1 Oktober 2021
Oleh:
Abstrak
Penelitian tentang “Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA pada Materi Koloid
Menggunakan Model Pembealajaran POGIL (Process Oriented Guided Inquiry Learning)” ini bertujuan
untuk menganalisis keterlaksanaan model pembelajaran POGIL, meningkatkan keterampilan
berpikir kreatif peserta didik SMA pada materi koloid menggunakan model pembelajaran POGIL,
serta mengukur penguasaan konsep koloid peserta didik. Dalam penelitian ini, digunakan metode
kuasi eksperimen, dengan desain penelitian one group pretest-posttest design. Instrumen yang digunakan
ialah soal pilihan berganda beralasan menggunakan 17 butir soal dan lembar penilaian kerja peserta
didik. Subjek penelitian adalah 30 peserta didik kelas XI program MIPA pada salah satu SMA
Negeri di Ngamprah, yang sedang mempelajari materi koloid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan model pembelajaran POGIL dapat menganalisis keterlaksanaan model pembelajaran
POGIL, meningkatkan keterampilan berpikir kreatif peseta didik dan dapat mengukur penguasaan
konsep mereka. Rerata keterlaksanan model pembelajaran POGIL pada seluruh tahapannya ialah
sebagian besar (73,87%) kegiatan terlaksana. Dari 30 orang peserta didik, peningkatan rerata N-
Gain hasil belajar dengan kriteria sedang (76,67%) dan kriteria tinggi (23,33). Rata-rata N-Gain
pada peningkatan keterampilan berpikir kreatif ialah sebesar termasuk kategori sedang (0,38). Rerata
N-gain kemampuan berpikir kreatif yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah berpikir
flexibility (0,52) dan yang paling rendah adalah berpikir originality (0,31). Rata-rata N-Gain
penguasaan konsep yang diperoleh masuk kategori sedang (0,42). Peningkatan konsep paling
dikuasai adalah jenis koloid (rerata N-gain 0,46) dan yang kurang dikuasai adalah sifat koloid (rerata
N-gain 0,38). Model pembelajaran POGIL dapat diterapkan pendidik untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kreatif peserta didik baik pada materi koloid atau mungkin pada materi
pelajaran lainnya. Model pembelajaran ini lebih baik dilakukan secara tatap muka, agar
pembelajaran lebih efektif dan efisien serta menjadikan peserta didik bersifat lebih aktif.
Abstract
The research of“Improving The Creative Thinking Skills of High School Students in Colloidal Matter Using
POGIL Learning Model" aims to analyze the feasibility of the POGIL learning model, to improve creative
thinking skills of high school students on colloid matter using the POGIL learning model, and measure
students' concepts mastery. This research using a quasi-experimental method of one group pretest-posttest
design. The instrument applied was reasonable multiple choice question of 17 questions and assessment of
students’ worksheets. The research subjects were 30 students of the XI class of Science and Math program
on one of public high school at Ngamprah city, those were studying colloid matter. The results showed that
the use of all stages POGIL learning model reach in high degree (73,87%), which is most activities are
performed. Out of the 30 students, the increase of N-Gain learning outcomes achieved moderate criteria
29
ISSN: 2528-1178 Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 9 No. 1 Oktober 2021
(76.67%) and high criteria (23.33%). The average N-Gain for students’ creative thinking skills were
increased by 0.38, which is at the medium category. The creative thinking ability that has increased, the
highest degree is flexibility (0.52) and the lowest is originality (0.31). The average N-Gain of concept mastery
obtained in the medium category (0.42). The highest concept mastery is colloid type (average N-gain 0.46)
and the lowest is colloid properties (average N-gain 0.38). The POGIL learning model can be applied by
educators to improve students' creative thinking skills in colloid matter or may be other subject matter. This
learning model is better applied in directly learning that will be more effective and efficient and also makes
students more active.
30
ISSN: 2528-1178 Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 9 No. 1 Oktober 2021
jarang sekali. Selain itu pendidik kurang hasil penelitian sebelumnya. Penelitian
mengarahkan dan memotivasi peserta didik Eberlein, dkk (2008), yaitu membandingkan
untuk mengaitkan permasalahan yang model pembelajaran problem based learning,
dihadapi dengan kehidupan sehari-hari dan peer-led team learning, dan POGIL, dimana
memunculkan ide-ide kreatif melalui hasilnya menunjukkan bahwa model POGIL
pembuatan suatu karya. Hal ini dapat meningkatkan nilai kinerja peserta
menyebabkan rendahnya kreativitas peserta didik, juga membuat kondisi kelas menjadi
didik dalam belajar, karena mereka tidak lebih aktif dalam mempelajari hal
diberi kesempatan untuk mengembangkan baru,sehingga terciptanya pembelajaran
potensinya. Menurut Jufri, dkk (2019) yang menyenangkan bagi para peserta didik.
bahwa kampuan berpikir kreatif peserta Rohmah dan Muchlis (2013) pun
didik yang baik dimungkinkan akibat dari menyatakan bahwa model pembelajaran
proses pembelajaran yaitu adanya diskusi POGIL jika diterapkan dalam pembelajaran
kelompok, latihan soal maupun presentasi akan meningkatkan keterampilan berpikir
kelompok. Menciptakan kerjasama yang kreatif peserta didik. Model POGIL ini juga
baik antar peserta didik, melatih peserta sesuai dengan Kurikulum 2013, karena
didik mengemukakan pendapat, dan menggunakan model-model pembelajaran
memberikan waktu yang cukup pada peserta yang menuntut peserta didik aktif dalam
didik untuk berpikir dapat meningkatkan pembelajaran dan kegiatan pembelajarannya
kreativitas peserta didik. tersebut harus memadukan ranah
pengetahuan, keterampilan, juga sikap
Sistem pembelajaran di Indonesia
melalui pendekatan saintifik berbasis
sudah harus berubah dari pembelajaran yang
penelitian atau inkuiri (Hanson, 2006).
berpusat pada pendidik ke pembelajaran
Pendidik telah mengakui pentingnya
yang berpusat pada peserta didik, dan
pembelajaran yang terpusat pada peserta
merupakan jawaban dari upaya untuk
didik. Peserta didik akan lebih aktif dan
mengembangkan keterampilan abad ke-21
lebih mudah dalam memahami materi
pada peserta didik. Hingga saat ini mata
ketika mereka terlibat dalam aktivitas kelas
pelajaran kimia dianggap sulit oleh para
(Lee, 2012). Karakteristik yang ada dan
peserta didik karena ketika di kelas
langkah-langkah pembelajaran dengan
pembelajaran yang dilaksanakan hanya
model POGIL mampu mendorong keaktifan
teoretik saja dan dianggap memaksa peserta
peserta didik secara mandiri dalam
didik untuk menghafal. Masih banyak
memperoleh pengetahuan, meningkatkan
pendidik belum yang mengaitkan materi
kemampuan bernalar dan pemahaman
kimia dengan fenomena sehari-hari ataupun
konsep serta pemecahan masalah, sehingga
masalah disekitar, sehingga peserta didik
peran guru hanya menjadi mediator dan
menganggap kimia sebagai mata pelajaran
fasilitator bagi peserta didik (Zawadzki,
yang abstrak. Jika mata pelajaran kimia
2010). POGIL memiliki penekanan pada
hanya melibatkan teori saja akan sulit untuk
konten dan proses, dengan demikian
mengembangkan keterampilan berpikir
memiliki kaitan dengan pemahaman dan
peserta didik di antaranya berpikir kreatif.
keterampilan proses. Model pembelajaran
Digunakannya model POGIL dalam POGIL memiliki tujuan yang luas yaitu
pembelajaran kimia yaitu sebagai alat untuk untuk mengembangkan penguasaan konten
mencapai tujuan menggunakan klasifikasi melalui pemahaman dan untuk
hasil belajar yang meliputi ranah kognitif, mengembangkan serta meningkatkan
afektif dan psikomotorik. Keberhasilan keterampilan utama belajar seperti
model POGIL juga didukung oleh beberapa pemrosesan informasi, komunikasi lisan dan
31
ISSN: 2528-1178 Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 9 No. 1 Oktober 2021
32
ISSN: 2528-1178 Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 9 No. 1 Oktober 2021
100,00%
76,67%
80,00%
Peningkatan Hasil Belajar
60,00%
40,00%
23,33%
20,00%
0,00%
0,00%
Rendah Sedang Tinggi
Kriteria N-Gain
33
ISSN: 2528-1178 Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 9 No. 1 Oktober 2021
Grafik di atas menunjukkan bahwa test, hasil yang didapatkan ialah terdapat
perlakuan berupa penggunaan model perbedaan yang signifikan antara Pretest
pembelajaran POGIL yang diterapkan dan Posttest. Penelitian ini menguji 4
efektif digunakan pada kelas eksperimen keterampilan berpikir kreatif peserta
pada materi koloid.Walaupun tidak didik, diantaranya ada fluency, flexibility,
menunjukkan hasil yang signifikan, originality dan elaboration. Tujuan
setidaknya model pembelajara POGIL dilakukan analisis ini ialah agar
dapat meningkatkan keterampilan memperlihatkan kemampuan mana saja
berpikir kreatif peserta didik pada materi yang sudah dikuasai peserta didik setelah
koloid dalam pelajaran belajar dengan menggunakan model
kimia.Peningkatan keterampilan berpikir POGIL ini. Di bawah ini adalah tabel
kreatif peserta didik dapat dilihat dari peningkatan keterampilan berpikir
hasil Pretest dan Posttest peserta didik kreatif peserta didik setelah melakukan
setelah mengerjakan soal. Sesuai dengan Pretest dan Posttest.
uji beda menggunakan uji paired sample t-
Rata-rata
Kemampuan Nomor Soal N-Gain Kategori
Pretest Posttest
Fluency 9,15,16,17 44,75 61,75 0,375 Sedang
Flexibility 7,8,14,19 31,75 62,25 0,523 Sedang
Originality 6,13,18 29,00 57,33 0,311 Sedang
Elaboration 1,3,4,5 36,25 60,25 0,314 Sedang
c. Penguasaan Konsep Materi Koloid soal untuk konsep jenis koloid dan 8
Peningkatan penguasaan konsep soal untuk konsep sifat koloid. Kedua konsep
pada materi koloid ini terfokus pada dua tersebut dianalisis berdasarkan skor
konsep yaitu jenis dan sifat koloid. Soal pretest dan skor posstestnya. Hasil analisis
dikelompokkan berdasarkan konsepnya. kedua konsep tersebut disajikan pada
Dari 17 butir soal yang termasuk ke tabel 4.
dalam konsep yang diteliti yaitu, 8 butir
34
ISSN: 2528-1178 Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 9 No. 1 Oktober 2021
N-Gain pada tabel atasmenyebutkan bahwa dituntut untuk terlibat aktif menemukan
rerata N-Gain yang diperoleh sebesar 0,421 pengetahuannya sendiri dan harus terampil
yang termasuk kategori sedang. Jadi, model menerapkan pengetahuannya dalam
pembelajaran POGIL dapat dikatakan menghadapi masalah kehidupan dan
membantu meningkatkan penguasaan teknologi. Juga menurut Lie (2005) yaitu
konsep peserta didik, karena sifat dari pembelajaran ini memungkinkan peserta
pembelajaran tersebut menuntut peserta didik aktif berinteraksi dengan peserta didik
didik aktif dan mengeksplor secara bebas lain akan memberi kesempatan kepada
konsep yang akan dibangun. Selaras dengan mereka untuk bekerja sama dalam
(Sen, 2016) bahwa model pembelajaran mendiskusikan suatu masalah, bertukar
POGIL berlangsung secara kelompok, pendapat, menentukan pemecahan masalah,
sehingga terjadi komunikasi yang baik juga menghubungkan masalah-masalah
selama diskusi pada saat pembelajaran. Dan tersebut dengan masalah-masalah yang
sesuai dengan Limantara & Rahayu (2013) sudah tuntas.
bahwa proses pembelajaran, peserta didik
REFERENSI
Eberlein, T., Kampmeier, J., Minderhout, V., Moog, R.S., Platt, T., Nelson, P.V., & White, H.B.
(2008). Article pedagogies of engagement in science: A comparison of PBL, POGIL
and PLTL. Biochemistry and Molecular Biology Education. 36(4):262-273.
Lee, H. H. (2012). Incorporating active learning and student inquiry into an introductory
merchandising class. Higher Education Studies. 2(1):55- 63.
35
ISSN: 2528-1178 Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 9 No. 1 Oktober 2021
Liliasari. (2008). Peningkatan Kualitas Pendidikan Kimia dari Pemahaman Konsep Kimia Menjadi
Berpikir Kimia. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu [diakses 02 Januari 2020].
Limantara, L.M & Rahayu, I. (2013). Upgrading The Availability Of Building Sentence On
Indonesian Language Learning By Using Series Pictures Media. Academic Research
International. 4(2):530-539.
Munandar, Utami. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Rohmah, Y. N., & Muchlis. (2013). Application of learning with POGIL strategy on soluble
material and solubility times to train critical thinking of students of class XI SMA
Negeri 1 Sooko Mojokerto. UNESA Journal of Chemical Education. 2(3):19-23.
Şen, Yilmaz, dkk. (2016). The effect of Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) on
11th Graders' conceptual understanding of electrochemistry. Asia-Pacific Forum on
Science Learning and Teaching, Volume 17, Issue 2, Article.
Siswono, T. Y. E. (2005). Upaya meningkatkan kemampuan siswa pada aspek berpikir kreatif
melalui pengajuan masalah. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Universitas Negeri
Yogyakarta, 10(1): 1-9.
Widodo. (2016). Higher Order Thinking berbasis pemecahan masalah untuk meningkatkan hasil
belajar berorientasi pembentukkan karakter siswa. Cakrawala Pendidikan. No 1:161-
171
Zamista AA, dan Kaniawati, I. (2015). Pengaruh model pembelajaran process oriented guided
inquiry learning terhadap keterampilan proses sains dan kemampuan kognitif siswa
pada mata pelajaran fisika. Jurnal Edusains,7(1):193-201.
36