Anda di halaman 1dari 5

Nama : Herin

Npm: 1811060338

Kelas : B

Tugas: studi kasus

Penanggulangan penyakit infeksi seperti cacar dan polio saat ini dapat ditanggulang melalui
vaksinasi. Namun tidak semua program vaksinasi berhasil dilaksanakan. Tidak semua bayi
yang dilahirkan terjangkau vaksinasi, sehingga angka kematian akibat penyakit infeksi tetap
tinggi terutama di Negara-negara miskin. Beberapa faktor penyebab kegagalan antara lain
adalah harga vaksin yang mahal, menurunnya efeksifitas vaksin akibat distribusi yang tidak
baik, cara penyimpanan vaksin yang tidak tepat, tidak adanya kotak pendingin dalam
pendistribusiannya, dan sebagian besar vaksin harus diberikan dengan cara penyuntikan.
Untuk mengatasi hal tersebut para peneliti mengembangkan vaksin edible melalui teknologi
tanaman transgenik.

1. Jelaskan bagaimana mekanisme pembuatan vaksin dengan memanfaatkan teknologi


tanaman transgenik!
2. Jelaskan kelebihan dan kelemahan dari pemanfaatan teknologi ini dalam pembuatan
vaksin?

Jawab :

1. Edible vaksin dibuat dengan menggunakan bakteri agbacterium tumefacens sebagai


penginjeksi cetak biru genetic dari virus atau antigen bakteri berupa protein yang
memiliki respon kekebalan yang ditergetkan , proses singkat pembuatan edible vaksin
diawali dengan:
a. Menumbuhkan sel tanaman (kalus) dengan bakteri A. tumefacians yang membawa
antigen dan antigen resisten antibiotic sehingga terjadi transfer gen ke dalam
tanaman
b. Memindahkan sel tanaman ke media seleksi antibiotic sehingga diperoleh sel yang
dapat hidup( terindikasi sudah masuknya gen baru) lalu ditumbuhkan hingga
menjadi planet,
c. Aklimatisasi planet sehungga menjadi bibit dan kemudian ditanam hungga
menghasilkan buah yang mengandung vaksin.

Irfan martiansyah “ edible vaccine: Cara Baru Vaksinasi Dengan Nyaman Tanpa
Nyeri” jurnal peneliti PPBBI, vol. 4, no. 1, maret 2016.

2. Kelebihan dari pemanfaatan teknologi dalam pembuatan vaksin yaitu


mempermudah masyarakat dengan melakukan vaksinansi, vaksin tidak harus
menggunak suntikan dan juga tanpa rasa sakit, serta dengan mengatasi kendala yang
dihadapi dalam ketersediaan vaksin untuk balita. Vaksin yang diproduksi juga akan
lebih ekonomis karena tidak memerlukan sarana distribusi khusus.
Kekurangan dari pemanfaatan teknologi dalam pembuatan vaksin yaitu harga
yang mahal, menurunnya efisensi efeksivitas vaksin akbiat distribusi yang tidak baik,
cara penyimpanan vaksin yang tidak tepat , dan sebagian besar pemberian vaksin
dengan cara penyuntikan.

Maksum radji “ Pemberian Vaksin Melalui Tanaman Transgenic” jurnal majalah


ilmu kefarmasian, vol. 1, no. 1, april 2004: 1-9

Penggerek batang padi merupakan salah satu hama utama yang menyebabkan kerusakan dan
kerugian hasil padi di Indonesia dan beberapa negara Asia.Varietas unggul yang tahan
terhadap hama penggerek merupakan salah satu alternatif yang diperlukan untuk
mengendalikan hama tersebut.Penggunaan tanaman transgenik di dalam pemuliaan tanaman
padi memungkinkan untuk memasukkan gen-gen baru yang berasal dari sumber lain seperti
mikroba atau hewan.

1. Jelaskan bagaimana sebagai seorang pakar di bidang bioteknologi saudara


menyelesaikan persoalan tersebut?
Jawab:
Menurut saya kita dapat menggunakan penggunaan varietas tahan terhadap
PBPK dapat mengurangi resiko kehilangan hasil dan kegegalan panen, akan tetapi
jika variates tersebut ditanam secara terus menerus dalam lamparan yang sangat
luas sifat ketahanan akan hilang dengan cepat, kita juga tidak harus menggunakan
pastesida karena dapat merusak lingkungan, oleh sebab itu apabila insektisida
terpaksa harus menjadi komponen pengelolaan hama, sebaiknya dikombinasi
dengan teknologi yang kompetibel, misalnya peggunaan varieties tanaman tahan
hama dan mengutamakan rekayasa lingkungan untuk meningkatkan peran musuh
alami dalam pengendalian alami.
( Irma cahyoko “ Indsidensi Penggerek Batang Padi Kuning pada tiga varietas
Padi: kasus didesa kemumu bwngkulu utara” jurnal ilmu-ilmu pertanian
Indonesia , vol.20, no. 2, tahun 2018: 40-45)
Akan tetapi pengedalian pengerek batang padi, teknologi pengendalian
penggerek batang pasti telah tersedia dan telah diimplementasikan oleh peneliti,
akan tetapi mengalami kegegalan dan walaupun teknologi sudah tersedia tetapi
pelaksanaan pengedalian yang keliru akan menyebabkan kerugian
berkepanjangan, beberapa teknologi pengendalian penggerek batang padi yaitu
dengan (a) tanam serempak, mana harus dengan menggabungkan teknologi
mengikuti standar oprasional prosedur atau (SOP) selanjunya(b) penenaman
varietas tahan , yaitu penenmana varietas tahan sebagai salah satu komponen
pengendalian hama terpadu ,(c) manipulasi parasitoid yaitu pengaturan waktu
tanam dapat mengendalikan hama penggerek dan(d) menggunakan lampu
perangkap. Yang mana merupakan alat penting untuk mengetahui populasi hama
imigran guna mereduksi populasi hama dengan menangkap hama dengan jumlah
besar.
( Baehaki, SE.” Hama Penggerek Batang Padi Dan Teknologi Pengendalian”
jurnal iptek tanaman pangan, vol. 8, no. 1, tahun 2013)

Ikan kerapu merupakan ikan laut budidaya komoditas ekspor dengan harga jual yang relatif
mahal, Namun laju pertumbuhannya sangat lambat; membutuhkan waktu sekitar 1,5 tahun
untuk mencapai ukuran konsumsi 500-600 g/ekor. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha
budidaya yang mampu menaikkan laju pertumbuhan. Pendekatan nutrisi melalui penggunaan
hormon pertumbuhan diyakini mampu meningkatkan kecepatan tumbuh ikan budidaya.
1. Rancanglah penelitian dengan memanfaatkan teknologi DNA Rekombinan dalam
menyelesaikan persoalan tersebut?
Jawab:
Hibridasi adalah salah satu cara untuk menginkatkan keragamangentik di
mane karakter-karakter dari tetuannya akan saling bergabung menghasilakan
turunan yang tumbuh cepat, taha terhadap penyakit bahkan perubahan lingkungan
yang ektrim dan bahkan terkadang hasil ikan yang steril,
(suko ismi” Peningkatan Produksi Dan Kualitas benih ikan kerapu melalui
program hbridasi” jurnal ilmu dan teknologi kelautan tropis, vol.5, no.2,
2013:333-342)
Dengan memanfaatkan teknologi DNA rekombinan agar mendapatkan laju
pertumbuhan dengan cepat dengan berat yang mencapai aturan bisa dilakukan
dengan teknik DNA rekombinan, misalnya kita menggunakan ikan kerapu yang
beratnya melewati berat yang normal dengan ikan kerapu yang tumbuh nya lebih
cepat dengan yang lain
Perlatan penting yang digunakan selama injeksi adalah jarum suntik mikro
(mikroinjeksi). Persiapan pertama, jarum dilekatkan pada gas Hamilton tight
syringe yang membawa larutan penyangga DNA yang telah dipetakan. Larutan
terdiri dari DNA rekombinan yang berbeda komposisinya, akan tetapi beberapa
peneliti telah menggabungkan pembuatan visualisasi tersebut untuk lebih
mempermudah injeksi gen. Volume DNA yang disuntikkan ke dalam telur secara
individu juga berbeda. Selanjutnya telur yang disuntikkan ditempatkan di dalam
penampung telur. Letak telur diatur sehingga microphylenya berada pada sudut
yang sesuai dengan jarum microinjector. Manipulasi ini dikerjakan di bawah
mikroskop binokuler dengan pantulan cahaya dan alat kromatografi. Posisi awal,
jarum ditempatkan ke dalam bagian micropyle kemudian disuntikkan larutan
penyangga selanjutnya telur diikubasi di bawah kondisi normal.

(Muhamad Arief Riansyah” Teknik Peningkatan Upaya Budidaya Melalui Cara


Transgenik” Merupakan makalah yang merupakan bagian dari Mata Kuliah
Bioteknologi TA 2020-2021 Genap, Prodi Budidaya Perairan, Fakultas Ilmu
Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji)

Jawaban harus dilandaskan acuan ilmiah dan sumber pustaka.

Anda mungkin juga menyukai