(Proposal)
Oleh
Ani Latifatun Naj’iyah
yaitu kemampuan memahami cara kerja mesin, dan aplikasi teknologi, (3)
yang dipenuhi dengan ilmu sains dan teknologi ini pendidik dan peserta
didik dituntut memiliki kemampuan belajar mengajar serta menguasi sains
dan teknologi.
dkk (2014) dan Wulandari & Shofiyah (2018) yang menyatakan penalaran
serta (3) perbedaan gaya belajar siswa, sejalan dengan pendapat Arifin
(2013) dan Hatami (2012) yang menyatakan bahwa setiap siswa memiliki
gaya belajar masing-masing sesuai dengan yang mereka sukai, dan gaya
belajar yang diperoleh siswa, serta keterampilan yang dimiliki oleh siswa,
hal ini didukung pendapat Lei (2014) dan Li (2016) bahwa pembelajaran
konvensional tidak merangsang rasa ingin tahu dan keterampilan siswa,
yang diperoleh.
berbagai gaya belajar siswa, dapat dipahami semua siswa yang memiliki
siswa, tidak peduli dengan gaya belajar, kemampuan awal serta kemampuan
bernalar siswa. Penggunaan program pembelajaran ini diharapkan dapat
aktif dan mampu memberikan argumentasi ilmiah dengan baik dari setiap
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
pendekatan STEM?
pendekatan STEM?
pendekatan STEM?
C. Tujuan Penelitian
pendekatan STEM
D. Manfaat Penelitian
diantaranya
argumentasi
2. Bagi siswa dapat memperoleh pemahaman yang sama dengan siswa lain
E. Ruang Lingkup
performance argumentasi
kehidupan
kehidupan.
II. Kajian Pustaka
peserta didik memiliki pola pikir peserta didik bahwa sains dan matematika
teknologi. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kelley
dan Knowles (2016) bahwa proses pembelajaran yang monoton dalam sains
proses pembelajaran.
berbasis STEM.
merupakan salah satu target pendidikan saat ini yang dibutuhkan untuk
motivasi belajar siswa. Disamping itu juga dapat membekali siswa dengan
menyelesaikan masalah.
B. Program Pembelajaran
Kerja Peserta Didik (LKPD) ataupun bahan ajar lainnya. Setiap guru
peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka
pembelajaran.
C. Gaya Belajar
Gaya belajar merupakan cara yang digunakan peserta didik supaya lebih
mudah menerima informasi. Gaya belajar individu mengacu pada gaya atau
belajar yang berbeda dan memiliki kecerdasan yang berbeda. Ketika guru
mengajar sesuai dengan gaya belajar peserta didik maka hal tersebut dapat
guru mengajar dengan metode yang bisa diterima oleh semua siswa yang
kecerdasan siswa dapat dicapai secara maksimal melalui gaya belajar, yaitu
dengan kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan gaya belajar siswa.
belajar setiap siswa, sehingga setiap siswa dengan berbagai gaya belajarnya
D. Pengetahuan Awal
hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang diungkapkan oleh
masing yang dia sadari. Ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa yang
memiliki pengetahuan awal yang cukup baik akan mudah memahami dan
sehingga siswa harus berusaha lebih keras untuk dapat memahami informasi
yang diberikan.
dengan pemberian tes. Hasil tes akan menunjukkan pengetahuan awal yang
mana siswa yang memiliki pengetahuan awal rendah harus berusaha lebih
keras dalam memahami materi yang diberikan supaya memperoleh hasil yang
sebanding dengan siswa yang memiliki pengetahuan awal cukup baik. Guru
menjadi salah satu hambatan dalam proses pembelajaran sains. Guru harus
konkret dari ide-ide abstrak dapat memotivasi mereka untuk membangun dan
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan menjadikan peserta didik
F. Keterampilan Argumentasi
yang telah dilakukan. Seperti yang diungkapkan oleh Magee dan Flessner
(2012) dan Jonassen dan Kim (2010) bahwa penguasaan konsep dapat dilihat
kemampuan berargumentasi.
Argumentasi ilmiah terdiri dari tiga aspek utama, yaitu claim, evidence, dan
Bukti dapat berupa data yang dikumpulkan peserta didik atau dari sumber lain
2009).
jawaban dari suatu permasalahan berdasarkan bukti yang nyata dan ilmiah.
A. Desain Penelitian
B. Prosedur Pengembangan
pengembangan 4-D (four-D Model) yang terdiri dari empat tahap, yaitu
3) Analisis konsep. Pada tahap ini dilakukan analisis materi yang perlu
2. Tahap Perancangan
Tujuan dari tahap perencanaan yaitu untuk merancang produk berupa
yang dikembangkan.
diantaranya:
diujikan kepada 15 peserta didik kelas 12. Uji coba kelompok kecil
dan diperbaiki sesuai dengan masukan validator dan hasil uji coba
proses pembelajaran.
Lebih jelasnya, prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini:
pembelajaran.
2) Angket uji validitas. Pengisian angket ini dilakukan oleh dosen ahli
4) Pretest dan posttest. Soal Pretest dan posttest diberikan untuk melihat
pretest dan posttest. Pengisian angket berupa skala likert yang dilakukan
angket untuk uji ahli desain dan uji ahli materi. Saran dari validator dapat
dan kemudahan dilakukan oleh peserta didik yang berupa angket uji
keterbacaan.
Data selanjutnya diperoleh dari hasil wawancara kepada guru fisika SMA
diperoleh melalui pretest dan posttest yang dilakukan oleh peserta didik.
Data hasil penelitian yang telah dilakukan, masih perlu dianalisis. Penelitian
kuantitatif.
berupa angket uji ahli materi dan uji ahli desain. Hasil jawaban pada
dari Arikunto (2011, p. 34). Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.
Persentase Kriteria
0,00 % - 20% Validitas sangat rendah / tidak baik
20,1% - 40% Validitas rendah / kurang baik
40,1% - 60% Validitas sedang / cukup baik
60,1% - 80% Validitas tinggi / baik
80,1% - 100% Validitas sangat tinggi / sangat
baik
Berdasarkan Tabel 4, peneliti memberi standar atau batasan bahwa
validitas sedang.
b. Data untuk Kepraktisan dan Kemudahan Penggunaan
berdasarkan tes (data kuantitatif) yang terdiri dari pretest dan posttest,
yaitu pretest dan posttest. Minimal skor yang diperoleh peserta didik
untuk lulus dalam tes sebesar 70. Hasil jawaban pretest dan posttest
1. Uji Normalitas
atau tidak normal. Data yang diuji berupa nilai hasil pretest dan
digunakan menurut Arikunto (2012, p. 149), yaitu (1) jika nilai sig.
> 0,05 maka H0 diterima yang berarti data terdistribusi normal; (2)
jika nilai sig. < 0,05 maka H0 ditolak yang berarti data terdistribusi
tidak normal.
2. Nilai N-Gain
rumus:
yaitu (1) apabila nilai sig. ≤ 0,05 maka H1 diterima; (2) apabila
Akcay, H., Yager, R. E., Iskander, S. M., & Turgut, H. (2010, June). Change in
student beliefs about attitudes toward science in grades 6-9. In Asia-Pacific
Forum on Science Learning and Teaching . 11 (1): 1-18.
Arifin, I., Solemon, B., Marina, M. D., dan Anwar, R. M. 2014. Learning Style and
Course Performance: an Empirical Study of Uniten in Students. International
Journal of Asian Social Science. 4 (2). 208-216.
Bao, L., Cai, T., Koening, K., Fang, K., Han, J., Wong, J. 2009. Learning and
Scientific Reasoning. Science. 32. 586-587
Barajas, R., Saavedra, P., Albeniz, J., dan Carrillo, I. 2014. The importance of
Knowing the Starting Level of Knowledge. Multidisciplinary Journal for
Education, Social and Technological Sciences. 1 (1). 69-82.
Bybee, R.W. (2010). What is STEM education. Science. 329 (5995). 996
Jonassen, D.H., dan Kim, B. 2010. Arguing to Learn and Learning to Argue:
Design Justifications and Guidelines. Educational Technology Research
and Development. 58 (4). 439-457
Karahan, E., Canbazoglu-Bilici, S., & Unal, A. (2015). Integration of Media Design
Processes in Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM)
Education. Eurasian Journal of Educational Research, 60, 221-240.
Kelley, T. R., dan Knowles, J.G. 2016. A conceptual framework for integrated
STEM education. International Journal of STEM Education. 3 (1). 1-10.
Kultuca, A.Y., Dogan, N., dan Cetin, P.S. 2014. Effect of Knowledge of Content
on Scientific Argumentation Quality: Cloning Context. Journal of Science
and Mathematics Education. 8 (1): 1-30.
Li, F., Qi, J., Wang, G., & Wang, X. (2014). Traditional Classroom Vs E-Learning in
Higher Education: Difference Between Students' Behavioral
Engagement. International Journal of Emerging Technologies in Learning
(iJET), 9(2), 48-51.
McNeill, K. L., & Krajcik, J. (2009). Synergy Between Teacher Practices and
Curricular Scaffolds to Support Students in Using Domain-Specific and
Domain-General Knowledge in Writing Arguments to Explain Phenomena.
The Journal of The Learning Sciences. 18; 416-460
Morris, B. J., Croker, S., Manisck, A. M., & Zimmerm, C. (2012). The Emergence of
Scientific Reasoning. Current Topics in Children’s Learning and Cognition.
doi:10.5772/53885.
Ratumanan, T.G., dan Laurent, T. (2011). Penilaian Pada Hasil Belajar Pada
Tingkat Satuan Pendidikan. Surabaya: Unesa University Press
Ronald, A.I. 2015. Students’ Initial Knowledge State And Test Design: Towards A
Valid And Reliable Test Instrument. Journal of College Teaching & Learning.
12 (4). 189-193.
Saleh, S. 2012. Dealing with the Problem of the Differences in Students’ Learning
Styles in Physics Education via the Brain Based Teaching Approach.
International Review of Contemporary Learning Research An International
Journal. 1(1). 47-56.
Selisne, M., Sari, Y.S., dan Ramli, R. 2019. Role of Learning Module in STEM
Approach to Achieve Competence of Physics Learning. Journal of Physics:
Conference Series. 1185 (1) : 1-6
Woolley, J. S., Deal, A. M., Green, J., Hathenbruck, F., Kurtz, S. A., Park, T. K.,
dan Jensen, J. L. (2018). Undergraduate Students Demonstrate Common
False Scientific Reasoning Strategies. Thinking Skills and Creativity. 27. 101-
113.
Wynd, W.R., dan Bozman, C.S. 2015. Student Learning Style: A Segmentation
Strategy for Higher Education. Journal of Education for Business. 71 (4).
232-235.