REKAMAN DIET
Tujuan : Menentukan status gizi naracoba, merekam diet naracoba selama 3 hari, dan menyusun
menu ideal untuk naracoba.
Prinsip : Penentuan kebutuhan kalori dalam tubuh tiap hari harus dihitung melalui penilaian
yang mempertimbangkan tinggi badan (TB), berat badan (BB), bentuk kerangka
proporsi lemah, otot dan tulang, serta adanya tanda patologis berupa oedem,
spelnomegali hepatomegali, dan lain-lain. Pengukuran berat sebaiknya dilakukan
sebelum makan, tanpa sepatu dan pakaian minimal.
Dengan penilaian
Lebih dari 110 % : Standar gemuk
90 – 110 % : Standar normal
70 – 90 % : Standar kurus moderat
Kurang dari 70 % : Standar sangat kurus
Pencatatan dan penilaian intake makanan sesesorang merupakan bagian yang paling sulit
dan seringkali mengecewakan dari semua aspek penilaian status gizi perseorangan. Hal ini
disebabkan karena :
1. sangat sukar melakukan pencatatan tentang apa yang telah dimakan tanpa pewawancara
mempengaruhi jawaban si pasien.
2. banyak orang tidak dapat mengingat lagi apa yang telah dimakan dan berapa banyak.
3. hampir tidak mungkin untuk menentukan dengan pasti jumlah zat gizi dalam makanan yang
telah dimakan.
Meskipun begitu data tentang intake makanan merupakan bagian yang sangat penting di
dalam usaha penentuan keadaan gizi perseorangan, karenanya harus dilakukan dengan seksama.
Beberapa metoda untuk mendapatkan data tentang intake makanan, yaitu :
1. 24-Hour Recall
Metoda ini mudah untuk dilaksanakn, kerenanya sangat populer. Pasien diminta mengisi atau
diwawancarai oleh ahli diet/perawat tentang apa saja yang telah dimakannya dalam 24 jam,
atau hari kemarinnya. Cara ini telah terbukti berguna untuk survai pada kelompok
masyarakat, namun kurang baik bila digunakan untuk perseorangan, karena mengandung
sumber kesalahan berikut ini :
a. seseorang biasanya tidak mengingat lagi apa yang telah dimakannya kemarin dengan pasti
b. apa yang dmakan kemarin, seringkali bukan makanan yang biasa dimakan sehari-hari
c. paseien tidak mengatakan yang sebenarnya karena berbagai alasan
Namun demikian 24-hour recall dapat memberikan gambaran kualitatif dari diet seseorang
yang cukup berguna.
2. Food Frequency Queationnaire
Untuk mengatasi kelemahan yang melekat pada metoda 24 hour recall, dapat disertakan suatu
kwesioner yang isinya menanyakan jenis makanan tertentu yang dimakan dan berapa kali
setiap hari. Kwesioner ini dapat berguna untuk memperkirakan kebenaran data yang didapat
dengan metoda 24 hour recall.
3. Dietary History
Riwayat diet ini lebih lengkap dari 24-hour recall dan food frequwency questionaire,
sekalipun keduanya merupakan sumber yang penting untuk menyusun riwayat diet.
4. Food Diary/record
Metoda ini lebih banyak lagi memakan waktu, memerlukan pengertian dan motivasi pasien
yang lebih besar agar hasilnya dapat sempurna. Dengan metoda ini pasien diminta untuk
mencatat apa saja yang dimakan atau diminum pada suatu waktu tertentu.
Pencatatan ini dapat dilakukan selama 3 hari, atau dapat sampai 2 minggu tergantung pada
keteraturan makan pasien. Makin teratur pasien makan makanan tertentu, maka waktu
pencatatan dapat mekin pendek. Hal ini perlu agar kerjasam pasien dapat dipelihara dan
hasilnya pun cukup akurat. Kemudian hasil pencatatan ini dipakai sebagai dasar untuk
melakukan perhitungan jumlah zat gizi yang telah dimakan sehari-hari.
Dari data ini dokter dapat menambahkan gambaran tentang : gaya hidup, kerjasama
dan lingkungan makan pasien menanya orang-orang yang makan bersamanya. Bila perlu
juga ditanyakan bagaiman cara memasaknya.
Food Diary dapat merupakan alat yang lengkap dan sangat akurat bila pasien segera
mencatatnya setelah selesai makan dan minum.
2) Observasi terhadap makanan yang dikonsumsi
Observasi terhadap food intake merupakan metoda yang paling akurat, akan tetapi
merupakan cara yang paling banyak makan waktu, mahal dan sukar dikerjakan.
3) Household food consumption
Metoda ini biasanya digunakan pada survai populasi yang besar jumlahnya. Metoda
ini menghitung jumlah makanan yang dkonsumsi oleh satu keluarga. Caranya dapat dengan
secara berkala mengunjungi ibu rumah tangga dan menanyakan apa saja yang telah
dibelinya dan disajukan untuk keluarga.
Tugas kali ini menggunakan metode Food Diary / record selama 3 hari praktikan merekam
intake yang telah parktikan konsumsi dalam bentuk catatan.
Untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi secara optimal diperlukan makanan yang
berkualitan dan berkuantitas. Makanan tersebut harus mengandung semua zat gizi yaitu
karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin dan air dalam komposisi tertentu. Kebutuhan
makronutrien sebesar 70-80 % karbihidrat serta 30-20 % berupa lemak dan protein.
Protein sangat penting untuk masa pertumbuhan anak, ibu hamil dan menyusui,
penggantian sel-sel yang aus yang banyak terjadi pada waktu sakit.
Dalam memilih bahan pangan protein kita memperhatikan tinggi rendahnya kandungan
protein. Pada kelompok bahan pangan nabati (tumbuh-tumbuhan) kacang-kacangan punya
kandungan protein tinggi: misalnya kedele (35%), kacang tanah (25%), kacang merah (23%) dan
kacang hijau (22%), juga beragam jenis biji-bijian, misalnya kemiri(19%), pete (10%) serta
beragam hasil olahan bahan pangan itu misalnya tempe kedele (18 %), oncom (13%) dan emping
melinjo (12%).
Di antara bahan pangan hewani juga terdapat keragaman dalam kandungan protein:
daging ternak besar (sapi, kerbau) atau ternak kecil (domba, kambing) rata-rat mengadung 18%
protein, juga daging ayam (18%) sedangkan dalam kelompok bahan pangan ikan, undang (21%)
dan bandeng (20%) lebih menonjol daripada ikan mas (16%), belut (14%) atau kerang (8%).
Telur ayam mengandung 13%, dan air susu sapi 3%. Hasil olahan bahan pangan hewani juga
tinggi dalam protein, misalnya karena pengeringan lebih lebih sedikit mengandung air, maka
menurut perbandingan kandungan protein lebih tinggi dari pada bahan yang segar. Contoh :
udang kering (62%), pindang ikann (30%) atau trasi (30%). Pada bahan pangan nabati tersebut di
muka keragaman kandungan protein pada satu jenis mungkin juga karen aberbeda varietas
dengan sifat yang beragam : pada varietas ini sebaliknya lebih banyak kandungan lemak yang
mengahsilkan minyak kedele
Kelompok kedua bahan pangan nabati yang mengandung protein masih tergolong tinggi
adalah beragam padi-padian (serelia), misalnya: jali (11%), jagung (9%) dan beras (7%) serta
hasil-hasil olahan berupa tepung beras atau jagung. Bahan pangan ubi-ubian punya kandungan
protein rendah sekali : ubi jalar (2%), singkong (1%). Jika ubi-ubian atau sago dipilih sebagai
bahan pangan pokok orang harus menambahkan bahan pangan lain 7yang tinggi kandungan
protein, mjisalnya daging, ikan atau tempe kedele. Dalam hal beras, jagung atau terigu
menambah jumlah yang dimakan secara langsung berarti juga menambah makanan protein.
(Lihat gambar halaman 79)
Hal lain yang mesti kita perhatikan dalam memilih bahan pangan protein adalah
pengertian mutu protein dan nilai cernanya. Untyuk menjelaskan arti “mutu” protein, kita
memerlukan meminjam dua jenis perumpamaan. Pertama, mengenai bentuk protein yang terdiri
atas sejumlah asam amino. Satu jenis protein paling baik dapat digambarkan sebagai satu kalung
panjang dengan berbagai jenis merjan (=asam amino), tiap jenis merjan terdapat dalam jumlah
tertentu yang mencirikan kalung (atau protein) itu. Kalung itun dapat berupa gulungan yang
menggumpal. Susunan beragam merjan itu juga berbeda untuk tiap kalung (atau jenis protein).
Tiap jenis protein yang kita makan, dalam perut kita mengalami pencernaan, artinya tiap kalung
itu terputus menjadi bauran merjan atau asam amino itu banyak dan beragam jenis protein yang
sesuai kebutuhan badan sendiri. Memanfaatkan pangan protein berarti “bongkar” protein yang
diterima itu dan “pasang” kembali menjadi protein yang berfaedah bagi badan.
Perumpamaan kedua mengandalkan asam amino itu sebagai huruf-huruf (seperti dalam
abjad kita): membentuk sejumlah asam amino beragam jenis menjadi satu jenis protein dapat
disamakan dengan membentuk kalimat dan suatu kumpulan huruf-huruf. Ada sejumlah 20 asam
amino yang dapat dibuat membentuk berjuta-juta jenis protein, sama halnya berjuta-juta kalimat
huruf abjad. Tiap kalimat protein terdiri dari huruf-huruf asam amino yang terpasang menurut
satu urutan tertentu. Untuk satu kalimat yang lengkap diperlukan dari tiap jenis huruf sejumlah
tertentu, artinya tiap jenis protein terdiri atas sejumlah tertentu dari tiap asam amino. Contoh :
kalimat “Orang cukup aneka zat gizi pasti sehat kuat” terdiri atas 16 huruf, tiap huruf menurut
jumlah tertentu, misalnya ada 3 huruf k, 7 huruf a, dan seterusnya. Jika diumpamakan satu jenis
protein, ia terdiri dari 16 asam amino, tiap asam amino dalam jumlah tertentu baru lengkap
protein itu.
Bahkan badan kita sanggup pula membentuk satu asam amino dari asam amino lain yang
“mirip” dalam perumpamaan huruf-huruf, jika yang diperlukan huruf “P” dan ini tak tersedia,
maka dengan “memotong” satu kaki huruf R yang ada dapat diperoleh huruf P itu. Tapi ada 8
jenis asam amino yang tak dapat dibuat sendiri oleh badan kita dan disebut asam amino esensial
yang mutlak harus ada dalam makanan kita.
Jika satu jenis bahan pangan mengandung satu jenis protein yang tak lengkap untuk
membentu jenis protein keperluan badan kita, protein itu tak memberi sumbangan dalam
membangun badan kita, dalam proses pertumbuhan anak misalnya atau pemulihan bagian badan
kita. Tapi beragam jenis protein dari beraneka bahan pangan dapat saling mendukung untuk
melengkapi keragaman maupun jumlah asam amino yang kita perlukan. Dalam perumpamaan
“huruf dan kalimat” di atas, misalnya dua jenis protein pangan kita juga terdiri atas sejumlah 16
jenis asam amino yang sama (huruf) tapi pada yang satu terdapat hanya 5 huruf “A”, pada yang
kedua 4 huruf “A”. Secara sendiri-sendiri tiap jenis protein itu tak dapat membentuk protein
“orang cukup aneka zat gizi pasti sehat kuat” karena tak mencukupi sebanyak 7 huruf “A” yang
diperlukan. Jika kedua jenis protein itu bersama-sama terdapat dalam makanan kita, dapatlah
mencukupi syarat 7 huruf “A”. Diumpamakan huruf lain sudah mencukupi dalam hal jenis
maupun junmlah masing-masing).
Mutu protein dalam tiap jenis bahan pangan dinyatakan dalam satu angka, paling tinggi
100% (100 perseratus), susunan asam aminonya sempurna. Hanya dua jenis pangan yang dikenal
sehari-hari memenuhi mutu setinggi itu yaitu telur dan susu ibu. Dibanding dengan patokan itu
air susu tapi bermutu 81, protein daging 81, ikan segar 93, protein ubi jalar tergolong baik 72,
protein beras 58, kedele 70, kacang tanah 48, protein tempe (terbuat dari kedele), menempati
urutan mutu tertinggi di antara pangan protein nabati yang lain yaitu 74. Makanan yang terdiri
dari nasi (besar) dan tempe, jika dalam junmlah 150 gram beras dan 75 gram tempe, karena
saling dukung antara protein kedua jenis bahan pangan itu, mencapai mutu 72: lebih tinggi dari
mutu protein satu-satu bahan pangan itu.
Kebutuhan kalori dari makanan tergantung berat badan, jenis kelamin, umur dan aktifitas.
Aktifitas dapat bersifat ringan, sedang dan berat contoh aktifitas ringan adalah pekerjaan juru
tulis dan tata usaha, aktifitas sedang : ibu rumah tangga dan perawat. Sedang aktifitas berat :
sopir, olah ragawan, dan pembantu rumah tangga.
Kebutuhan kalori seseorang terdiri atas : BM (Basal metabolisme) ditambah aktifitas dan
SDA (Sepesifik Dinamic Action). Basal Metabolisme adalah jumlah kalori yang dibutuhkan
seseorang untuk melakukan aktifitas dasar (aktifitas yangh dikendalikan sistim saraf otonom
misal : denyut jantung, pernafasan dan lain-lain). Laki-laki 30 kalori / kg BB dan perempuan 25
kal/kg BB.
SDA (Spesifik Dinamic Action) adalah tenaga yang dibutuhkan untuk mengolah makanan
yang masuk sampai dapat menghasilkan tenaga sebesar 10 % x (BM + aktifitas).
Orang yang beraktifitas ringan memerlukan kalori 20 % dari BM, yang beraktifitas
sedang memerlukan 30 % dari BM. Sedang yang berktifitas berat membutuhkan 50 % dari BM.
Alat-alat : 1. Daftar Komposisi Bagan Makanan (DKBM)
2. Alat tulis
Metode : Observasi
Prosedur :
Dalam pencatatan ini praktikan sebagai naracoba sendiri, caranya :
1. Naracoba mengukur tinggi dan berat badan dan kemudian menentukan status gizinya dan
menghitung berat badan idealnya.
2. Naracoba menghitung kalori yang dibutuhkannya.
3. Naracoba merekam diet selama tiga hari dan menghitung kalorinya dan menentukan kalori
tersebut berlebihan atau kurang untuk diri.
4. Naracoba menyusun menu ideal dengan mengacu kalori dan protein yang dibutuhkan dan
memperhatikan kualitas dan kuantitas zat gizi.
Diskusi :
1. Apakah yang menyebabkan status gizi seseorang gemuk atau obesitas.
2. Apakah yang menyebabkian status gizi seseorang kurus atau sangat kurus.
3. Apakah yang harus dilakukan apakah status gizi seseorang kurus dan atau gemuk.
Format Laporan
1. Nama : Kirana Sehati
Umur : 21 tahun
Berat badan : 70 kg
Kesimpulan :
Rata-rata jumlah konsumsi kalori Kirana Sehati selama 3 hari adalah 2843,3 kcal. Jumlah tersebut melebihi
dari rekomendasi yang diberikan berdasarkan aplikasi nutrysurvey yaitu 2202,8 kcal. Selanjutnya
dilakukan evaluasi terhadap pola konsumsi makronutrien, yaitu dengan mengurangi
kuantitasnya. Hasil setelah evaluasi diperoleh besarnya rata-rata jumlah kalori selama 3 hari
adalah 2369,0 kcal. Dengan demikian hanya berlebih 8% dari jumlah yang direkomendasikan
(Ada pada lampiran).
Tugas :
=====================================================================
Result
=====================================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
______________________________________________________________________________
energy 2843,3 kcal 2202,8 kcal 129 %
water 180,0 g 2700,0 g 7%
protein 117,1 g(17%) 65,1 g(12 %) 180 %
fat 112,5 g(35%) 74,7 g(< 30 %) 151 %
carbohydr. 340,9 g(49%) 314,4 g(> 55 %) 108 %
dietary fiber 14,3 g 30,0 g 48 %
alcohol 0,0 g - -
PUFA 23,0 g 10,0 g 230 %
cholesterol 1254,4 mg - -
Vit. A 4916,7 µg 800,0 µg 615 %
carotene 0,0 mg - -
Vit. E (eq.) 7,2 mg 12,0 mg 60 %
Vit. B1 1,1 mg 1,0 mg 107 %
Vit. B2 2,8 mg 1,2 mg 230 %
Vit. B6 1,8 mg 1,2 mg 154 %
tot. fol.acid 476,0 µg 400,0 µg 119 %
Vit. C 105,4 mg 100,0 mg 105 %
sodium 2081,3 mg 2000,0 mg 104 %
potassium 3865,3 mg 3500,0 mg 110 %
calcium 949,4 mg 1000,0 mg 95 %
magnesium 517,8 mg 310,0 mg 167 %
phosphorus 1709,9 mg 700,0 mg 244 %
iron 20,3 mg 15,0 mg 136 %
zinc 12,4 mg 7,0 mg 177 %
Analisis jumlah kalori Kirana Sehati setelah melakukan diet
Total analysis of several food records
Number of food records 3: Kirana Sehati Hari 1.epl, Kirana Sehati Hari 2.epl, Kirana Sehati Hari
3.epl
=====================================================================
Result
=====================================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
______________________________________________________________________________
energy 2369,0 kcal 2202,8 kcal 108 %
water 166,7 g 2700,0 g 6%
protein 98,2 g(17%) 65,1 g(12 %) 151 %
fat 91,0 g(34%) 74,7 g(< 30 %) 122 %
carbohydr. 289,0 g(49%) 314,4 g(> 55 %) 92 %
dietary fiber 13,3 g 30,0 g 44 %
alcohol 0,0 g - -
PUFA 17,8 g 10,0 g 178 %
cholesterol 897,8 mg - -
Vit. A 3694,3 µg 800,0 µg 462 %
carotene 0,0 mg - -
Vit. E (eq.) 5,8 mg 12,0 mg 49 %
Vit. B1 0,9 mg 1,0 mg 90 %
Vit. B2 2,2 mg 1,2 mg 184 %
Vit. B6 1,5 mg 1,2 mg 125 %
tot. fol.acid 384,0 µg 400,0 µg 96 %
Vit. C 83,5 mg 100,0 mg 83 %
sodium 1478,1 mg 2000,0 mg 74 %
potassium 3047,5 mg 3500,0 mg 87 %
calcium 754,4 mg 1000,0 mg 75 %
magnesium 429,6 mg 310,0 mg 139 %
phosphorus 1405,2 mg 700,0 mg 201 %
iron 16,1 mg 15,0 mg 107 %
zinc 10,5 mg 7,0 mg 150 %
Petunjuk Pengaplikasian Nutrysurvey
Nutrysurvey 2007
Hal pertama yang dilakukan adalah mengisikan data yang berkaitan dengan umur, jenis kelamis,
aktivitas fisik, dan data antropometri ke dalam menu berikut:
Setelah bagian personal data sudah dilengkapi, maka pada bagian result akan otomatis terisi.
Bagian result merupakan hasil BMI dari data responden yang sudah diinput. Berikut contoh hasil
memasukkan data seorang responden atas nama Sinta berusia 20 tahun dengan tinggi badan 160
cm, dan berat badan 50 cm. Sinta adalah seorang Mahasiswi, sehingga tidak banyak aktivitas
yang dilakukan, maka untuk kategori aktivitasnya adalah medium (gambar 2).
Berdasarkan dari data yang dimasukkan tersebut, maka diperoleh hasil dari kondisi Sinta.
Kebutuhan energi bassal Sinta adalah 1316 kcal/hari dan energi tambahan (additional) 856
kcal/hari, sehingga total energinya adalah 2172 kcal/hari. Selanjutnya untuk BMI diperoleh
angka 19,5 sementara untuk BMI yang direkomendasikan adalah 21,5. Dengan demikian Sinta
harus menambah berat badannya agar diperoleh angka BMI sesuai dengan yang
direkomendasikan. Besarnya berat badan yang harus ditambah oleh Sinta dapat diketahui dengan
cara klik pada bagaian weight gain diagram. Selanjutnya akan muncul tampilan seperti di bawah
ini.
Berdasarkan weight gain diagram scenario tersebut, terdapat dua sisi yang menjadi perbandingan
dalam manikkan berat badan, yaitu berat badan (kg) dan waktu (minggu). Pada diagram
disediakan dua pilihan untuk menaikkan berat badan agar mencapai ideal. Cara yang dapat
dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan sejumlah 2800 kcal/hari atau 3300 kcal/hari
dari kebutuhan sebelumnya 2800 kcal/hari. Apabila Sinta mengonsumsi 2800 kcal/hari, maka
waktu yang dibutuhkan adalah 18 minggu, sementara jika mengonsumsi 3300 kcal/hari waktu
yang dibutuhkan 10 minggu.
Setelah personal data responden diisi, maka langkah selanjutnya adalah mengisi data konsumsi
makanan yang akan dianalisis. Beberapa hal yang harus diperhatikam dalam pengisian menu
konsumsi makanan/minuman adalah sebagai berikut
1. Apabila akan membuat heading (modifikasi), maka ketik pada baris pertama : Breakfast
(diawali dengan huruf kapital), kemudian pindahkan kursor kebawah dengan mengklik baris
kedua atau dengan menggunakan panah bawah untuk mencegah adanya proses pencarian
bahan makanan atau makanan (karena Pagi bukan makanan)
2. Apabila memasukkan bahan makanan atau makanan harus dimulai dengan huruf kecil atau
semua huruf tidak boleh kapital dan diakhiri dengan menekan tombol enter (pada saat
menekan tombol enter, akan terjadi proses mencari bahan makanan atau makanan tersebut
dalam database).
Berikut adalah tampilan hasil memasukkan data bahan makanan untuk breakfast nasi.
Gambar 7. Hasil entry data food secara manual pada kolom food.
Pengeditan Data Heading
Data heading konsumsi makanan, seperti penulisan heading breakfast, lunch dan dinner, dapat
dilakukan melalui aplikasi, tanpa harus menuliskannya pada lembar kerja. Tata caranya adalah
sebagai berikut.
Edit -> Headings
Selanjutnya akan muncul tampilan seperti berikut ini.
Output dalam
bentuk text