4-30-2009
Recommended Citation
Radji, Maksum (2009) "Vaksin DNA: Vaksin Generasi Keempat," Majalah Ilmu Kefarmasian: Vol. 6 : No. 1 ,
Article 4.
DOI: 10.7454/psr.v6i1.3433
Available at: https://scholarhub.ui.ac.id/mik/vol6/iss1/4
This Original Article is brought to you for free and open access by the Faculty of Pharmacy at UI Scholars Hub. It
has been accepted for inclusion in Majalah Ilmu Kefarmasian by an authorized editor of UI Scholars Hub.
ISSN : 1693-9883
Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. VI, No. 1, April 2009, 28 - 37
VAKSIN DNA:
VAKSIN GENERASI KEEMPAT
Maksum Radji
Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi
Departemen Farmasi FMIPA-UI, Depok, 16424
ABSTRACT
Vaccines have been developed for a range of different infectious diseases. The complex-
ity of microbial infections requires novel approaches to vaccine design. The first-
generation of vaccines were live attenuated pathogens. Because of safety concerns, the
second-generation of vaccines, chemically or physically inactivated pathogens were
later developed. Purified or synthetic proteins represent a third generation, and recent
advances in molecular biology and genetic engineering have led to the development of
the fourth vaccine generation, which includes DNA and virus vector-based vaccines.
This review discusses on the genetic elements and construction of DNA vaccines,
comparison of DNA vaccines and conventional vaccines, the benefits and limitations
of DNA vaccines, and the advances of genetic vaccine development over the last
decade.
Keywords: DNA vaccines, conventional vaccines.
ABSTRAK
Berbagai jenis vaksin telah banyak dikembangkan untuk mengatasi dan mencegah
penularan penyakit infeksi. Beberapa pendekatan teknologi perancangan vaksin telah
telah mengalami perkembangan yang cukup pesat untuk mengatasi masalah-masalah
yang berhubungan dengan kerumitan penanggulangan penyakit infeksi. Vaksin
generasi pertama yang menggunakan mikroba patogen yang dilemahkan telah banyak
digunakan, namun karena pertimbangan keamanan dari vaksin generasi pertama ini
maka vaksin generasi kedua yang menggunakan mikroba patogen yang dimatikan,
telah dikembangkan. Demikian pula dengan vaksin generasi ketiga yaitu vaksin rekom-
binan yang terdiri dari protein yang dimurnikan telah dikembangkan dan digunakan.
Kemajuan dalam bidang biologi molekuler dan rekayasa genetika telah memungkinkan
untuk mengembangkan vaksin generasi keempat yaitu vaksin DNA. Dalam review
ini akan dibahas tentang konstruksi dan elemen genetik vaksin DNA, keuntungan
dan berbagai kemajuan yang telah dicapai dalam penelitian tentang vaksin DNA.
Kata kunci: vaksin DNA, vaksin konvensional.
28
PENDAHULUAN gunaannya sering mengalami kega-
galan atau tidak menimbulkan respon
Vaksin telah lama dikenal seba- imun tubuh.
gai suatu substansi yang digunakan Untuk mengatasi berbagai ke-
untuk memperoleh respon imun ter- lemahan yang terjadi pada peng-
hadap mikroorganisme patogen. gunaan vaksin generasi pertama dan
Vaksin pertama kali ditemukan pada kedua mulailah dikembangkan vak-
tahun 1796 oleh Edward Jenner yaitu sin generasi yang ketiga yaitu vaksin
vaksin virus cacar. Sejak saat itu rekombinan yang juga dikenal
teknologi pembuatan vaksin telah dengan vaksin sub unit. Vaksin sub
berkembang dengan pesat dan ber- unit dibuat melalui teknik rekayasa
bagai jenis vaksin untuk mencegah genetika untuk memperoleh fragmen
penyakit infeksi telah banyak di- antigenik dari mikroorganisme,
gunakan. sehingga disebut dengan vaksin re-
Vaksin konvensional baik vaksin kombinan. Sebagai contoh, vaksin
generasi pertama yaitu vaksin yang hepatitis B mengandung bagian pro-
mengandung mikroorganisme hidup tein selubung dari virus hepatitis B
yang telah dilemahkan dan vaksin yang diproduksi melalui rekayasa
generasi kedua yaitu vaksin yang genetika, oleh sel ragi. Vaksin rekom-
mengandung mikroorganisme yang binan lebih aman dibandingkan
dimatikan, serta vaksin generasi dengan vaksin yang mengandung
yang ketiga yaitu vaksin rekombinan seluruh sel virus, karena fragmen
yang juga dikenal dengan vaksin sub antigenik yang terdapat dalam vaksin
unit yang mengandung fragmen rekombinan tidak dapat bereproduk-
antigenik dari suatu mikroorganisme si dalam tubuh penerima, disamping
yang dapat merangsang respon imun, itu vaksin rekombinan umumnya
dalam penggunaannya masih me- tidak menimbulkan efek samping.
miliki beberapa kelemahan (1, 2). Namun demikian vaksin generasi
Vaksin generasi pertama seringkali ketiga inipun ternyata hanya dapat
dapat bermutasi kembali menjadi menimbulkan respon imun humoral
virulen sehingga menimbulkan efek dan tidak dapat menimbulkan respon
yang tidak diinginkan. Oleh sebab itu imun seluler (3, 4).
biasanya jenis vaksin yang dilemah-
kan ini tidak dianjurkan diberikan Vaksin DNA
kepada penderita yang mengalami Transfer DNA plasmid secara
imunokompromais. Sedangkan vak- langsung ke dalam jaringan mencit
sin generasi kedua adalah vaksin me- tanpa sistem penghantaran khusus
ngandung mikroorganisme yang telah berhasil dilakukan pertama kali
dimatikan menggunakan zat kimia pada tahun 1990 (5). DNA plamid
tertentu, biasanya dengan mengguna- yang disuntikkan secara intramus-
kan formalin atau fenol, dalam peng- kular ke dalam tubuh mencit tersebut