Diajukan oleh
NPM 20310075
FEBRUARI 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki fungsi yang penting dalam mendukung kemajuan
bangsa. Menurut Nurhuda et al (2022) Pendidikan merupakan proses untuk
meningkatkan pengetahuan, budi pekerti, kepribadian, dan semangat kebersamaan
sehingga dapat mengembangkan diri dan bersama-sama membangun bangsa.
Pendidikan yang bermutu mampu menggerakkan individu untuk mengutamakan
pemikiran kritis, kemampuan menyelesaikan masalah, dan mampu menghasilkan ide
– ide baru yang dapat menjadi solusi dalam menghadapi tantangan kemajuan bangsa.
Menurut Ilmiah & Islam (2021) suatu bangsa dituntut untuk dapat mempersiapkan
pendidikan sebaik mungkin sehingga generasi penerus bangsa mampu menghadapi
perkembangan zaman. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia, seperti adanya sistem zonasi, pergantian kurikulum
2013 menjadi kurikulum merdeka belajar, memaksimalkan potensi tenaga pendidik
dengan adanya program ppg (Pendidikan Profesi Guru). Menurut M. R. Hamzah et al
(2022) kurikulum merdeka belajar memberikan kebebasan bagi tenaga pendidik untuk
mengembangkan metode pembelajaran yang berpusat pada pengembangan karakter
dan kebudayaan Indonesia. Dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas perlu
didukung dengan proses pembelajaran yang optimal.
Pembelajaran matematika menjadi salah satu pembelajaran yang kurang
diminati oleh siswa (Manapa, 2021). Hal ini dikarenakan matematika yang sifatnya
abstrak dan sulit dimengerti. Pembelajaran matematika dianggap sebagai pelajaran
yang hanya berkaitan dengan rumus dan perhitungan saja. Dengan adanya anggapan
yang demikian, membuat siswa kurang memiliki keinginan dalam belajar matematika
sehingga memberikan dampak pada menurunnya pemahaman konsep matematik
siswa. Menurut Rudyanto (2019) faktor lain yang menyebabkan pembalajaran
matematika kurang optimal yaitu guru tidak mengkaitkan pembelajaran matematika
dengan lingkungan sekitar.
Tujuan pembelajaran matematika berdasarkan Permendikbud No 54 Tahun
2014 yaitu pemahaman konsep, penggunaan pola yang menjadi dugaan dalam
menyelesaikan masalah, penggunaan penalaran dalam menyelesaikan masalah,
pengkomunikasian gagasan, memiliki sikap dalam menghargai manfaat matematika
dalam kehidupan, memiliki sikap yang sepadan dengan nilai matematika,
melaksanakan kegiatan motorik, penggunaan alat peraga sederhana. Menurut Fadhilah
et al (2022) pemahaman konsep matematis adalah kemampuan yang harus dimiliki
dalam pembelajaran matematika untuk memahami ide atau gagasan matematika yang
sifatnya mencangkup keseluruhan dan fungsional. Siswa perlu untuk memiliki
kemampuan pemahaman konsep matematis yang baikuntuk mengembangkan
kemampuan penyelesaian masalah, kemampuan penalaran, kemampuan koneksi dan
kemampuan komunikasi (Setiani et al., 2019). Upaya dalam meningkatkan
pemahaman konsep matematis siswa sangat tingkat dilakukan untuk menunjang
kesuksessan belajar siswa. Faktor yang dapat mempengaruh rendahnya kemampuan
pemahamn konsep matematis siswa slah satunya yaitu metode dan pendekatan yang
digunakan oleh guru (Asoraya & Martila Ruli, 2022). Menurut Aledya (2019) seorang
guru diharapkan dapat profesional dalam menciptakan pembelajaran matematika
melalui metode dan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga dalam
proses pembelajaran siswa dapat berperan sebagai objek belajar.
Banyak guru yang memilih model pembelajaran konvensional sebagai sarana
untuk meningkatkan pemahaman siswa terdapat suatu materi. Menurut Noka Saputra
et al (2019) model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang
mengacu pada gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam mengusung isi
pelajaran kepada siswa dan mengajarkan secara langsung kepada seluruh kelas.
Pembelajaran konvensional menekankan peran guru dalam mengajar dan siswa hanya
sebagai penerima informasi. Menurut Dewi & Septa (2019) pembelajaran
konvensional sering membuat siswa merasa bosan karena pembelajaran bersifat
monoton. Pada kenyataannya pembelajaran yang konvensional menyebabkan
pembelajaran kurang bermakna, kurang menarik, siswa kurang aktif dalam proses
pembelajaran, dan siswa kurang dalam menguasai konsep. Pada kenyataannya
pembelajaran yang konvensional menyebabkan pembelajaran kurang bermakna,
kurang menarik, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, dan siswa kurang
dalam menguasai konsep.
Realistics Mathematics Education adalah pendekatan dalam pembelajaran
matematika yang mengharapkan peserta didik untuk mengkaitkan pengetahuan yang
dimiliki dengan mengerjakan aktivitas dalam proses pembelajaran. Shadiq (2010:7)
menambahkan bahwa “Pendidikan Matematika Realistik merupakan suatu pendekatan
pembelajaran matematika yang mengungkapkan pengalaman dan kejadian yang dekat
dengan siswa sebagai sarana untuk memahamkan persoalan matematika.” Pendekatan
Realistics Mathematics Education (RME) dapat mendorong lebih aktif berpartisipasi
dalam proses pembelajaran karena adanya kegiatan – kegiatan terkait dengan dunia
nyata yang dilakukan siswa dalam menemukan konsep matematika. Pendektatan
RME memberikan wadah bagi siswa untuk mengkonstruksikan dan menemukan
kembali konsep matematika melalui permasalahan nyata yang diberikan oleh guru
sehingga siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya (Chisara et al., 2018). Hal
ini dapat memberikan pengaruh terhadap pengetahuan dan pemahaman konsep
matematika siswa. Melalui pendekatan ini, siswa secara langsung mengerti hubungan
dan manfaat matematika yang dipelajari dengan kehidupan sehari – hari. Menurut R.
I. M. Pratiwi & Wiarta (2021) penggunaan pendekatan Realistics Mathematics
Education (RME) dapat menciptakan sebuah pembelajaran yang bermakna karena
siswa mampu menemukan suatu konsep matematika dengan caranya
sendiri. Pembelajaran Realitics Mathematics Education (RME) dapat memberikan
pengalaman belajar secara kontekstual bagi siswa, meningkatkan motivasi belajar
siswa, mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran, serta meningkatkan
kemampuan komunikasi matematis siswa (Apriyanti et al., 2023). Pembelajaran RME
menggunakan konteks nyata yang dekat dengan lingkungan siswa salah satunya dapat
dilakukan dengan mengaitkan budaya yang ada disekitar siswa dalam proses
pembelajaran matematika. Sehingga diharapkan siswa dapat menumbuhkan
kreativitasnya dalam menguasai konsep matematika sesuai dengan latar belakang
kebudayaan di lingkungan sekitar.
Etnomatematika merupakan salah satu pendekatan matematika yang
menghubungkan konsep materi matematika dengan kebudayaan lokal sehingga materi
matematika yang sifatnya abstrak lebih mudah dipahami karena materi matematika
dapat secara langsung berkaitan dengan budaya yang menjadi bagian dari kehidupan
sehari – hari siswa. Etnomatematika memiliki tujuan untuk memahami keterkaitan
konsep matematika dengan budaya sehingga pemahaman siswa terhadap matematika
lebih mudah dimengerti (Abdullah, 2017). Dengan adanya keterkaitan matematika
dengan budaya dalam kehidupan sehari – hari dapat membantu siswa untuk mengerti
bagaimana konsep matematika diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari. Hal ini
akan mendorong siswa untuk memiliki pemahaman konsep matematis yang lebih baik
dan dapat mengembangkan kemampuan dalam pemecahaman masalah matematika.
Menurut Andriono (2021) dampak penerapan etnomatematika dalam pembelajaran
matematika yaitu dapat menciptakan pembelajaran matematika yang kontekstual dan
menyenangkan, dapat mengubah pandangan siswa bahwa matematika sifatnya abstrak
dan sulit dimengerti menjadi nyata da nada dalam kehidupan sehari – hari,
mengenalkan kepada siswa terkait dengan kebudayaan daerah, dapat mendorong
siswa untuk memiliki kesadaran untuk melestarikan budaya daerah, salah satu bentuk
melesatarikan kebudayaan daerah. Pendekatan etnomatematika masih jarang
digunakan karena memerlukan kesesuian antara materi pembelajaran matematika
dengan kebudayaan lokal yang ada.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di sekolah SMP Negeri 5
Jepara, guru mata pelajaran matematika menggunakan konsep pembelajaran dimana
awal pembelajaran siswa diberi pengantar terkait materi pembelajaran yang akan
dipelajari, selanjutnya siswa diajak untuk menyimak video pembelajaran matematika
dari YouTube. Video pembelajaran bersifat monoton dan kurang menarik. Setelah
menyimak video pembelajaran, guru mengajak siswa untuk saling berdiskusi dengan
teman sebaya mengerjakan aktivitas yang berkaitan dengan materi yang diajar melalui
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) atau LKS (lembar Kerja Siswa). Saat siswa
berdiskusi untuk mengerjakan lembar aktiviatas yang diberikan oleh guru, beberapa
siswa yang masih kesulitan dalam mengerjakannya. Selain itu, siswa juga masih
mengalami kesulitan untuk mengerjakan soal yang telah dimodifikasi dari contoh
soal. Dari permasalahan tersebut, menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman
konsep matematis siswa disekolah tersebut masih rendah. Kesulitan – kesulitan yang
dialami siswa disebabkan pembelajaran matematika bersifat monotan, kurang
menarik, hanya membahas terkait rumus matematika melalui video yang ditampilkan,
tidak kontekstual, kurang menunjukkan keterkaitan materi yang dipelajari dengan
kondisi kehidupan nyata siswa. Sehingga siswa kurang merasakan aplikasi materi
yang dipelajari dengan kehidupan nyata.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Utami (2023) dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran Realitics Mathematics Education (RME) berbasis etnomatematik dapat
menjadi solusi pembelajaran dikelas dimana pembelajaran menjadi lebih interaktif
sehingga permasalahan matematika menjadi relevan dengan kehiudpan sehari – hari.
Berdasarkan hasil peneitian yang dilakukan oleh Najrina (2022) pembelajaran
matematika menggunakan Realitics Mathematics Eduation (RME) berbasis
etnomatematika dapat lebih baik digunakan dan dapat meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep siswa. Namun penelitian tersebut memiliki kekurangan
pembelajaran tidak dikaitkan degan budaya setempat sehingga proses pembeljaran
tidak bermakna. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pramesta & Mariana (2022)
pembelajaran Realitics Mathematics Education (RME) berbasis etnomatematik
menggunakan permainan tradisional engklek dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa sehingga memberi dampak pada materi yang disampaikan mudah dimengerti
oleh siswa.
Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta, ATD.,S.H.,M.M dalam acara Festival
Permainan Tradisonal memberikan pesan bahwa sebagai genarasi penerus bangsa
diharapkan tidak melupakan permainan tradisional, dan diminta untuk menjaga dan
melestarikan budaya (Bakolkopi, 2022). Salah satu wujud dalam menjaga dan
melestarikan budaya daerah setempat yang salah satunya yaitu menciptakan
pembelaljaran matematika berbasis budaya. Budaya daerah setempat yang dapat
dikaitkan dengan pembelajaran matematika yaitu salah satunya Permainan Tradisonal
Egrang. Dari penjelasan terkait latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti
memiliki solusi untuk mengatasi masalah tersebut berupa penggunaan pembeljaran
matematika menggunakan Realistics Mathematics Education berbasis etnomatematik
dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa. Maka peneliti mengambil judul
“Efektivitas Pembelajaran Realistics Mathematics Education (RME) Berbasis
Etnomatematika Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah terdapat terdapat perbedaan antara pembelajaran menggunakan
Realistic Mathematics Education (RME) berbasis etnomatematika dengan
pembelajaran konvensional terhadap kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa?
2. Apakah pembelajaran Realistics Mathematics Education (RME) berbasis
etnomatematika lebih efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui terdapat terdapat perbedaan antara pembelajaran
menggunakan Realistic Mathematics Education (RME) berbasis
etnomatematika dengan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa
2. Untuk mengetahui pembelajaran Realistics Matematics Education (RME)
berbasis etnomatematika lebih efektif digunakan untuk meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa
D. Manfaat penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat sebagi berikut :
1. Bagi Siswa
a. Memudahkan siswa dalam memahami konsep materi
b. Membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan pemahaman
konsep matematika siswa
c. Meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran
2. Bagi Guru
a. Membantu guru dalam menciptakan suasana belajar mengajar yang
menarik dan menyenangkan
b. Mendorong guru menciptakan pembelajaran matematika secara
realistis dan kontekstual dengan berbantuan budaya
3. Bagi sekolah
a. Meningkatkan kualitas mutu pembelajaran di sekolah
b. Sebagai upaya dalam menciptakan proses pembelajaran yang inovativ
dan kreatif
4. Bagi peneliti
a. Mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan di Universitas PGRI
Semarang secara langsung pada dunia pendidikan
b. Memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang baru secara langsung
di bidang Pendidikan
E. Definisi Istilah
Untuk menghindari perbedaan penafsiran, maka dalam memahami judul proposal
penlitian ini perlu penjelasan mengenai istilah – istilah dalam judul tersebut. istilah –
istilah yang perlu mendapat penegasan dan batasan adalah :
1. Efektivitas
Efektifitas dalam penelitian ini merujuk pada 3 aspek yaitu respon, aktivitas
siswa, dan siswa mampu menyelesaikan permasalahan matematis dengan
pencapaian rata – rata kemampuan pemahaman konsep siswa kelas
eskperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, serta tercapainya
ketuntasan belajar kelas secara klasikal ≥ 70 % (KKM). Efektivitas yang
dimaksud dalam penelitian ini yaitu kesuksesan dalam penerapan
pembelajaaran Realistics Mathematics Education (RME) berbasis
etnomatematik terhadap kemampuan pemahamn konsep siswa.
2. Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh
perubahan sikap dan tingkah laku dalam lingkungannya. Pembelajaran dalam
penelitian ini ditunjukkan pada kelas eksperimen yang memperoleh
pembelajaran yang menggunakan pendekatan RME berbasis etnomatematik
dan pada kelas kontrol yang memperoleh pembelajaran konvensional yang
biasa digunakan oleh guru di sekolah tersebut.
3. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran sederhana yang
dilakukan dalam proses pembelajaran dengan cara guru menjelaskan materi
secara ceramah dengan menggabungkan metode tanya jawab dan penugasan
sebagai upaya dalam memindahkan pengetahuan kepada siswa dan siswa
hanya sebagai pendengar yang pasif. Pembelajaran konvensioal hanya
berpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan sulit
dalam memahami materi.
4. Pembelajaran Realistics Mathematics Education (RME)
Pendekatan pembeljaran Realistics Mathematics Education (RME) dalam
penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran matematika yang
menghubungkan pembelajaran matematika dengan keadaan realistic atau
dunia nyata kehidupan sehari – hari siswa. Tujuan pendekatan ini adalah
untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam menemukan konsep dan
mengkonstruksikannya dengan dunia nyata menggunakan pengetahuan –
pengetahuan yang dimiliki oleh siswa sebelumnya. Sehingga proses
pembelajaran akan lebih bermakna, menarik bagi siswa dan mampu membuat
siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep siswa. Pendekatan Realistics Mathematics Education
(RME) dapat membantu siswa dalam memahami materi dan meningkatkan
minat belajar matematika.
5. Etnomatematika
Etnomatematika adalah pendekatan dalam pembelajaran matematika yang
memberikan fasilitas kepada siswa untuk membangun konsep matematika
dengan pengetahuan yang dimilki sebelumnya yang diperoleh melalui budaya
di lingkungan sekitar sehingga dapat menciptakan pembelajaran matematika
secara nyata yang dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk memiliki
ketertarikan dalam belajar matematika. Melalui etnomatematika diharapkan
konsep matematika yang sulit dimengerti menjadi lebih mudah dipahami oleh
siswa karena pembelajaran matematika keterkaitan dengan budaya mereka
sehari – hari dalam hidup bermasyarakat. Etnomatematika dalam penelitian
ini menggunakan objek Permainan Tradisonal Engklek
6. Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep dalam penelitian ini adalah salah satu kemampuan yang
harus dimiliki untuk mencapai kesuksesan dalam belajar siswa yaitu dalam
menjelaskan kembali konsep matematika apa yang telah dipelajari dan
mengaplikasikan konsep dalam menyelesaikan permasalahan matematika.
BAB II
TELAAH PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Landasan Teori
1. Efektivitas
“Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam
jumlah tertentu yang ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah
sesuatu atas jasa kegiatan yang dijalankannya” (Pasha Akhmad, 2022). Sedangkan
menurut Pujiastutik (2019) “efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan
sejauh mana rencana dapat tercapai.” Menurut Zalewska & Trzcińska (2022)
mengatakan bahwa “efektivitas pembelajaran adalah satu standar mutu pendidikan
dan sering kali diukur dengan tercapainya tujuan, yang diperoleh setelah
pelaksanaan proses belajar mengajar, yang menyediakan kesempatan belajar
sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar.”
Sedangkan menurut Yudhira (2021) “efektivitas pembelajaran adalah proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk mengubah kemampuan dan
persepsi siswa dari yang sulit mempelajari sesuatu menjadi mudah
mempelajarinya.” Menurut Yulianto & Nugraheni (2021) “efektivitas
pembelajaran yaitu perilaku guru saat mengajar yang bisa menghadirkan
pengalaman baru melalui pendekatan dan strategi tertentu agar tercapai suatu
tujuan pembelajaran.”
Berdasarkan pengertian efektivitas yang telah disampaikan diatas, dapat
disimpulkan bahwa efektivitas dalam pembelajaran adalah satu standart mutu
pendidikan yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran melalui
pendekatan dan strategi tertentu yang sering diukur dengan tercapainya tujuan
pembelajaran setelah pelaksanaan proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) yang
dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk berperan aktif dalam proses
belajar dengan pengetahuan dan aktivitas yang dimiliki sehingga dapat mengatasi
kesulitan siswa dalam mempelajari sesuatu. Menurut Guskey dalam Nogroho
(2015) pembelajaran yang efektif ditandai dengan adanya dengan adanya
ketercapaian ketuntasan dalam prestasi belajar, adanya pengaruh yang positif
antara variabel bebas dengan variabel terikat, adanya perbedaan prestasi antara
kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Menurut Sutini et al. (2020) pembelajaran
yang efektif harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:
a. Dapat mengembangkan pemahaman siswa terhadap materi belajar
b. Membuat siswa menjadi memiliki rasa ingin tahu
c. Membuat siswa menjadi tertantang
d. Mampu membuat siswa aktif secara mental, fisik dan psikis
e. Membantu siswa tumbuh kreatif
f. Mudah dilaksanakan oleh guru berdasarkan pandangan
Adapun tujuh ciri pembelajaran yang efektif menurut Wahyuni & Herlinda
(2021) adalah sebagai berikut :
1. Dukungan internal;
2. Karakteristik siswa;
3. Perilaku guru;
4. Ekspektasi siswa;
5. Waktu pembelajaran;
6. Strategi pembelajaran yang bervariasi;
7. Penilaian dan umpan balik siswa (UNESCO, 2008, h. 10).
Teorema pythagoras menyetakan bahwa pada segitiga siku – siku, kuadrat dari
hipotenusa sama dengan jumlah kuadrat kedua sisi siku – sikunya. Sehingga
2 2 2 2 2 2
BC = AB + AC . Berdasarkan persamaan tersebut diperoleh AB =BC − AC dan
2 2 2
AC =BC − AB
8. Pembelajaran Konvensional
Menurut Sapriyah (2019) Pembelajaran adalah proses interaksi yang dilakukan
oleh pendidik untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan siswa serta
dapat mampu mengkonstruksikan pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan
penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran sesuai dengan tujuan
pendidikan. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran juga harus memperhatikan
prinsip – prinsip pembelajaran. Prinsip – prinsip pembelajaran meliputi : perhatian
dan motivasi siswa, keaktifan siswa, keterlibatan siswa secara langsung,
pengulangan, tantangan serta perbedaan individu (H. G. Ali, 2014). Menurut
Lindgren menyebutkan bahwa proses pembelajaran mencakup tiga aspek
(M.Sobry Sutikno dalam Junaedi, 2019), yaitu:
1. Siswa. Siswa merupakan faktor yang paling penting, sebab tanpa
siswa tidak akan ada proses belajar.
2. Proses belajar. Proses belajar adalah apa yang dihayati siswa
apabila mereka belajar.
3. Situasi belajar. Situasi belajar adalah lingkungan tempat terjadinya
proses belajar dan semua faktor yang mempengaruhi siswa atau
proses belajar seperti pendidik , kelas dan interaksi didalamnya
1) Materi yang dipahami oleh siswa sebatas yang telah disampaikan oleh
guru
2) Pembelajaran hanya berfokus pada penggunaan kata – kata atau
ucapan yang telah disampaikan oleh guru dan kurang memperhatikan
penggunaan alat peraga, media bergambar atau media pemebalajaran
yang lainnya
3) Pembelajaran dapat membuat siswa cenderung merasa bosan
4) Dengan metode pembelajaran ceramah sulit bagi guru untuk
mengetahui apakah seluruh siswa dapat memahami materi yang
disampaikan
A. Kerangka Berpikir
Peran pendidikan sangat penting dalam menunjang kemajuan bangsa.
Pendidikan yang bermutu dapat menciptakan individu yang memiliki pemikiran kritis
dan kemampuan menyelesaikan masalah dengan baik dalam menghadapi tantangan
kemajuan bangsa. Upaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia terus
dilakukan oleh pemerintah melalui pemerataan peserta didik dengan adanya sistem
zonasi, pergantian kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka belajar, dan
mempersiapkan tenaga pendidikan yang kompeten dengan adanya program ppg
(Pendidikan Profesi Guru). Untuk terciptanya kualitas pendidikan yang bermutu perlu
didukung dengan adanya proses pembelajaran yang optimal. Pembelajaran
matematika kurang diminati oleh siswa. Hal ini diakibatkan oleh matematika yang
sifatnya abstrak sehingga sulit dimengerti dan proses pembelajaran matematika yang
diciptakan oleh guru hanya monoton terhadap rumus dan perhitungan. Sehingga
proses pembelajaran matematika kurang responsif terhadap lingkurangan sekitar
peserta didik. Banyak guru yang memilih menggunakan pembelajaran konvensional
dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran yang konvensional hanya mengacu
pada gaya mengajar guru yang aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran
konvensional cendurung membuat siswa merasa bosan. Pada kenyataannya
pembelajaran konvensional menyebabkan pembelajaran kurang menarik, kurang
bermakna dan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini memberikan
dampak terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa rendahh.
Realistics Mathematics Education (RME) merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran matematika yang mampu mendorong peserta didin untuk meningkatkan
pengetahuannya melalui aktivitas yang diberikan dalam proses pembelajaran. Melalui
RME siswa akan m cederung lebihh aktif berpartisipasi dalam pembelajaran karena
adanya aktivitas - aktivitas yang diberikan oleh guru dalam menemukan konsep
matematika. Dengan menggunakan Realistics Mathematics Education (RME) siswa
akan mengerti secara langsung bagaimana hubungan dan matematika yang dipelajari
dengan kehidupan sehari - hari. Pembelajaran RME menggunakan konteks nyata yang
dekat dengan lingkungan siswa salah satunya dapat mengaitkan kebudayaan
dilingkungan sekitar siswa dalam proses pembelajaran matematika. Etnomatematika
merupakan pendekatan pembelajaran matematika yang menghubungkan konsep
materi matematika dengan kebudayaan lokal sehingga matematika lebih mudah
dipahami. Kurikulum merdeka belajar mampu memberikan ruang dalam menciptakan
pembelajaran matematika yang berbasis budaya. Melalui pembelajaran Relaitics
Mathematics Eductaion (RME) berbasis etnomatematika akan berdampak pada
pembelajaran matematika yang kontekstual melalui unsur budaya yang ada
dilingkungan siswa.
Berdasarkan uraian diatas peneliti memberikan judul terhadap pelaksanaan
penelitian yaitu “Efektivitas Pembelajaran Realistics Mathematics Education
(RME) Berbasis Etnomatematika Terhadap Pemahaman Konsep Matematis
Siswa”
Berikut ini gambar diagram kerangka berpikir dalam penelitian ini :
Materi
Pembelajaran
Pembelajaran Realistics
Pembelajaran Mathematics Education (RME)
Konvensional berbasis etnomatematika
METODE PENELITIAN
Keterangan :
X1 : Pembelajaran dengan menggunakan model Realistics Mathematics Education
(RME) berbasis etnomatematikaa
Y1 : Pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan model Realistics
Mathematics Education (RME) berbasis etnomatematika
Y2 : Kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan model
pembelajaran konvensional
D. Teknik Sampling
Teknik sampling menurut Sugiyono tahun 2015 dalam (E. Y. Sari, 2019)
adalah teknik dalam pengambilan sampel untuk meemilih sampel yang digunakan
dalam penelitian dan terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik
sampling yang digunakan dalam penelitain ini adalah sample random sampling.
Pemilihan teknik ini dilakukan karena anggota sampe yang diambil dari populasi
yang telah ditentukan diambil secara acak tanpa memperhatikan karakteristik, atau
kriteria, atau strata tertentu dalam populasi. Teknik ini dipilih dengan
mempertimbangkan bahwa semua siswa memiliki status yang sama, artinya semua
siswa mendapatkan materi yang diajarkan sesuai dengan kurikulum yang sama,
diampu oleh guru yang sama , siswa juga menjadi objek dan dalam penelitian.
Pengambilan sample diperoleh dari dua kelas dengan satu kelas kelas eksperimen dan
satu kelas kontrol.
E. Variabel penelitian
Variabel Penelitian adalah nilai / sifat dari objek, individu/kegiatan yang
memiliki banyak variasi telah ditentukan oleh peneliti untuk diteliti, dipelajari dan
dicari informasinya sehingga dapat menarik suatu kesimpulan (Hikmah, 2020).
Menurut (Sahir, 2022) variabel penelitian adalah komponen ditentukan oleh seorang
peneliti untuk diteliti sehingga memperoleh suatu jawaban berupa kesimpulan
penelitian.Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas (Independen)
Menurut Sugiyono (2013) dalam (Tam, 2017) variabel bebas adalah
variabel yang dapat mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependent (terikat). Dalam penelitian ini terdapat 2 varibel
bebas yaitu 2 model pembelajaran yaitu pembelajaran Realistiics Mathematics
Education (RME) berbasis etnomatematika dan pembelajaran konvensional.
Sedangkan untuk mengukur regresi dalam penelitian ini, variabel bebasnya
yaitu keaktifan siswa pada model pembelajaran Realistiics Mathematics
Education (RME) berbasis etnomatematika dan pembelajaran konvensional.
2. Variabel terikat (Dependen)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas berdasarkan pendapat Sugiyono (2013)
dalam (Tam, 2017). Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah
pemahaman konsep siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Jepara , yaitu :
Y1 : Kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang diberi
perlakuan dengan pembelajaran Realistiics Mathematics Education
(RME) berbasis etnomatematika
Y2 : Kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang diberi
perlakuan dengan pembelajaran konvensional
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang sesuai dapat berpengaruh terhadap data yang
diperoleh sehingga mengakibtkan data menjadi akurat. Teknik mengumpulkan data
merupakan langkah yang paling penting dalam penelitian, karena tujuan utama dari
sebuah penelitian adalah untuk memperoleh suatu data di lapangan. Teknik data yang
digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian adalah :
1. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2016 : 145) observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Observasi adalah pengumpulan data
dengan melakukan pengamatan terhadap obyek yang diteliti . Dua diantaranya
yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi
dilakukan dengan kegiatan pengamatan berdasarkan tindakan atau perlakuan
yang dikenakan kepada siswa (Agustina et al., 2021).
Penelitian ini menggunakan participant observation. Participant
observation menggunakan prinisp peneliti secara langsung terlibat dalam
objek yang diteliti dengan sebagai pengajar dalam kelas eksperimen. Lembar
observasi yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengamati aktivitas
siswa berdasarkan sintaks model pembelajaran tingkah laku, respon dan
keaktifan terhadap pembelajaran Realistics mAthematics Education (RME)
berbaisis etnomatematika
2. Test
Tes adalah teknik dalam mengumpulkan data hasil sebelum diberi
perlakukan maupun sesudah diberi perlakuan. Tes merupakan pertanyaan
yang memerlukan jawaban atau tanggapan yang bertujuan untuk mengukur
tingkat kemampuan orang yang dikenai tes. Hasil tes merupakan informasi
tentang karakteristik seseorang atau sekelompok orang (Arifin, 2015 : 118).
Test diberikan kepada siswa untuk mengukur kemampuan kognitif siswa
terhadapa pemahaman materi yang telah diberikan sesuai tujuan
pembelajaran.
Tes dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang diberikan kepada siswa
untuk menilai ada tidaknya pengaruh dari treatment atau perlakuan yang telah
diberikan kepada siswa tersebut ditinjau dari kemamuan pemahaman konsep
matematis siswa setelah diberi perlakuan. Baik kelas control maupun kelas
eksperimen akan diberikan test tertulis (posttest) selanjutnya hasil dari test
akan dianalisis untuk menguji hipotesis sehingga memperoleh suatu
pembuktian. Penelitian ini menggunakan test tertulis berupa test uraian
berdasarkan capaian pembelajaran yang telah ditentukan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis (Arikunto, 2010 : 201). Menurut M. Ali (2000) teknik pengumpulan
data dengan menggunakan dokumentasi adalah dengan melakukan
Keterangan:
r xy : koefisien korelasi tiap item
n : banyaknya subyek uji coba
∑X : jumlah skor item
∑ Y : jumlah sko total
∑ X 2 : jumlah kuadrat skor item
∑ Y 2 : jumlah kuadrat skor total
∑ XY : jumlah perkalian skor item (X) dengan skor total (Y)
Berdasarkan hasil perhitungan
r xy kemudian
diinteprestasikan dengan tabel harga r kritik product moment
)( )
∑ σ i2
r 11 = ( n
n−1
1−
σ
t
2
Dimana:
r 11 = reliabilitas yang dicari
Nilai r 11 Interpretasi
0,80 – 1,00 Sangat Tinggi
0,60 – 0,80 Tinggi
0,40 – 0,60 Sedang
0,20 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
d) Daya Pembeda
Perhitungan pada daya pembeda merupakan
pengukuran butir soal yang menunjukkan sejauh mana suatu
butir soal mampu membedakan siswa yang sudah menguasai
kompetensi yang diinginkan dengan siswa yang belum atau
masih kurang dalam menguasai kompetensi yang diinginkan
berdasarkan pada kriteria tertentu (Arifin, 2014). Menurut
Arifin (2014:278), rumus yang digunakan adalah
( MH −ML )
t=
Keterangan:
√ ∑ x 12+∑ x22
n 1 ( n 1−1 )
(Sudjana, 2005:466).
b. Uji Homogenitas
Menurut Budiyono (2013:174) Uji homogenitas ditujukan untuk
mengetahui variansi kedua kelas homogen atau tidak. Langkahlangkah-
nya adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan hipotesis
2 2
H O :σ 1 =σ 2
2 2
H1: σ1 ≠ σ 2
2) Menentukan standart deviasi (α =5 % ¿ dan F tabel
3) Menentukan statistik yang digunakan
2
s1 varians terbesar
F= 2
atau F=
s 2
varians terkecil
Kriteria pengujian H0 diterima jika −t tabel <t h itung <t tabel dan H0
ditolak jika t mempunyai harga – harga yang lain. Derajat
kebebasan (DK) = (n1+n2 – 2 ) dan peluang (1 – ½ α ) dengan
α =5 %
b) Jika σ 1 ≠ σ 2 tetapi 𝜎 tidak diketahui harganya, maka rumus
yang digunakan adalah:
' x 1−x 2
t=
√
2 2
s1 s 2
+
n1 n2
−(w1 t 1 +w 2 t 2)
Kriteria pengujian Jika t≤ dengan
w1 +w 2
2 2
s1 s2
w 1= , w2= , t 1 =t (1−α ),(n −1) , t 2=t (1−α ),(n −1 ).
n1 n2 1
dan 2
Keterangan :
s2 ² : Simpangan baku kuadrat kelompok kontrol
x1 : Nilai rata-rata kelompok eksperimen
x2 : Nilai rata-rata kelompok kontrol
n1 : Jumlah sampel kelompok eksperimen
n2 : Jumlah sampel kelompok kontrol
s : Simpangan baku
2. Analisis Akhir
Analisis akhir dilakukan untuk menguji hipotesis. Data yang
dipergunakan pada tahap akhir adalah data hasil tes pemahaman konsep
siswa. Pada analisis ini dilakukan uji normalitas, uji homogenitas, uji anava,
dan uji t.
1. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah hasil tes
pemahaman konsep siswa, sample berdistribusi normal atau tidak. Uji
yang digunakan adalah uji liliefors, adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut:
1) Pengamatan x1, x2, ..., xn dijadikan bilangan baku z1, z2, ..., zn dengan
xi −x
menggunakan rumus: z i=
s
Keterangan:
z i : Bilangan baku
x i : Data hasil pengamatan
x : Rata-rata sampel
(Sudjana, 2005:466)
2. Uji Homogenitas
Menurut Budiyono (2013:174) Uji homogenitas ditujukan untuk
mengetahui variansi kedua kelas homogen atau tidak. Langkahlangkah-
nya adalah sebagai berikut:
5) Merumuskan hipotesis
2 2
H O :σ 1 =σ 2
2 2
H1: σ1 ≠ σ 2
6) Menentukan standart deviasi (α =5 % ¿ dan F tabel
7) Menentukan statistik yang digunakan
2
s1 varians terbesar
F= 2
atau F=
s 2
varians terkecil
Kriteria pengujian H0 diterima jika −t tabel <t h itung <t tabel dan H0
ditolak jika t mempunyai harga – harga yang lain. Derajat
kebebasan (DK) = (n1+n2 – 2 ) dan peluang (1 – ½ α ) dengan
α =5 %
c) Jika σ 1 ≠ σ 2 tetapi 𝜎 tidak diketahui harganya, maka rumus
yang digunakan adalah:
' x 1−x 2
t=
√
2 2
s1 s 2
+
n1 n2
−(w1 t 1 +w 2 t 2)
Kriteria pengujian Jika t≤ dengan
w1 +w 2
2 2
s1 s2
w 1= , w2= , t 1 =t (1−α ),(n −1) , t 2=t (1−α ),(n −1 ).
n1 n2 1
dan 2
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, S., Usman, N., & Aiman, U. (2021). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta
Didik Di Kelas IV Tentang Macam-Macam Gaya Menggunakan Model Problem Based
Learning SDN 02 Pemulutan. Educatif Journal of Education Research, 5(1), 59–68.
https://doi.org/10.36654/educatif.v5i1.146
Ali, M. (2000). Manajemen Mutu dalam Manajemen Mutu Pendidikan. Jurnal Mimbar
Pendidikan, 3(3), 326–337.
Apriyanti, E., Asrin, A., & Fauzi, A. (2023). Model Pembelajaran Realistic Mathematics
Education Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Sekolah Dasar.
Jurnal Educatio FKIP UNMA, 9(4), 1978–1986.
https://doi.org/10.31949/educatio.v9i4.5940
Apriyono, F., Rosyidah, E. A., Purnomo, T., Sulityo, J., Munir, M. M., & Safitri, V. W.
(2019). Eksplorasi Ethnomatematika Pada Permainan Tradisional Egrang Di Tanoker
Ledokombo Jember. Sigma, 4(2), 51–58.
Armania, M., Eftafiyana, S., & Sugandi, A. I. (2018). Analisis Hubungan Kemampuan
Komunikasi Matematis Dan Minat Belajar Siswa Smp Dengan Menggunakan
Pendekatan Realistic Mathematic Education. JPMI (Jurnal Pembelajaran Matematika
Inovatif), 1(6), 1087. https://doi.org/10.22460/jpmi.v1i6.p1087-1094
Asoraya, M. S., & Martila Ruli, R. (2022). Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa SMP pada Materi Relasi dan Fungsi. Radian Journal: Research and Review in
Mathematics Education, 1(2), 89–96. https://doi.org/10.35706/rjrrme.v1i2.6537
Bakolkopi. (2022). Buka Festival Permainan Tradisional, Pj Bupati Main Rangka Alu.
Bakolkopi.Jepara.Go.Id. https://bakolkopi.jepara.go.id/2022/10/02/buka-festival-
permainan-tradisional-pj-bupati-main-rangka-alu/
Chisara, C., Hakim, D. L., & Kartika, H. (2018). Implementasi Pendekatan Realistic
Mathematics Education (RME) dalam Pembelajaran Matematika. Prosiding Seminar
Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika (Sesiomadika), 65–72.
http://journal.unsika.ac.id/index.php/sesiomadika
Dewi, P. S., & Septa, H. W. (2019). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan
Disposisi Matematis Siswa Dengan Pembelajaran Berbasis Masalah. Mathema Journal,
1(1), 31–39. https://ejurnal.teknokrat.ac.id/index.php/jurnalmathema/article/view/352
Fadhilah, M., Ulya, H., & Purwaningrum, J. P. (2022). Efektivitas Pembelajaran Realistic
Mathematics Education (Rme) Berbantuan Video Pembelajaran Bernuansa
Etnomatematika Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa. In:
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika (SNAPMAT), 76–86.
Fahrudin, A. G., Zuliana, E., & Bintoro, H. S. (2018). Peningkatan Pemahaman Konsep
Matematika melalui Realistic Mathematic Education Berbantu Alat Peraga Bongpas.
ANARGYA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 1(1), 14–20.
https://doi.org/10.24176/anargya.v1i1.2280
Fahrudin, F., Ansari, A., & Ichsan, A. S. (2021). Pembelajaran Konvensional dan Kritis
Kreatif dalam Perspektif Pendidikan Islam. Hikmah, 18(1), 64–80.
https://doi.org/10.53802/hikmah.v18i1.101
Galih Abdi Nugraha, Baidi, S. B. (2021). Transformasi Manajemen Fasilitas Pendidikan Pada
Era Disrupsi Teknologi. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(02), 860–868.
Guru, P., Dasar, S., & Aquinas, J. (2019). Pendidikan Guru Sekolah Dasar Juril AQUINAS p-
ISSN: 2615-7683. 2003(20), 144–158.
Hamzah, F., Mujib, A., Firmansyah, ), Muslim, U., Al, N., Medan, W., Garu2, J., & Sumatera
Utara, M. (2022). Efektivitas Pembelajaran Blended Learning Menggunakan Schoology
Pada Pelajaran Matematika 1). Januari, 10(1), 95–104.
Hamzah, M. R., Mujiwati, Y., Zuhriyah, F. A., & Suryanda, D. (2022). Kurikulum Merdeka
Belajar sebagai Wujud Pendidikan yang Memerdekakan Peserta Didik. Arus Jurnal
Pendidikan, 2(3), 221–226. https://doi.org/10.57250/ajup.v2i3.112
Iis Holisin. (2007). Pembelajaran Matematika Realistik (PMR). Didaktis, 3(3), 1–68.
http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/didaktis/article/viewFile/255/199
Junaedi, I. (2019). Proses pembelajaran yang efektif. Journal of Information System, Applied,
Management, Accounting and Research, 3(2), 19–25.
Kirana, S., & Nazihah, Z. (2018). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Kelas Viii
Bercirikan Realistic Mathematics Education (Rme) Pada Materi Statistika. Pi:
Mathematics Education Journal, 1(3), 127–133.
https://doi.org/10.21067/pmej.v1i3.2786
Krisnaldy, K., & Deliana, M. (2018). Analisis Rasio Keuangan Apbd Provinsi Dki Jakarta.
KREATIF : Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang, 6(3), 49.
https://doi.org/10.32493/jk.v6i3.y2018.p49-58
Kurniawan, T., Rokhmat, J., & Ardhuha, J. (2015). PERBEDAAN HASIL BELAJAR
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
BERBANTUAN KOMIK FISIKA DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA
SISWA KELAS VIII SMPN 1 LABUAPI TAHUN AJARAN 2013/2014. I(2), 123–128.
Lestari, L., & Sofyan, D. (2014). Perbandingan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
dalam Matematika Antara yang Mendapat Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
dengan Pembelajaran Konvensional. Jurnal Pendidikan Matematika, 3(2), 95–108.
https://media.neliti.com/media/publications/226571-perbandingan-kemampuan-
pemecahan-masalah-5af4ead9.pdf
Lolang, En. (2014). HIPOTESIS NOL DAN HIPOTESIS ALTERNATIF. Jurnal Kip, 3(3),
685–696.
Maisyarah, S., & Prahmana, R. C. I. (2020). Pembelajaran Luas Permukaan Bangun Ruang
Sisi Datar Menggunakan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia.
Jurnal Elemen, 6(1), 68–88. https://doi.org/10.29408/jel.v6i1.1713
Noka Saputra, A. N., Said, H. B., & Defitriani, E. (2019). Perbandingan Kemampuan
Koneksi Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Conecting Organizing
Reflecting Extending (Core) Dengan Model Pembelajaran Konvensional Di Kelas Viii
Smp Negeri 15 Kota Jambi. PHI: Jurnal Pendidikan Matematika, 3(1), 12.
https://doi.org/10.33087/phi.v3i1.57
Nurhuda, H., Tinggi, S., & Islam, A. (2022). Faktor Dan Solusi Yang Ditawarkan National
Education Problems ; Factors and Solutions. 127–137.
Praja, E. S., Setiyani, S., Kurniasih, L., & Ferdiansyah, F. (2021). Analisis Kemampuan
Pemahaman Matematis Siswa Smk Kelas Xi Pada Materi Vektor Selama Pandemi
Covid-19. Teorema: Teori Dan Riset Matematika, 6(1), 12.
https://doi.org/10.25157/teorema.v6i1.4539
Pramesta, S. P. E., & Mariana, N. (2022). Implementasi Rme Berbasis Etnomatematika
Materi Ciri-Ciri Bangun Datar Menggunakan Permainan Engklek. Jurnal Review
Pendidikan Dasar : Jurnal Kajian Pendidikan Dan Hasil Penelitian, 8(2), 111–120.
https://doi.org/10.26740/jrpd.v8n2.p111-120
Rosa, M., & Orey, D. (2011). Ethnomathematics: the cultural aspects of mathematics. Revista
Latinoamericana de Etnomatemática, 4(2), 32–54.
http://www.revista.etnomatematica.org/index.php/RLE/article/view/32
Sari, E. Y. (2019). Pengaruh penggunan media pembelajaran buku pop-up terhadap hasil
belajar siswa kelas iv sdn 2 bendungan kecamatan gondang kabupaten tulungagung.
Edustream : Jurnal Pendidikan Dasar, 3(2), 16–22.
Sari, I. K., & Saryadi. (2019). Pengaruh Sosialisasi Perpajakan dan Pengetahuan Perpajakan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kesadaran Wajib Pajak Sebagai Variabel
Intervening. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 8(3), 126–135.
Sari, P. (2017). Pemahaman Konsep Matematika Siswa pada Materi Besar Sudut Melalui
Pendekatan PMRI. Jurnal Gantang, 2(1), 41–50. https://doi.org/10.31629/jg.v2i1.60
Setiani, N., Roza, Y., & Maimunah. (2019). Analisis Kemampuan Siswa Dalam Pemahaman
Konsep Matematis Materi Peluang Pada Siswa SMP. Prosiding Seminar Nasional
Matematika Dan PendidikanMatematika Sesiomadika 2019, 06(02), 575–581.
Siregar, N., & Lestari, W. (2018). Peranan permainan tradisional dalam mengembangkan
kemampuan matematika anak usia sekolah dasar. Jurnal Mercumatika : Jurnal
Penelitian Matematika Dan Pendidikan Matematika, 2(2), 1.
https://doi.org/10.26486/jm.v2i1.427
Sutini, S., Mushofan, M., Ilmia, A., Yanti, A. D., Rizky, A. N., & Lailiyah, S. (2020).
Efektivitas Pembelajaran Daring dengan Menggunakan E-learning Madrasah Terhadap
Optimalisasi Pemahaman Matematika Siswa. JRPM (Jurnal Review Pembelajaran
Matematika), 5(2), 124–136. https://doi.org/10.15642/jrpm.2020.5.2.124-136
Suwangsih, E., Indonesia, U. P., Purwakarta, K., & Pendahuluan, A. (2016). Penelitian
Relevan_Misel dan Erna. 10(2), 27–36.
Syaifullah, S., & Mira, M. (2018). Pengaruh Citra Merek Dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Nasabah Pt Pegadaian (Persero) Batam. JIM UPB (Jurnal Ilmiah Manajemen
Universitas Putera Batam), 6(2). https://doi.org/10.33884/jimupb.v6i2.682
Tam, D. M. (2017). Pengaruh Gadget Terhadap Prestasi Siswa SMK Yayasan Islam
Tasikmalaya. 4(2), 163–173.
Wawo Koa, A., & Marselinus Harun Malessy, A. (2021). Ethnimathematic Exploration Of
Ingkau Games In Bengkulu And Identification Of The Concept Of Trigonomtry In
Middle Schools. Jurnal Kependidikan Matematika, 95(1), 95–102.
Yudhira, A. (2021). Efektivitas Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19: Value,
2(1), 1–10. https://doi.org/10.36490/value.v2i1.177
Zabeta, M., Hartono, Y., & Putri, R. I. I. (2015). Desain pembelajaran materi pecahan
menggunakan pendekatan pmridi kelas VII. Jurnal Beta, 8(1), 86–99.
https://doi.org/10.22342/jpm.8.2.1864.20-32
Zaki, M., & Saiman, S. (2021). Kajian tentang Perumusan Hipotesis Statistik Dalam
Pengujian Hipotesis Penelitian. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 4(2), 115–118.
https://doi.org/10.54371/jiip.v4i2.216
Zalewska, E., & Trzcińska, K. (2022). Effectiveness of distance learning during the COVID-
19 pandemic. Wiadomości Statystyczne. The Polish Statistician, 67(10), 48–61.
https://doi.org/10.5604/01.3001.0016.0659