Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU KESEHATAN TERNAK


“Vaksinasi”

Oleh:
Nama : Rizky fadillah
Nim : D1A022191
Kelompok : 4C
Asisten : Dina Paramita

LABORATORIUM KESEHATAN TERNAK


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PETERNAKAN
PURWOKERTO
2023
I. MATERI DAN CARA KERJA

1.1 Materi
1.1.1 Alat

1. Spuit disposable

2. Spuit otomatis

3. Alat tusuk sayap


1.1.2 Bahan

1. Ayam DOC

2. Ayam Dewasa

3. Pelarut

4. Vaksin ND aktif

5. Vaksin ND inaktif
1.2 Cara Kerja

Praktikan mempelajari teori-teori yang sudah diuraikan

Praktikan menyiapakan alat untuk melakukan vaksinasi

Praktikan melakukan vaksinasi pada ayam

Mengisi blangko pemeriksaan


II. PERTAYAAN UMUR

1. Apa saja Manfaat vaksin


Vaksin atau vaksinasi merupakan tindakan suatu usaha memasukan bibit penyakit yang
sudah dilemahkan dan juga dimatikan kedalam tubuh ternak untuk membentuk antibodi
terhadap penyakit tertentu tampa menimbulkan efek samping. Keberhasilan vaksinasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang biasa disebut 4m yaitu materi, metode, manusia, dan
milleu atau lingkungan. Tujuan dari vaksinasi yaitu untuk mencegah terjadinya tingkat kesakitan
dan kematian yang tinggi pada hewan ternak akibat terserang infeksi virus maupun bakteri
(Darmawi et al., 2012).
Vaksinasi ini bisa memberikan antigen untuk merangsang sistem kekebalan untuk
menghasilkan antibodi khuhus terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan
protozoa. Vaksin salah satu obat yang efektif dan ampuh untuk pengendalian penyakit viral,
vaksinasi merupakan cara paling tepat dan memberikan efisien ekonomis yang sangat besar.
Usaha pengendalian terutama ditujukan untuk pencegahan penyakit melalui program sanitasi
lingkungan, higiene pakan dan vaksinasi, dengan vaksinasi diharapkan hewan resisten terhadap
infeksi mikroba (Dahliatul 2012).
Vaksinasi dapat mencegah terjadinya tingkat kesakitan dan kematian yang tinggi pada
hewan akibat terserang infeksi penyakit virus mapun bakteri. Tujuan dari vaksinasi intinya
untuk memberikan kekebalan (antibodi) pada ternak sehingga dapat melawan antigen atau
mikro-organisme penyebab penyakit. Vaksinasi atau pemberian vaksin mempunyai fungsi
untuk membentuk dan menambah anti bodi semacam kekebalan tubuh bagi ayam agar terhindar
dan kebal terhadap berbagai penyakit dan pada akhirnya produksi akan optimal. Secara umum
imunisasi bekerja dengan cara memberikan bakteri atau virus yang dilemahkan baik hidup
maupun mati untuk tubuh kita membentuk antibody terhadap suatu penyakit tertentu (Makarim
2019).
2. Jelaskan mengenai metode vaksinasi
Vaksinasi adalah salah satu cara untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit
tertentu tujuannya vaksinasi untuk memberikan kekebalan (antibodi) pada ternak sehingga
dapat melawan antigen atau mikro-organisme penyebab penyakit. Pendukung keberhasilan
vaksinasi salah satunya yaitu metode vaksinasi yang biasa dikenal dengan mencakup program
dan teknik vaksinasi. Vaksinasi pada unggas sangat penting dilakukan, karena vaksinasi sebelum
infeksi terjadi di dalam peternakan menjadi pilihan utama untuk melindungi ternak unggas dari
seluruh macam penyakit guna menutup penularan lanjutan pada hewan ternak (Amelia 2016).
Vaksinasi suntikan dilakukan dengan cara disuntikan intramuskular (tembus
daging/otot) dipaha atau didada, subkutan bawah kulit dibagian belakang sebelah bawah.
Vaksinasi suntikan dilakukan dengan cara suntikan harus dilakukan dengan hati-hati jika tidak
dapat mengakibatkan kegagalan dan berakibat fatal, seperti ayam menjadi stress, leher
terpuntir maupun terjadinya kebengkakan pada area suntikan. Metode suntikan lebih tepat dan
akurat karena dosisnya sudah disediakan oleh injekotor serta tujuanya untuk menjaga
kandungan didalamnya agar tetap utuh dan tidak berkurang (Farzan 2022).
Jenis vaksin pada unggas sangat bervariasi, beberapa contohnya ialah vaksin ND
(Newcastle Disease), vaksin IB (Infectious Bronchitis), vaksin IBD Intermediate, vaksin AI (Avian
Influenza) dan vaksin Gumboro A dan B. Larutan vaksin dapat diaplikasikan melalui suntik
daging dan dilaksanakan dengan cara menyuntikkan vaksin ke dalam daging. Penyuntikan
dilakukan di bagian dada dan paha serta vaksin yang disutikkan bisa berupa vaksin yang masih
hdup atau sudah mati, vaksinasi AI pada ayam buras dengan menyuntikkan satu dosis vaksin AI
inaktif secara intramuskuler (Kencana et.,al 2016).
3. Jelaskan penyakit yang dapat divaksinasi
Ternak unggas terutama ayam merupakan ternak yang rentan terhadap penyakit yang
berasal dari virus. Hal ini yang mendasari mengapa ayam perlu divaksin secara tepat dan salah
satu penyakit yang berasal dari virus dan sering terjadi pada ayam adalah penyakit Tetelo atau
ND. Newcastle Disease atau yang sering disebut ND merupakan salah satu penyakit yang sangat
ditakuti di industri broiler. Vaksin kombinasi ND–AI merupakan vaksin kombinasi dalam bentuk
emulsi yang dibuat dari virus inaktif Avian influenza subtipe H5N1 strain local (Kencana 2016).
Influenza merupakan contoh penyakit lain yang dapat menyerang ternak unggas dengan
penularan yang sangat cepat pula. Flu burung merupakan flu yang ditularkan burung ke
manusia dan dalam dunia medis flu burung juga dikenal dengan sebutan avian influenza serta
flu burung sendiri disebabkan oleh virus H5N1 atau H7N9. Virus Influenza merupakan suatu
virus RNA beruntai tunggal dengan delapan segmen, berpolaritas negatif dan berbentuk bulat
atau filamen dengan diameter 50– 120 nm x 200 – 300 nm virus ini termasuk ke dalam famili
Orthomyxoviridae (Hewajuli dan Dharmayanti 2017).
Penyakit tetelo atau Newcastle Disease (ND) merupakan salah satu penyakit penting
pada unggas, seperti halnya pada ayam petelur. Penyakit tetelo ditemukan hampir di seluruh
belahan dunia. Kerugian yang ditimbulkan akibat penyakit tetelo pada ayam petelur meliputi
morbiditas dan mortalitas yang sangat tinggi hingga mencapai 100%, penurunan produksi telur,
biaya eradikasi, vaksinasi, serta program karantina yang memerlukan biaya tinggi. ND
menyerang burung liar dan unggas domestik yang biasanya muncul sebagai penyakit
pernapasan. Penyakit ND sangat cepat menyerang seluruh hewan ternak dan dapat pula
membahayakan populasinya serta penyakit tetelo atau ND dilaporkan dapat menginfeksi lebih
dari 240 spesies unggas di 27 negara (Kurnianto 2016).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Gambar Metode

Vaksinasi melalui tetes mata

Vaksinasi melalui lubang hidung

Vaksinasi melalui injeksi dibagian dada


(intra muscular)

Vaksinasi melalui injeksi dibawah kulit


(sub cutan)

Vaksinasi melalui tusuk sayap (wing web)

3.2 Pembahasan
Vaksin merupakan bibit penyakit yang virulensinya sudah dilemahkan supaya
membentuk antibodi terhadap penyakit tertentu. Vaksin memiliki dua jenis yaitu vaksin aktif
merupakan vaksin yang mikroorganismenya masih hidup tetapi sudah dilemahkan. Vaksin
inaktif merupakan vaksin berisi agen infeksi yang telah diinaktifasi dengan pengertian
mikroorganisme tersebut telah dimatikan. Hal tersebut sesuai dengan penyataan Santoso
(2021) yang menyatakan bahwa vaksin aktif merupakan vaksin berisi virus hidup yang telah
dilemahkan, sedangkan vaksin inaktif merupakan vaksin berisi agen penyakit dalam keadaan
mati. Vaksinasi dengan vaksin aktif harus segera dilakukan karena agen penyakit dalam vaksin
aktif hanya dilemahkan.
Adjuvant merupakan bahan tambahan yang terapat pada vaksin inaktif yang tidak
merangsang pembentukan antibodi atau bersifat non antigentik namun dapat menambah daya
kerja vaksin. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rumapea et al. (2022) yang menyatakan
bahwa adjuvant adalah bahan yang ditambahkan pada vaksin untuk merangsang respon imun.
Vaksin dengan penambahan adjuvant dapat meningkatkan potensi sistem imun serta
menambah lamanya perlindungan terhadap suatu infeksi penyakit pada hewan dan manusia.
Cara kerja adjuvant dalam vaksin yaitu adjuvant ditambahkan dalam vaksin inaktif untuk
menambah daya kerja vaksin dengan efek depo, penyerapan sedikit demi sedikit ke dalam
sirkulasi darah. Setelah masuk ke dalam tubuh, vaksin inaktif tidak perlu bereplikasi, tetapi
langsung memacu jaringan limfoid untuk membentuk antibodi.

Vaksin aktif memiliki dua tipe yaitu tipe lentogenik yang berasal dari virus ND dengan
tingkat virulensi rendah dan tipe mesogenik berasal dari virus ND dengan tingkat virulensi
sedang. Virus yang termasuk tipe lentogenik diantaranya adalah Strain F, Hitchner B1, La Sota
dan V4, gejala dari virus tipe lentogenik yaitu bersin-bersin, batuk, sukar bernafas, megap-
megap dan ngorok. Gejala syaraf berupa sayap terkulai, kaki lumpuh (jalan terseret), jalan
mundur (sempoyongan) serta kepala dan leher terpuntir (torticoles). Hal tersebut sesuai
dengan pendapat Prasdini (2022) yang menyatakan bahwa gejala dari virus tipe lentogenik
yaitu respirasi ringan seperti batuk, terkadang ayam tersengal-sengal, nafsu makan berkurang
dan produksi telur berkurang, kualitas telur menurun danan tidak menimbulkan kematian. Virus
yang termasuk tipe mesogenik yaitu Strain Mukteswar, Kumarov, Hartsorfire, dan Roakin, gelaja
dari virus mesogenik yaitu gangguan respirasi, seperti batuk, bersin, sesak napas, turunnya
produksi telur atau gangguan pertumbuhan serta tingkat kematian varian ini sangat rendah,
yaitu hanya 10 persen. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sujionohadi (2013) yang
menyatakan bahwa gejala dari virus tipe mesogenik berupa gangguan pernapasan dan saraf,
pada ayam muda tingkat kematiannya mencapai 10%, sementara pada ayam dewasa jarang
terjadi.
IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Vaksinasi atau imunisasi merupakan suatu upaya untuk mengaktifkan sistem imun
tubuh dalam membentuk antibodi terhadap virus penyebab penyakit.

2. Vaksinasi khususnya pada unggas memiliki beberapa contoh, diantaranya ialah


metode melalui mata, hidung, mulut, penyuntikan, pakan, minum, dan
penyemprotan.
3. Penyakit yang menyerang unggas dan dapat divaksinasi diantaranya adalah ND
(Newcastle disease) atau penyakit tetelo, IBD (Infectious bursal disease) atau
penyakit gumboro, AI (Avian influeza), EDS (Egg drop syndrome), Fowl pox atau
penyakit cacar unggas.
4. Vaksin aktif memiliki dua tipe yaitu tipe lentogenik yang berasal dari virus ND
dengan tingkat virulensi rendah dan tipe mesogenik berasal dari virus ND dengan
tingkat virulensi sedang.
4.2 Saran

1. Praktikum kesehatan ternak sudah berjalan dengan baik, alat yang dilaboratorium
juga sangat mendukung buat praktikan menjadi lebih nyaman dan senang
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, W., Santosa, P. E., & Suharyati, S. (2016). Pengaruh Pemberian Dosis Vaksin AI
(Avian Influenza) Inaktif pada Itik Betina Terhadap Titer Antibodi yang
Dihasilkan. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 4(2).
Darmawi. Zakiyah, H. M., Darniati. Fakhruzi and Mahdi, A. 2012. Deteksi Antibodi Serum
Terhadap Virus Avian influen pada Ayam Buras. Jurnal Agripet 12 (1) : 23-27.
Dahliatul. Q., Sri. M. and Indah A. A. 2017. Penyakit Viral Pada Unggas. UB Press. Malang.
Farzan, G. 2022. Metode Vaksinasi Ayam Broiler. Elenmenta Agro Lestari. Jakarta.
Hewajuli, D. A., Dharmayanti, N. L. P. I., & Wibawan, I. W. T. (2017). deteksi, isolasi, dan
identifikasi Avian influenza subtipe H5N1 pada unggas di Pulau Jawa, Indonesia
tahun 2016. Jurnal Veteriner, 18(4), 496.
Kencana, G. A. Y., Suartha, I. N., Apsari, I. A. P., Sagung, K., Anak, A., Kade, S., & Ida, B.
(2016). Penyuluhan dan vaksinasi ayam buras di desa Nyambu kecamatan Kediri
kabupaten Tabanan. Bul. Udayana Mengabdi, 18, 78-84.
Kurnianto, A. B., Kencana, G. A. Y., & Astawa, I. N. M. (2016). Respons antibodi sekunder
terhadap penyakit tetelo pada ayam petelur pascavaksinasi ulangan dengan vaksin
tetelo aktif. Jurnal Veteriner, 17(3), 331-336.
Makarim, F. R. (2019). Kewajiban Imunisasi Dasar, Manfaat dan Keamanan. Jurnal
Riptek, 11(2), 87-96.
Prasdini, W, A. 2022. Kupas Tuntas Penyakit Viral Unggas. Media Nusantara Creativ (MNC
Publishing). Jakarta Barat.

Rumapea, S., Mahardika, I, G, N, K., dan Besung, I, N, K. 2022. Titer Antibodi Sekunder
Terhadap Vaksin Streptococcus suis dengan Adjuvant Berbeda pada Tikus Putih.
Buletin Veteriner Udayana .14(6):676-684.

Santoso, H, B. 2021. Industri Ternak Unggas Petelur SMK/MAK Kelas XI Semester 2.


Bidang Keahlian Agribisnis dan Agroteknologi. Program Keahlian Agribisnis
Ternak. Kompetensi Keahlian Industri Peternakan. Penerbit ANDI. Yogyakarta.
LAMPIRAN

Gambar Keterangan

Squit Disposable

Squit Otomatis

Alat Tusuk Sayap

Medivac ND La Sota

Medivac ND Emulsion
Larutan dapar biru

Ayam Dewasa

Ayam DOC

Anda mungkin juga menyukai