi, mengevaluasi, hingga menciptakan informasi yang dapat bermanfaat bagi
masyarakat dengan tetap mempertimbangkan nilai etika dan legalitas di dalamnya (18) (18).
Kemampuan literasi digital adalah kemampuan untuk menggabungkan keterampilan
pemrosesan teknis, keterampilan kognitif, dengan mempertimbangkan nilai sosial mereka (19)
(19).
Elemen penting literasi digital adalah menyangkut kemampuan apa saja yang harus dikuasai
dalam pemanfaatan tekonologi informasi dan komunikasi. Terdapat sembilan elemen penting
dalam dunia litersi digital seperti social networking, transliteracy, maintaining privacy,
managing identity, creating content, organizing and sharing content, reusing/repurposing
content, filtering and selecting content, serta self-broadcasting (20)(20). Adapun manfaat dari
penguasaan literasi digital yaitu menghemat waktu, belajar lebih cepat, membuat lebih aman,
senantiasa memperoleh informasi terkini, selalu terhubung, membuat keputusan yang lebih
baik, dapat membuat anda bekerja, membuat lebih bahagia, dan dapat mempengaruhi dunia
(21)(21).
Discovery learning
Pembelajaran discovery learning atau metode belajaran penemuan merupakan pembelajaran
yang berusaha menumbuhkan keaktifan belajar siswa dengan cara menemukan dan menyelidiki
sendiri pengetahuan yang ingin diketahui (22)(22). Hasil belajar dari metode ini akan melekat
lebih lama dalam pikiran siswa, serta tidak mudah dilupakan oleh siswa (23)(23). Melalui
pembelajaran penemuan, siswa juga dapat belajar berpikir analitis dan mencoba memecahkan
masalahnya sendiri (24)(24). Dengan penerapan model discovery learning dapat meningkatkan
kemampuan siswa untuk menemukan, mengubah kondisi belajar dari pasif menjadi lebih aktif
dan kreatif (25)(25).
Model pembelajaran ini memungkinkan guru untuk mengubah pembelajaran yang semula
berorientasi pada guru menjadi berorientasi pada siswa (26 )(26).
Dalam pembelajarannya tahapan discovery learning adalah sebagai berikut. 1) menjelaskan
tujuan pembelajaran dan menyiapkan siswa, 2) membimbing siswa memecahkan masalah, 3)
merumuskan hipotesis, 4) melaksanakan kegiatan penemuan, 5) menunjukkan hasil kegiatan
penemuan, dan 6) mengevaluasi kegiatan penemuan (27)(27).
Melalui tahapan-tahapan belajar model discovery learning, pengetahuan yang dipelajari dengan
cara lain, pengetahuan yang didapat melalui model discovery learning dapat bertahan lebih
lama atau lebih mudah diingat (28) (28). Model discovery learning dapat meningkatkan
kemampuan penalaran dan belajar siswa (29) (29). Model discovery learning juga memiliki
kekurangan diantaranya yaitu, penggunaan model discovery learning dalam jangka waktu yang
panjang akan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi kurang efektif (11)(11).
Virtual laboratory
Virtual laboratory atau laboratorium mayavirtual laboratory merupakan multimedia interaktif
yang dikemas dalam bentuk seperangkat alat laboratorium (30). (30). Multimedia interaktif
laboratorium mayavirtual laboratory berupa perangkat lunak komputer berbasis yang
beroperasi dengan perangkat keras computer (31)(31).. Laboratorium mayaVirtual laboratory
berusaha mensimulasikan aktivitas laboratorium, ke dalam perangkat seolah-olah pengguna
melakukan aktivitas di laboratorium yang sebenarnya (30)(30)..
Kegiatan simulasi yang dilakukan dalam laboratorium mayavirtual laboratory memungkinkan
siswa untuk mengulangi percobaan berkali-kali tanpa risiko bahaya (32) (32). Hal ini
dikarenakan siswa tidak bersentuhan secara langsung dengan peralatan dan bahan percobaan.
Hal ini mengurangi resiko kecelakaan yang dapat terjadi di laboratorium nyata.
Disamping kelebihan tersebut laboratorium mayavirtual laboratory tidak dapat menggantikan
laboratorium nyata, tetapi dapat menjawab tantangan yang ada dan mengoptimalkan proses
pembelajaran (33)(33). Laboratorium nyata memberikan pengalaman langsung dan
menwarkan pembelajaran hands on science yang tidak dapat diberikan oleh laboratorium
mayavirtual laboratory (34)(34).. Meskipun laboratorium mayavirtual laboratory tidak dapat
membuat siswa untuk bersentuhan langsung dengan peralatan dan bahan percobaa,
laboratorium mayavirtual laboratory tetap dapat membantu siswa dalam memeriksa data
anomali yang tidak sesuai dengan pengetahuan, teori, dan pengetahuan sebelumnya (35)(35).
State of The Art
Menurut rekomendasi World Economic Forum 2015, masyarakat harus memiliki beberapa
keterampilan abad ke-21. Beberapa keterampilan tersebut adalah literasi dasar, kemampuan
dan karakter. Literasi dasar tersebut meliputi literasi baca tulis, literasi numerik, literasi
saintifik, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan (19) (19).
Pengunaan multimedia digital dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan penguasaan
literasi digital atau literasi digital (36)(36). Literasi digital adalah kemampuan menggunakan
teknologi dan informasi dari piranti digital secara efektif dan efisien dalam berbagai konteks
(37) (37). Memadukan kemampuan literasi digital dalam pengunaan multimedia berbasis
penemuan dapat membantu meningkatkan keterampilan dasar proses sains (38) (38).
Keterampilan dasar proses sains penting untuk diajarkan untuk melatih siswa mampu berpikir
tingkat tinggi dan berprilaku aktif dalam proses pembelajaran (39)(39). Adapun novelti dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) virtual laboratory tidak hanya multimedia yang
mempermudah pemahaman materi bagi siswa, tetapi juga memberikan kesempatan bagi siswa
untuk mengembangkan literasi digital. 2) virtual laboratory yang berbasis model discovery
learning dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan dasar proses sains.
Road Map Penelitian
Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) penelitian UNY tahun 2021-2025, Pusat Unggulan
IPTEK (PIU) di UNY terbentuk sebagai bentuk tindakan nyata hilirisasi dan investasi luaran
atau produk-produk penelitian unggulan agar dapat bermanfaat lebih luas untuk masyarakat.
Ruang lingkup Renstra penelitian ini diilustrasikan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Ruang Lingkup Rencana Strategis Penelitian UNY 2020-2025


Berdasarkan Renstra Penelitian UNY 2020-2025 tersebut, penelitian ini pada ruang lingkup
bidang ilmu pendidikan dengan subbidang teaching-based research. Subbidang tersebut
menghasilkan rumusan maupun model pendidikan pembelajaran berbasi riset dan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK).
Penelitian menghasilkan media virtual laboratory sebagai alternative media pendukung untuk
kegiatan penemuan dalam pembelajaran. Berikut adalah gambaran mengenai road map
penelitian pengembangan ini. Media virtual laboratory yang dihasilkan diharapkan dapat
membantu meningkatkan keterampilan dasar proses sains dan literasi digital siswa pada
pembelajaran. Dengan demikian diharapkan penelitian dapat berkontribusi dalam
menempatkan UNY sebagai pusat rujukan pengembangan pembelajaran berbasis riset dan TIK.
Adapun road map penelitian ini adalah sebagai berikut.

Gambar 2. Road Map Penelitian


Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata.
Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang akan dikerjakan selama waktu yang
diusulkan. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang jelas, semua
tahapan untuk mecapai luaran beserta indikator capaian yang ditargetkan. Pada bagian ini harus
juga dijelaskan tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan penelitian yang
diusulkan.

METODA
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development. Model
pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ADDIE. Model tersebut
berisi lima tahap yang dapat digunakan untuk mendesain dan mengembangkan sebuah program
penelitian yang efektif dan efisien. Langkah-langkah model ADDIE yaitu: 1) analyze
(analisis), 2) design (perancangan), 3) development (pengembangan), 4) implementation
(implementasi), dan 5) evaluation (evaluasi) (1)(1). Penggunaan model ADDIE perlu
dilakukan secara bertahap dan menyeluruh agar mencapai sasaran yang diinginkan. Prosedur
pengembangan model ADDIE menurut Branch [30] jika digambarkan menjadi seperti gambar
3 berikut (40).:

Gambar 3. Prosedur Pengembangan Model ADDIE

Adapun untuk langkah pengembangan yang dilakukan dala penelitian pengembangan media
pembelajaran ini meliputi tahapan seperti pada gambar 34 berikut:
Gambar 4. Diagram Alir Penelitian
Pengambilan subjek penelitian ini didasarkan pada hasil observasi yang dilakukan peneliti saat
melakukan observasi di SD Negeri Mejing 2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD
Negeri Mejing 2 yang terdiri atas kelas A dan kelas B dengan jumlah 62 siswa. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian pengembangan ini terdiri dari teknik tes
dan non-tes.
Desain Uji Coba
Uji Validasi
Perangkat penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba sebelum diberikan pada subyek
penelitian. Uji coba dilakukan melalui uji validitas dan uji reliabilitas agar instrumen dapat
dinyatakan layak dan reliabel. Uji validasi dilakukan kepada ahli media dan ahli materi. Ahli
media yang dipilih merupakan dosen media dan teknologi pembelajaran dari Program Studi
Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UNY. Ahli materi yang dipilih merupakan
dosen Ilmu Pengetahuan Alam dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Ilmu Pendidikan UNY.
Uji Kelayakan
Uji kelayakan dilakukan untuk mengetahui kelayakan media virtual laboratory menurut respon
siswa dan guru. Uji kelayakan dilakukan dengan memberikan lembar respon kepada guru dan
siswa.
Uji Efektifitas
Uji efektifitas dilakukan untuk mengetahui efektifitas media virtual laboratory dalam uji coba
kelas. Uji coba kelas dilakukan dengan metode penelitian quasi experiment dengan rancangan
nonequivalent control group design. Uji coba kelas dilakukan di kelas 4 A dan B dengan
melibatkan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Quasi experiment akan dilakukan
dengan membandingkan efektifitas media virtual laboratory berbassis model inkuiri (kelas
kontrol) dan virtual laboratory berbasis model discovery learning (kelas eksperimen). Berikut
desain dari quasi experiment tersebut.
Gambar 5. Desain Uji Coba Kelas
Keterangan:
R1 : kelas eksperimen
R2 : kelas kontrol
O1 : pre-test pada kelas eksperimen
O2 : post-test pada kelas eksperimen
O3 : pre-test pada kelas kontrol
O4 : post-test pada kelas kontrol
X1 : penerapan virtual laboratory berbasis model discovery learning
X2 : penerapan virtual laboratory berbasis model inkuiri

Analisis Data
Validasi Media
Data validasi media diperoleh dalam bentuk rerata penilaian ahli media dan ahli materi yang
selanjutnya dikonversi ke dalam data kualitatif menggunakan pedoman penilaian.
Uji Kelayakan
Data kelayakan media diperoleh dalam bentuk rerata penilaian respon siswa dan guru yang
selanjutnya dikonversi ke dalam data kualitatif menggunakan pedoman penilaian.
Uji efektivitas
Uji efektivitas bertujuan untuk mengetahui seberapa besar efek yang diberikan oleh media
terhadap variable terikat. Uji efektivitas meliputi uji gain score, uji manova, dan uji effect size.
Hasil analisis kemudian dikonversi ke data kualitatif dengan pedoman penilaian.
Pembagian tugas tim dalam pelaksanaan penelitian bisa dilihat dalam gambar 6 berikut.

Gambar 6. Pembagian Tugas Tim Peneliti


Ketua pengusul bertugas untuk mengusulkan proposal penelitian serta memberikan bimbingan
dan arahan selama pelaksanaan penelitian. Mahasiswa sebagai anggota bertugas untuk
melaksanakan penelitian sesuai dengan rencana yang disetujui ketua selaku pembimbing tesis.

Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.
JADWAL PENELITIAN

Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penyusunan proposal
2 Perijinan
3 Pengambilan data awal
4 Analisis data awal
5 Pengembangan draft produk
6 Validasi ahli
7 Evaluasi draft produk
8 Uji Coba Skala Terbatas
9 Uji Coba Kelas
10 Penulisan Laporan Akhir
11 Submit Jurnal Nasional Bereputasi
12 Pendaftaran Hak Paten

Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
DAFTAR PUSTAKA
[1.] ………………………………………………………………………………………………
[2.] ………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………..……………………… dst.1.
Tegeh IM, Kirna IM. Pengembangan Bahan Ajar Metode Penelitian Pendidikan dengan
ADDIE Model. J IKA [Internet]. 2013;11(1):16. Available from:
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/IKA/article/view/1145
2. Kementerian PUPR. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 242/KPTS/M/2020 tentang Batasan Penghasilan Kelompok Sasaran
Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Bersubsidi, Besaran Suku Bunga/Marjin
Pembiayaan Bersubsidi, Lama Masa Subsidi dan Jangka Waktu Kred. 2020;1–9.
Available from: https://jdih.pu.go.id/detail-dokumen/2654/1
3. Patekur P, Fadiana M. Kesulitan Guru Biologi Dalam Melaksanakan Pembelajaran Jarak
Jauh Di SMAN 1 Paciran. Diklabio J Pendidik dan Pembelajaran Biol. 2021;5(2):157–
68.
4. Siswono H. Analisis Pengaruh Keterampilan Proses Sains Terhadap Penguasaan Konsep
Fisika Siswa. Momentum Phys Educ J. 2017;1(2):83.
5. Sadjati IM, Pertiwi PR. Persepsi Mahasiswa Tentang Penyelenggaraan Praktikum Pada
Pendidikan Tinggi Terbuka Jarak Jauh (Kasus: Program Studi Agribisnis Fmipa
Universitas Terbuka). J Pendidik Terbuka dan Jarak Jauh [Internet]. 2013;14(1):45–56.
Available from: http://jurnal.ut.ac.id/index.php/JPTJJ/article/view/128/103
6. Zeidan AH, Jayosi MR. Science Process Skills and Attitudes toward Science among
Palestinian Secondary School Students. World J Educ. 2014;5(1):13–24.
7. Hendriyani ME, Novi R. Laporan Praktikum Mandiri Dalam Bentuk Video Presentasi
Untuk Mengembangkan Kreativitas Dan Komunikasi Lisan Di Masa Pandemi Covid-19.
Pros Semin Nas Pendidik FKIP Univ Sultan Ageng Tirtayasa. 2020;3(1):328–39.
8. Slavov V, Asenova A, Yotovska K. Virtual Labs -Enhancing Digital Skills in
Engineering Education. INTED2019 Proc. 2019;1(March):9711–8.
9. Wijaya IKB, Supadmini NK. Pengembangan Literasi Digital pada Pembelajaran IPA di
Era New Normal. In: Seminar Nasional Kolaborasi PGSD, Magister Manajemen
Pendidikan, PG PAUD, dan Magister PG PAUD Universitas Lambung Mangkurat.
2020. p. 1–6.
10. Nair B, Krishnan R, Nizar N, Radhamani R, Rajan K, Yoosef A, et al. Role of ICT-
enabled visualization-oriented virtual laboratories in Universities for enhancing
biotechnology education – VALUE initiative: Case study and impacts. FormaMente.
2012;7(1):209–29.
11. Khoirunnisa F. Penggunaan model pembelajaran discovery learning pada materi
mubtada khabar kelas vii mts al-musyawarah lembang. ALSUNIYAT J Penelit Bahasa,
Sastra, dan Budaya Arab. 2020;2(2):126–36.
12. Gaffar AA, Sugandi MK. Effectiveness of Virtual-Based Practicum to Increase
Student’s Science Process Skills of Senior High School on Invertebrate Concept.
BiIOSPER. 2019;405–11.
13. Rizal R. Implementasi Discovery Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Dasar
Proses Sains Siswa Sma. J Teach Learn Phys. 2019;4(1):1–10.
14. Ratnasari D, Sukarmin S, Suparmi S, Harjunowibowo D. Analysis of science process
skills of summative test items in physics of grade X in Surakarta. J Pendidik IPA
Indones. 2018;7(1):41–7.
15. Permendikbud. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014
Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. 2014;51.
16. Ikhsan M. Peningkatan Kemampuan Keterampilan Proses Sains melalui Praktikum
Sederhana di SDN 004 Filial Kutai. JMM (Jurnal Masy Mandiri). 2020;4(2):1–5.
17. Cahyono B. Analisis Ketrampilan Berfikir Kritis Dalam. Aksioma. 2017;8(1):50–64.
18. Nurhadryani Y, Sa’diah HT, Wirnas D, Ardiansyah F. Evaluasi ICT (Information and
Communication Technology) Literacy Petani Kedelai. J Ilmu Komput dan Agri-
Informatika. 2019;5(2):128.
19. Helaludin. Peningkatan Kemampuan Literasi Teknologi dalam Upaya Mengembangkan
Inovasi Pendidikan di Perguruan Tinggi. Pendais [Internet]. 2019;I(skor 403):44–55.
Available from: https://uit.e-journal.id/JPAIs/article/view/218
20. Wheeler S. Digital literacies for engagement in emerging online cultures. eLC Res Pap
Ser. 2012;(5).
21. Liansari V, Nuroh EZ. Realitas Penerapan Literasi Digital bagi Mahasiswa FKIP
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Proc ICECRS. 2018;1(3):241–52.
22. Schunk DH. Learning Theories An Educational Perspective Sixth Edition. Vol. 71, MA
Pearson Education Inc. Boston; 2012. 5–21 p.
23. Dunlosky J, Rawson KA, Marsh EJ, Nathan MJ, Willingham DT. Improving students’
learning with effective learning techniques: Promising directions from cognitive and
educational psychology. Psychol Sci Public Interes Suppl. 2013;14(1):4–58.
24. Indrayati I, Rahmat B, Mulyono I, Slamet S. An innovative learning in accounting
information system course using discovery learning and project-based learning at State
Polytechnic of Malang Indonesia. Palarch’s J Archaralogy Egypt/Egyptogy.
2021;18(4):6958–70.
25. Kistian A, Mahdi TK. The effect of discovery learning methods and the ability to think
creatively on the learning outcomes of students in grade v sdn gunung keling west aceh
district. Br J Educ. 2019;7(9):47–58.
26. Ana NY. Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam Peningkatan
Hasil Belajaran Siswa Di Sekolah Dasar. Pedagog J Ilmu Pendidik. 2019;18(2):56.
27. Nindya E. Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran
Discovery. J Pendidik Ke SD-an. 2018;4(2):369–74.
28. Mukti YP, Masykuri M, Sunarno W, Rosyida UN, Jamain Z, Dananjoyo MD. Exploring
the Impact of Project-Based Learning and Discovery Learning to The Students’
Learning Outcomes: Reviewed from The Analytical Skills. J Ilm Pendidik Fis Al-Biruni.
2020;9(1):121–31.
29. Zubainur CM, Jannah R, Syahjuzar, Vello A. Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
Melalui Model Discovery Learning Di Sekolah Menengah Aceh. 2020;21.
30. Yuniarti A, Yeni LF, Yokhebed. Development of Virtual Laboratory Based on
Interactive Multimedia on Planting and Painting Bacteria. J Phys Conf Ser. 2017;895(1).
31. Kurino YD. Enhancing Students ’ Cognitive Abilities Through Predict Observe Explain.
2019;4(1):1–6.
32. Nugroho A. Efektifitas Laboratorium Virtual Dalam Pembelajaran Praktikum Analisis
Farmasi Pada Mahasiswa Farmasi Saat Pandemic Covid-19. Refleks Pembelajaran Inov.
2021;3(1):317–24.
33. Harefa N, Silalahi NFD, Purba LSL, Sianipar HF. The effect of colloids practicum e-
module to improve students’ interest on virtual lab during the covid-19 pandemic. J
Pendidik Kim. 2021;13(3):172–9.
34. Laelasari I, Sari NE, Nurhaya N. Strategi yang Dapat dikembangkan dalam
Pembelajaran Laboratorium Biologi. Thabiea J Nat Sci Teach. 2019;02(01).
35. Aljuhani K, Sonbul M, Althabiti M, Meccawy M. Creating a Virtual Science Lab
(VSL): the adoption of virtual labs in Saudi schools. Smart Learn Environ. 2018;5(1).
36. Nurcahyo MA. Penggunaan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Literasi Digital
Siswa SMP pada Mata Pelajaran IPA. J Pendidik Inform dan Sains. 2020;9(2):132–8.
37. Muliastrini NKE, Handayani NNL. Gerakan Literasi Digital Bermuatan Karakter Dalam
Menyongsong Pendidikan Abad 21 Era Society 5.0. Pros Webinar Nas IAHN-TP
Palangka Raya [Internet]. 2021;(3):79–85. Available from:
http://prosiding.iahntp.ac.id/index.php/seminar-nasional/article/view/91
38. Pratiwi SN, Cari C, Aminah NS. Pembelajaran IPA Abad 21 dengan Literasi Sains
Siswa. J Mater dan Pembelajaran Fis [Internet]. 2019;9(1):34–42. Available from:
https://jurnal.uns.ac.id/jmpf/article/view/31612
39. Zahroh faristya putri, Sudibyo E, Mitarlis. Peningkatan Keterampilan Proses Sains
Siswa Melalui Model Pembelajaran Guided Inquiry Pada Materi Suhu dan
Perubahannya. J Penelit Pendidik IPA. 2017;2(2):45–52.
40. Branch RM. Approach, Instructional Design: The ADDIE. Vol. 53, Department of
Educational Psychology and Instructional Technology University of Georgia. 2009. 1–
198 p.

Anda mungkin juga menyukai