Anda di halaman 1dari 7

Essay Competition 2019

“Nafas Persatuan dalam Bingkai Pendidikan Melalui PKKMB FMIPA UNY”

Oleh :

Wulan Febrianingsih (18312241071)

Pendidikan IPA/2019

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2019
FORMULIR PENDAFTARAN

ESSAY COMPETITION 2019

HASKA JMF FMIPA, UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

“Harmoni Keragaman Guna Mencetak Generasi Unggul Berkarakter Di Era Revolusi


Industri 4.0

1. Nama : Wulan Febrianingsih


2. Tempat Tanggal Lahir : Klaten, 5 Februari 2000
3. NIM / Jurusan : 18312241071 / Pendidikan IPA
4. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta
5. Alamat : Dengok, Bugisan, Prambanan, Klaten
6. No. HP : 085877863310
7. E-mail : wulanfebrianingsih33@gmail.com
8. Judul Essay : “Nafas Persatuan dalam Bingkai Pendidikan Melalui
PKKMB FMIPA UNY”

Yogyakarta, 12 September 2019

Ttd

Wulan Febrianingsih

2
Nafas Persatuan dalam Bingkai Pendidikan Melalui PKKMB FMIPA UNY.

Belum lama ini PKKMB baru saja usai, namun tidak sampai disini saja melainkan
kedepannya akan terbentuk seperti apa mahasiswa baru FMIPA UNY. Sejumlah 760 mahasiswa
baru yang berasal dari berbagai daerah tentunya memiliki karakter yang berbeda-beda. Lantas
akan dibentuk seperti apa mahasiswa baru tahun ini? Apakah hanya mengejar IPK bernilai 4?
Lalu dimana 96 poin sisanya?

Acuh, apatis, egoisme serta hedonisme merupakan gaya hidup middle class elit, atau
sebuah kelas yang menurut Karl Marx disebut sebagai borjuis. Salah satu dampak dari sikap
tersebut ialah membuat mahasiswa terlena, lupa akan peran besarnya dan hilangnya empati
terhadap lingkungan sekitar. Sindir menyindir juga tak kalah saing menjadi output adanya
teknologi melaui media sosial dizaman ini. Merasa diri paling benar, satu kata bisa saja
diperdebatkan hingga menyulut api membakar kekeluargaan.

Apa kabar dengan permasalahan Indonesia jika mahasiswa yang katanya agen perubahan
bangsa masih sibuk memikirkan diri sendiri. Akar permasalahan bangsa uang terjadi dalam
beberapa aspek seperti ekonomi, sosial, dan budaya membuat kondisi bangsa mengalami
degradasi besar-besaran. Hampir setiap menit permasalahan tersebar melaui teknologi canggih di
era 4.0 ini, namun tidak banyak solusi yang bisa diberikan oleh mahasiswa.

Melalui Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) FMIPA UNY


diharapkan mampu mencetak mahasiswa yang mau memberikan sumbangsih unruk negeri.
Tahun ini PKKMB FMIPA mengangkat tema mengenai “Saintis Kritis Berjiwa Pancasila
Menuju Indonesia Berdaya”.

Menurut Siswoyo (2007:121) mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang


sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik swasta maupun negri atau lembaga lain
yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang
tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak
dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri sebagian besar
mahasiswa.

3
Sehingga diharapkan seluruh mahasiswa baru FMIPA dapat menjadi saintis atau
seseorang yang ahli dalam bidang Sains dan kritis terhadap segala sesuatu. Mahasiswa tentunya
sudah berbeda dengan siswa, Maha yang berarti besar sehingga seharusnya mahasiswa mampu
berpikir dewasa dalam memandang sisi positif maupun negative kehidupan secara seimbang dan
bijaksana dalam mempertimbangkan segala sesuatu.

Berasal dari berbagai suku budaya, bertemu melalui gerbang di kampus biru, bersua
dalam momen PKKMB FMIPA lalu bersatu dalam harmoni karya. Itulah sebuah perjalanan
yang akan ditempuh setelah memasuki masa peralihan menjadi mahasiswa. Ibarat gelas kosong
yang siap diisi air kehidupan untuk bekal perjalanan mahasiswa. Tepat di momen PKKMB inilah
mampu mencetak mahasiswa baru melaui tema dan kegiatan yang dilakukan. Salah satu poin
penting adalah berjiwa pancasila. Memang harus ditanamkan sejak awal nilai-nilai pancasila
supaya mahasiswa memiliki karakter baik pada dirinya,

Dalam perspektiif pendidikan, aspek intelektual dan moral tidak bisa dipisahkan dari
pembentukan karakter individu. Kebaikan intelektual menyiapkan kondisi mental dimana
individu dapat memahami dan memilih suatu orientasi yang benar. Demikian pula kebaikan
moral akan menshahihkan tindakan-tindakan yang baik sehingga menjadi ciri kepribadian dalam
berperilaku (Amri, 2013).

Nilai pancasila dalam menanamkan karakter yang pertama adalah bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, khususnya untuk seorang muslim seharusnya hal ini menjadi orientasi
awal dalam menjalani kehidupan. Menurut Rois Almaududy (2017:134) konsekuensi dari
keimanan adalah menempuh jalur yang halal juga menggantungkan hasil dari kerja keras kepada
Allah SWT, bukan keyakinan pada diri sendiri. Kemudian menyalurkan semua karunia Allah itu
di jalan yang diridhai-Nya, bukan untuk kesia-siaan palagi untuk melakukan hal yang dibenci-
Nya. Sehingga tidak ada alasan yang lebih penting selain mengarahkan segala aktivitas ditujukan
hanya kepada Allah SWT. Berbekal iman yang kuat mahasiswa mampu semangat dalam
mentaati perintah RabbNya serta menjauhui laranganNya.

4
Bersua menyemai benih kebaikan melalui keadilan terhadap sesama merupakan karakter
yang harus melekat pada diri manusia. Sehingga tercapai suatu persatuan melaui tautan hati
untuk mengabdi kepada keluarga, bangsa dan agama. Berawal melalui toleransi sehingga
terbentuk harmoni persatuan menuju Indonesia yang Berdaya.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, berdaya merupakan berkemampuan,


berkekuatan dan bertenaga. Pantas dikatakan rugi jika mahasiswa hanya mengejar IPK 4. Lalu
digunakan untuk apa 96 poin sisanya?

96 poin itu dapat kita buru di ruang-ruang diskusi ilmiah, obrolan di sudut sekretariatan,
di kepanitiaan saat menumbuhkan karakter sabar dan pandai bersosialisasi, di gubuk-gubuk
rakyat tempat kita mengerti ketimpangan dan ketidakadilan, di desa-desa tempat pengabdian, dan
di gedung megah tempat kita mempresentasikan hasil penelitian. Belajarlah dari alam semesta
karena ia adalah sekolahmu, belajarlah dari setiap manusia, karena ia adalah gurumu.

Apabila Mahasiswa memiliki karakter yang baik bisa dipastikan mampu bijak
memanfaatkan kemajuan teknologi di era 4.0. menurut Heng (2013) beberapa negara lain juga
turut serta mewujudkan konsep indutri 4.0 namun menggunakan istilah Smart Factories,
Industrial Internet of Things, Smart Industry, atau Advanced Manufacturing. Meski memiliki
penyebutan istilah yang berbeda, semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan daya
saing industri tiap negara dalam menghadapi pasar pasar global yang sangat dinamis. Kondisi
tersebut diakibatkan oleh pesatnya perkembangan pemanfaatan teknologi digital I berbagai
bidang.

Indistri 4.0 memang menawarkan banyak manfaat, namun juga memiliki tantangan yang
harus dihadapi. Menurut Drath dan Horch (2014) tantangan yang dihadapi oleh suatu negara
ketika menerapkan Industri 4.0 adalah munculnya resistensi terhadap perubahan demografi dan
aspek sosial, ketidakstabilan kondisi politik ketrbatasan sumber daya, resiko bencana alam dan
tuntutan penerapan teknologi yang ramah lingkungan.

Guna menjawab tantangan tersebut diperluka usaha yang besar, terencana, dan strategis
baik dari sisi pemerintah, kalangan akademisi, maupun praktisi. Disinilah mahasiswa memiliki
peran ikut serta menjawab tatangan Industri 4.0. Mahasiswa adalah generasi pemikul beban.
Tugas peradaban menanti kedepannya. Marilah kita bersama-sama berbakti pada negeri dan

5
memaksimalkan peran yang kita punya. Melangkah untuk melanjutkan amanah besar dalam
mengemban impian. Membagi cahaya kebaikan menuju Indonesia yang gemilang. Jadilah
generasi yang dinanti-nanti. Tidak takut dicaci tak gentar mati. Bersikap kritis terhadap apapun
yang terjadi. Bersemi dari pupuk kebersamaan hingga mengakar kuat persatuan.

Jadi bukan dipermasalahkan lagi kita berasal dari daerah mana, suku apa, agama apa, ras
apa, dan lain sebagainya. Kita adalah mahasiswa yang memiliki karakter mulia dan bijaksana
dalam menanggapi era 4.0. pada era ini, bukan merobotkan manusia namun seharusnya bisa
menyejahterakan manusa. Dengan seperti itu kita mampu berjuang bersama dalam harmoni
karya menuju Indonesia unggul.

6
DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan & Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013.
Prestasi Pustakarya: Jakarta.

Drath dan Horch. 2014. Industrie 4.0 IEE Industrial Electronics Magazine. Pp 56-58.

Heng. 2014. Industry 4..0 Upgrading of Germany’s Industrial Capabilities on the


Horizon. https:ssrn.com/abstract=2656608.

Rois Almaududy. 2017. Allah Is My Goal. Tinta Medina: Solo.

Siswoyo.2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta. UNY Press.

Anda mungkin juga menyukai