PEMBERIAN VAKSIN
MELALUI TANAMAN TRANSGENIK
Maksum Radji
Departemen Farmasi, FMIPA Universitas Indonesia, Depok.
ABSTRACT
Vaccines have played an important role in preventive medicine since Edward
Jenner discovered that cowpox induced protection against human smallpox. Until
recently, a vaccination has meant a needle in the arm. However, with the increas-
ing need for inexpensive, easily administered vaccines, along with the improve-
ments in genetic engineering, the concept of edible vaccines is fast becoming real-
ity. This is especially important in developing countries, where it is estimated that
three to five million children die each year from common diseases, which could have
easily been prevented with the proper vaccination. Compared to traditional lab-
synthesized vaccines, plants are capable of producing proteins at lower cost, and
need not be isolated for injection. Plant-based vaccines are also safer than
traditional vaccines because they use selected sub-units of the disease rather the
attenuated whole disease-causing organism.
Keyword : transgenic plants; edible vaccines.
1
REVIEW ARTIKEL
antigen (HbsAG) (Kapusta et al., 1999; dung protein yang berasal dari LT-B,
Richter et al., 2000). Hasil penelitian NVCP, dan HbsAG, menunjukkan
pada mencit menunjukkan bahwa peningkatan respon imun mukosal
vaksin transgenik ini dapat dengan meningkatnya kadar imuno-
menghasilkan dan meningkatkan globulinnya. Berdasarkan hasil ter-
respon imun mukosal lebih baik dari sebut memungkinkan bagi para
pada vaksin yang direkayasa melalui peneliti untuk terus melanjutkan uji
rekombinan DNA menggunakan klinik pada fase-fase selanjutnya
jamur sebagai inangnya (Kong et al., sebelum vaksin edibel ini digunakan
2001; Richter et al., 2000). dan diproduksi secara masal (Ball, et
al., 1999; Tacket, et al., 1998; Tacket, et
al., 2000).
UJI KLINIK Awal tahun 1998, merupakan era
baru dalam cara pemberian vaksin.
Keberhasilan berbagai penelitian Para peneliti yang mendapatkan du-
yang telah dilakukan telah memacu kungan dari National Institute of Al-
para peneliti untuk terus mengem- lergy and Infectious Diseases (NIAID),
bangkan vaksin yang berasal dari Amerika Serikat, telah berhasil
tanaman transgenik ini. Kandidat membuktikan bahwa vaksin edibel
vaksin edibel yang mengandung pro- dapat memberikan respon imun yang
tein yang berasal dari labile toxin B signifikan pada manusia. Vaksin
subunit (LT-B) dari Enterotoxigenic edibel ini diyakini dapat menurunkan
Escherichia coli (ETEC) dan protein angka kesakitan dan angka kematian
kapsid dari virus Norwalk (NVCP). akibat penyakit infeksi hepatitis dan
ternyata dapat memberikan respon diare secara signifikan terutama di
imun yang baik jika diberikan secara negara-negara yang sedang berkem-
oral pada binatang coba (Ball, et bang dimana faktor penyimpanan dan
al.,1998; Haq, et al.,1995; Mason, et al., cara pemberian vaksin konven-sional
1996; Mason et al., 1998). selama ini menjadi problem utamanya
Keberhasilan percobaan dengan (Tacket, et al., 1998). Uji klinik yang
binatang coba tersebut akhirnya me- pertama kali dilakukan untuk edibel
motivasi para peneliti untuk melaku- vaksin ini bertujuan untuk
kan uji klinik fase I dan fase II untuk mengetahui respon imun dari vaksin
melihat tingkat keamanan dan efek edibel pada manusia. Uji klinik
imunogenisitasnya dari vaksin edibel melibatkan 14 sukarelawan sehat,
yang mengandung LT-B, NVCP, dan dimana 11 orang diantaranya secara
HbsAG pada manusia (Tacket et al., acak diberi makan kentang trans-
1998; Tacket et al., 2000). Berdasar-kan genik mentah, sedangkan 3 orang
hasil uji klinik yang dilakukan ter- lainnya di beri kentang biasa. Hasil
nyata manusia yang mengonsumsi percobaan menunjukkan bahwa 10
tanaman transgenik yang mengan- dari 11 orang (91%) yang mengkon-