PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
kebutuhan siswa menjadi generasi baru, karena robotika canggih dan transportasi
Indonesia tergolong rendah dalam memahami informasi yang rumit dan kompleks
dan juga kemampuan dalam memecahkan masalah, daya analisis dan kemampuan
penyelidikan . Siswa tidak lagi cukup hanya mahir dalam menghafal, membaca, dan
menulis, namun siswa perlu memiliki berbagai keterampilan berpikir tingkat tinggi
dan berbagai kecakapan lain (Kivunja, 2014). Keterampilan berfikir tingkat tinggi
diperlukan untuk siswa untuk beradaptasi dan menjadi lebih responsif ketika dunia
1
Griffin & Care (2015) menggolongkan keterampilan dan sikap abad 21
learning (literacy and softskills), dan ways to learning with other (personal, social,
di abad ke-21.
sumber masalah dan bagaimana mencari dan menemukan solusi yang tepat atas
masalah yang dihadapi (Egan, dkk., 2017 ). Guru memegang peranan penting
baru dan asli, baik secara pribadi (asli hanya untuk individu) atau secara budaya
Kesediaan siswa untuk berpikir tentang masalah atau tantangan, berbagi pemikiran
itu dengan orang lain dan mendengarkan umpan balik, merupakan beberapa contoh
dapat merancang instrumen penilaian HOTS (Higher Order Thinking Skill) dalam
pembelajaran yang mampu melatih proses berfikir kritis dan kreatif siswa yaitu
menyusun butir- butir soal yang mampu merangsang keterampilan berfikir tingkat
tinggi. Keterampilan berfikir tingkat tinggi dari siswa diharapkan dapat meningkat
2
melalui penilaian hasil belajar (Vijayaratnam, 2012). Berdasarkan hasil penelitian
Ghani, dkk. (2017) diketahui bahwa penggunaan soal-soal HOTS dalam ujian dapat
meningkatkan motivasi belajar. Harta (2017) juga menjelaskan bahwa soal-soal tes
siswa untuk memecahkan masalah dapat meningkat melalui sistem peniliaian yang
Berdasarkan hasil studi kasus yang telah dilakukan secara umum peserta
didik belum memiliki keterampilan berfikir kritis dan keterampilan berfikir kreatif
dengan baik. Siswa belum terbiasa menjawab soal dengan kategori HOTS baik
dalam ulangan harian maupun ujian semester. Hasil observasi pelaksaan evaluasi
pembelajaran di kelas, soal-soal latihan yang diberikan kepada siswa pada saat
proses pembelajaran mengandung tiga level terendah yaitu C1,C2 dan C3. Hasil
wawancara dengan guru kimia didapatkan bahwa materi hidrolisis garam dan
larutan peyangga masih sulit dipahami siswa. Hal ini ditandai dengan minimnya
nilai presentase penguasaan materi soal Ujian Nasional tahun 2017/1018. Nilai
berdasarkan wacana yaitu 45,45. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pendekatan
disiplin ilmu.
3
(Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics). STEAM menstimulasi
(Quigley, dkk. 2017) dilanjutkan dengan penelitian Liao (2016) STEAM meliputi
21 yang dapat digunakan dalam semua bidang kehidupan sehari-hari (Perignat dan
dkk., 2015).
proses berpikir tingkat tinggi dalam memecahkah masalah (Scoot, 2012). Penelitian
Elrod & Kezar (2015) menjelaskan siswa dapat belajar banyak keterampilan sosial,
STEAM dapat ditingkatkan melalui integrasi lebih lanjut dengan mata pelajaran
lain yang ada sekolah. Berdasarkan fenomena diatas, maka peneliti ingin
Berfikir Kritis dan Kreatif Siswa pada Materi Hidrolisis Garam dan Larutan
Penyangga.
4
1.2. Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Penelitian
5
2) Bagi peserta didik, dapat belajar berkomunikasi melalui berbagai pendapat atau
3) Bagi guru, memperkaya alternatif model atau strategi pembelajaran serta dapat
4) Bagi sekolah, masukan dan perbaikan proses pembelajaran kimia agar dapat
6
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M., & Osman, K. (2010). Scientific inventive thinking skills among
primary students in Brunei. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 7,
294-301.
Elrod, S., & Kezar, A. (2014). Developing leadership in STEM fields: The PKAL
Summer Leadership Institute. Journal of Leadership Studies, 8(1), 33-39.
Egan, A., Maguire, R., Christophers, L., & Rooney, B. (2017). Developing
creativity in higher education for 21st century learners: A protocol for a
scoping review. International Journal of Educational Research, 82, 21-27.
Ghani, I.B.A., Ibrahim, N.H., Yahaya, N.A, & Surif, J. 2017. Enhancing
Student’HOTS In Laboratory Educational Activity By Using Concept Map
As An Alternative Assessment Tool. Chemistry Education Review, 1(2):
279-294.
Gonzales, A., Jones, D. & Ruiz, A. (2014). Toward achievement in the “Knowledge
Economy” of the 21st Century: Preparing students through T-STEM
academies. Research in Higher Education Journal, 25, 1-14.
Griffin, P., & Care, E. (2015). Assessment And Teaching of 21st Century Skills:
Methods and Approach. Dodrecht:Springer Business Media.
Hotaman, D. (2008). The Examination of the basic skill levels of the students in
accordance with the perceptions of teachers, parents and students.
International Journal of Instruction, 1(2), 39-55.
7
Kivunja, C. (2014). Innovative pedagogies in higher education to become effective
teachers of 21st century skills: unpacking the learning and innovations skills
domain of the new learning paradigm. International Journal of Higher
Education, 3(4), 37.
Khaldun, I., Hanum, L., Utami, S.D. 2019. Pengembangan Soal Kimia Higher
Order Thinking Skills Berbasis Komputer dengan Wondershare Quiz
Creator Materi Hidrolisis Garam dan Larutan Penyangga. Indonesia
Journal of Science Education.7(2): 132-142
Quigley, C. F., Herro, D., & Jamil, F. M. (2017). Developing a conceptual model
of STEAM teaching practices. School Science and Mathematics, 117(1-2),
1–12.