Anda di halaman 1dari 14

PEMANFAATAN BIOTEKNOLOGI DALAM

PEMBUATAN VAKSIN

A. NURUL FADILAH
70100117014
Pokok Materi

1 Vaksin

2 Manfaat

3 Teknik Produksi

4 Proses Pembuatan
Vaksin
Bioteknologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari teknologi
pemanfaatan makhluk hidup dalam skala besar untuk menghasilkan produk yang
berguna bagi manusia.

Sedangkan, Vaksin merupakan sediaan biologis yang diberikan kepada individu


sehat untuk menyiapkan sistem kekebalan tubuh terhadap serangan infeksi bakteri
atau virus patogen (penyebab penyakit).

Vaksin dapat berisi patogen yang sudah dilemahkan atau komponen antigen
(dikenali oleh sistem imun) dari patogen tersebut, biasanya berupa protein di
permukaan sel atau partikel virus yang dapat dikenali oleh antibodi pada sistem
imun.
Jenis-jenis Vaksin
1. Vaksin virus inaktivasi
Desain vaksin ini menggunakan virus yang telah dinon-aktifkan
(inaktivasi), umumnya dengan penambahan zat kimia tertentu. Vaksin virus
inaktivasi memiliki banyak molekul yang berasal dari berbagai komponen
virus selain molekul utama yang menimbulkan respons imun dalam
kandungannya, sehingga dapat menimbulkan reaksi ikutan terhadap
pemberian vaksin.

2. Vaksin protein sub-unit


Vaksin protein sub-unit lebih murni karena umumnya hanya memiliki
antigen utama yang diprediksi mampu menimbulkan respons imun yang kuat
dengan efek samping yang minimal. Peneliti umumnya melakukan rekayasa
genetika dengan memproduksi protein yang diinginkan pada organisme lainnya
seperti bakteri tertentu atau sel ragi. Dengan jenis molekul antigen yang lebih
murni, maka efek samping yang mungkin timbul akibat pemberian vaksin
diharapkan minimal.
3. Virus-Like Particles (VLP)
adalah zat dengan struktur yang mirip dengan virus, baik
bentuk maupun susunan proteinnya, tapi tidak memiliki
materi genom dari virus tersebut. Dengan tidak adanya materi
genomik, maka VLP tidak mampu bereplikasi dan
menginfeksi.

4. Vaksin virus yang dilemahkan


Vaksin virus yang dilemahkan umumnya dibuat dengan
menggunakan virus yang direkayasa secara genetika
sehingga mereka tidak mampu menginfeksi secara efektif
pada manusia.
5. Vaksin asam nukleat (DNA dan mRNA)
Vaksin asam nukleat yang pertama kali dikembangkan adalah vaksin
DNA, berupa plasmid yang mengandung potongan DNA gen tertentu dari
suatu penyebab penyakit. Plasmid ini, dengan teknik khusus dimasukkan
ke dalam sel dari jaringan yang sesuai, umumnya jaringan otot lurik. Di
dalam sel, gen tersebut akan digunakan untuk memproduksi molekul
tertentu yang memicu respons kekebalan oleh sel sistem imun dan
pembentukan antibodi.

6. Vaksin vektor virus


Vaksin vektor virus merupakan desain vaksin yang memakai vektor
untuk memasukkan potongan gen dari penyebab penyakit ke dalam
sel. Virus vektor ini kemudian dimodifikasi secara genetik, sehingga
keamanannya ditingkatkan.
Manfaat
Manfaat vaksin yang paling mendasar adalah sebagai upaya mencegah
penyakit menular. Hal ini karena vaksin dapat memberikan tubuh Anda
pertahanan dan perlindungan dari berbagai penyakit infeksi yang
berbahaya. Vaksin adalah zat
atau senyawa yang berfungsi untuk membentuk daya tahan tubuh

Vaksin mengandung bakteri, racun, atau virus penyebab penyakit yang telah
dilemahkan atau sudah dimatikan. Saat dimasukkan ke dalam tubuh seseorang,
vaksin akan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi.
Proses pembentukan antibodi inilah yang disebut imunisasi.
Proses Pembuatan Vaksi n
Prinsip - prinsip rekayasa genetika dalam
pembuatan vaksin yaitu: mengisolasi
(memisahkan ) gen-gen dari organisme
penyebab penyakit yang berperan
menghasilkan antigen yang merangsang
limfosit untuk menghasilkan antibodi
dan mengekstraksi antigen yang
kemudian digunakan sebagai vaksin.
1. Proses pembuatan vaksin dimulai dengan memberikan perlakuan terhadap
jaringan yang sesuai dengan enzim proteolitik, misalnya tripsin, untuk
memisahkan sel - sel.

2. Kemudian   sel-sel di pindahkan ke nutrien tertentu untuk sel-sel ke dasar


wadah. Sel-sel tersebut akan membelah secara mitosis membentuk satu lapis
sel. Sel ini dapat digunakan untuk membentuk kultur sekunder.

3. Supaya sel-sel kultur ini terus membelah,maka ditambahkan bahan kimia atau
virus yang mendorong pembentukan sel-sel kanker. Sel-sel tersebut disebut
neoplastik.

4. Untuk vaksin yang berbahan dasar protein, gen pengkode protein tersebut
dapat disisipkan ke dalam plasmid dan lalu ditransformasikan ke sel inang
yang kemudian akan mengekspresikan gen tersebut menjadi protein. Protein
yang dihasilkan kemudian dipanenkan, dimurnikan dan diformulasikan
menjadi sediaan vaksin.  
Contoh Proses Pembuatan Vaksin Untuk COVID-19.

Tahap 1  pemetaan genetik virus SARS-CoV-2 di


Indonesia. Pada tahap ini, virus yang menjadi bahan dasar
penelitian diisolasi dari spesimen pasien dan dilakukan
ekstraksi genom RNA penyandi protein virus. 

Tahap 2  dilakukan isolasi dan amplifikasi gen S dan N


pada virus SARS-CoV-2. Gen yang mengkode protein S
(spike protein/ gen S) dan nucleocapsid (gen N) diisolasi
dan diperbanyak dengan menggunakan teknik polymerase
chain reaction (PCR).
Tahap 3  kloning gen target ke dalam vektor dan verikasi
sekuens gen target. Gen target dimasukkan ke dalam vektor
dan bila sudah berhasil dimasukkan akan diverifikasi dengan
menggunakan teknik sekuensing.

Tahap 4  memasukkan vektor dengan gen virus SARS-CoV-2


ke dalam sel mamalia. Pada tahap ini vektor dimasukkan ke
dalam sel-sel mamalia dengan tujuan untuk mengekspresikan
gen target dan menghasilkan antigen. 

Tahap 5  menghasilkan antigen (kandidat vaksin). Antigen


adalah zat atau senyawa yang merangsang respon imun
(kekebalan tubuh) dengan terbentuknya antibodi. Dalam kondisi
yang tepat, sel-sel mamalia dapat menghasilkan antigen virus
SARS-CoV-2.
Tahap 6  perbanyakan dan pemurnian antigen. Tujuan dari
perbanyakan dan pemurnian ini untuk memperoleh antigen
target dalam jumlah besar dan memisahkan/menghilangkan zat
atau senyawa yang tidak dibutuhkan dalam pembuatan vaksin,
sehingga didapatkan antigen yang murni tidak terkontaminasi
zat lain. 

Tahap 7  uji klinis. Untuk memastikan vaksin berpotensi


sesuai harapan, maka vaksin diuji coba pada hewan. Uji ini
untuk menilai keamanan kandidat vaksin dan menentukan
dosis. 

Tahap 8  skala produksi vaksin. Setelah melalui tahapan uji


klinis dan terbukti berhasil, vaksin diajukan atau didaftarkan ke
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk penilaian
sebagai syarat untuk disetujui penggunaannya secara masif. 
Thank you

Anda mungkin juga menyukai