Anda di halaman 1dari 11

Mata Kuliah : Landasan dan Kinerja Teknologi Pendidikan

Nama : Boby Waldani


Nim : 8186122005
Prodi : Teknologi Pendidikan B 2018
Dosen Pengampuh :Ibu. Dr. Farihah, M.Pd

Ujian Tengah Semester !


1. Apakah yang menjadi landasan dan falsafah teknologi pendidikan
sebagai suatu disiplin keilmuan, uraikan serta berikan contohnya !
Jawab :

Sebagai sebuah ilmu teknologi pendidikan juga memiliki landasan.


Salah satunya adalah landasan filosofis yang dapat dikaji melalui tiga kajian
filsafat yaitu ontology, epistimologi, dan aksiologi.

a. Ontologi

Ontologi bertolak atas penyelidikan tentang hakekat ada (existence and


being) (Brameld, 1955: 28). Pandangan ontologi ini secara praktis akan menjadi
masalah utama di dalam pendidikan. Sebab, siswa (peserta didik) bergaul
dengan dunia lingkungan dan mempunyai dorongan yang kuat untuk mengerti
sesuatu. Oleh karena itu teknologi pendidikan dalam posisi ini sebagai bagian
pengembangan untuk memudahkan hubungan siswa atau peserta didik dengan
dunia lingkungannya. Peserta didik, baik di masyarakat atau di sekolah selalu
menghadapi realita dan obyek pengalaman. Dalam ontology teknologi
pendidikan muncul akibat adanya sejumlah besar orang belum terpenuhi
kesempatan belajarnya, baik yang diperoleh melalui suatu lembaga khusus,
maupun yang dapat diperoleh secara mandiri.
Contoh Data statistik pendidikan menunjukkan bahwa angka
melanjutkan sekolah dari SD/MI ke SMP/MTs tahun 2002 adalah 51,2%.
Artinya terdapat 48,8% siswa SD/MI tidak dapat melanjutkan ke tingkat
SMP/MTs. Upaya apa yang harus dilakukan untuk memberi kesempatan belajar
kepada hampir 58,8% siswa yang tidak bisa melanjutkan ke SMP/MTs.
Disinilah peran penting adanya teknologi pendidikan yang diperlukan untuk
menemukan atau mencarikan solusinya dengan berbagai pendekatan yang
sistemis dan sistematik tentunya. Contoh lain Di sekolah misalnya. Dari 40
siswa dengan hanya satu orang guru, hanya beberapa orang saja yang
mendapatkan kesempatan belajar dengan baik. Bagaimana meningkatkan
keterlibatan belajar semua siswa secara efektif, efisien dan menarik di kelas?
Disinilah perlunya teknologi pendidikan
b. Epistemologi

Epistomologi atau Teori Pengetahuan berhubungan dengan hakikat dari


ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung
jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap
manusia.
Pandangan epistemologi tentang pendidikan akan membahas banyak
persoalan-persoalan pendidikan, seperti kurikulum, teori belajar, strategi
pembelajaran, bahan atau sarana-prasarana yang mengantarkan terjadinya
proses pendidikan, dan cara menentukan hasil pendidikan.
Pada dasarnya terdapat kemiripan objek telaah, antara ontologi dan
epistemologi, hanya yang membedakannya adalah ontologi menitipberatkan
pada objek telaah, sementara epistemologi lebih kepada prosesnya. Contohnya
pada dasarnya masalah belajar itu bisa dipandang sebagai objek kajian filsafat
namun juga bisa menjadi cara dan usaha untuk memperoleh ilmu dari cabang
ilmu teknologi pendidikan.
Masalah belajar dipandang sebagai objek manakala masalah belajar
hanya dilihat sebagai fenomena unik yang harus ditemukan solusinya. Karena
apabila dibiarkan saja, hal itu akan mendatangkan masalah yang baru yang
lebih komplek, namun masalah akan menjadi bagian dari usaha epistemologi
karena pada dasarnya masalah adalah proses yang paling dasar untuk
melakukan sebuah pengkajian, penelitian, guna menemukan cara, model,
metode, strategi baru dalam telaah ilmu teknologi pendidikan.
c. Aksiologi (axiology),
suatu bidang yang menyelidiki nilai-nilai (value) (candilaras, 2007). Menurut
Wijaya Kusumah dalam kajian aksiologi, yaitu apa nilai / manfaat pengkajian
teknologi pendidikan bisa diaplikasikan dalam beberapa hal, diantaranya
a. Peningkatan mutu pendidikan (menarik, efektif, efisien, relevan)
b. Penyempurnaan system Pendidikan
c. Meluas dan meratnya kesempatan serta akses pendidikan
d. Penyesuaian dengan kondisi pembelajaran
e. Penyelarasan dengan perkembangan lingkungan
f. Peningkatan partisipasi masyarakat
Dalam pengunaannya, aksiologi dalam teknologi pendidikan igunakan untuk :
1. Meningkatkan produktivitas pendidikan dengan jalan:

a. Memperlaju pentahapan belajar


b. Membantu guru menggunakan waktu secara efektif
c. Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapat
lebih banyak membina dan mengembangkan kegairahan belajar anak

2. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual dengan


yang lain

a. Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional


b. Memberikan kesempatan anak berkembang sesuai kemampuannya

3. Memberikan dasar pengajaran yang lebih ilmiah, dengan jalan:

a. Perencanaan program pengajaran yang lebih sistematik


b. Pengembangan bahan ajar yang dilandasi penelitian tentang perilaku

4. Lebih memantapkan pengajaran dengan jalan:

a. Meningkatkan kapasitas manusia dengan berbagai media komunikasi


b. Penyajian informasi dan data secara lebih konkrit

5. Memungkinkan belajar secara lebih akrab, karena dapat:

a. Mengurangi jumlah pemisah antara pelajaran di dalam dan di luar sekolah


b. Memberikan pengetahuan tangan pertama

6. Memungkinkan penyajian pendidikan lebih luas dan merata, terutama dengan


jalan:

a. Pemanfaatan bersama tenaga atau kejadian langka yang secara lebih luas
b. Penyajian informasi menembus batas geografi.

Dari paparan diatas tentang aksiologi filsafat ilmu teknologi pendidikan,


jelaslah bagi kita bahwa inti dari hasil temuan bidang ilmu pendidikan adalah solusi
atas masalah-masalah yang ditemukan dalam proses epistemologi ilmu teknologi
pendidikan. Aksiologi bisa berupa produk material maupun non material, misalnya
produk material berupa media pembelajaran material, bahan ajar, sumber belajar,
sarana, alat dan lingkungan tempat belajar, sementra produk non material diantaranya
metode pembelajaran baru, model penilaian baru, strategi pencapaian tujuan
pembelajaran baru dan lain sebagainya.
2. Bagaimana Penerapan Kawasan Teknologi Pendidikan dan implementasi
dalam pendidikan secara nasional?
Jawab ;
Penerapan Kawasan teknologgi pendidikan dalam system pendidiakn
nasional dapat dilihat dari Pada skala makro, terapan teknologi pendidikan
berpotensi mendorong berkembangnya sistem pembelajaran yang lebih
inovatif, pendayagunaan produk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk mendukung aktivitas pembelajaran, dan berkembangnya pola
pembelajaran yang bervariasi dan tidak terbatas dalam sistem persekolahan
(Miarso, 2004). Sistem pembelajaran inovatif sebagai bentuk terapan
teknologi pendidikan, telah berhasil dicitakembangkan dan beberapa
diantaranya dilembagakan dalam sistem pendidikan nasional. Sekolah Dasar
(SD) Kecil, SMP Terbuka, SMA Terbuka, Universitas Terbuka, Sekolah Satu
Atap, adalah bentuk riil dari terapan teknologi pendidikan dalam inovasi
pembelajaran yang telah melembaga sebagai bagian dari sistem pendidikan
nasional.
Sistem pembelajaran jarak jauh, pembelajaran berbasis web, e-
learning adalah terapan teknologi pendidikan untuk memenuhi kebutuhan
belajar yang prospektif ke depan seiring laju perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, terutama dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi
(Haryono, 2008). Terapan teknologi pendidikan dalam sistem pembelajaran,
berpotensi memperbaiki kualitas pembelajaran yang berdampak pada
perolehan hasil belajar peserta didik. Praksis pembelajaran tidak mungkin
lepas dari terapan teknologi pendidikan. Pembelajaran berkualitas hanya dapat
terwujud, manakala dirancang secara benar, dilengkapi dengan bahan-bahan
yang diperlukan, disajikan melalui media dan pemanfaatan sumber yang tepat,
dilakukan pembagian peran secara jelas berdasarkan fungsi, dan dilakukan
penilaian secara benar.
Prasyarat ini merupakan bidang garapan teknologi pendidikan baik
secara teoretik maupun praktik. Dengan demikian selayaknya jika setiap
pendidik profesional membekali diri dengan pengetahuan konseptual dan
keterampilan teknis teknologi pendidikan sebagai pendukung kompetensi
pedagogik dan profesionalnya (Haryono, 2008)
Optimalisasi jabatan fungsional teknologi pembelajaran dalam
kerangka profesionalisasi guru Dalam konteks kebijakan dan sistem
pendidikan nasional di Indonesia, profesi yang bergerak dalam bidang
pengembangan dan terapan teknologi pendidikan dinyatakan secara formal
sebagai pengembang teknologi pembelajaran (PermenPAN No.
PER/2/M.PAN/3/2009 tentang Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi
Pembelajaran. Hal ini menunjukan bahwa bidang garapan teknologi
pendidikan untuk memberikan kontribusi terhadap pencapaian kualitas
pendidikan telah memperoleh kepastian hukum dan sekaligus pengakuan
melalui pemenuhan hakhaknya oleh negara.
Pengembang Teknologi Pembelajaran yang selanjutnya disebut PTP
merupakan salah satu jabatan fungsional yang memiliki ruang lingkup tugas,
tanggung jawab, dan wewenang yang diduduki oleh aparat sipil negara
dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang
berwenang. Jabatan fungsional PTP berkedudukan sebagai pelaksanan teknis
fungsional bidang pengembangan teknologi pembelajaran, merupakan jabatan
karir dengan tugas pokok melakukan analisis dan pengkajian, perancangan,
produksi, penerapan, pengendalian, dan evaluasi terhadap sistem/model
teknologi pembelajaran (Bab II PermenPAN No. PER/2/M.PAN/3/2009).
Dalam hal ini teknologi pembelajaran menunjuk pada bidang yang secara
sistematik memadukan komponen sumber daya Manajemen satuan
pendidikan dapat memberdayakan guru dan tenaga kependidikan yang ada
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kinerja sekolah secara
keseluruhan.
3. Bagaimana pengaruh Teknologi Pendidikan dalam kelembagaan
pendidikan dan pelatihan , jika dikaitkan dengan perkembangan Indistri
4.0?
Jawab :
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu manfaat dari Teknologi
Pendidikan adalah untuk menetapkan pemikiran yang sistematis tentang
pendidikan, menerapkan metode problem solving dalam pendidikan, yang
dapat dilakukan dengan alat-alat komunikasi modern, dan dapat juga
dilakukan tanpa alat-alat tersebut. Dan melihat tujuan ini, maka Teknologi
Pendidikan sangat berpengaruh dalam sebuah lembaga Pendidikan dan
Pelatihan, terutama dalam melakukan uji-coba hipotesis penggunaan metode
pembelajaran yang paling efektif yang dapat diterapkan. Dalam hal ini
misalnya, kita dapat mengikuti beberapa langkah yang dapat diikuti dalam
metode teknologi pendidikan, yaitu:
1. merumuskan tujuan yang jelas yang harus dicapaii yang dapat dipandang
sebagai masalah;
2. menyajikan pelajaran menurut cara yang dianggap “serasi” yang kita
pandang sebagai “hipotesis” yang perlu dite;
3. menilai hasil pelajaran untuk memuji hipotesis itu.
4. mencari perbaikan andaikata hasilnya belum memenuhi syarat atau
standar yang ditentukan dan melangsungkan percobaan dengan cara lain sampai
tercapai apa yang diharapkan.
Perlu diketahui bahwa salah satu perubahan yang sangat besar dalam
teknologi pendidikan adalah perluasan arena di mana dilakukan praktik.
Meskipun teknologi pendidikan di mulai di lingkungan pendidikan dasar dan
menengah, bidang ini kemudian dipengaruhi oleh pelatihan militer, pendidikan
orang dewasa, dan pendidikan tinggi, bahkan sebagian besar kegiatan bidang
teknologi pendidikan pada saat ini berupa pelatihan karyawan di sektor swasta.
Sebagai konsekuensinya, dalam lingkungan saat ini terdapat peningkatan
konsentrasi pada isu-isu yang berhubungan dengan perubahan organisasi,
perbaikan kinerja, dan analisa manfaat biaya.
Prinsip, produk, dan prosedur Teknologi Pendidikan tetap penting bagi
efektifitas sekolah, khususnya pada saat dilakukan restrukturisasi sekolah. Akan
tetapi, banyak pakar Teknologi Pendidikan merasa tidak mendapat sambutan di
lingkungan sekolah, demikian juga gagasannya merasa tidak diperhatikan.
Bagaimanapun, berbagai teknologi baru dan metode penyampaian baru
menawarkan berbagai cara memadukan kebutuhan individu peserta didik dengan
sekolah. Salah satu contoh fenomena adalah munculnya peranan sistem
pembelajaran jarak jauh dalam berbagai jenjang pendidikan, mulai dari sekolah
dasar sampai pengembangan staf dan pelatihan karyawan.
Teknologi pembelajaran, khususnya prosedur perancangan pembelajaran, juga
menjadi semakin umum di lingkungan pendidikan dan pelatihan kesehatan dan
pendidikan luar sekolah. Masing-masing lingkungan pembelajaran ini
membuktikan beragamnya kebutuhan peserta didik untuk berbagai rentang usia
dan dengan berbagai minat, serta organisasi dengan berbagai tujuan. Berbagai
keragaman lingkungan ini merupakan laboratorium percobaan untuk
penyempurnaan penggunaan teknologi baru. Keragaman konteks Teknologi
Pendidikan juga mencerminkan keragaman nilai dan sikap organisasi dan
individu.
Di antara pengaruh Teknologi Pendidikan dalam lembaga pendidikan adalah:
1. Teknologi pendidikan berpengaruh pada peningkatan profesi guru dalam
sebuah lembaga pendidikan dan pelatihan.
Teknologi pendidikan mengharuskan guru merumuskan tujuan yang jelas
memikirkan metode yang dianggapnya paling efektif untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Tujuan yang jelas merupakan pegangan untuk memilih metode
yang tepat. Dan bila para guru menerapkan prinsip-prinsip teknologi pendidikan
secara konsekuen, maka terbuka baginya jalan untuk memperbaiki mutunya
sebagai guru, ia akan memandang proses mengajar-belajar sebagai problema
yang tak berkesudahan yang dihadapinya secara objektif dan ilmiah. Dengan
sikap guru seperti ini, maka mengajar akan dapat dikembangkan dan ditingkatkan
menjadi profesi dalam arti yang sebenarnya.[17]
2. Teknologi pendidikan berpengaruh pada peningkatan pemahaman peserta
didik.
Belajar adalah berubah. Artinya belajar merupakan usaha mengubah tingkah laku
atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Jadi belajar itu akan
lebih baik, kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak
bersifat verbalistik.[18] Maka dalam hal ini, Teknologi Pendidikan berperan
menjembatani proses kegiatan belajar siswa tersebut secara efektif dan efisien.
3. Teknologi pendidikan berpengaruh pada keberhasilan lembaga pendidikan
dan pelatihan.
Teknologi pendidikan bukan merupakan kunci ke arah sukses yang pasti dalam
pendidikan. Akan tetapi teknologi pendidikan menunjukkan suatu prosedur atau
metodologi yang dapat diterapkan dalam setiap lembaga pendidikan dan
pelatihan.[19] Dengan adanya teknologi pendidikan, diharapkan lembaga
pendidikan dan pelatihan dapat benar-benar berfungsi sebagai wadah pencetak
peserta didik yang berdaya saing tinggi, karena telah mampu melaksanakan
pendekatan belajar melalui empat pilar, yaitu: learing to know, learning to do,
learning to be, dan learning to live together.
4. Teknologi pendidikan berpengaruh dalam pengenalan awal teknologi kepada
peserta didik.
Salah satu masalah kehidupan yang akan dihadapi para lulusan peserta didik
adalah adanya perubahan masa yang akan datang yang belum pasti bentuk dan
arahnya. Namun, yang pasti adalah adanya tantangan yang menyangkut seluruh
aspek kehidupan manusia yang salah satunya berwujud teknologi.[20] Maka
dengan melaksanakan teknologi pendidikan, adalah sama artinya dengan
memperkenalkan teknologi dasar yang terus berkembang kepada peserta didik
Dalam menghadapi revolusi industry 4.0 kawasan teknologi pendidikan melalui
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir
menyampiakan bahwa tantangan revolusi industri 4.0 harus direspon secara cepat dan
tepat oleh seluruh pemangku kepentingan di lingkungan teknologi pendidikan agar
mampu meningkatkan daya saing bangsa Indonesia ditengah persaingan. Untuk itu
Pendidikan Tinggi wajib merumuskan kebijakan strategis dalam berbagai aspek
mulai dari kelembagaan, bidang studi, kurikulum, sumber daya, serta pengembangan
cyber university, dan risbang hingga inovasi.

Menristekdikti menjelaskan ada lima elemen penting yang harus menjadi perhatian
dan akan dilaksanakan oleh Kemenristekdikti untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi dan daya saing bangsa di era Revolusi Industri 4.0, yaitu:
1. Persiapan sistem pembelajaran yang lebih inovatif di perguruan tinggi seperti
penyesuaian kurikulum pembelajaran, dan meningkatkan kemampuan
mahasiswa dalam hal data Information Technology (IT), Operational
Technology (OT), Internet of Things (IoT), dan Big Data Analitic,
mengintegrasikan objek fisik, digital dan manusia untuk menghasilkan lulusan
perguruan tinggi yang kompetitif dan terampil terutama dalam aspek data
literacy, technological literacy and human literacy.
2. Rekonstruksi kebijakan kelembagaan pendidikan tinggi yang adaptif dan
responsif terhadap revolusi industri 4.0 dalam mengembangkan transdisiplin
ilmu dan program studi yang dibutuhkan. Selain itu, mulai diupayakannya
program Cyber University, seperti sistem perkuliahan distance learning,
sehingga mengurangi intensitas pertemuan dosen dan mahasiswa. Cyber
University ini nantinya diharapkan menjadi solusi bagi anak bangsa di pelosok
daerah untuk menjangkau pendidikan tinggi yang berkualitas.
3. Persiapan sumber daya manusia khususnya dosen dan peneliti serta perekayasa
yang responsive, adaptif dan handal untuk menghadapi revolusi industri 4.0.
Selain itu, peremajaan sarana prasarana dan pembangunan infrastruktur
pendidikan, riset, dan inovasi juga perlu dilakukan untuk menopang kualitas
pendidikan, riset, dan inovasi.
4. Terobosan dalam riset dan pengembangan yang mendukung Revolusi Industri
4.0 dan ekosistem riset dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas riset dan pengembangan di Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang,
LPNK, Industri, dan Masyarakat.
5. Terobosan inovasi dan perkuatan sistem inovasi untuk meningkatkan
produktivitas industri dan meningkatkan perusahaan pemula berbasis teknologi.

4. Buatlah Peta Konsep tentang landasan kinerja TP.


Jawab :

Anda mungkin juga menyukai