Anda di halaman 1dari 12

Nama : Herin

Npm : 1811060338

Kelas : biologi B

Tugas : Mikrobiologi

TELAAH JURNAL:

Judul jurnal : kloning hewan

Penulis : Eka Pratiwi Tenriawaru

Penelaah : Herin

Tanggal telaah : 12 oktober 2020

I. Deskripsi jurnal
A. Tujuan utama penelitian
Penelitian ini bertujuan yaitu menjelskan apa yang dimaksud dengan
kloning hewan.
B. Hasil penelitian
Adapun hasil penelitian pada jurnal ini Menurut Rusda
(2004), secara garis besar manfaat kloning adalah sebagai berikut.
a. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan Manfaat kloning
terutama dalam rangka pengembangan biologi, khususnya
reproduksi-embriologi dan diferensiasi. b. Untuk mengembangkan
dan memperbanyak bibit unggul, Untuk tujuan diagnostik dan
terapi, Secara umum, kloning dapat dilakukan dengan teknik
embryo splitting, blastomere dispersal, dan nuclear transfer atau
somatic cell nuclear transfer, Kloning hewan dapat dilakukan
dengan teknik embryo splitting, blastomere dispersal, dan somatic
cell nuclear transfer (SCNT).
C. Kesimpulan penelitian
Kloning merupakan langkah penggandaan (pembuatan tiruan yang
sama persis) dari suatu makhluk hidup dengan menggunakan kode
DNA makhluk tersebut. Kloning hewan telah muncul sejak awal tahun
1900, tetapi contoh hewan kloning baru dapat dihasilkan lewat
penelitian Wilmut et al pada tahun 1996. Kloning pada hewan dimulai
ketika para pakar biologi reproduksi Amerika, Briggs Kloning hewan
dapat dilakukan dengan teknik embryo splitting, blastomere dispersal,
dan somatic cell nuclear transfer (SCNT).
Teknik SCNT merupakan teknik yang paling umum digunakan dalam
kloning hewan. Keberhasilan teknik SCNT dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya spesies, tipe sel donor inti, modifikasi genetik,
ovum resipien, teknik transfer inti, dan stadium siklus sel saat transfer
inti.
II. Telaah jurnal
A. Fakus utama penelitian:
Fokus dari penelitian ini adalah: tentang bagaimana proses kloning
pada hewan, teknik-teknik yang ada didalam proses kloning hewan.
B. Elemen yang mempengaruhi tingkat kepercayaan untuk penelitian
1. Gaya penulisan
a. Sistematika penulisan:
1. Jurnal
2. Kloning hewan
3. Author
4. Abstract
5. Introduction
6. Metode
7. Results
8. Discusioon
9. Conducions
10. Referensi
b. Tata bahasa
Tata bahasa yang digunakan pada penulisan jurnal ini sudah
cukup baik, pembaca mampu menangkap isi jurnal dengan baik
dan mudah.
2. Penulis
Kualifikasi penulis:
Penulis dalam jurnal penelitian ini sudah sesuai kompetensi dari
penelitian yang dilakukan, hal ini ditunjukan dengan alamat unit.
3. Judul
a. Kelebihan : mengambarkan isi penelitian dengan jelas
b. Kekurangan : judul tidak menyebutkan program materi-materi
lainnya
4. Abstrak
a. Kelebihan
Dalam abstrak sudah dijelaskan tentang latar belakang, tujuan
penelitian, metode, dan kesimpulan.
b. Kekurangan:
Tidak adanya hasil penelitian pada jurnal.
C. Elemen yang mempengaruhi kekuatan suatu penelitian
1. Tujuan/masalah penelitian:
a. Penelitian ini bertujuan yaitu menjelskan apa yang dimaksud
dengan kloning hewan.
b. Masalah penelitian:
Bagaimana menjelskan kloning hewan, teknologi kloning pada
hewan memicu terjadinya perdebatan di segala lapisan
masyarakat dan berujung pada permasalahan etika. Banyak
masyarakat yang kurang setujuh terhadap kloning pada hewan.
2. Konsistensi logis:
Penulisan artikel jurnal ini juga telah memenuhi criteria logis dan
konsisten, dilihat dari sistenatika penulisan artikel jurnal ini.
3. Kerangka teori:
Pada awal tahun 90-an, ada sebuah film fiksi ilmiah yang sangat
terkenal yaitu Jurasic Park yang menceritakan bahwa dinosurus
dapat diperbanyak melalui sel-sel darahnya yang terawetkan secara
alami. Pada saat itu, film ini dianggap khayalan atau fiksi yang
tidak masuk akal sebab manusia tidak mungkin membuat klon
hewan yang berasal dari sel hewan dewasa. Pada saat itu, klon
hewan tingkat tinggi hanya dibuat dari sel toti/pluripoten yang
berasal dari sel-sel embrio. Hewanhewan klon yang dihasilkan dari
teknik transplantasi inti sel somatik antara lain adalah sapi, tikus,
kambing, domba, babi, kucing, dan anjing.
Teknologi kloning dengan menggunakan transfer inti menjadi
suatu teknologi yang sangat potensial prospektif untuk
diaplikasikan dalam bidang kedokteran dan peternakan, ng, dan
anjing. Kloning hewan dapat dilakukan dengan teknik embryo
splitting, blastomere dispersal, dan somatic cell nuclear transfer
(SCNT).
4. Hipotesis
Apakah Pengembangan teknik SCNT yang dikenal dengan Altered
Nuclear Transfer (ANT) diharapkan dapat menjadi solusi bagi
permasalahan etika penggunaan embrio manusia sebagai sumber
ESC.
5. Sasaran:
Sasaran pada penelitian ini yaitu mengavu pada masyarakat yang
kurang menyetujui terhadapa proses kloning pada hewan.
6. Pertimbangan etika:
Pada jurnal ini tidak disebutkan tentang tahap etika yang dilalui
7. Definisi orasional:
Dalam jurnal ini telah dijelaskan secara berturut mengenai proses
kloning dan teknik-teknik yang digunakan dalam kloning serta
mengunakan apa dan bagaimana penelitian ini berlangsung.
8. Hasil penelitian
Menurut Rusda (2004), secara garis besar manfaat kloning adalah
sebagai berikut. a. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan
Manfaat kloning terutama dalam rangka pengembangan biologi,
khususnya reproduksi-embriologi dan diferensiasi. b. Untuk
mengembangkan dan memperbanyak bibit unggul, Untuk tujuan
diagnostik dan terapi, Secara umum, kloning dapat dilakukan
dengan teknik embryo splitting, blastomere dispersal, dan nuclear
transfer atau somatic cell nuclear transfer.
9. Refrensi:
Ditampilkan sebanyak 13 literatur, penelitian-penelitian
sebelumnya dan artikel terkait sehingga penelitian ini
berkesinambungan
10. Kesimpulan dan saran
Pada penelitian ini sudah menyimpulkan analisis data yang
telah dilakukan pada akhir penjelasan atau penelitian ini
11. Refrensi
Refrensi yang diambil sudah cukup baik dan mewakili semua teori
yang menjadi dasar analisis ilmiah yang diperlukan, dan refrensi
dalam jurnal tersebut sudah memenuhi unsure-unsur dalam daftar
pustaka atau refrensi yang meliputi nama penulis, tahun terbit
karya ilmiah.
III. Kesimpulan
kesimpulan dari telaah kritis terhadap jurnal penelitian dengan
judul”kloning hewa” bahwa jurnal ini secara garis besar telah sesuai
dengan kaidah penulisan dan dapat digunakan sebagai acuan
Deskripsi konten jurnal 2

Judul jurnal : kloning gen

Penulis : S. Riyadi1, R. RA Maheswari2, M. Sudarwanto3,


Fransiska RZ4, dan M. Ali1

Penelaah : Herin

Tanggal telaah : 12 oktober 2020

I. Deskripsi jurnal
A. Tujuan utama penelitian
Tujuan penelitian pada jurnal ini yaitu melakukan cloning gen dengan
cara menggunakan metode PCR pada suatu DNA, memanfaatkan
mekanisme kehidupan dengan mikroorganisma.

B. Hasil penelitian
Pada gambar 1 didapatkan hasil Koloni E. coli DH5α pembawa
plasmid pGEX-HB100hasil transformasi yang ditumbuhkan pada
media seleksi (ampisilin). Koloni berwarna putih merupakan koloni
bakteri pembawa plasmid rekombinan, sedangkan koloni berwarna
biru tidak membawa plasmid rekombinan.
Pada gambar 2, Hasil amplifikasi yang kedua ujungnya berbentuk
tumpul (blunt end) tersebut memiliki keunggulan sekaligus kelemahan
untuk ligasi. Produk PCR yang berujung tumpul akan memudahkan
dalam melakukan proses ligasi, dimana hanya dibutuhkan 1 jenis
enzim restriksi dengan karakteristik memotong secara langsung untk
menghasilkan ujung tumpul juga
Hasil elektroforesis dari hasil isolasi plasmid rekombinan ditampilkan
pada Gambar 3. Pada gambar tersebut terlihat hasil isolasi plasmid
rekombinan dengan ukuran sekitar 5.106 pasang basa, yang terdiri dari
vektor pGEX-4T-2 mencapai 4.900 pasang basa dan gen target 206
pasang basa.
C. Kesimpulan penelitian
1. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa gen
penyandi antigen HBsAg100 berhasil diamplifikasi, kemudian
diligasi dengan vektor pGEX-4T-2, dan ditransformasikan ke
dalam bakteri E. coli DH5α.
2. Hasil sekuensing menunjukkan tidak terdapat mutasi pada gen
hasil cloning
II. Telaah jurnal
A. Fokus utama penelitian
pada penelitian ini dilakukan rekayasa terhadap gen penyandi antigen
permukaan hepatitis B untuk menghasilkan antigen HBsAgpada E. coli
dengan menggunakan teknologi rekombinan.
B. Elemen yang mempengaruhi tingkat kepercayaan untuk penelitian
1. Gaya penulisan
a. Sistematika penulisan:
11. Jurnal
12. Kloning hewan
13. Author
14. Abstract
15. Introduction
16. Metode
17. Results
18. Discusioon
19. Conducions
20. Referensi
b. Tata bahasa
Tata bahasa yang digunakan pada penulisan jurnal ini sudah cukup
baik, pembaca mampu menangkap isi jurnal dengan baik dan mudah.
2. Penulis
Kualifikasi penulis:
Penulis dalam jurnal penelitian ini sudah sesuai kompetensi dari
penelitian yang dilakukan, hal ini ditunjukan dengan alamat unit.
3. Judul
c. Kelebihan : mengambarkan isi penelitian dengan jelas
d. Kekurangan : judul tidak menyebutkan program materi-materi
lainnya
4. Abstrak
c. Kelebihan
Dalam abstrak sudah dijelaskan tentang latar belakang, tujuan
penelitian, metode, dan kesimpulan.
Kekurangan: Tidak adanya hasil penelitian pada jurnal.
5. Kerangka teori:
Teknologi kloning merupakan terobosan baru di bidang rekayasa genetika.
Menurut Winarno dan Agustinah (2007), kloning adalah
pengembangbiakan suatu mahluk hidup yang persis sama dengan
induknya tanpa melalui pembuahan, seperti stek pada tanaman, tetapi
kloning melalui rekayasa genetika jauh lebih rumit. Muladno (2002)
menjelaskan, bahwa pada prinsipnya kloning DNA adalah proses
penggandaan jumlah DNA rekombinan melalui proses perkembangbiakan
sel bakteri (biasanya E. coli). Proses penggandaan tersebut dilakukan
dengan memasukkan DNA rekombinan ke dalam E.coli, diikuti dengan
inkubasi sel E.coli pada suhu optimal sehingga sel berkembangbiak secara
eksponensial
Perkembangan teknologi molekuler (seperti kloning) yang sangat pesat
telah membuka era baru dalam menghasilkan berbagai jenis vaksin
maupun obat yang dibutuhkan oleh hewan maupun manusia. Penggunaan
teknologi tersebut telah memudahkan dihasilkannya berbagai sub unit
vaksin yang jauh lebih efektif jika dibandingkan dengan vaksin yang
dihasilkan dengan teknologi konvensional menggunakan mikroorganisme
virulen yang dilemahkan ataupun telah dibunuh.

III. Kesimpulan
kesimpulan dari telaah kritis terhadap jurnal penelitian dengan
judul”kloning hewa” bahwa jurnal ini secara garis besar telah sesuai
dengan kaidah penulisan dan dapat digunakan sebagai acuan
KESIMPULAN KE2 JURNAL:

Istilah kloning berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata Klonus atau Kloon
yang berarti ranting, stek, tunas, atau cangkok. Kloning merupakan langkah
penggandaan (pembuatan tiruan yang sama persis) dari suatu makhluk hidup
dengan menggunakan kode DNA makhluk tersebut. Teknologi kloning pada
hewan telah muncul sejak awal tahun 1900, tetapi contoh hewan kloning baru
dapat dihasilkan lewat penelitian Wilmut et al pada tahun 1996. Kloning hewan
dapat dilakukan dengan teknik embryo splitting, blastomere dispersal, dan
somatic cell nuclear transfer (SCNT).

Teknologi kloning dengan menggunakan transfer inti menjadi suatu


teknologi yang sangat potensial prospektif untuk diaplikasikan dalam bidang
kedokteran dan peternakan. Kloning hewan telah muncul sejak awal tahun 1900,
tetapi contoh hewan kloning baru dapat dihasilkan lewat penelitian Wilmut et al
pada tahun 1996 dan untuk pertama kali membuktikan bahwa kloning dapat
dilakukan pada hewan mamalia dewasa (Hine, 2004).

Kloning hewan dapat dilakukan dengan teknik embryo splitting,


blastomere dispersal, dan somatic cell nuclear transfer (SCNT). Teknik SCNT
merupakan teknik yang paling umum digunakan dalam kloning hewan.
Keberhasilan teknik SCNT dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya spesies,
tipe sel donor inti, modifikasi genetik, ovum resipien, teknik transfer inti, dan
stadium siklus sel saat transfer inti. Stadium G0/G1 merupakan stadium terbaik
untuk transfer inti.

1. Jelaskan yang dimaksud dengan cloning embrio dan cloning gen?


Cloning hewan yaitu stilah kloning berasal dari bahasa Yunani,
yaitu dari kata Klonus atau Kloon yang berarti ranting, stek, tunas,
atau cangkok. Kloning merupakan langkah penggandaan (pembuatan
tiruan yang sama persis) dari suatu makhluk hidup dengan
menggunakan kode DNA makhluk tersebut. Kloning hewan dapat
dilakukan dengan teknik embryo splitting, blastomere dispersal, dan
somatic cell nuclear transfer (SCNT).
Kloning gen yaitu kloning adalah pengembangbiakan suatu
mahluk hidup yang persis sama dengan induknya tanpa melalui
pembuahan, seperti stek pada tanaman, tetapi kloning melalui rekayasa
genetika jauh lebih rumit. Muladno (2002) menjelaskan, bahwa pada
prinsipnya kloning DNA adalah proses penggandaan jumlah DNA
rekombinan melalui proses perkembangbiakan sel bakteri (biasanya E.
coli).atau proses perbanyakan fragmen gen target dengan
mengintrodujsi DNA rekombinan ke dalam suatu sel inang.

2. Jelaskan bagaimana proses dalam melakukan cloning embrio dan


cloning gen ?
Proses cloning embrio yaitu :
a. Mempersiapkan sel stem : suatu sel awal yang akan tumbuh
menjadi berbagai sel tubuh.
b. Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetic
kemudian dipisahkan dari sel
c. Mempersiapkan sel telur: suatu sel yang diambil dari seorang
perempuan kemudian dipisahkan
d. Inti sel stem diimplantasi ke sel telur
e. Sel telur dipicuh supaya menjadi pembelahan dan pertumbuhan
f. Sel embrio yang terus membelah mulai memisahkan diri ( hari
kelima )dan siap imflantasi ke dalam rahim
g. Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode gentik
sama perirsis dengan sel stem pendonor
Proses cloning gen yaitu:
a. Suatu pragmen DNA yang mengandung gen yang akan
dikloning pertama-tama diinsersikan dulu pada molekul DNA
sirkular
b. Vector kemudian bertindak sebagai pembawa DNA
rekombinan tersebut masuk ke dalam tuan rumah biasanya
berupa bakteri, kemudian vector mengadakan reflikasi dalam
sel tuhan rumah yang menghasilkan banyak turunan-turunan
identik, baik vectornya sendiri, maupun gen yang dibawah
c. Ketika sel tuan rumah membelah molekul DNA rekombinan
diwariskan pada progeny dan terjadi replikasivektro
selanjutnya, setelah terjadi sejumlah besar pembelahan sel,
maka dihasilkan kloni atau sel cloning yang identik.

3. Apa saja kendalah dalam melakukan cloning?


a. Terjadi perubahan pada proses cloning
b. Salah tanggap dalam proses cloning
c. Banyak kontroversi dalam proses cloning

4. Menurut saudara apakah teknologi kloning baik kloning maupun


kloning gen sesuai dengan norma-norma etika dan agama? Jelaskan
pendapat saudara sertakan alasan ilmiahnya!
Menurut pendapat saya, bahwa kloning hewan maupun cloning gen
yaitu kita kan sebagai pengahanut agama islam selaku agama yang
berlaku abadi dan universal, dan mendorong penganutnya untuk
memanfaat kan ilmu pengetahuan yang sudah didapatkan, didalam
hukum islam, kloning termasuk masalah ijtihad tidak diatur secara
jelas di dalam al-Qur’an dan as-sunah. Dan menurut norma-norma juga
kloning sudah ditetapkan yang diatur dalam UU kesehatan no 23 tahun
1992 terdapat ketentuan pasal tentang krhamilan diluar cara alami
sebagai berikut yaitu dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk
membantu suami istri. Dengan alasan yaitu: hasil pembuhan sperma
dan ovum dari suami istri yang bersangkutan ditanamkan dalam rahim
istri dari mana ovum berasal.
Menurut saya dengan adanya kloning ini menjauhkan diri kita
terhadap zina, serta memelihara keturunan untuk menganalisis cloning
dalam norma-norma dan hukum islam, tentu lebih dulu kita harus
diketahui bagaimana tata cara plaksenaan cloning yang sudah berhasil
dilaksnakan dikalangan ilmuan, agar diperoleh gembaran tentang
proses cloning,

Anda mungkin juga menyukai