LAPORAN KEMAJUAN
TIM PENGUSUL
i
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui
Ketua LPPM Untirta
ii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
3. Objek Penelitian : Instrument Soal Literasi Sains Berbasis Plickers Terintegrasi Kearifan
Lokal Banten Pada Tema Yuk Makan Talas Beneng
4. Masa Pelaksanaan
Mulai : bulan: Januari tahun: 2022
Berakhir : bulan: Juni tahun: 2022
5. Usulan Biaya ke Untirta :
• Tahun ke-1 : Rp. 20.000.000,00
6. Lokasi Penelitian : Program Studi Pendidikan IPA, FKIP, Untirta
7. Instansi lain yang terlibat………………………………………………………
8. Temuan yang ditargetkan :
Instrumen Soal Literasi Sains Berbasis Plickers Terintegrasi Kearifan Lokal Banten Pada
Tema Yuk Makan Talas Beneng yang layak digunakan pada Mata Kuliah IPA 2.
9. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu:
Digunakan sebagai Instrument pembelajaran yang berorientasi pada Literasi Sains Berbasis
Plickers Pada Mata Kuliah IPA 2 di Program Studi Pendidikan IPA.
iii
10. Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran:
Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA (JPPI) Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa– Internasional dan Nasional (Sinta 2).
11. Rencana luaran HKI, buku, purwarupa atau luaran lainnya yang ditargetkan,
tahun rencana perolehan atau penyelesainnya :
iv
DAFTAR ISI
v
RINGKASAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
10
dirinya sendiri melainkan juga pada masyarakat dan alam sekitar (Julianto dan
Hidayati, 2018). Sehingga pelaksanaan pembelajaran berorientasi pada
pengalaman yang dialami oleh mahasiswa, agar bisa mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri dan mengembangkan kompetensi yang dimiliki. Oleh
karena itu, literasi sains menjadi suatu hal yang penting untuk dimiliki oleh
mahasiswa IPA. Untuk mengukur keterampilan literasi sains mahasiswa IPA,
maka dibutuhkan sebuah instrument penilaian.
Instrument penilaian merupakan alat ukur untuk mendapatkan informasi
hasil belajar mahasiswa (Kemdikbud, 2019). Instrument penilaian yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah instrument tes literasi sains dalam bentuk soal pilihan
ganda. Melalui instrument tersebut, dosen dapat mengetahui sejauh mana
kemampuan mahasiswa untuk menerapkan pengetahuan sains dalam kehidupan
sehari-hari (Soobard dan Rannikmae, 2011). Sehingga dapat melatih mahasiswa
untuk berpikir secara logis dan ilmiah (Rusilowati et al, 2016). Soal pilihan ganda
yang akan dikembangkan nantinya akan disesuaikan dengan aspek literasi sains
yaitu sains sebagai batang tubuh, cara untuk menyelidiki, cara berpikir dan
interaksi sains, teknologi dengan masyarakat (Linuwih et al, 2016).
Penilaian literasi sains yang dimaksud adalah penilaian pemahaman
mahasiswa terhadap konten, aplikasi dan proses sains. Konten disini berarti materi
yang disesuaikan dengan tuntutan kurikulum mahasiswa yang menekankan pada
pemahaman konsep serta penggunaannya dalam menghadapi permasalahan sains
di kehidupan. Proses sains disini dimaksudkan pada proses mental yang dialami
oleh mahasiswa ketika terlibat dalam pemecahan masalah sementara aplikasi
merujuk pada penerapan dari konsep sains tersebut (Astuti, 2016). Sehingga
dalam prakteknya, penilaian literasi sains tidak hanya fokus pada kemampuan
seseorang dalam menguasai materi sains saja, melainkan juga memiliki kecakapan
hidup, kemampuan berpikir kritis serta kemampuan proses sains pada dunia nyata
(Purwanto dan Kristyowati, 2019).
Berdasarkan hasil observasi, pada mata kuliah IPA 2 dosen belum
maksimal dalam mengembangkan instrument penilaian berbasis literasi sains.
Instrument yang dikembangkan sebelumnya hanya merujuk pada konten sains saja
sementara untuk aplikasi dan prosesnya belum dimuat dalam soal. Dengan
diterapkannya instrument soal yang berorientasi pada literasi sains, diharapkan
dapat menjadikan mahasiswa sebagai pribadi yang mampu menghadapi tantangan
11
global di abad 21. Namun karena pandemi corona yang belum berakhir hingga
saat ini membuat pelaksanaan pembelajaran banyak dilakukan secara daring.
Sehingga penilaian pun dituntut untuk mengalami perubahan agar mahasiswa
dapat mengakses soal literasi sains dimanapun dan kapanpun. Seiring dengan
perkembangan teknologi dan informasi, maka telah hadirnya sebuah media
pembelajaran yang dapat memudahkan dosen dalam melakukan penilaian, salah
satunya yaitu plickers.
Plicker merupakan sebuah media e-learning yang memungkinkan dosen
untuk melakukan penilaian dari jarak jauh, mengumpulkan data hasil penilaian
secara real time serta mampu menampilkan kegiatan evaluasi dalam suasana yang
menyenangkan karena bentuk penilaiannya dikemas dalam bentuk games
(Fransisca, 2016). Melalui Plickers, dosen dapat menilai semua jawaban
mahasiswa secara serentak hanya dengan menggunakan kartu yang berisi kode
barcode (Kent, 2019). Penggunaan plicker dapat memberikan inovasi dalam
pembelajaran serta kesan yang berbeda dan baru bagi mahasiswa dan dapat
meminimalisir budaya mencontek yang kerap sekali terjadi dikalangan
mahasiswa.
Menurut Pratama (2019) kelebihan dari media plickers adalah dosen tidak
perlu mencetak banyak lembar soal, proses penggunaannya mudah dan efektif,
serta hasil jawaban mahasiswa dapat langsung ditampilkan kepada mahasiswa
atau akan disimpan dalam online database yang dapat diakses kembali oleh dosen
sehingga memudahkan dosen dalam melakukan koreksi jawaban mahasiswa.
Selain itu plickers juga dapat menampilkan soal dalam bentuk pilihan ganda
dengan tidak ada batasan kata atau karakter yang digunakan serta tidak
bergantung pada kemampuan akses data yang menjadi kelemahan dari software
lain seperti kahoot yang terbatas pada jumlah kata yang ditampilkan dalam soal.
Pembelajaran akan lebih bermakna, ketika dikaitkan dengan prinsip berpikir dan
tindakan yang dibentuk oleh kebudayaan setempat.
Pembelajaran yang terintegrasi dengan kearifan lokal yang menjadi
kebiasaan yang berkembang di suatu daerah dalam proses pembelajaran dapat
membantu mahasiswa dalam memahami konten materi yang diajarkan (Sunarti
dan Murti, 2021). Integrasi budaya setempat dalam pembelajaran IPA dapat
diwujudkan, salah satunya melalui instrumen soal yang tidak hanya berorientasi
pada literasi sains, melainkan terintegrasi pada kearifan lokal.
12
Kearifan lokal merupakan sebuah paradigma yang didalamnya berisi
pengetahuan yang sifatnya tradisional dan turun-temurun yang dijadikan oleh
pedoman hidup oleh masyarakat daerah setempat dalam menyelelesaikan setiap
permasalahan yang terjadi dalam kehidupan, dalam hal ini adalah konteks
permasalahan sains (Mardotilah et al, 2016). Kearifan lokal didalamnya memuat
permasalahan yang bersumber dari lingkungan mereka serta adanya isu budaya
setempat yang dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran literasi sains
(Perkasa, 2018).
Melalui instrument soal yang dikembangkan, dosen dapat
memperkenalkan kepada mahasiswa tentang budaya lokal khususnya di wilayah
Provinsi banten yang berhubungan dengan fenomena sains sehingga dapat
dipelihara dan dijaga oleh generasi muda melalui Pendidikan. Kearifan lokal ini
menjadi identitas khas yang dimiliki masyarakat sekitar sebagai strategi untuk
melestarikan potensi daerah yang didalamnya tidak hanya mencakup kebudayaan
saja melainkan juga permainan, alat musik dan makanan tradisional, semboyan,
pepatah (Mumaiyizah, 2016). Dengan demikian, Pembelajaran berbasis kearifan
lokal ini dapat menghasilkan pengetahuan yang dibentuk melalui pengalaman
yang dialami langsung oleh mahasiswa dan berlangsung secara terus-menerus
sehingga menjadi sebuah tradisi (Rahyono, 2015). Salah satu makanan tradisional
lokal banten yaitu keripik talas beneng.
Talas beneng merupakan tanaman lokal yang memiliki ukuran besar dan
berwarna kuning yang menarik perhatian mata. Tanaman ini menjadi salah satu
bahan pangan pokok di Provinsi Banten, khususnya di Kelurahan Juhut,
Kabupaten Pandeglang. Talas beneng berpotensi untuk menjadi sumber pangan
lokal karena memiliki protein yang tinggi yang baik untuk Kesehatan tubuh
(Nuraeni dan Mulyati, 2016). Pada mata kuliah IPA 2, mahasiswa dibekali
pengetahuan bahwa proses pembelajaran IPA di SMP/MTs dilakukan secara
terpadu dan tidak terpisahkan antara bidang kajian IPA baik Fisika, Biologi,
Kimia maupun IPBA dan lingkungan berdasarkan tuntutan dari kurikulum 2013
(Wahab dan Saharuddin, 2019). Sehingga mahasiswa dilatih agar memiliki
penguasaan konten, pedagogik maupun strategi membelajarkan konten IPA secara
terpadu melalui pembelajaran IPA 2.
Pembelajaran IPA terpadu menunjukkan adanya hubungan antar konten
dalam kompetensi dasar IPA sehingga dapat menghasilkan beberapa tema. Salah
13
tema pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah yuk makan talas
beneng. Tema tersebut dipilih karena mencerminkan sosiosaintifik yang
kontekstual dan erat dengan kearifan lokal banten sehingga diharapkan mahasiswa
bisa lebih peduli dan sadar akan potensi daerah yang dimilikinya. Melalui tema
tersebut banyak sekali beberapa bidang kajian IPA yang dapat dipadukan yaitu
bidang kajian Kimia, Biologi dan lingkungan.
Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat
menerapkan konsep yang diperoleh dalam kehidupan melalui pembelajaran IPA
terpadu. Dengan demikian, mahasiswa harus dilatih untuk dapat mengidentifikasi
berbagai konsep dalam materi sehingga pembelajaran lebih holistik, autentik dan
bermakna (Supardi et al, 2018). Ada beberapa konsep yang dipadukan
berdasarkan bidang kajian ipa seperti zat kimia yang terkandung dalam talas
beneng (bidang kajian Kimia), karakteristik sifat fisik dan kimia tanah yang
mendukung pertumbuhan talas beneng (bidang kajian lingkungan), dampak
mengonsumsi makanan yang mengandung talas beneng bagi kesehatan sistem
pencernaan manusia, kandungan zat makanan yang terdapat pada talas beneng
serta karakteristik talas beneng sebagai bagian dari kelompok tanaman
Angiospermae (bidang kajian Biologi).
Untuk mengatasi permasalahan hal tersebut, peneliti memandang bahwa
dosen perlu melakukan pengembangan instrument soal literasi sains yang
terintegrasi pada kearifan lokal. Instrumens soal tersebut menggunakan media
plickers yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran di mata kuliah IPA 2.
Dengan adanya pengembangan soal diharapan dapat meningkatkan kemampuan
dosen dalam hal melakukan penilaian agar lebih variatif dan menyesuaikan
dengan perkembangan zaman sehingga akan memberi dampak pada mutu
pembelajaran. Untuk itu, peneliti memilih judul penelitian sebagai berikut:
“Pengembangan Soal Literasi Sains Berbasis Plickers Terintegrasi Kearifan Lokal
Banten Pada Tema Yuk Makan Talas Beneng”.
14
1.2. Urgensi Penelitian
15
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
17
2.2 Media Plickers
18
telah tersedia di website Plickers dan dapat diunduh secara gratis. Sehingga dosen
hanya perlu untuk mengunduh kartu Plickers dan mencetaknya dengan media
kertas. Kartu Plickers tersebut mempunyai desain QR dengan nomor unik di
setiap pojok kartu yang berjumlah hingga 63 kombinasi. Artinya, penilaian hasil
belajar dengan Plickers ini dapat diikuti oleh mahasiswa dengan jumlah maksimal
63 orang. Pada setiap sisi kartu terdapat label yang menandakan pilihan jawaban
mahasiswa (Pratama, 2019). Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat diperoleh
kesimpulan bahwa pengembangan asesment formatif adalah serangkaian kegiatan
untuk menghasilkan instrument penilaian formatif dalam pembelajaran sekaligus
memeriksa hasil jawaban secara real time yang pelaksanaan penilaian dapat
dilakukan kapan pun dan dimana pun tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
BIOLOGI
KIMIA •Zat makanan
Senyawa yang terkandung dalam talas • Sistem pencernaan makanan pada
beneng manusia
•Dampak konsumsi makanan
berbahan dasar talas beneng
IPBA
• Tanah Berpasir BIOLOGI
• Ph tanah Klasifikasi Tumbuhan
21
Talas beneng telah menjadi keanekaragaman hayati yang tumbuh secara liar
khususnya di daerah Banten yang dijadikan sebagai pangan lokal karena memiliki
kandungan karbohidrat serta protein yang baik bagi tubuh manusia serta memiliki
warna yang mencolok sehingga menarik perhatian masyarakat untuk
mengonsumsinya (BPTP Provinsi Banten, 2012). Talas dapat hidup pada berbagai
jenis tanah seperti tanah sawah, berpasir hingga tanah yang subur. Talas juga dapat
tumbuh pada kondisi lembab, kering, basah dan hidup diwilayah tropis seperti
Indonesia. Suhu optimal untuk pertumbuhan talas berkisar dari 210C- 270C. Talas
beneng memiliki Ph 5.5 sampai 6.5 karena pada dejarat keasaman tersebut talas
beneng mampu tumbuh optimum. Talas memiliki zat gizi yang baik bagi tubuh
manusia yang terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak, mineral dan vitamin dan
dapat juga dijadikan sebagai bahan untuk membuat obat-obatan.
Talas dikelompokkan ke dalam tanaman berbiji tertutup (Angiospermae) yang
memiliki satu kotiledon (Monocotyledonae) yang tergolong genus Xanthosoma.
Komponen terbesar dari talas adalah karbohidrat dengan jenis pati yang terdiri dari
dari 17-28% amilosa dan sisanya adalah amilopektin. Dengan adanya zat pati dalam
talas menyebabkan mudah dicerna oleh tubuh sehingga cocok dikonsumsi oleh bayi
maupun penyembuhan setelah sakit. Talas juga mengandung senyawa kimia seperti
asam organik (asam oksalat), saponin, essensial oil, resin, gula, alkaloid dan glikosida.
Talas beneng tumbuh terpendam didalam tanah dan sebagian muncul di atas
permukaan (Yuliani, 2013). Setiap makanan yang masuk ke dalam tubuh termasuk
makanan lokal tradisional dengan bahan baku talas beneng akan dicerna melalui
saluran pencernaan mulai dari mulut sampe ke anus.
22
BAB 3
METODE PENELITIAN
23
Prosedur penelitian pengembangan terdiri dari beberapa tahap yaitu:
a. Potensi dan masalah
Penelitian berawal dari adanya potensi yang merupakan sesuatu yang memiliki
value jika didayagunakan sementara masalah adalah kesenjangan antara harapan
dengan kenyataan. Informasi terkait potensi dan masalah dapat diperoleh melalui
kegiatan observasi, wawancara, dokumentasi, laporan penelitian terdahulu artinya
data tersebut tidak dicari sendiri melainkan harus berdasarkan fakta yang
ditemukan dilapangan.
b. Pengumpulan data
Pada tahap ini peneliti berupaya untuk mengumpulkan data melalui studi Pustaka
dari berbagai jurnal, buku maupun sumber lain yang relevan yang dapat
digunakan sebagai bahan dalam perencanaan produk yang dikembangkan.
c. Desain Produk
Tahap selanjutnya adalah mendesain produk penelitian berupa prototipe
instrument soal literasi sains terintegrasi kearifan lokal. Kemudian pemilihan
media yang digunakan untuk memudahkan peneliti dalam menyusun instrument
soal literasi sains diikuti dengan penyusunan kriteria yang menjadi dasar dalam
membuat prototipe.
d. Validasi desain
Tahap validasi desain dilakukan untuk mereview, menilai desain produk yang
telah dikembangkan dengan melihat kesesuaian prototipe yang dihasilkan dengan
aspek-aspek penilaian seperti aspek konstruksi, materi dan Bahasa. Sehingga
peneliti dapat mengetahui tingkat validasi dari produk tersebut. Melalui validasi
desain juga peneliti dapat memperoleh informasi mengenai kelemahan maupun
kelebihan dari instrument soal yang dikembangkan.
e. Revisi desain
Pada tahap ini dilakukan revisi desain produk berdasarkan masukan atau
komentar maupun kritik dari validator ahli dengan tujuan untuk memperbaiki
kelemahan dari desain yang dibuat. Revisi akan selesai dilakukan setelah produk
yang dikembangkan dinyatakan valid agar dapat digunakan dalam kegiatan
penilaian hasil belajar.
24
f. Uji coba produk
Produk yang telah diperbaiki dan sudah dinyatakan valid dapat langsung
diujicobakan. Pada tahap awal uji coba dilakukan simulasi penggunaan media
plickers tersebut selanjutnya dapat diujicobakan kepada mahasiswa semester 1V
yang mengampu mata kuliah IPA 2 dengan jumlah terbatas. Uji coba dilakukan
untuk memperoleh data mengenai apakah instrument soal yang dikembangkan
lebih efektif atau tidak untuk diimplementasikan dalam pembelajaran
dibandingkan dengan instrument sebelumnya.
25
Analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi
tiga yaitu analisis kevalidan, analisis keefektifan, analisis uji coba instrument tes
kognitif. Teknik analisis data dari ketiga kelompok tersebut merujuk pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aminullah (2017), sebagai berikut:
1. Analisis Data Kevalidan
a) Melakukan rekapitulasi hasil penilaian validator.
b) Mencari rerata hasil penilaian validator untuk setiap aspek
c) Menentukan kategori validitas setiap aspek dan keseluruhan aspek yang
ditetapkan menggunakan skala rating scale, data mentah yang diperoleh
berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif sebagai:
Tabel 4.1. Kriteria Tingkat Kevalidan
Nilai Kriteria
81,25 < 𝑆𝑘𝑜𝑟 ≤ 100 Sangat Valid
62,50 < 𝑆𝑘𝑜𝑟 ≤81,25 Valid
43,75 < 𝑆𝑘𝑜𝑟 ≤62,50 Cukup Valid
𝑆𝑘𝑜𝑟 ≤ 43,75 Tidak Valid
(Sudijono, 2012).
26
Tabel 4.2. Kriteria keefektifan instrument penilaian soal literasi sains
Rentang Kriteria
3,4 – 4 Sangat efektif
2,6 – 3,3 Efektif
1,7 – 2,5 Kurang efektif
1 – 1,6 Tidak efektif
(Buditjahjanto, dkk, 2015)
Pada penelitian ini nilai validitas diperoleh dari hasil perhitungan yang
selanjutnya dilihat pada r tabel dengan taraf signifikan 0,05 yang disesuaikan
dengan jumlah mahasiswa. Berdasarkan hasil perhitungan terdapat 7 soal dengan
kategori valid dan bisa digunakan dengan soal yang tidak valid berjumlah 13 soal
yang disebabkan oleh nilai r hitung < r tabel dengan disesuaikan pada kriteria
penilaian validitas soal yang terdapat pada tabel 4.3 yang berarti soal tidak
digunakan. Kemudian 7 soal valid dengan kategori tinggi hal ini berarti 7 soal
literasi sains dalam penelitian ini tinggi dan soal dipakai. Hal tersebut dikarenakan
r hitung > r tabel. Menurut (Uno & Kuno, 2016), sebuah instrumen dikatakan
valid apabila r hitung > r tabel.
27
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan keajegan atau konsistensi dari skor yang
diperoleh, yaitu bagaimana konsistensinya antara setiap individu yang dites oleh
instrumen tersebut. Reliabitas soal menunjukkan tingkat kepercayaan suatu soal
untuk digunakan sebagai instrumen. Untuk mengetahui reliabilitas soal pada
penelitian ini dilakukan teknik pengujian dengan menggunakan microsoft excel.
Setelah dilakukan analisis menggunakan microsoft excel, reliabilitas instrumen soal
ini ditentukan penafsiran sesuai dengan kriteria pengujian reliabilitas soal yang
dikemukakan oleh Arikunto (2015) sebagai berikut:
Jika dilihat dari kriteria pengujian reliabilitas sol pada tabel 4.4 hasil uji
reliabilitas, dalam penelitian ini adalah 0,77 dengan kategori reliabilitas tinggi.
c. Uji Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal merupakan bilangan yang menunjukkan sukar dan
mudahnya suatu soal. Besarnya indeks kesukaran (P) berkisar antara 0,00 sampai
dengan 1,00 (Arikunto, 2015). Tingkat kesukaran soal pada penelitian ini dianalisis
dengan menggunakan microsoft excel. Penafsiran dari indeks tingkat kesukaran
soal dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.5. Kriteria Indeks Tingkat Kesukaran Soal
Indeks Tingkat
Penafsiram
Kesukaran
0,00 - 0,30 Sukar
0,31 - 0,70 Sedang
0,71- 1,00 Mudah
Berdasarkan uji tingkat kesukaran soal pada penelitian ini hasil analisis
tingkat kesukaran instrumen soal literasi sains terdapat soal 3 soal dengan kategori
“sangat mudah” 4 soal dengan kategori “mudah”, 10 soal dengan kategori
“sedang” dan 3 soal dengan kategori “sangat sukar”. Sesuai dengan pendapat
Arikunto sedang dapat digunakan, soal dengan kategori sangat mudah tidak
dipakai, maka tingkat kesukaran instrumen penilaian dalam kategori “baik”.
28
g. Uji Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara mahasiswa yang memiliki kemampuan yang tinggi dengan mahasiswa yang
memiliki kemampuan yang rendah (Arikunto, 2015). Angka yang menunjukkan
daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Untuk menentukan indeks
diskriminasi atau daya pembeda soal pda penelitian ini dilakukan analisis dengan
menggunakan microsoft excel.
Adapun kriteria dari indeks daya pembeda soal dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.6. Kriteria Indeks Daya Pembeda Soal
Indeks Daya Pembeda Penafsiran
D < 0 (negatif) Dibuang
0,00 - 0,20 Buruk
0,21 - 0,40 Cukup
0,41 - 0,70 Baik
0,71- 1,00 Baik sekali
Daya pembeda soal pada penelitian ini, terdapat 2 soal dengan kategori “baik
sekali” 5 soal dengan kategori “baik”, 5 soal dengan kategori “cukup”, 6 soal dengan
kategori “buruk” dan 2 soal dengan kategori “dibuang”. Menurut Basuki dan
Hariyanto (2016), soal dapat diterima jika memiliki daya pembeda soal dengan
kategori “sangat baik”, sedangkan pada kategori baik diterima dengan revisi,
kategori cukup diterima dan revisi dan buruk perlu pembahasan dan revisi.
29
4.5 Road Map Penelitian
Subjek :
Seluruh Mahasiswa yang
pernah maupun sedang
mengampu Mata Kuliah IPA
2.
Luaran :
Subjek : -Instrumen Penilaian literasi
Mahasiswa dalam sains baik dalam bentuk tes dan
kelompok besar non-tes
Luaran : -Data respon mahasiswa
Subjek : Mahasiswa Revisi instrument
dalamkelompok kecil non tes literasi
Luaran : sains
Revisi instument tes Tahun 3 (2024) Instrument soal
literasi sains literasi sains
Tahun 2 (2023) berbasis plickers
tes maupun non tes terintegrasi
1. Desain instrument berbasis literasi sains kearifan lokal pada
Tahun 1 (2022) non tes literasi tema “yuk makan
sains dalam talas beneng”.
bentuk kuisioner
1. Desain instrument
dan penilaian
tes literasi sains
unjuk kerja
berbasis plickers
2. Uji validasi dan
terintegrasi kearifan
efektifitas
Fenomena lokal
3. Uji coba
Kajian Teori 2. Uji validasi dan
kelompok besar
Analisis Kebutuhan efektifitas dari
4. Revisi hasil uji
produk yang
coba
dikembangkan
3. Uji coba kelompok
besar
4. Revisi hasil uji coba
30
BAB 4
HASIL YANG DICAPAI
31
2. Pengumpulan data
Setelah mengetahui potensi dan masalah yang terdapat dilapangan, maka
dilakukan pengumpulan data informasi melalui studi pustaka mengenai aspek
literasi sains yang digunakan dalam pengembangan instrumen soal literasi sains
dari berbagai jurnal, buku maupun sumber lain yang relevan yang dapat
digunakan sebagai bahan dalam perencanaan produk yang dikembangkan.
Informasi yang didapatkan dari hasil observasi menunjukkan bahwa tersedianya
sarana dan prasarana untuk dilakukan penggunaan instrumen literasi sains
berbasis plickers. Diantaranya mahasiswa sudah menggunakan handphone dan
jaringan internet (wifi) dalam memaksimalkan penggunaan instrumen soal literasi
sains berbasis literasi sains berbasis plickers.
3. Desain Produk
Setelah peneliti menemukan potensi dan masalah serta pengumpulan
informasi yang ada di Jurusan Pendidikan IPA, maka peneliti mendesain produk
yang akan dikembangkan yakni pengembangan instrumen soal literasi sains
berbasis plickers pada tema “yuk makan talas beneng”. Dalam tahap ini peneliti
mendesain produk penelitian berupa prototipe instrument soal literasi sains
terintegrasi kearifan lokal. Kemudian pemilihan media yang digunakan untuk
memudahkan peneliti dalam menyusun instrument soal literasi sains diikuti
dengan penyusunan kriteria yang menjadi dasar dalam membuat prototipe.
a. Penentuan media yang digunakan
33
dapat membuat soal dengan bentuk pilihan ganda dan menjodohkan tidak bisa
berbentuk essay. Tes objektif merupakan tes keseluruhan informasi yang
diperlukan untuk menjawab tes telah tersedia. Butir soal pada tes objektif pilihan
ganda mengandung jawaban yang harus dipilih oleh mahasiswa. Kemungkinan
jawaban telah disiapkan oleh dosen dan mahasiswa hanya memilih jawaban dari
kemungkinan jawaban yang telah disediakan.
Tes objektif mempunyai beberapa keunggulan yaitu penilaiannya yang
sangat objektif artinya sebuah pertanyaan hanya mempunyai dua kemungkinan,
benar atau salah, kunci jawaban memberikan informasi apakah jawaban siswa benar
atau salah. Namun tes objektif juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu tes
objektif diragukan kemampuannya untuk mengukur hasil belajar yang kompleks,
peluang mahasiswa melakukan tebakan sangat tinggi.
Dalam soal pilihan ganda tersebut terdapat pilihan jawaban. Dari pilihan
jawaban yang disediakan, terdapat satu pilihan jawaban yang benar dan yang
lainnya merupakan pilihan jawaban salah. Pilihan jawaban salah tersebut dikenal
sebagai pengecoh. Pengecoh tersebut mampu mengelabuhi mahasiswa untuk
memilih pengecoh tersebut. Pengecoh berfungsi dengan baik apabila dari seluruh
peserta tes terdapat 5% yang memilih pengecoh tersebut. Pada penelitian ini pilihan
jawaban yang disediakan sebanyak 4 pilihan, hal ini disesuaikan dengan
kemampuan plickers dalam menginput jumlah pilihan jawaban yang disediakan.
c. Penentuan tingkatan kognitif
Ranah kognitif merupakan kombinasi dimensi pengetahuan yang
diklasifikasikan menjadi faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dengan
dimensi proses kognitif yang digunakan adalah C4-C6. Tingkat analisis (C4)
merupakan kemampuan mahasiswa dalam memecah suatu materi menjadi
beberapa komponen kecil serta bagaimana keterkaitan dari komponen tersebut.
Tingkat sintesis (C5) merupakan kemampuan mengkombinasikan elemen untuk
membentuk struktur pengetahuan. Tingkat evaluasi (C6) merujuk pada
kemampuan menilai suatu hal berdasarkan kriteria yang jelas (Diasty et al, 2020).
Soal yang dikembangkan juga menyesuaikan dengan aspek literasi sains pada
dimensi konten sains, proses sains, konteks aplikasi sains dan sikap sains.
Pemilihan tingkatan kognitif tersebut didasarkan pada pengetahuan mahasiswa
semester V serta tuntutan dari kompetensi dasar yang dipilih yang disesuaikan
34
dengan tema “yuk makan talas beneng”.
Menganalisis (C4) merupakan jenjang proses berpikir yang setingkat lebih
tinggi dari penerapan. Butir soal dikatakan mengukur kemampuan
proses berpikir analisis jika butir soal tersebut meminta pada peserta
ujian untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan
menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami
hubungan antar bagian tersebut.
Mengevaluasi (C5) merupakan jenjang proses berpikir yang setingkat
lebih tinggi dari menganalisis. Butir soal dikatakan mengukur kemampuan proses
berpikir analisis jika butir soal tersebut meminta peserta ujian dalam proses
memeriksa dan proses mengkritik dengan kemampuan mengkombinasikan elemen
untuk membentuk struktur pengetahuan.
Mencipta (C6) merupakan jenjang proses berpikir yang setingkat lebih
tinggi dari mengevaluasi. Butir soal dikatakan mengukur kemampuan proses
berpikir mencipta jika butir soal tersebut meminta peserta ujian dalam proses
memunculkan, merencanakan dan menghasilkan dengan dikoordinasikan dengan
pengalaman belajar yang sebelumnya sudah dimiliki oleh mahasiswa.
Soal-soal yang digunakan dalam penelitian termasuk dalam kategori soal
HOTS (Higher Order Thinking Skill) berdasarkan tuntutan kurikulum dan
perkembangan zaman. Penilaian hasil belajar diharapkan dapat membantu
mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi karena berpikir
tingkat tinggi dapat mendorong mahasiswa untuk berpikir secara luas dan
mendalam tentang materi pembelajaran. Kemudian dalam upaya penyiapan
kompetensi yang dibutuhkan mahasiswa menyongsong abad ke-21 yang dapat
membangun kemampuan berpikir kreatif, inovatif, kritis, dan toleran serta
kemampuan pemecahan masalah merupakan kompetensi esensial yang dapat dilatih
berbasis pembelajaran dan penilaian kelas sehingga dibuat soal-soal HOTS yang
dapat membantu dalam meningkatkan mutu penilaian, membangun rasa cinta dan
peduli mahasiswa terhadap kemajuan daerahnya, serta dapat memotivasi
mahasiswa belajar sebagai bekal terjun ke masyarakat.
d. Pengembangan format produk awal
Pengembangan format produk awal yang mencakup pembuatan kisi-kisi
butir soal pilihan ganda ganda dengan tema “yuk makan talas beneng” sebanyak
20 soal, penyusunan instrument tes objektif dalam bentuk soal pilihan ganda.
35
Format pengembangan program yang dimaksud dalam bentuk software plickers.
a. Pembuatan kisi-kisi soal pilihan ganda
Kisi-kisi instrument digunakan sebagai pedoman penulisan butir
instrumen disusun berdasarkan kisi-kisi penilaian autentik. Dengan
menggunakan kisi-kisi, pembuat soal dapat menghasilkan soal-soal yang
sesuai dengan tujuan tes. Berbagai instrument tes yang memiliki tingkat
kesulitan, kedalaman materi dan cakupan materi sama (paralel) akan mudah
dihasilkan hanya dengan satu kisi-kisi yang baik. Untuk membantu
mempermudah pengisian format kisi-kisi, maka yang telah dilakukan oleh
peneliti adalah:
1) Menyiapkan format kisi-kisi dan materi yang akan digunakan sebagai
sumber dalam pembuatan kisi-kisi.
2) Menentukan kompetensi dasar yang digunakan maka selanjutnya
menentukan indikator soal yang akan diukur. Kompetensi dasar dan
indikator dirumuskan dalam kata kerja operasional yang merupakan
dasar dalam menyusun soal.
3) Menentukan materi pembelajaran yang akan digunakan untuk
mengukur ketercapaian indikator pembelajaran tersebut. Kemudian
tuliskan materi pembelajaran tersebut pada lembar kisi-kisi.
4) Menuliskan berapa jumlah butir soal yang layak ditanyakan dalam satu
waktu ujian tersebut. Penentuan jumlah butir soal harus
memperhatikan tingkat kesukaran butir soal dan proses berfikir yang
ingin diukur.
5) Menyebarkan jumlah butir soal tersebut per materi pembelajaran.
Penentuan jumlah butir soal per materi pembelajaran hendaknya
dilakukan secara proporsional berdasarkan kepentingan atau keluasan
materi pembelajaran tersebut.
6) Mendistribusikan jumlah butir soal per materi pembelajaran.
36
Berikut dibawah ini kisi-kisi soal kognitif yang dibuat oleh peneliti adalah:
Tabel 5.1. Kisi-Kisi Soal Pilihan Ganda dengan Tema Yuk Makan Talas Beneng
Nomor Jenjang
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok
Soal Kognitif
3.3 Menjelaskan konsep Menganalisis
campuran dan zat konsep campuran
tunggal (unsur dan termasuk koloid dan 6, 9 C4
senyawa), sifat fisika zat tunggal (unsur
dan kimia, perubahan dan
Unsur,
fisika dan kimia dalam senyawa).
Menafsirkan data Senyawa, dan
kehidupan sehari-hari
mengenai Campuran
(Kelas VII Semester
kandungan talas
Ganjil)
6 C5
beneng dengan
interpretasi data
pada tabel
Menganalisis
kandungan senyawa
dalam talas beneng
sebagai manfaat 7, 8 dan C4
10
bagi
Manusia dan
disertifikasi pangan
lokal.
3.7 Mengklasifikasikan Menyimpulkan
mahluk hidup dan hasil analisis pafa Klasifikasi 1, 2, 3 & C5
benda berdasarkan gambar morfologi mahluk hidup 4
37
Nomor Jenjang
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok
Soal Kognitif
Menafsirkan data
dengan
menginterpretasika
n gambar talas 4 C5
beneng dilihat dari
gambar daun dan
umbi talas beneng
3.5 Menganalisis Merancang • Enzim
sistem pencernaan penyelidikan ilmiah pencernaan 18 C6
pada manusia dan dengan pertanyaan
memahami gangguan yang diberikan
yang berhubungan secara ilmiah
dengan sistem mengenai enzim
pencernaan, serta dam pencernaan
upaya menjaga kimiawi
kesehatan sistem Menafsirkan data
Penyakit
pencernaan (Kelas tentang kandungan 20 C5
yang
VIII Semester Genap) zat asam oksalat
berhubungan
yang terdapat dalam
dengan
talas beneng yang
sistem
menyebabkan gatal-
pencernaan
gatal pada tubuh
manusia
Menganalisis zat
makanan yang Zat makanan
16, 17, C4
terkandung dalam dan 19
talas beneng
38
3.9 Menghubungkan • Menganalisis
sifat fisika dan tanah yang cocok
kimia tanah, untuk habitat talas 11, 12, C4
13, 14
organisme yang beneng dan 15
hidup dalam tanah
dan pentingnya • Sifat
tanah untuk fisika dan
keberlanjutan kimia
kehidupan (Kelas tanah
IX Semester Genap) • Peranan
tanah
untuk
keberlanjut
an
kehidupan
39
Nomor Jenjang
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok
Soal Kognitif
Menganalisis
COVID-19 sebagai
salah satu contoh 1 C4
gangguan pada sistem Gangguan
Pernapasan pada sistem
Menganalisis dampak pernapasan
pneumonia sebagai
4
salah satu gejala
COVID-19
Menerapkan upaya- Upaya
upaya dalam menjaga menjaga
kesehatan sistem kesehatan 3 C3
pernapasan sistem
pernapasan
3.7 Menerapkan konsep Menganalisis vaksin Bioteknologi
bioteknologi dan sebagai salah satu modern
peranannya dalam produk bioteknologi (vaksin dan
7 dan 8 C4
kehidupan manusia modern untuk antibiotik)
(Kelas IX Semester menjaga kesehatan
Genap) Manusia
Tes objektif pilihan ganda merupakan jenis tes objektif yang paling banyak
digunakan. Soal pilihan ganda yang akan digunakan sebanyak 10 soal, hal ini
disesuaikan dengan alokasi waktu yang diberikan oleh tim dosen pada mata Kuliah
IPA 2. Instrument tes objektif dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda dapat dilihat
dalam lampiran 6. Konstruksi tes pilihan ganda terdiri atas dua bagian, pedoman
penyusanan soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal dan alternatif jawaban
(option). Satu di antara alternatif jawaban tersebut adalah jawaban yang benar
atau yang paling benar (kunci jawaban) sedangkan alternatif jawaban yang
40
lain berfungsi sebagai pengecoh. Pokok soal dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu
dalam bentuk pernyataan tidak selesai atau dalam bentuk kalimat tanya. Jumlah
alternatif jawaban yang dibuat terdiri atas empat/lima option jawaban. Dalam
penyusunan soal pilihan ganda ada 3 aspek yang perlu diperhatikan yaitu aspek
konstruksi, aspek materi dan aspek bahasa. Ketiga aspek tersebut akan menjadi
aspek penilaian yang tertera dalam lembar angket validasi soal.
4. Validasi desain
Uji ahli atau validasi, dilakukan dengan responden para ahli perancangan
model atau produk. Kegiatan ini dilakukan untuk mereview produk awal,
memberikan masukan untuk perbaikan. Proses validasi ini disebut dengan Expert
Judgement. Validasi dilakukan setelah draf awal selesai dikembangkan.
Tes yang telah disusun diserahkan pada 3 orang dosen ahli di bidangnya
untuk dilakukan validasi soal. Kegiatan validasi produk dilakukan pada tanggal 29
Mei 2022 melalui sistem daring (dalam jaringan). Hasl validasi berupa data
kualitatif dan kuantitatif yang dapat berupa komentar atau kritik dan saran dari
validator serta hasil penilaian produk yang dikembangkan . Data hasil validasi ini
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan revisi desain dari suatu
produk yang dikembangkan (instrument penilaian soal literasi sains). Dalam
kegiatan validasi soal ini, dosen ahli memberikan penilaian dan masukan lain
seperti kesesuian soal dengan aspek konstruksi, aspek materi, penyajian dan aspek
bahasa. Adapun hasil validasi instrument penilaian hasil belajar pada ranah kognitif
dengan tema “yuk makan talas beneng” adalah sebagai berikut:
Tabel 5.2. Hasil Validasi Ahli
Aspek yang dinilai Skor Rata-rata Akhir Keterangan
Aspek Konstruksi 93,43 Sangat Valid
Aspek Materi (Substansi) 82,34 Sangat Valid
Aspek Bahasa 94,61 Sangat Valid
Aspek Penyajian 83,58 Sangat Valid
Jumlah 88,49 Sangat Valid
41
Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh dari dosen ahli dapat dikatakan
bahwa instrument tes kognitif yang dikembangkan berada dalam kategori sangat
valid dengan melihat sebaran keempat aspek penilaian yang mana aspek
konstruksi, materi, penyajian dan bahasa berada pada kategori sangat valid.
Berdasarkan masukkan dari validator bahwa instrument yang dikembangkan
sangat baik, instrument kognitif ini diharapkan dapat memberikan gambaran
kepada mahasiswa sebagai calon guru IPA untuk dapat menyusun soal pilihan
ganda dengan baik sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Soal-soal yang
dibuat sudah sesuai tingkat perkembangan kognitif mahasiswa semester IV
dengan melihat karakteristik mahasiswa IPA dan soal-soal yang diberikan juga
merupakan soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) yang bersifat kontekstual
dan relevan dengan situasi dan kondisi saat ini dan terintegrasi kearifan lokal
Banten.
Dengan adanya instrument kognitif bertemakan yuk makan talas beneng
yang dikemas dalam software pickers dapat memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk mengerjakan soal secara daring yang diintegrasikan dengan
kearifan lokal dengan diangkatnya tema “yuk makan talas beneng” memberikan
siswa pengalaman secara langsung dan memperkenalkan potensi serta ciri khas
makanan Banten yakni talas beneng mulai dari kandungan senyawa dalam talas
beneng, manfaat talas beneng dalam zat makanan, sistem pencernaan, dampak
konsumsi makanan berbahan dasar talas beneng, serta habitat talas beneng dengan
pH dan jenis tanah tertentu dan klasifikasi tumbuhan talas beneng.
42
BAB 5
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
43
BAB 6
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji validasi melalui proses expert judgment, kualitas
instrumen tes kognitif berbasis plickers dengan tema yuk makan talas beneng
menunjukkan hasil bahwa untuk 4 aspek penilaian (aspek materi, aspek konstruksi,
bahasa dan penyajian) memiliki nilai validasi yang sangat tinggi (sangat valid)
yang diberikan oleh ketiga validator. Hal ini mengindinkasikan bahwa instrumen
tes kognitif yang dikembangkan sangat layak untuk digunakan. Instrument tes
kognitif yang dikembangkan tergolong soal hots (high order Thinking skill) yang
melibatkan jenjang kognitif C4 - C6. Hal tersebut disesuaikan dengan tuntutan
dari kompetensi dasar yang digunakan dan ruang lingkup materi yang
berhubungan dengan tema yuk makan talas beneng.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian di atas, terdapat
beberapa saran perbaikan untuk penelitian pengembangan selanjutnya, antara
lain sebagai berikut:
1. Instrumen penilaian kognitif berbasis e-learning dapat dikembangkan lebih
lanjut dengan menggunakan software lain selain plickers sebagai alternatif
dalam melakukan penilaian hasil belajar.
2. Instrumen yang dikembangkan sebaiknya tidak sekedar mengukur aspek kognitif
mahasiswa, tetapi juga dapat dikembangkan dan digunakan untuk mengukur
aspek afektif dan psikomotorik mahasiswa yang terintegrasi dengan
pembelajaran.
44
DAFTAR PUSTAKA
45
LAMPIRAN
Lampiran 1. Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas
No Nama NIDN Alokasi Jabatan
Waktu
(jam/minggu)
1 Annisa Novianti Taufik, M. Pd. 0015119204 10 Ketua peneliti
2 Liska Berlian, M. Si. 0215088401 10 Anggota Peneliti 1
3 Ashri Fathia - 3 Anggota Peneliti 2
4 Eifthien Yuliar Rasyidin - 3 Anggota Peneliti 3
47
Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota Peneliti
Ketua Peneliti
A. Identitas Diri
Nama Lengkap (dengan Annisa Novianti Taufik, M. Pd.
gelar)
Jabatan Fungsional Asisten Ahli
Jabatan Struktural -
NIP -
NIDN 0015119204
Tempat dan Tanggal Lahir Lebak, 15 November 1992
Alamat Rumah Komplek Pemda Penancangan Blok D4 No.7,
Serang, Banten
Nomor Telpon/Faks/Hp 087771955159
Alamat Kantor Kampus FKIP UNTIRTA Jalan Ciwaru Raya
Nomor Telpon/Faks -
Almat Email annisa@untirta.ac.id
Mata Kuliah yang diampu 1. Fisiologi umum
2. Mikrobiologi
3. Sel dan genetika
4. Keanekaragaman hewan
5. Biologi umum
6. Struktur perkembangan hewan
7. IPA Terpadu 2
8. Pengembangan media dan sumber belajar IPA
9. Evaluasi hasil dan proses belajar
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Nama Perguruan Tinggi Universitas Sultan Ageng Universitas Pendidikan
Tirtayasa Indonesia
Bidang Ilmu Pendidikan Biologi Pendidikan IPA
Tahun Masuk-Lulus 2010-2015 2016-2018
Judul Hubungan antara Penggunaan model based
Skripsi/Tesis/Disertasi pengetahuan prosedural science inquiry dengan
dengan kemampuan pendekatan science writing
psikomotorik siswa SMA heuristic untuk membangun
kelas X1 melalui kemampuan berargumentasi dan
praktikum konfrontatif keterampilan komunikasi siswa
pada materi transportasi SMP pada tema pencemaran
membrane lingkungan
48
S-1 S-2
Nama Mila Ermila Hendriyani,
Pembimbing/Promotor M.Pd. dan Siti Gia Dr. Taufik Rahman, M.Pd dan
Syauqiyah Fitri, M. Dr. Hayat Sholihin, M.Sc.
Biotech.
Serang, 28 April
20201Ketua Peneliti,
49
Anggota Peneliti 1
A. Identitas Diri
Anggota Peneliti 1
A. IDENTITAS DIRI
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Liska Berlian, S.Si. M.Si.
2 Jabatan Fungsional Asiten Ahli
3 NIP/NIK/Identitas lainnya -
4 NIDN 0215088401
5 Tempat dan tanggal lahir Curup/15 Agustus 1984
6 E-Mail liska_berlian@yahoo.com
7 Nomor Telp/Hp
8 Alamat kantor Jl. Ciwaru No. 25 (Kampus C) Kota
Serang
9 Nomor Telp/Faks 082120337850
10 Alamat Rumah (domisili) Persada Banten Blok TF1/11 RT.
09 RW. 06 Kelurahan Teritih,
Kecamatan Walantaka, Kota
Serang, Banten
12 Mata Kuliah yang diampu Sel dan Genetika
Fisiologi Umum
Struktur dan Perkembangan
Tumbuhan
Mikrobiologi
Keanekaragaman Tumbuhan
Pengelolaan Laboratorium IPA
Keanekaragaman Hayati
Biologi Umum
Teknik dan Pengelolaan
Laboratorium
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
S-1 S-2
Nama Perguruan Tinggi Universitas Institut Teknologi
Bengkulu Bandung (ITB)
Bidang Ilmu Biologi Bioteknologi
Tahun masuk-lulus 2002-2006 2010-2012
C. PUBLIKASI
1. Liska Berlian, Asep Saefullah, R. Ahmad Zaky El Islami, Lukman Nulhakim,
Aditya Rakhmawan, Rt. Bai Rohimah. 2017. Upaya Peningkatan Literasi Sains
Mahasiswa Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Kearifan Lokal
Masyarakat Suku Baduy. Dipresentasikan di Seminar Nasional Pendidikan FKIP
UNTIRTA tahun 2017 dengan Tema : Pendidikan Sosial, Sains dan kejuruan
yang Bermutu, Berkarakter dan Berdaya Saing.
50
2. Liska Berlian, R. Ahmad Zaky El Islami, Lukman Nulhakim, Aditya
Rakhmawan, Asep Saefullah, Rt. Bai Rohimah. 2016. Respons Mahasiswa
terhadap Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat
Suku Baduy dalam Meningkatkan Literasi Sains Mahasiswa. Jurnal Gagasan.
FKIP UNTIRTA.
3. Liska Berlian dan Sony Suhandono. 2015. Aplikasi Bioteknologi dalam
Penapisan Bakteri Penghasil Gen palI dari Buah Asli Indonesia dan
Ekspresinya pada Bakteri E. coli Rekombinan Sebagai Upaya Pencarian
Alternatif Gula Sehat Generasi Baru. Dipresentasikan di Seminar Nasional IPA
VI 2015 dengan Tema : “Revolusi Mental Menuju Manusia Indonesia
Berkepribadian Melalui Pendidikan IPA” yang diselenggarakan oleh Jurusan
IPA Terpadu FMIPA Universitas Negeri Semarang 25 April 2015. Penelitian
dalam bidang keIPAan dipublikasikan dalam bentuk Prosiding Seminar.
D. PELATIHAN/SEMINAR
1. Workshop Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat tahun 2017, yang
diselenggarakan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
UNTIRTA pada tanggal 20 April 2017.
2. Workshop dan Pelatihan Penulisan Proposal Hibah Fakultas FKIP Untirta tahun
2016 dengan tema pengembangan pendidikan yang maju, bermutu, berkarakter
dan berdaya saing berbasis kearifan lokal, pada tanggal 18 April 2016.
3. Seminar Nasional IPA VI dengan tema Revolusi Mental Menuju Manusia
Indonesia Berkepribadian Melalui Pendidikan IPA, sebagai Pemakalah dengan
judul Aplikasi Bioteknologi dalam Penapisan Bakteri Penghasil Gen palI dari
buah Asli Indonesia dan Ekspresinya pada Bakteri E. coli Rekombinan sebagai
Upaya Pencarian Alternatif Gula Sehat Generasi Baru, di Kampus Universitas
Negeri Semarang (Unnes) pada tanggal 25 April 2015.
5. Seminar Sosialisasi dan Konsolidasi Penulisan Buku Pendidikan Lingkungan
untuk Sekolah Dasar, bertempat di Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan
(FKIP) Untirta tanggal 26 Januari 2015.
6. Seminar Nasional Biodiversitas dengan tema “Strategi Pengelolaan Sumber
Daya Hayati Nusantara Untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan Secara
Berkelanjutan” sebagai Pemakalah di Kampus UNS, Surakarta 15 November
2014.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan
seperlunya.
51
Anggota Peneliti 2
A. IDENTITAS DIRI
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Ashri Fathia
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 NIM 2281190036
4 Tempat dan Tanggal Lahir Bogor, 02 Juni 2001
5 E-mail ashrifathia19@gmail.com
6 No Telepon/HP 089524681187
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
SD SDN Lumpang 01
SMP SMPN 1 Parung Panjang
SMA SMAN 28 Kabupaten Tangerang
Perguruan Tinggi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
- - - -
Ashri Fathia
NIM. 2281190036
52
Anggota Peneliti 3
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama lengkap (dengan gelar) Eiftien Yuliar Rasyidin
2. Jenis kelamin Perempuan
3. NIM 2281190029
4. Tempat dan tanggal lahir Brebes, 12 Januari 2001
5. E-mail eftin.eyr@gmail.com
6. Nomor telepon/HP 085930239310
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
SD SDN Kamal 03 Jakarta Barat
SMP SMPN 190 Jakarta Barat
SMA SMAN 95 Jakarta Barat
Perguruan Tinggi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
- - - -
53
Lampiran 3. Dukungan Pada Pelaksanaan Penelitian
54
Lampiran 4. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Penelitian
Ketua Peneliti,
55
Lampiran 5. Surat Pernyataan Ketua Peneliti
56
Lampiran 6. Soal Kognitif Yuk makan talas beneng (Sebelum revisi)
Gambar 1
Sumber : https://www.litbang.pertanian.go.id/info-teknologi/2644/
1. Talas Beneng merupakan tanaman yang berada di Gunung Karang, Banten yang
memiliki ciri-ciri berwarna kuning dan berumbi besar sertasalah satu bahan baku lokal
yang bisa dijadikan diversifikasi bahan pangan. Apabila dilihat dari morfologi Gambar
1,maka Talas Beneng termasuk kelompok ....
A. Gymnospermae karena memiliki batang yang kambium,berdaun lebar majemuk serta
memiliki bunga sejati yang bakal bijinya ditutupi oleh bakal buah dan dapat
berkembang dari pembuahan ganda
B. Angiospermae karena memiliki batang yang tidak kambium, daun lebar dan
majemuk,memiliki bakal biji terbuka dan dapat berkembang melalui pembuahan
tunggal
C. Gymnospermae karena memiliki batang yang tidak berkambium, berdaun lebar,
memiliki bakal biji terbuka dan tidak memiliki strobilus
D. Angiospermae karena memiliki batang yang berkambium, bunga yang
berkembang dari bakal buah,berbunga sejati serta bakal biji ditutupi oleh bakal
buah
2. Menurut Badan Litbang Pertanian Indonesia, 25 % jenis tanaman Indonesia yaitu Famili
Araceae yang memiliki 2 jenis Genus Talas. Talas Beneng merupakan tanaman yang
termasuk ke dalam Famili Araceae yang menduduki Genus ....
A. Xanthosoma yang bercirikan pangkal daunnya berwarna kemerah-merahan dan
berumbi bulat memanjang
57
B. Colocasia yang bercirikan pangkal daunnya berwarna kemerah-merahan dan berumbi
bulat memanjang
C. Colocasia yang bercirikan pangkal daunnya berwarna keungu-unguan dan berumbi
bulat memanjang
D. Xanthosoma yang bercirikan pangkal daunnya berwarna keungu-unguan dan berumbi
bulat memanjang
3. Berbagai jenis tanaman talas hidup di Indonesia seperti Colocasia dan Xanthosoma yang
sering dimanfaatkan buah, daun dan batangnya. Talas Beneng termasuk ke dalam Genus
Xanthosoma yang berdivisi Angiospermae. Angiospermae memiliki 2 kelas, dimana
berdasarkan morfologinya, Talas Beneng termasuk ke dalam kelas ....
A. Dikotil karena berbiji 2 dengan batang berkayu serta daunnya menjari
B. Monokotil karena berbiji satu dengan berbatang kambium serta daunnya menjari
C. Monokotil karena berbiji satu dengan batang berkambium serta daunnya sejajar
D. Dikotil karena berbiji dua dengan batang berkayu serta daunnya sejajar
4. Talas Beneng merupakan salah satu jenis talas yang tumbuh di daerah Banten. Talas
Beneng termasuk ke dalam divisi Spermatophyta dengan sub divisi Angiospermae dan
Genus Xanthosoma. Berikut nama latin Talas Beneng yang tepat yaitu ....
A. Xanthosoma andipes K.Koch
B. Xanthosoma undipes K.Koch
C. Xanthosoma dipes K.Koch
D. Xanthosoma pipes K.Koch
Gambar 2
Sumber : Kementrian Pertanian, 2019
58
5. Talas Beneng merupakan tanaman talas yang tumbuh di daerah Gunung Karang,Banten.
Apabila kita klasifikasikan secara ilmiah berdasarkan Gambar 2. Talas Beneng , maka
berikut dibawah ini pengklasifikasian yang tepat yaitu ....
A. Kingdom : Animalia
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Arales
Genus : Xanthosoma
Spesies : Xanthosoma undipes K.Koch
B. Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Arales
Genus : Xanthosoma
Spesies : Xanthosoma undipes K.Koch
C. Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Gymnospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Arales
Genus : Xanthosoma
Spesies : Xanthosoma undipes K.Koch
D. Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotiledonae
Ordo : Arales
Genus : Xanthosoma
Spesies : Xanthosoma undipes K.Koch
59
Perhatikan Tabel 1. Untuk Menjawab Soal 6!
Tabel 1
Sumber : https://banten.litbang.pertanian.go.id/new/index.php/publikasi/folder/228-
beneng-primadona-banten
6. Berdasarkan Tabel 1, Talas Beneng memiliki kadar asam oksalat yang tinggi sekitar 61 %,
berasal dari senyawa kalsium oksalat yang tidak dapat larut dalam air. Di bawah ini
dampak negatif dari senyawa kalsium oksalat bagi kesehatan tubuh yaitu ....
A. Menyebabkan gatal-gatal
B. Menyebabkan gusi berdarah
C. Menyebabkan sariawan
D. Menyebabkan batuk
60
8. Talas Beneng memiliki kandungan yang tinggi seperti karbohidrat kompleks maupun
Provitamin A serta Karotenoid seperti Alfa dan Beta Karoten,sehingga Talas Beneng
memiliki banyak manfaat jika dikonsumsi. Salah satunya yaitu dapat ....
A. Membantu menurunkan berat badan
B. Meningkatkan fungsi sistem imun
C. Meningkatkan sistem kerja hati
D. Mencegah penyakit jantung
9. Iqbal ingin membuat suatu olahan bahan pangan berbahan dasar Talas Beneng. Namun
setelah membaca Artikel 1. Iqbal merasa harus bisa mengelola Talas Beneng dengan baik
agar tidak mengandung kadar asam oksalat yang tinggi yang bisa menyebabkan gatal-
gatal. Berikut cara pengelolaan Talas Benang yang baik agar bisa mengurangi kadar asam
oksalat yaitu...
61
A. Iqbal harus merendam talas dengan air garam 10% selama 120 menit untuk
mengurangi kadar asam oksalat
B. Iqbal harus merendam talas dengan air sabun 10% selama 120 menit untuk
mengurangi kadar asam oksalat
C. Iqbal harus merendam talas dengan air MSG 25% selama 120 menit untuk
mengurangi kadar asam oksalat
D. Iqbal harus merendam talas dengan air cuka 10% selama 120 menit untuk
mengurangi kadar asam oksalat
10. Talas Beneng memiliki senyawa benzil amino purin yang dapat meningkatkan vitamin
B1 apabila dikonsumsi. Berikut dibawah ini yang merupakan pernyataan yang tidak tepat
mengenai kandungan dari vitamin B1 pada Talas Beneng yaitu...
A. Dapat meningkatkan fungsi sistem saraf kardiovaskuler dan mempercepat resiko
penyakit ginjal
B. Dapat memetabolismekan energi dan mengurangi resiko penyakit jantung
C. Dapat menyebabkan urine menjadi warna kuning orange
D. Dapat mengurangi penyakit beri-beri
Perhatikan Tabel 2. Untuk Menjawab Soal 11!
Tabel 2
Asal Tanah Jenis Tanah
Lokasi A Tanah pasir
Lokasi B Tanah lempung
Lokasi C Tanah liat
Lokasi D Tanah lempung berpasir
Sumber : ROFA Education Centre
11. Tanah penting untuk media pertumbuhan Talas Beneng. Salah satu peran organisme tanah
adalah mengatur kegemburan tanah. Organisme tanah berperan dalam merombak senyawa
organik menjadi unsur hara (anorganik). Berdasarkan Tabel 2 yang telah disajikan, tanah yang
banyak mengandung organisme tanah berasal dari lokasi ….
A. A dan B
B. A dan D
C. C dan D
D. B dan D
62
Perhatikan Artikel 2. Untuk Menjawab Soal No. 12, 13 dan 14!
Artikel 2
Talas beneng merupakan salah satu bio-diversitas lokal yang banyak tumbuh secara
liar di sekitar kawasan Gunung Karang Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Sifat
fisika dan kimia yang dapat menentukan tingkat kesuburan tanah. Tanah mempunyai
berbagai warna yang berbeda, perbedaan warna tersebut dapat menggambarkan tingkat
kesuburan tanah. Jenis-jenis tanah yang bisa ditemukan pada lapisan atas bumi berupa
tanah aluvial, tanah vulkanis, tanah andosol, tanah kapur, tanah pasir, tanah litosol, tanah
arganosol dan tanah humus.
Sifat kimia tanah menjadi salah satu indikator untuk mengetahui tingkat kesuburan
tanah yakni pH tanah. Derajat atau tingkat keasaman yang dimiliki oleh suatu tanah ialah
pH tanah. pH tanah memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap pertumbuhan dan
perkembangan talas beneng, pH tanah juga dapat mendiagnosa keberadaan unsur-unsur
yang bersifat racun bagi tanaman serta pH tanah juga dapat menentukan perkembangan
mikroorganisme dalam tanah yang sangat berfungsi bagi tanah.
Sumber : Sugiharyanto, Khotimah., N. 2009. Diktat Mata Kuliah Geografi Tanah.
Yogyakarta : UNY
12. Berdasarkan Artikel 2, pernyataan di bawah ini yang merupakan perbedaan warna
yang dapat menggambarkan tingkat kesuburan tanah adalah ….
A. Semakin terang warna yang dimiliki suatu tanah berarti semakin tinggi kandungan
bahan organiknya
B. Semakin gelap warna yang dimiliki suatu tanah berarti semakin tinggi kandungan
bahan organiknya
C. Semakin gelap maka semakin berbeda tekstur tanahnya
D. Warna tanah berpengaruh terhadap pH tanah
13. Berdasarkan Artikel 2, pernyataan di bawah ini yang kurang tepat tentang pH tanah
adalah ….
A. pH di atas 6 mengurangi ketersediaan zat besi, manganese, tembaga, zinc dan boron
B. pH di bawah 4,5 terlalu asam sehingga kurang baik untuk tanaman
C. pH 5,5 – 6 terdapat unsur hara sehingga baik untuk tanaman
D. pH di bawah 4,5 baik untuk tanaman
63
14. Berdasarkan Artikel 2, berikut ini merupakan jenis tanah dan pH tanah yang menjadi
syarat tumbuh tanaman talas beneng adalah ….
A. Tanah aluvial dengan pH 5.5 – 6.5
B. Tanah kapur dengan pH Dibawah 4
C. Tanah aluvial dengan pH diatas 6
D. Tanah humus dengan pH 5
Gambar 3
Sumber : sosial79.com
15. Beni memperhatikan jenis tanah yang ditemukan di wilayah pantai (Gambar 3). Jenis
tanah tersebut tidak cocok untuk pertumbuhan talas beneng karena mempunyai
sedikit kadar air dan unsur hara. Berdasarkan Gambar 3, jenis tanah yang ditemukan
Beni, merupakan jenis tanah ….
A. Tanah Organosol
B. Tanah Vulkanis
C. Tanah Kapur
D. Tanah Pasir
16. Talas Beneng yang dikonsumsi mengandung enam jenis nutrisi yaitu karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Selain kandungan nutrisi yang dimiliki,
Talas Beneng juga memiliki kandungan khas berupa pigmen warna kuning pada
bagian daging umbinya. Diantara pernyataan berikut yang menyebabkan talas beneng
memiliki pigmen warna kuning pada bagian umbinya adalah ....
A. Karena lemak jenuh dan tak jenuh
B. Adanya asam oksalat pada talas
C. Konsentrasi beta karoten
64
D. Jenis mineral Fe
17. Kandungan protein pada talas beneng cukup tinggi. Tingginya protein dapat
menyebabkan tubuh kenyang lebih lama yang akhirnya menekan nafsu makan
berlebih. Berdasarkan Tabel 3 yang disajikan untuk menguji adanya kadar amilum,
gula dan protein dibutuhkan reagen untuk mengetahui nutrisinya dalam bahan
makanan. Reagen yang dimaksud secara berturut-turut adalah ….
A. Millon, Fehling dan Kalium Iodida
B. Benedict, Fehling A, Fehling B
C. Lugol, Benedict dam Biuret
D. Fehling B, Biuret, Lugol
18. Pada pencernaan kimiawi talas beneng, terjadi reaksi kimia yang menguraikan
molekul besar makanan menjadi molekul yang lebih kecil. Pencernaan kimiawi pada
proses pencernaan dibantu oleh enzim-enzim pencernaan. Pernyataan berikut
mengenai enzim yang membantu pencernaan kimiawi pada talas beneng adalah ….
A. Enzim protase memecah protein menjadi asam amino
B. Enzim lactase memecah laktosa
C. Enzim maltase pada usus kecil
D. Enzim amilase pada mulut
65
Perhatikan Tabel 4. Untuk Menjawab Soal No. 19!
Tabel 4
Analisis Proksimal Tepung
Nilai
Talas Beneng
Kadar Air (%) 10,46 ± 0,07
Kadar Abu (%) 4,85 ± 0,02
Protein (%) 3,4 ± 0,24
Lemak (%) 0,28 ± 0,06
Karbohidrat (%) 82,56 ± 0,38
Sumber : Rostianti, 2018
19. Talas beneng yang diolah menjadi tepung termasuk ke dalam bahan pangan yang
memiliki daya simpan lama karena tepung termasuk ke dalam bahan pangan dengan
kandungan air yang rendah. Analisis yang tepat berdasarkan Tabel 4 mengenai proksimal
tepung talas adalah ….
A. Besarnya kadar abu 4,85 ± 0,02% tidak berpengaruh terhadap hasil akhir warna produk
B. Kadar air rata-rata tepung talas beneng sekitar 10,46 ± 0,07%
C. Standar kadar air pada tepung talas beneng maksimal 16%
D. Kandungan protein tepung talas sekitar 82,56 ± 0,38
20. Dampak negatif dari mengkonsumsi talas beneng jika diolah dengan cara tidak tepat
dapat menyebabkan tubuh menjadi gatal-gatal karena adanya kandungan zat berupa
asam oksalat, namun tidak berbahaya bagi tubuh. Pernyataan berikut yang tepat untuk
mengurangi kadar asam oksalat pada talas beneng adalah ....
A. Direndam dengan air garam 15% selama 120 menit
B. Direndam dengan air garam 10% selama 120 menit
C. Direndam dengan air garam 5% selama 100 menit
D. Direndam dengan air garam 10% selama 50 menit
66
Lampiran 7. Contoh Hasil Validasi Produk
A. Petunjuk Pengisian
1. Sebelum mengisi angket ini, dimohon Bapak/Ibu untuk mengisi identitas
dengan lengkap.
2. Hasil pengembangan disajikan dalam dua bentuk, yaitu :
a. Instrumen soal dalam bentuk aplikasi Plickers
Dalam menelaah instrumen soal yang disajikan pada aplikasi Plickers
disarankan Bapak/Ibu untuk fokus pada penilaian aspek penyajian.
Bapak/Ibu dapat mengakses sesuai dengan panduan yang ada pada
Lampiran 2.
b. Instrumen soal dalam bentuk draft soft file (PDF file)
c. Instrumen validasi dalam bentuk soft file ditujukan untuk menelaah
instrument soal dari aspek materi, konstruksi, dan bahasa secara lebih
rinci. Hal ini dikarenakan durasi penyajian instrumen soal dalam bentuk
aplikasi Plickers terbatas. Untuk melihat instrument soal literasi sains
berbasis plicker dapat masuk ke aplikasi plickers dengan cara log ini email
terlebih dahulu (username: untirtapendidikanipa@gmail.com dengan
password pipa2022) atau dengan mengklik website berikut
https://www.plickers.com/library#now-playing.
3. Penilaian yang dikembangkan adalah instrument tes literasis sains berbasis
plickers terintegrasi kearifan lokal banten pada tema yuk makan talas
beneng. Ada beberapa aspek literasi sains yang digunakan yaitu 1). Aspek
Konteks dengan 2 indikator literasi sains yaitu isu Personal,
Lokal/Nasional., 2). Aspek Pengetahuan dengan 1 indikator literasi sains
ialah konten., 3). Aspek Kompetensi yang memuat 3 indikator literasi
sains yaitu Menafsirkan data dan bukti ilmiah, menjelaskan fenomena
67
ilmiah dan mengevaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah., 4).
Aspek sikap memuat 2 indikator literasi sains yaitu Ketertarikan
terhadap sains, dukungan pada penyelidikan ilmiah.
4. Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan skor yang dianggap sesuai dengan
indikator telaah dari butir soal dengan keterangan sebagai berikut:
B.Identitas Validator
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
4 5 4 4 3 4 4 5 3 4
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
5 5 5 4 5 5 4 4 4 4
68
No. Indikator Nomor Butir Soal
3. Kesesuaian butir soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
dengan tujuan 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4
pembelajaran
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
4 4 4 4 3 5 5 5 4
3
69
No. Indikator Nomor Butir Soal
8. Pilihan jawaban 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
bersifat homogen dan 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5
logis dari segi materi
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
4 4 4 4 5 5 4 4 4
4
2. Aspek Konstruksi
70
No. Indikator Nomor Butir Soal
14. Pilihan jawaban tidak 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
mengandung 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
pernyataan, “semua 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
pilihan jawaban di 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
atas salah”, atau
“semua pilihan
jawaban di atas
benar”
71
No. Indikator Nomor Butir Soal
20. Pilihan jawaban tidak 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
mengulang kata atau 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
frase yang sama 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
4. Aspek Penyajian
No. Indikator Nomor Butir Soal
22. Stimulus berupa teks, 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
gambar, grafik, tabel, 4 4 4 5 5 3 3 3 3 3
diagram, dan 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
sejenisnya yang 3 3 3 5 5 5 5 5 5
terdapat pada soal 5
disajikan secara jelas,
berfungsi, dan
kontekstual
72
7. Komentar/Saran
1. Tampilan penyajian soal pada beberapa butir perlu diatur kembali agar
lebih menarik dan mudah dibaca. Ada bagian artikel dengan font yang
cukup kecil untuk dibaca.
2. Akan lebih baik jika diberikan 1-2 butir pertanyaan yang membahas
detail informasi yang secara langsung dalam artikel, sehingga peserta
tes dapat menguji pemahaman bacaan baik secara langsung dan
menyimpulkan informasi
8. Rekomendasi
Instrumen soal ini dinyatakan*):
a. Dapat digunakan tanpa revisi
b. Dapat digunakan dengan revisi sesuai saran
c. Belum dapat digunakan
73
Lampiran 8. DOKUMENTASI SOAL BERBASIS PLICKERS
74
Kode/Bidang Ilmu : 775/Pendidikan IPA
Bidang Fokus : Sosial Humaniora –
Seni Budaya - Pendidikan
TIM PENGUSUL
Ketua : Annisa Novianti Taufik, M.Pd. (NIDN 0015119204)
Anggota :
Liska Berlian, M.Si. (NIDN 0215088401)
Ashri Fathia (NIM 2281190036)
Eiftien Yuliar Rasyidin (NIM 2281190029)
Harga
Harga Peralatan
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas
Satuan (Rp) Penunjang
(Rp)
Kertas A4 70 Persiapan penelitian, 12 rim 45.000 540.000
gram instrumen, analisis data, cetak
perangkat dan laporan
penelitian
Kertas F4 70 Persiapan penelitian, 12 rim 50.000 600.000
gram instrumen, analisis data, cetak
perangkat dan laporan
penelitian
Cartridge Persiapan penelitian, 4 buah 325.000 1.300.000
printer warna instrumen, analisis data, cetak
perangkat dan laporan
penelitian
Cartridge Persiapan penelitian, 6 buah 280.000 1.680.000
printer hitam instrumen, analisis data, cetak
perangkat dan laporan
penelitian
Tinta printer Persiapan penelitian, 8 buah 125.000 1.000.000
warna instrumen, analisis data, cetak
perangkat dan laporan
penelitian
Tinta printer Persiapan penelitian, 8 buah 100.000 800.000
hitam instrumen, analisis data, cetak
perangkat dan laporan
penelitian
Spidol Persiapan penelitian dan 8 pack 90.000 720.000
Boardmarker pelaksanaan penelitian
Bantex Persiapan penelitian, 10 buah 37.000 370.000
pelaksanaan penelitian dan
laporan penelitian
Styrofoam Persiapan penelitian dan 6 buah 5.000
pelaksanaan penelitian 30.000
Lakban Persiapan penelitian dan 8 buah 15.000
bening besar pelaksanaan penelitian 120.000
Lakban Persiapan penelitian dan 8 buah 5.000
bening kecil pelaksanaan penelitian 40.000
Lem kertas Persiapan penelitian, 20 buah 4.000 80.000
pelaksanaan penelitian dan
laporan penelitian
Gunting Persiapan penelitian, 5 buah 7.000 35.000
pelaksanaan penelitian dan
laporan penelitian
Bolpoin Persiapan penelitian, 10 pack 25.000 250.000
pelaksanaan penelitian dan
laporan penelitian
Stapler besar Persiapan penelitian, 6 buah 30.000 180.000
pelaksanaan penelitian dan
laporan penelitian
Isi stapler Persiapan penelitian, 10 buah 5.000 50.000
besar pelaksanaan penelitian dan
laporan penelitian
Stapler kecil Persiapan penelitian, 6 buah 15.000 90.000
pelaksanaan penelitian dan
laporan penelitian
Isi stapler Persiapan penelitian, 10 pack 2.500 25.000
kecil pelaksanaan penelitian dan
laporan penelitian
Post it Persiapan penelitian, 10 pack 15.000 150.000
pelaksanaan penelitian dan
laporan penelitian
CD RW Persiapan penelitian, 10 pack 10.000 100.000
pelaksanaan penelitian
laporan penelitian
Map kertas Persiapan penelitian, 10 pack 10.000 100.000
pelaksanaan penelitian dan
laporan penelitian
Map plastik Persiapan penelitian dan 10 pack 30.000 300.000
berlubang pelaksanaan penelitian
Pelubang Persiapan penelitian dan 6 buah 40.000 240.000
kertas besar pelaksanaan penelitian
Sticky note Persiapan penelitian, 20 buah 10.000 200.000
pelaksanaan penelitian dan
persiapan laporan penelitian
Pulsa HP Persiapan penelitian, 2 paket 500.000 1.000.000
pelaksanaan penelitian dan
persiapan laporan penelitian
Fotokopi Persiapan penelitian, 2000 250 500.000
perangkat perbanyakan dokumen untuk lembar
pembelajaran proses validasi, perangkat
penelitian pembelajaran dan pelaksanaan
penelitian
Konsumsi Rapat persiapan penyusunan 5 paket 15.000 75.000
snack rapat Instrumen I dan II penelitian
Konsumsi Rapat penyusunan instrumen I 5 paket 15.000 75.000
snack rapat penelitian
Konsumsi Rapat penyusunan instrumen 5 paket 15.000 75.000
snack rapat II penelitian
Konsumsi Rapat persiapan validasi 5 paket 15.000 75.000
snack rapat instrumen I dan II penelitian
Konsumsi Rapat penyusunan revisi 5 paket 15.000 75.000
snack rapat instrumen I dan II penelitian
Konsumsi Rapat persiapan pengambilan 5 paket 15.000 75.000
snack rapat data penelitian
Konsumsi Rapat persiapan penyusunan 5 paket 35.000 175.000
makan rapat Instrumen I dan II penelitian
Konsumsi Rapat penyusunan instrumen I 5 paket 35.000 175.000
makan rapat I penelitian
Konsumsi Rapat penyusunan instrumen 5 paket 35.000 175.000
makan rapat II penelitian
Konsumsi Rapat persiapan validasi 5 paket 35.000 175.000
makan rapat instrumen I dan II penelitian
Konsumsi Rapat penyusunan revisi 5 paket 35.000 175.000
makan rapat instrumen I dan II penelitian
Konsumsi Rapat persiapan pengambilan 5 paket 35.000 175.000
makan rapat data penelitian
Honor Validasi Instrumen I 2 orang 500.000 1.000.000
Validator I
Honor Validasi Instrumen II 2 orang 500.000 1.000.000
Validator II
Total 14.000.000
Mengetahui, Serang, 11 Juli 2022
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Ketua Peneliti
Penelitian: Pengembangan Soal Literasi Sains Berbasis Plickers Terintegrasi Kearifan Lokal
Banten pada Tema Yuk Makan Talas Beneng
Ketua Peneliti,
Penyusunan Instrumen I
Penelitian: Pengembangan Soal Literasi Sains Berbasis Plickers Terintegrasi Kearifan Lokal
Banten pada Tema Yuk Makan Talas Beneng
Ketua Peneliti,
Penelitian :Pengembangan Soal Literasi Sains Berbasis Plickers Terintegrasi Kearifan Lokal
Banten pada Tema Yuk Makan Talas Beneng
Notulensi:
Rapat penyusunan instrumen II dalam penelitian ini dilakukan untuk menyusun draft soal literasi
sains berbasis Plickers terintegrasi kearifan lokal Banten pada tema Yuk Makan Talas Beneng.
Ketua Peneliti,
Penelitian: Pengembangan Soal Literasi Sains Berbasis Plickers Terintegrasi Kearifan Lokal
Banten pada Tema Yuk Makan Talas Beneng
Ketua Peneliti,
Penelitian: Pengembangan Soal Literasi Sains Berbasis Plickers Terintegrasi Kearifan Lokal
Banten pada Tema Yuk Makan Talas Beneng
Notulensi :
Rapat penyusunan revisi instrumen I dan II dalam penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki
hasil validasi instrumen I dan II yang telah diperoleh dari validator-validator penelitian
pengembangan soal literasi sains berbasis Plickers terintegrasi kearifan lokal Banten pada tema
Yuk Makan Talas Beneng. Dari hasil validasi diketahui bahwa ada beberapa hal yang harus
diperbaiki oleh peneliti terkait draft soal literasi sainsnya.
Ketua Peneliti,
Penelitian: Pengembangan Soal Literasi Sains Berbasis Plickers Terintegrasi Kearifan Lokal
Banten pada Tema Yuk Makan Talas Beneng
Hari/Tanggal : Selasa/31 Mei 2022
Pukul 09.00 WIB s/d selesai
Tempat Ruang CA1-02
Notulensi:
Rapat persiapan pengambilan data penelitian dilakukan untuk mematangkan pengambilan data
penelitian pengembangan soal literasi sains berbasis Plickers terintegrasi kearifan lokal Banten
pada tema Yuk Makan Talas Beneng. Hal ini dilakukan agar proses pengambilan data penelitian
pengembangan soal literasi sains berbasis Plickers terintegrasi kearifan lokal Banten pada tema
Yuk Makan Talas Beneng dapat berlangusng dengan lancar dan sesuai dengan target yang
diharapkan.
Ketua Peneliti,