Anda di halaman 1dari 15

1

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia vaksinasi menjadi sebuah istilah umum dalam pemaparan
antigen terhadap manusia atau binatang dalam membangkitkan respon kekebalan.
Vaksin adalah sedian yang mengandung zat antigenik yang mampu menimbulkan
zat antigenik yang mampu menimbulkkan kekebalan aktif dan khas pada manusia.
Vaksin dibuat dari bakteri, risetsia atau virus dan dapat berupa suspense
organisme hidup atau inaktif atau fraksi-fraksinya atau toksoid (Farmakope
Indonesia Edisi IV). Vaksin potensial merupakan syarat yang paling utama untuk
tujuan ini sehingga dapat mengontrol penyakit secara efektif. Kebanyakan vaksin
virus yang digunakan saat ini merupakan dari sel utuh yang telah dilemahkan atau
dimatikan. Keuntungan vaksin ini pada umumnya dapat mampu menghasilkan
imunitas cukup lama dan merangsang seluruh reaksi kekebalan pada host yaitu
Humoral antibody dan Cell-Mediated (Draper, 2011).
Sebelumnya sudah ada teknologi konvensional untuk mengatasi berbagai
penyakit, namun masih banyak penyakit infeksi dan partasit yang belum dapat
diatasi dengan vaksinasi, karena belum dapat dibuat vaksinnya. Hal demikian
dapat dimaklumi karena sederhananya teknik ini dan kompleknya sumber
penyakit yang beraneka ragam. Seperti, masalah yang tidak adanya metode untuk
memelihara sumber penyakit (organisme) di luar host aslinya seperti virus
hepatitis A dan B, sehingga tidak dapat dibiakkan in vitro dan sulit untuk
memproduksi vaksin dalam jumlah besar (Glesson, 2013).
Seiring berkembangnya jaman, perkembangan bioteknologi terutama pada
rekombinasi DNA belakangan ini telah membuka harapan-harapan baru, yaitu
Nyamuk Aedes aegypti yang berpotensi sebagai upaya perlindungan pencegahan
dan pengendalian yang efektif sebagai solusi menghadapi krisis wabah penyakit
infeksi dan parasit yang terjadi di Indonesia. Teknologi ini memungkinkan
memproduksi vaksin yang saat ini belum dapat dibuat. Selain itu teknologi ini
juga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki vaksin yang sudah ada, sehingga
didapatkan vaksin yang lebih aman dan efektif. Inovasi teknologi ini
memungkinkan pembuatan vaksin sub unit dan vaksin idiotipe (vaksin terapi).
Konsep ini memanfaatkan vektor nyamuk untuk produksi antigen melalui
teknik DNA rekombinan. Dimana antigen dari mikrobia parasit tertentu diklon
dalam plasmid bakteri yang direkayasa untuk meningkatkan ekspresi gen yang
diinsersikan di dalam sel-sel tubuh nyamuk vektor, sehingga pada saat menggigit
nyamuk tidak menularkan penyakit tetapi justru meningkatkan respon kekebalan
terhadap suatu penyakit.
Oleh karena itu, kami memberikan solusi untuk memproduksi vaksin DNA,
sebagai pencegahan dan terapi dengan pemanfaatan vektor nyamuk sangat
diperlukan dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat.
2

1.2 Tujuan dan Manfaat


Karya tulis ini bertujuan untuk merumuskan gagasan dalam penyediaan
teknologi terkini dalam pengoptimalan media dan pembawa vaksin sebagai upaya
perlindungan pencegahan dan pengendalian yang efektif sebagai solusi
menghadapi krisis wabah penyakit infeksi dan parasit yang terjadi di Indonesia.
Gagasan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak,
diantaranya: sebagai bentuk kontribusi mahasiswa dan kalangan akademisi dalam
memajukan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, memberikan wacana, solusi,
dan pengetahuan baru yang diharapkan dapat diterapkan di masyarakat, dan
sebagai salah satu aksi dukungan terhadap pemerintah dalam mengatasi sebagian
permasalahan-permasalahan yang hingga kini masih belum tertuntaskan secara
maksimal.

GAGASAN
Kondisi Kekinian
Vaksin adalah semua zat biologis yang dihasilkan dari organisme hidup,
berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit dan mencegah
(vaksin profilaksis) atau, dalam beberapa kasus, mengobati penyakit (vaksin
terapeutik). Vaksin diberikan dalam bentuk cairan, baik dengan injeksi, melalui
oral, atau dengan rute intranasal.
Tujuan utama dari semua jenis vaksin adalah merangsang sistem kekebalan
dalam tubuh orang tersebut untuk melawan antigen, sehingga apabila antigen
tersebut menginfeksi kembali, reaksi imunitas yang lebih kuat akan timbul .
Vaksin mengandung bakteri, virus, atau komponennya yang dengan kemajuan
teknologi sudah dikendalikan. Vaksin mengandung antigen yang sama dengan
antigen yang menyebabkan penyakit, namun antigen yang ada didalam vaksin
tersebut sudah dikendalikan (dilemahkan) maka pemberian vaksin tidak
menyebabkan orang menderita penyakit seperti jika orang tersebut
terpapar/terpajan dengan antigen yang sama secara alamiah.
Ada berbagai jenis vaksin tersedia saat ini di pasaran. Vaksin ini
diklasifikasikan menurut jenis antigen yang terkandung didalamnya. Formulasi
yang terkandung di dalam vaksin mempengaruhi cara pemakaiannya, cara
penyimpanan dan cara pemberian vaksin tersebut. Vaksin yang direkomendasikan
oleh WHO untuk dipakai didalam program imunisasi masuk kedalam 4 kategori
jenis antigen.
3

Gambar 1. Jenis-jenis vaksin

Berikut ini adalah jenis vaksin serta mikrobanya :

Tabel 1. Jenis-jenis vaksin beserta mikroba


Bacillus tuberculosis Vaksin BCG (Bacillus Calmete Guirine)
Vaksin polio oral (diteteskan)/OPV, Vaksin
Poliovirus
polio in aktif (disuntikkan)/IPV
Corynebacterium diphtheriae Difteri Vaksin DT (difteri vaksin yang dikombinasi
*
(Diptheriae) dengan tetanus)**
Vaksin TT (Tetanus toksoid), DT
Clostridium tetani
(kombinasi dg tetanus), DPT (difteri,
(Tetanus)*
pertusis dan tetanus)
Vaksin pertusis ada dua macam wP dan aP
Pertussis*
(bebas dari sel)
Campak (measles virus) Vaksin campak
Hepatitis B virus Vaksin hepatitis B
Rotavirus Vaksin rotavirus
Haemophilus influenzae type B (Hib) Vaksin Hib conjugate
Streptococcus Pneumoniae
Vaksin pneumokok
(infeksi oleh pneumococcus)
Yellow fever virus Vaksin Yellow Fever

Seiring dengan perkembangan vaksin, timbul juga berbagai masalah. Vaksin


beredar yang di lapangan masih didominasi oleh tipe klasik seperti vaksin inaktif
4

(killed) dan vaksin hidup (live) baik yang tidak patogenik maupun yang
dilemahkan. Namun kondisi lapangan di mana patogen yang beredar sangatlah
beragam menyebabkan pelaksanaan program vaksinasi menjadi sangat komplek
dan tidak efisien. Kondisi situasi penyakit diperparah oleh bermunculannya strain-
strain baru yang lebih patogen ataupun ancaman penyakit eksotik.
Hal ini mengindikasikan bahwan vaksin yang sudah adapun sebenarnya
cukup bagus, namun perlu dikembangkan lagi sehingga diperoleh perlindungan
yang lebih lama, efektifitas yang lebih baik, dan biaya produksi yang murah.
Selain itu dampak yang ditimbulkan oleh vaksin pada akhir – akhir ini memang
mendapat perhatian yang serius, sehubungan dengan adanya reaksi yang kurang
menguntungkan (adverse reaction).
Saat ini, banyak muncul penyakit infeksi baru dan kembalinya penyakit
infeksi lama dengan wajah baru, serta penggunaan vaksin sebagai agen kuratif,
perlu diantisipasi dengan pembuatan vaksin baru atau desain ulang vaksin yang
sudah ada. Kemajuan pengetahuan dan teknologi dalam bidang imunologi saat ini
memungkinkan perluasan penggunaan vaksin. Berdasarkan kondisi inilah
menuntut adanya penemuan vaksin – vaksin baru dengan metode pengembangan
yang lebih baik, termasuk dengan cara gagasan nyamuk sebagai sebagai media
dan pembawa vaksin dan distribusi vaksin DNA (vaksin pencegahan dan vaksin
terapi).

Solusi yang Pernah Ditawarkan


Banyak penelitian yang berjalan menuju ke arah pembuatan vaksin guna
upaya perlindungan pencegahan dan pengendalian yang efektif sebagai solusi
menghadapi krisis wabah penyakit infeksi dan parasit yang terjadi di Indonesia.
Tindakan penanganan yang pernah dilakukan antara lain sebagai berikut :
1. Vaksin Diperoleh dengan Inaktivasi
Pembuatan vaksin dengan cara inaktivasi dilakukan dengan cara
melemahkan organisme penyebab infeksi untuk memperoleh starin yang
virulen sangat berkurang dan mempunyai banyak kekurangan. Namun
vaksin hidup mempunyai potensi untuk berubah menjadi virulen, sehingga
dapat membahayakan pemakainya. Selain itu, vaksin yang diperoleh
dengan inaktivasi juga mempunyai beberapa masalah dimana metode ini
memusnahkan infektivitas organisme, tetapi sifat antigeniknya harus tidak
berubah (Setiawan, 2008). Vaksinasi memerlukan jumlah anti gen lebih
besar dan jumlah fragmen sel (yang tidak bersifat antigenik) selain
antiogen juga besar (Suwandi, 1990).

2. Vaksin Generasi Kedua


Vaksin generasi kedua merupakan vaksin yang mengadung
mikroorganisme yang telah dimatikan menggunakan zat kimia tertantu,
biasanya menggunakan formalin atau fenol. Dalam penggunaannya,
5

vaksin yang mengandung mikroorganisme yang telah dimatikan sering


mengalami kegagalan atau tidak mampu merangsang timbulnya respon
imun dalam tubuh (Radji, M., 2011).

3. Vaksin Sub-unit
Vaksin sub-unit pada prinsipnya diperoleh dengan memisahkan
partikel agen infeksi yang bersifat antigenic dan memurnikan dari partikel-
partikel lain, sehingga didapat antigen murni. Cara ini juga mengalami
kendala dalam memproduksi vaksin dalam jumlah besar dan hasilnya
relatif kurang efektif (Suwandi, 1990). Kemajuan rekayasa genetika
memungkinkan cloning atau substitusi gen yang tidak diinginkan dengan
gen yang dikehendaki. Informasi ini penting dalam pengembangan vaksin
sub unit, sehingga dapat dilakukan cloning bagian DNA pengkode protein
antigenic sehingga antigen tersebut dapat diproduksi oleh bakteri atau
yeast dalam jumlah besar. Vektor untuk mengekspresikan antigen bias
bervariasi seperti E. coli, yeast atau sel mamalia.

Nyamuk Aedes aegypti sebagai Media dan Pembawa Vaksin (Vaccine Host)
Aedes aegypti adalah nyamuk yang termasuk dalam subfamili Culicinae,
famili Culicidae,ordo Diptera, kelas Insecta. Ae. aegypti dewasa berukuran lebih
kecil jika dibandingkan dengan ukuran nyamuk rumah (Culex quinquefasciatus),
mempunyai warna dasar yang hitam dengan bintik-bintik putih pada bagian-
bagian badannya terutama pada kakinya dan dikenal dari bentuk morfologinya
yang khas sebagai nyamuk yang mempunyai gambaran lira (lire-form) yang putih
pada punggungnya (mesonotum) (Djakaria, 2000), yaitu ada dua garis
melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan. Nyamuk jantan umumnya lebih
kecil dari betina dan terdapat rambut-rambut tebal pada antena nyamuk jantan.
Telur Ae. aegypti berbentuk elips berwarna hitam (Womack, 1993), mempunyai
dinding yang bergaris-garis dan membentuk bangunan yang menyerupai
gambaran kain kasa. Larva Ae. aegypti mempunyai pelana yang terbuka dan gigi
sisir yang berduri lateral (Djakaria, 2000). Nyamuk Aedes aegypti bertahan hidup
melalui siklus transmisi lingkungan kota pada daerah tropis dan subtropis yang
berhubungan erat dengan habitat manusia (WHO, 1999).

Gambar 2. Nyamuk Aedes aegypti


6

Gagasan yang kami tawarkan untuk memperbaiki permasalahan tersebut


adalah pengembangan konsep baru yang menggunakan gen baru dalam nyamuk
(bagian dari DNA nya). Dalam hal ini akan disediakan nyamuk strain baru dengan
karakteristik baru dengan pendekatan konsep revolusi sempurna dalam
hubungannya untuk pengendalian penyakit. Nyamuk strain baru tersebut bukan
hanya tidak menularkan penyakit tetapi juga mengimunisasi ketika menggigit.
Pendekatan ini merupakan yang pertama kali menciptakan nyamuk yang mampu
menghasilkan vaksin anti penyakit di dalam kelenjar ludahnya.
Nyamuk Aedes aegypti dimanfaatkan untuk produksi antigen (vaksin
pencegahan) dan produksi antibodi (vaksin terapi) serta distribusi di daerah
endemis dilakukan melalui teknik DNA rekombinan. Dalam suatu vaksin DNA,
gen untuk antigen dari mikrobia tertentu diklon dalam plasmid bakteri yang
direkayasa untuk meningkatkan ekspresi gen yang diinsersikan di dalam sel-sel
tubuh nyamuk vektor. Setelah dinjeksikan ke dalam vektor nyamuk, plasmid akan
memasuki sel, tempat ia menetap dalam nucleus sebagai suatu episom. Plasmid
ini tidak berintegrasi ke dalam DNA sel (kromosom). Dengan menggunakan
mesin metabolic sel nyamuk vektor tersebut, DNA plasmid dalam episom secara
langsung mensintesis antigen yang dikodenya.
Pemanfaatan nyamuk aedes aegypti dalam distribusi vaksin yaitu sintesis
antigen yang diproduksi oleh nyamuk dalam kelenjar ludahnya akan diinjeksikan
ke dalam host (manusia) ketika nyamuk menghisap darah, dimana antigen ini
akan menstimulus produksi antibody netralisis sesuai dengan antigen yang masuk.
Semakin sering nyamuk pada saat menggigit (lebih dari satu kali) akan
dimanfaatkan sebagai boster untuk memelihara agar antibody selalu diproduksi
terus menerus.

Pihak –Pihak yang Terlibat dalam Pelaksanaan Nyamuk Aedes Aegypti


sebagai Media dan Pembawa Vaksin
Konsep Nyamuk Aedes Aegypti sebagai Media dan Pembawa Vaksin akan
terealisasi dengan baik dan efektif apabila terdapat kerjasama dari beberapa aktor.
Keterlibatan aktor- aktor berikut ini akan berkaitan satu dengan lainnya sehingga
dalam pelaksanaannya saling membutuhkan sehingga dapat terwujud check and
balance. Oleh karena itu, bila salah satu aktor tidak menjalankan fungsinya maka
penerapan solusi menjadi kurang maksimal.
1. Pemerintah
Pemerintah, khususnya Kementrian Perikanan dan Kelautan dengan
Kementrian ESDM, mempunyai peran aktif dalam pembangunan infrastruktur.
Peran tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk investasi dan penyuluhan kepada
masyarakat agar membantu penelitian tersebut.
7

2. Pihak Swasta
Untuk mencapai sasaran program diperlukan investasi dan dukungan berbagai
kebijakan untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif. Dana investor
diharapkan dapat berperan dalam memberikan pelayanan yang baik dan dukungan
fasilitas yang memadai, seperti pembangunan sarana dan prasarana.
3. Masyarakat
Masyarakat bertindak sebagai eksekutor dalam pelaksanaan program ini.
masyarakat sebagai golongan yang seyogyanya diberikan indoktrinasi tentang
adanya temuan baru yaitu nyamuk aedes aegypti sebagai media dan pembawa
vaksin tingkat kesuksesan implementasi konsep ini sangat tergantung dari daya
partisipasi masyarakat.
4. Pihak Institusi
Pendidikan Tinggi Pihak Institusi Pendidikan Tinggi diharapkan melakukan
riset secara berkelanjutan mengenai Nyamuk Aedes Aegypti sebagai Media dan
Pembawa Vaksin. Sehingga, nantinya akan diperoleh jurnal yang dapat
dipublikasi secara internasional.

Tahapan Pelaksanaan Program


1. Tahapan Studi Pendahuluan (Reconaissance Study)
Kegiatan peninjauan keadaan daerah (lokasi) pelepasan nyamuk Aedes
Aegypti, misalnya pada daerah sensitif terjadinya penyakit dengan vektor nyamuk
seperti di daerah perifer dengan banyak hutan seperti di Sulawesi, Sumatera, dan
Papua . Tujuan tahapan ini adalah untuk mengumpulkan data populasi penduduk
dan Ekosistem nyamuk. Data kemudian dianalisa untuk dijadikan sebagai bahan
kajian untuk kegiatan penyebaran nyamuk.
2. Tahapan Studi Kelayakan (Feasibillity Study)
Pada tahapan ini dilakukan suatu studi penelaahan terhadap semua data hasil
Tahapan studi pendahuluan tentang keuntungan daerah dengan banyak hutan.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas pada Tahapan ini, akan disinggung
masalah yang menyangkut aspek struktur dan AMDAL dalam penerapan sistem
ini.
3. Tahapan Perencanaan (Planning)
Tahapan perencanaan merupakan tindak lanjut dari penetapan suatu kawasan
berdasarkan hasil studi kelayakan. Dalam tahapan ini, dilakukan perencanaan
yang meliputi anggaran biaya sampai penyediaan dokumen oleh pihak-pihak
terkait.
4. Tahapan Pembangunan Fisik (Actual Construction)
Tahapan pembangunan fisik adalah tahapanan yang bertujuan untuk
mewujudkan implementasi sistem nyamuk Aedes Aegypti sebagai media dan
pembawa vaksin dengan hasil tahapanan perencanaan.
5. Tahapan Pemeliharaan/Perbaikan (Maintaning)
8

Tahapan pemeliharaan dimulai setelah sistem ini terealisasi dan berfungsi


dengan baik serta dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan dipelihara atau
diperbaiki sesuai fungsi dan keperluannya, dan dimanfaatkan sesuai tujuannya.
6. Tahapan Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dilaksanakan secara berkelanjutan dengan melakukan evaluasi
mulai tahapan awal hingga akhir. Pelaku monitoring adalah pemerintah dan
masyarakat. Dengan banyaknya pelaku dalam monitoring dan evaluasi diharapkan
pelaksanaan gagasan ini dapat dipantau secara menyeluruh, optimal, dan efektif.

Kondisi yang Menjadi Sasaran Setelah Adanya Gagasan Nyamuk Aedes


Aegypti sebagai Media dan Pembawa Vaksin
1. Terciptanya Perlindungan Pencegahan dan Pengendalian yang Efektif
terhadap Infeksi dan Parasit
Vaksinasi dengan menggunakan metode yang tidak tepat dapat membuat
kinerja vaksin menjadi tidak efektif. Dengan menggunakan metode vaksin
dengan perantara nyamuk Aedes Aegypti, dapat tercapai efektifitas vaksin
sebagai perlindungan pencegahan dan pengendalian terhadap infeksi dan
parasit.
2. Berkembangnya Vaksinasi Tanpa Mengisolasi Antigen dari Organ
Terinfeksi
Teknik vaksinasi dengan menggunakan nyamuk Aedes Aegypti dilakukan
berbeda dengan menyempurnakan teknik vaksinasi generasi sebelumnya,
yaitu tanpa mengisolasi antigen dari organ terinfeksi agar tercipta teknik
vaksinasi yang lebih baik.
3. Terbentuknya Peningkatan Kesehatan dan Kesejahteraan pada
Masyarakat
Keberhasilan pengembangan metode vaksinasi yang efektif melindungi
masyarakat dari wabah penyakit dapat membuat terciptanya peningkatan
taraf kesehatan masyarakat, yang secara simultan akan menaikkan tingkat
kesejahteraan masyarakat.

III. KESIMPULAN

Gagasan ini memuat inovasi metode vaksinasi dengan menggunakan nyamuk


Aedes aegypti untuk produksi antigen (vaksin pencegahan) dan produksi antibodi
(vaksin terapi) serta distribusi di daerah endemis dilakukan melalui teknik DNA
rekombinan. Teknik implementasi gagasan ini terbagi menjadi beberapa langkah,
yaitu peninjauan keadaan daerah, peninjauan kelayakan, perencanaan,
pembangunan fisik, pemeliharaan sistem, serta monitoring dan evaluasi. Gagasan
mengenai vaksinasi dengan perantara nyamuk Aedes aegypti akan mencapai
keberhasilan apabila seluruh pihak pendukung berkontribusi secara penuh
terhadap segala tahap kegiatan yang dilaksanakan.
9

DAFTAR PUSTAKA

Meites, IDAI. 2013.https://www.myvaccination.com/id-id/vaccination-schedule/


Diakses pada tanggal 28 September 2019 .
Mort M, Sudoro J. 2019.http://in.vaccine-safety-training.org/types-of-
vaccine.html. Diakses pada tanggal 28 September 2019.
Radji, M., 2012. Vaksin DNA: Vaksin generasi keempat. Pharmaceutical
Sciences and Research (PSR), 6(1), pp.28-37.
Bruffaerts, Nicolas. 2014. Increasing the Vaccine Potential of Live M. bovis BCG
by Coadministration with Plasmid DNA Encoding a Tuberculosis
Prototype Antigen. Scientific Institute of Public Health. Belgium
Donnelly JJ, Ulmer JB, Shiver JW, Liu MA. DNA vaccine. Annu Rev Immunol.
1997;15:617-48.
Draper ,Dr.Simon.2011: Nature Communications. University of Oxford. England.
Setiawan , I Made. 2008. Vaksin Virus Influenza. Rumah Sakit Penyakit Infeksi
Prof. Dr. Sulianti Saroso, Jakarta.
Suwandi, U. 1990. Perkembangan Pembuatan Vaksin. Pusat Penelitian dan
Pengembangan. PT. Kalbe farma. Cermin Dunia Kedokteran No. 65.
Zebedee FL, Lamb RA. Influenza A virus M2 protein: Monoclonal antibody
restriction of virus growth and detection of M2 in virus. J. Virol.
1988;62:2762-72.
10

LAMPIRAN 1. Biodata Ketua dan Anggota yang ditandatangani


LAMPIRAN BIODATA KETUA PELAKSANA
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Mohammad Aqil Fq Faerobby
2. Jenis Kelamin Laki-Laki
3. Program Studi Pendidikan Dokter
4. NIM 195070107111046
5. Tempat dan Tanggal Lahir Lamongan, 19 Oktober 2001
6. Alamat E-mail Masmohammadaqil99@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 0895379818200
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Waktu dan Tempat
Kegiatan
1.
2.
3.
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1.
2.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata di
jumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT

Malang,28 September 2019


Ketua

Mohammad Aqil Fq Faerobby


11

LAMPIRAN BIODATA ANGGOTA


A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Ghevira Naila Praditya
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Pendidikan Dokter
4. NIM 195070101111057
5. Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 13 April 2001
6. Alamat E-mail Gheviraprad@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 087883750041
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Waktu dan Tempat
Kegiatan
1.
2.
3.
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1.
2.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata di
jumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT

Malang,28 September 2019


Anggota Tim

Ghevira Naila Praditya


12

LAMPIRAN BIODATA ANGGOTA


A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Eka Nugraha Prima
2. Jenis Kelamin Laki-Laki
3. Program Studi Pendidikan Dokter
4. NIM 195070101111053
5. Tempat dan Tanggal Lahir Malang, 08 September 2001
6. Alamat E-mail Kokoekanugrahaprima@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 081217370484
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Waktu dan Tempat
Kegiatan
1.
2.
3.
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1.
2.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata di
jumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT

Malang,28 September 2019


Anggota Tim

Eka Nugraha Prima


13

LAMPIRAN BIODATA DOSEN PEMBIMBING


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan dr. Arief Alamsyah Nasution, MARS.
gelar)
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi
4 NIP/NIDN 0019027807
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 Alamat E-mail Ariefalamsyah96@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 08125299735
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Institusi Universitas Universitas
Brawijaya Indonesia
Jurusan/Prodi Pendidikan Manajemen
Dokter Rumah Sakit
Tahun Masuk- 2000 2002
Lulus
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT
C.1. Pendidikan/Pengajaran
No. Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1. Ilmu Kesehatan Masyarakat
dan Kedokteran Pencegahan
2.
3.
C.2. Penelitian
No. Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1.
2.
3.
C.3. Pengabdian Kepada Masyarakat
No. Judul Pengabdian Kepada Penyandang Dana Tahun
Masyarakat
1.
2.
3.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata di
jumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT
Malang,28 September 2019
Dosen Pendamping

dr.Arief Alamsyah N, MARS.


14
15

LAMPIRAN 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

Alokasi
No Nama/NIM Program Bidang Uraian
Waktu
Studi Ilmu Tugas
(Jam/Minggu)
Pendidikan 3 Jam/Minggu
1. Mohammad Aqil
Dokter
Fq Faerobby
Pendidikan 3 Jam/Minggu
2. Ghevira Naila
Dokter
Praditya
Pendidikan 3 Jam/Minggu
3. Eka Nugraha Prima
Dokter

Anda mungkin juga menyukai