Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MANDIRI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS


KEARIFAN LOKAL PADA MATERI GEOMETRI KELAS IV SISWA
SEKOLAH DASAR 192 PEKANBARU

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

OLEH

FATMAWILDA
NIM 2210247058

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS RIAU
2022
A. Pendahuluan

Pendidikan adalah usaha sadar membimbing peserta didik dalam mencapai


kesempurnaan dirinya untuk menghadapi segala kebutuhan dimasa depannya.
Menurut undang undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Salah satu pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam dunia
pendidikan yaitu matematika. Pembelajaran matematika merupakan unsur yang
sangat penting dalam pembelajaran dijenjang pendidikan dasar. Namun siswa
tetap meras kesulitan dalam memahami konsep matematik yang diajarkan oleh
gurunya. Padahal tanpa kita sadari, dalam kehidupan sehari hari kita tidak pernah
lepas dari matematika. Pentingnya konteks kehidupan yang nyata sebagai alat dan
sumber pelajaran yang dikemukakan oleh (Johnson, 2002), bahwa sebagian besar
siswa mengalami kesulitan mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari
hari yang disebabkan pembelajaran matematika yang dikembangkan oleh gurunya
sebatas menghafal rumus dan sedikit memahami konsep. Hal ini menjadi
penyebab awal sulitnya siswa dalam belajar matematika, yakni matematika
diradakan kurang bermakna (Dahlan & Permatasari, 2018).
Pembelajaran matematika hendaknya menggunakan bantuan media atau
bahan ajar yang dapat menunjang siswa dalam memahami materi yang diajarkan.
Seperti pernyataan (Heruman, 2014) yang mengatakan dalam pembelajaran
matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media, bahan ajar
dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru
sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Tetapi kenyataannya
pembelajaran matematika selama ini hanya mengandalkan ceramah dari guru saja
berdasarkan buku paket dan LKS yang digunakan tanpa adanya keaktifan siswa
dalam belajar. Sehingga dapat diasumsikan minat dan motivasi siswa dalam
belajar matematika sebagian besar relative rendah.
Salah satu kemapuan yang harus dimiliki oleh siswa sekolah dasar melalui
pembelajaran matematika adalah keterampilan matematika koneksi. Keterampilan
koneksi matematis dapat memberikan gambaran tentang koneksi dan memiliki
banyak relevansinya dengan bidang lain, baik dalam mata pelajaran lain maupun
dalam kehidupan sehari-hari (Arthur, Owusu,Addo, & Arhin, 2018; Fendri, 2019).
Hal ini sejalan dengan tujuan keterampilan koneksi matematis menurut NCTM
(1989) yaitu “...untuk membantu siswa memperluas perspektif mereka, untuk
melihat matematika sebagai keseluruhan yang terintegrasi daripada sebagai satu
set topik yang terisolasi, dan untuk mengetahuinya relevansi dan kegunaannya
baik di dalam maupun di luar sekolah".Oleh karena itu, siswa harus mampu
memahami hubungan antara matematika dengan bidang pembelajaran lainnya
sehingga pembelajaran matematika memiliki relevansi dan berguna untuk dirinya
sendiri. Maka harus ada inovasi baru dalam pembelajaran matematika salah
satunya dengan mengaitkan konsep matematika dengan unsur budaya yang dapat
diintegrasikan dalam bahan ajar.
Kearifan Lokal meupakan bagian salah satu bagian budaya yang bisa
dikembangan dalam proses pembelajaran matematika. Matematika koneksi yang
dapat dilaksanakan pada salah satu materi geometri. Materi geometri bisa
dikaitkan dalam dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu untuk menjadikan
materi geometri ini lebih menarik, dibutuhkan suatu metode belajar yang
berkaitan dengan budaya yang sering dijumpai. Proses mengaitkan pembelajaran
matematika dengan unsur budaya ini dinamakan etnomatematika. Sirate (2012)
mengatakan bahwa terdapat lima kemungkinan etnomatematika dapat diterapkan
yaitu (1) etnomatematika harus dirancang dalam konteks yang sesuai dan berarti,
(2) disampaikan dalam bentuk konten atau isi budaya khusus yang berbeda
dengan konsep matematika umumnya, (3) konsep berikutnya dalam kurikulum
etnomatematika adalah membangun ide bahwa etnomatematika berada pada
tahapan pengembanfan pemikiran matematika yang terapkan dalam bidang
pendidikan, (4) penerapan kurikulum etnomatematika dapat menjadi bagian ide
matematika, (5) kurikulum etnomatematika merupakan integrasi konsep dan
praktek matematika ke dalam budaya siswa.
Penelitian selanjutnya dari Hardiarti (2017) dalam artikelnya tentang
etnomatematika pada Candi Muaro Jambi yang dapat dijadikan sebagai sumber
belajar matematika. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa struktur Candi
Muaro Jambi berbentuk persegi, persegi panjang, jajargenjang, trapesium, dan
segiempat tidak beraturan. Arwanto (2017) mengenai eksplorasi etnomatematika
batik Trusmi Cirebon menunjukkan bahwa dalam batik tersebut mengandung
unsur-unsur matematis yaitu konsep simetris, transformasi, dan kekongruenan.
Penelitian yang dilakukan oleh Laurens (2016) tentang analisis etnomatematika
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran untuk memahami konsep bilangan,
pecahan, dan geometri.
Pembelajaran matematika materi geometri perlu dilaksanakan di sekolah
dengan mengacu pada kemudahan siswa dalam proses pembelajaran. Kemudahan
ini perlu dilaksanakan dalam bahan ajar yang harus dimiliki oleh siswa.
Berasarakan uraian tersebut, maka bahan ajar dalam etnomatematika pada proses
pembelajaran di kelas IV SDN 192 Pekanbaru perlu dikembangkan dengan materi
geometri berbasis kearifan lokal di Riau.

B. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode research and
development (R & D) yang dikembangkan oleh Borg & Gall (2003) yang meliputi
tahapan: tahapan studi pendahuluan untuk melakukan analisis kebutuhan;
kemudian tahap studi literatur untuk menentukan solusi atas masalah yang
dihadapi; lalu tahap perancangan Bahan Ajar dalam penelitian ini
mengembangkan materi geometri pada etnomatematika; dan tahap pembuatan
produk modul pembelajaran berdasarkan rancangan yang telah dibuat, tahap
validasi ahli, serta tahap uji implementasi produk bahan ajar untuk menjadikan
media dalam proses belajar Siswas Sekolah Dasar di SDN 192 Pekanbaru.
Tahap ujicoba lapangan dari produk bahan ajar geometri pada
etnomatematika untuk melihat koneksi matematika siswa dalam proses
pembelajaran siswa Sekolah Dasar yang telah dibuat dan divalidasi dilakukan dua
kali, yaitu ujicoba lapangan secara terbatas dan uji coba lapangan dengan lingkup
yang lebih luas. Uji terbatas dan ujicoba skala luas akan dilakukan terhadap
subjek siswa SDN 192 Pekanbaru. Pelaksanaan ujicoba lapangan terbatas
penggunaan bahan ajar yang dikembangkan menggunakan metode pre-
eksperiment dengan desain one group pretest-posttest sedangkan pada ujicoba
lebih luas akan menggunakan metode quasi-experiment dengan desain
randomized control-group pretest-posttest.

C. Daftar Pustaka

Arwanto, A. (2017). Eksplorasi Etnomatematika Batik Trusmi Cirebon untuk


Mengungkap Nilai Filosofi dan Konsep Matematis. Jurnal Pendidikan Mipa,
7(1), 40-49.
Arthur, Y. D., Owusu, E. K., Asiedu-Addo, S., & Arhin, A. K. (2018). Connecting
Mathematics to Real-Life Problems: A Teaching Quality That Improves
Student s’ Mathematics Interest. 4(8), 65–71. https://doi.org/10.9790/7388-
0804026571
Dahlan, J. A., Permatasari, R. 2018. “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis
Etnomatematika dalam Pembelajaran Matematika Sekolah Menengah
Pertama”. JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika) Vol. 2 (1), pp:
133-150.
Gall, Meredith D, Gall, Joyce P, & Borg, Walter R. (2003). Educational Research,
An Introduction (Seventh Ed). Boston: Allyn and Bacon.
Hardiarti, S. (2017). Etnomatematika: Aplikasi Bangun Datar Segiempat pada
Candi Muaro Jambi. Jurnal Aksioma, 8(2), 99- 110.
Heruman. 2014. Model Pembelajaran Matematika Disekolah Dasar. Bandung. PT
Remaja Rosdakarya
Laurens, T. (2016) Analisis Etnomatematika dan Penerapannya dalam
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. Jurnal LEMMA, 3(1), 86-96.
NCTM. (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics.
Reston, VA : NCTM
Sirate, F. (2012). Implementasi etnomatematika dalam pembelajaran matematika
pada jenjang pendidikan sekolah dasar. Lentera Pendidikan, 15(1), 41-54.

Anda mungkin juga menyukai