gandum dan jagung [4]. Prinsip dari teknologi ini adalah menyisipkan vaksin ke dalam
tanaman pangan, sehingga ketika dimakan akan merangsang tubuh manusia untuk
menghasilkan antibodi terhadap suatu penyakit [5]
Berbagai perkembangan bioteknologi yang pesat seperti teknik kultur in vitro, biologi sel
molekular, rekayasa genetika dan mikrobiologi mempercepat pembuatan vaksin jenis ini.
Hingga saat ini, edible vaccine sudah dikembangkan untuk berbagai macam penyakit seperti
campak, kolera dan hepatitis B serta penyakit autoimun seperti diabetes tipe-1, diare, multiple
sclerosis dan radang sendi [6].
Bagaimana cara membuat edible vaccine? Edible vaccine dibuat dengan menggunakan bakteri
Agrobacterium tumefaciens sebagai penginjeksi cetak biru genetik dari virus atau antigen
bakteri berupa protein yang memiliki respon kekebalan yang ditargetkan. Proses singkat
pembuatan edible vaccine diawali dengan (a) menumbuhkan sel tanaman (kalus) dengan
bakteri A. tumefaciens yang membawa gen antigen dan gen resisten antibiotik sehingga terjadi
transfer gen ke dalam sel tanaman, (b) memindahkan sel tanaman ke media seleksi antibiotik
sehingga diperoleh sel yang dapat hidup (terindikasi sudah masuknya gen baru) lalu
ditumbuhkan hingga menjadi planlet, (c) aklimatisasi planlet sehingga menjadi bibit dan
kemudian ditanam hingga menghasilkan buah yang mengandung vaksin [7].
Inovasi bioteknologi dalam pembuatan edible vaccine menjadi solusi yang tepat untuk
mempermudah akses mendapatkan vaksin. Pada masa yang akan datang, hal tersebut
diharapkan mempermudah dan memberikan rasa nyaman (tanpa rasa takut dan tangis) pada
proses vaksinasi suatu penyakit terutama untuk anak-anak.
Referensi
1. Radji M (2004) Pemberian vaksin melalui tanaman transgenik. Majalah Ilmu Kefarmasian.
Depok, Indonesia: Universitas Indonesia. pp. 1-9.
2. Tacket CO HM, G Losonsky, JD Clements, SS Wasserman, MM Levine and CJ Arntzen
(1998) Immunogenicity in humans of a recombinant bacterial-antigen delivered in
transgenic potato. Nat Med (Vaccine supplement) 4: 607-609.
3. Santoso P (2011) Mengenal edible vaccine : pemanfaatan produk hortikultura untuk media
vaksin. In: Agriculture Mo, editor. Solok, Sumatera Barat: Iptek Hortikultura. pp. 24-
27.
4. Arntzen CJ (1998) Pharmaceutical foodstuff-oral immunization with transgenic plants. Nat
Med (Vaccine supplement) 4: 502-503.
5. Shah CP, Manisha N. Trivedi, Urmila D. Vachhani, Vishwash J. Joshi (2011) Edible
Vaccine: A better way for immunization. International Journal of Current
Pharmaceutical Research 3: 53-56.
6. Mishra N, Prem N Gupta, Kapil Katri, Amit K Goyal and Suresh P Vyas (2008) Edible
vaccine : A new approach to oral immunization. Indian Journal of Biotechnology 7:
283-294.
7. Langridge W (2000) Edible Vaccine. Scientific American. USA. pp. 66-71.
8. Nidom CA (2015) Peran biologi molekular dalam antisipasi bioterorisme dan penyiapan
vaksin biodefens menuju kemandirian bidang kesehatan dan ketahanan bangsa
indonesia. Universitas Airlangga. 1-33 p.