MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Farmasi Industri
Disusun Oleh :
KELOMPOK 12
Rikka Kartika
260112150558
260112150559
260112150584
Inna Muthmainnah
260112150585
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
berkah dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tentang Quality by
Design: Difraksi Laser dalam PAT Pengukuran Ukuran Partikel Sediaan Aerosol
untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmasi Industri. Tidak lupa shalawat dan
salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. kepada
keluarganya, juga kepada para sahabatnya, serta kepada umatnya hingga akhir
zaman.
Dalam makalah ini kami membahas tentang bentuk sediaan yaitu aerosol
kemudian diambil salah satu critical point yaitu ukuran partikel dan dianalisis
sistem manufakturnya melalui PAT dengan Difraksi Laser. Diharapkan dengan
selesainya makalah ini kita semua dapat mengetahui dan memahami mengenai
quality by design yang telah digunakan oleh beberapa industri untuk memastikan
mutu dari suatu produk yang dihasilkan dengan menganalisis salah satu titik kritis
pada sistem manufakturnya.
Dalam penyusunan dan penulisan makalah ini, tidak sedikit kami
mengalami hambatan sehingga dalam penulisan makalah ini kami merasa masih
banyak kekurangan baik dalam penulisan maupun materi mengingat kemampuan
yang kami miliki.Untuk itu segala bentuk kritik dan saran yang bersifat
membangun akan kami terima. Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk kita semua.
BAB 1
PENDAHULUAN
dan
Teknologi
(PAT)
mengendalikan
adalah
proses
sistem
manufaktur
untuk
merancang,
berdasarkan
atas
BAB 2
ISI
2.1 Aerosol
Aerosol adalah bentuk sediaan yang mengandung satu atau lebih zat aktif
dalam wadah kemas tekan, berisi propelan yang dapat memancarkan isinya,
berupa kabut hingga habis, dapat digunakan untuk obat dalam atau obat luar
dengan menggunakan propelan yang cocok (Dinkes, 1995). Aerosol farmasi
adalah bentuk sediaan yang diberi tekanan, mengandung satu atau lebih bahan
aktif yang bila diaktifkan memancarkan butiran-butiran cairan dan/atau bahanbahan padat dalam media gas (Ansel, 1989). Aerosol didefinisikan sebagai sistem
koloid yang mengandung partikel-partikel padat atau cairan yang sangat halus
yang terbagi-bagi didalam dan dikelilingi oleh gas (Gennaro, 1990).
Ukuran partikel bahan aktif berkisar antara 0,5 hingga 10 m, untuk
meminimalisir penghantaran dan penyimpanannya dalam cairan pernafasan.
Sebagian besar menyetujui bahwa ukuran 3 hingga 6 m adalah yang paling
efektif. Jika partikel-partikel bahan aktif lebih besar dari 10 m maka akan
tersimpan atau tertahan pada saluran pernafasan bagian atas, sementara jika
ukuran partikel kurang dari 0,5 m akan dikeluarkan atau melekat pada dindingdinding mulut setelah fase ekshalasi (Ansel, 1989).
2.1.1
a)
b)
c)
d)
e)
Keuntungan Aerosol
Onset yang cepat dalam memberikan aksinya
Tidak melalui mekanisme first-past effect
Menghindari terjadinya degradasi pada saluran gastrointestinal
Dosis yang rendah yang meminimalkan reaksi sampingan/lanjutan
Titrasi dosis untuk tiap individu yang membutuhkan dan cocok untuk
Pilihan Alternatif
Komposisi Aerosol
Prinsip Aerosol terdiri dari 2 komponen :
1. Cairan pekat produk Zat aktif yang dicampur dengan bahan pembantu
yang dibutuhkan ( antioksidan, emulgator, suspending agent, pelarut)
untuk ketsabilan dan efektifitas produk.
2. Pendorong (Propelan) Gas cair atau campuran gas cair yang diberi
tekanan. Bisa juga berfungsi sebagai pelarut atau pembawa cairan pekat
produk (David, 2008).
bawah setengah jumlah partikel, setengah volume aerosol , dan setengah massa
distribusi masing-masing sisa aerosol. VMMD Dan MMD adalah identik jika
semua partikel dalam aerosol memiliki kepadatan yang sama (seperti dalam solusi
nebulasi). CMD tidak terlalu berarti untuk ukuran partikel (Kendig, 2012).
Partikel memungkinkan memiliki bentuk tidak teratur, sehingga sulit untuk
dijelaskan ukurannya, dan mungkin memiliki densitas tinggi atau rendah. Perilaku
aerodinamis partikel dapat dijelaskan dengan diameter aerodinamis, yang
merupakan ukuran partikel bola kepadatan unit yang memiliki kecepatan
penyelesaian sama dengan partikel yang bersangkutan. Pengukuran massa
diameter aerodinamis median membantu untuk menentukan perilaku partikel
terhirup dengan berbagai bentuk dan kepadatan, dan memiliki keunggulan yang
mampu mengukur ukuran partikel suspensi aerosol. Sejauh mana aerosol
polydisperseis diberikan oleh standar deviasi geometris, yang merupakan rasio
diameter di 84,5% dari massa aerosol itu pada 50% dari distribusi. Kebanyakan
aerosol adalah polydisperse, sebagian besar perangkat aerosol medis menghasilka
partikel dengan berbagai ukuran variabel yang menunjukkan distribusi Poisson
volume, ini hasil distribusi di perkiraan kurva berbentuk lonceng, yang disebut
sebagai log normal(Kendig, 2012).
Secara umum, partikel lebih kecil dari 5 m adalah yang terbaik mampu
bernegosiasi kurva dari faring posterior dan di luar pita suara untuk deposit di
saluran udara lebih rendah. Sambil membawa lebih banyak obat, partikel yang
lebih besar (> 5m) mungkin terlalu besar untuk menembus di bawah pita suara
pada orang dewasa. Partikel <1 m mungkin tidak memiliki cukup waktu untuk
menyelesaikan dan lebih mungkin untuk dihembuskan, meskipun ini mungkin
tidak benar pada pasien dengan airways. Meskipun obstruksi, proporsi obat
massal yang terkandung dalam partikel antara 1 sampai 5 m atau <5 - 6 m
secara historis telah dijuluki fraksi terhirup (RF). Namun, istilah ini sangat
menyesatkan karena assesment in vitro dari RF didalam jumlah yang berlebih di
paru-paru. Sayangnya, tidak ada fraksi ukuran partikel tunggal dapat secara
akurat, tidak ada fraksi ukuran partikel tunggal dapat akurat mewakili hubungan
yang kompleks antara formulasi obat, karakteristik sistem pengiriman, dan
bagaimana mereka berinteraksi dengan saluran udara manusia. Oleh karena itu,
untuk menyederhanakan tata nama, fraksi artikel baik jangka adalah digunakan
penggambaran sebagian kecil dari aerosol dengan potensi tertinggi untuk deposit
dalam; saluran udara bawah, dan dosis partikel halus mengacu pada massa obat
yang terkandung dalam FPF. Definisi FPD bervariasi agak antara peneliti, tapi
biasanya mendekati rentang dijelaskan sebelumnya(Kendig, 2012).
2.2.1
Pola hamburan cahaya sudut dari koleksi partikel, tersebar di udara atau
cairan transparan diukur dalam rentang konsentrasi tertentu . Pola ini diubah
menjadi PSD dengan menggunakan beberapa model optik untuk hamburan
cahaya dari partikel. Berbagai model optik dipilih, model berdasarkan teori
difraksi Fraunhofer , digunakan untuk partikel yang lebih besar, tidak
memerlukan informasi tentang indeks bias dari partikel. Model berdasarkan
teori MIE yang paling sering digunakan untuk partikel kecil. Penerapannya
membutuhkan informasi tentang nyata dan bagian imajiner dari indeks bias
partikel dan medium dispersi. Teknik ini dapat digunakan di laboratorium
serta dalam proses, asalkan konsentrasi partikel tidak terlalu tinggi atau
terlalu rendah. Lebih detail dari teknik yang diberikan di Chap (Henk, 2009).
Distribusi ukuran berdasarkan volume yang diperoleh dari diameter
speheres yang menunjukkan pola hamburan yang sama. Pengukuran dapat
dieksekusi dalam emulsi, suspensi, semprotan dan aerosol. Keseluruhan
berbagai ukuran untuk instrumen difraksi laser adalah dalam rentang 0,110.000 m. Per pengukuran kisaran biasanya sekitar faktor 1.000. Kisaran
konsentrasi khas adalah sekitar 0,001-1 % bergantung pada ukuran partikel.
Pengukuran waktu berkisar dari sekitar 0,01 sampai 30 s. Pengulangan dari
hasil difraksi laser dapat menjadi sangat baik, asalkan sampel yang
representatif sedang dianalisis dalam jumlah yang cukup dan setelah dispersi
yang memadai(Henk, 2009).
Drift sensitivitas elemen detektor individu dapat terjadi pada jangka
panjang. Intensitas laser yang secara bertahap akan berkurang, namun hal ini
tidak mempengaruhi hasil PSD, asalkan tidak menyebabkan penurunan yang
signifikan dari signal untuk rasio kebisingan. Biasanya, instrumen atau
manual mereka memberikan arahan untuk laser dengan intensitas minimum.
Hasil bias mungkin karena penerapan model opticals tidak memadai, atau
non parameter indeks biasnya salah, atau sensitivitas detektor melayang atau
konsentrasi partikulat terlalu tinggi. Umumnya, hasil buruk yang disebabkan
oleh penggunaan sampel yang tidak atau buruk pnyebarannya . Alasan lain
mengenai komposisi dan sifat optik dari partikel dalam suspensi. batas bawah
dari instrumen tergantung pada kekuatan laser dan rasio signal-to noise yang
bisa dibawah 2 nm . Salah satu kelemahan dari metode DLS adalah sampel
dalam beberapa kasus mungkin memerlukan pengenceran signifikan untuk
pengukuran ukuran yang akurat , yang dapat menjadi masalah bagi
pengukuran ukuran droplet emulsi.
d) Time-of-Flight (TOF)
TOF merupakan metode yang memiliki potensi untuk pengukuran resolusi
tinggi dalam rentang dinamis yang relatif luas. Instrumen ini hanya
memerlukan jumlah sampel yang sedikit untuk analisis. Pengukuran setara
dengan diameter aerodinamis oleh karena itu adalah pilihan yang logis untuk
pengukuran aerosol farmasi . Namun diameter aerodinamis ini berbeda dari
yang diperoleh pada kecepatan udara kecil dan juga sangat sensitif terhadap
bentuk partikel. Bila diaplikasikan tanpa bentuk faktor koreksi , pengukuran
TOF tidak akan memerhatikan diameter volume partikel.
2.3.3
merupakan fungsi dari ukuran partikel sampel yang dianalisis. Sebaran cahaya
yang dimaksud dapat dianalogikan seperti sebuah batu yang jatuh ke air, maka
akan menimbulkan riak air di sekitarnya. Semakin besar batu tersebut, maka
akan membuat riak yang lebih besar, jelas, dan terpisah sempurna. Seperti
diperlihatkan pada gambar berikut:
Gambar 1. Gambaran difraksi partikel besar (kiri) dan partikel kecil (kanan)
Partikel yang lebih kecil akan menghasilkan difraksi cahaya yang lebih
pudar. Maka, pada dasarnya metode DL mengukur intensitas cincin difraksi
dan jarak diantaranya. Hal demikian akan menjadi mudah bila tidak ada
fenomena lain yang terjadi. Kadangkala selama proses penerangan partikel,
selain difraksi juga akan terjadi refleksi, refraksi, atau absorpsi cahaya.
Fenomena-fenomena inilah yang disebut hamburan cahaya.
Gambar 4. Rencana proses pengukuran partikel (in-line) pada fluid bed dryer
Material cair yang ditransfer dari feeder pada drying chamber melalui
spray, mengalami proses pengeringan dengan adanya gas panas yang
dikeluarkan cyclone. Aliran gas yang besar dan konsisten menyebabkan
partikel padat tetap berterbangan dalam chamber secara terpisah, kemudian
aliran udara panas yang kontak dengan partikel tersebut menyebabkan partikel
mengering sempurna.
BAB 3
SIMPULAN
3.1 Simpulan
Aerosol didefinisikan sebagai sistem koloid yang mengandung partikelpartikel padat atau cairan yang sangat halus yang terbagi-bagi didalam dan
dikelilingi oleh gas. Ukuran partikel bahan aktif berkisar antara 0,5 hingga 10 m,
untuk meminimalisir penghantaran dan penyimpanannya dalam cairan pernafasan.
Ukuran partikel 3 - 6 m merupakan ukuran yang paling efektif untuk bentuk
sediaan aerosol. Ukuran partikel merupakan parameter penting dalam distribusi
aerosol sehingga menjadi salah satu critical point yang dapat dianalisis dengan
PAT. Analisis ukuran partikel dari bentuk sediaan aerosol dapat menggunakan
metode difraksi laser yang sering digunakan oleh industri farmasi. Kelebihan
teknik ini yaitu waktunya yang singkat untuk menganalisis, memiliki presisi yang
tinggi, reprodusibilitas tinggi, rentang pengukuran yang luas dan dapat digunakan
untuk cairan, spray dan dispersi kering.
DAFTAR PUSTAKA
Instrument
Worldwide.
2015.
Basic
Guide
to
Particle