PERCOBAAN II
OLEH:
NIM : A201901100
KELAS : E3
KENDARI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
METODOLOGI PENELITIAN
Virus adalah mikroorganisme yang hidup secara obligat intra seluler, oleh
karena itu cara pembiakannya lebih sulit daripada pembiakan bakteri.Ada tiga
cara yang umum digunakanuntuk membiakkan virus yang dengan inokulasi
pada hewan percobaan, inokulasi pada telur berembrio, Inokulasi pada biakan
jaringan.
Beberapa jenis virus dapat dibiakkan pada sel-sel yang membungkus
rongga telur berembrio atau pada embrio yang sedang tumbuh itu sendiri.
Berbagai jenis telur dapat digunakan untuk membiakkan virus, antara lain
telur bebek dan telur ayam kalkun misalnya virus rabies, tetapi yang paling
sering digunakan adalah telur ayam. Untuk mencegah masuknya bakteri,
lapisan lilin diluar dinding telur hanya boleh disikat, tidak boleh dicuci dengan
sabun. Umur telur berembrio, suhu dan lamanya pengeraman serta cara
penyuntikan yang bermacam-macam tergantung kepada jenis virus yang akan
dibiakkan atau diisolasi.
Uji Hemaglutinasi dilakukan untuk mengidentifikasi telur ayam
berembrio, Hemaglutinasi adalah terbentuknya agregat sel eritrosit oleh
partikel hemaglutini virus. Hal ini dapat terjadi karena ikatan antara protein
luar virus hemaglutinin dengan reseptor permukaan eritrosit. Prinsip
metodenya adalah mencampurkan satu sampai dua tetes virus dengan suspensi
eritrosit. Hemaglutinasi biasanya akan tampak dalam waktu satu menit pada
uji cepat. Proses hemaglutinasi sendiri berlangsung apabila virus dapat
mengikat dua eritrosit secara simultan sehingga terbentuk semacam jembatan
silang (cross bridge). Hal ini mengharuskan jumlah virus dan eritrosit yang
ekuivalen.
Isolat virus ND patogenik maupun kontrol virus ND ditambah dengan
larutan antibiotik kemudian dibiarkan pada suhu ruang selama kurang lebih 1-
2 jam sebelum inokulasi agar memberi waktu bagi antibiotik untuk bereaksi
terhadap bakteri. Propagasi dilakukan dengan menginokulasi virus ND ke
dalam telur berembrio.
Teknik inokulasi spesimen yang diduga mengandung virus ND dikerjakan
pada membrane Telur ber Embrio. Inokulasi pada membran Corio Alan Alan
toys tersebut dikerjakan dengan alat suntik ukuran satu ml, dengan jarum 25
gauge. Dosis untuk setiap suntikan adalah 0,1 ml. Sesudah inokulasi, kedua
lubang ditutup dengan menggunakan lilin chair. Telur yang telah di inokulasi
tersebut kemudian diinkubasi pada Inkubator penetasan Pada suhu 37 C,
Dengan posisi horisontal dan ruang udara buatan diatas. Pengamatan
dilakukan setiap hari sampai hari ketujuh. Apabila terdapat embrio mati dalam
waktu 16 sampai 24 jam pasca inokulasi dapat diabaikan karena dianggap
sebagai Eror teknis atau kontaminasi bakteri.
Tujuan Inokulasi virus pada telur berembrio adalah untuk mengetahui cara
menginokulasikan virus pada telur ayam berembrio, dan mengetahui ciri-ciri
embrio yang telah terinfeksi virus Newcastle Diesease.
Newcastle disease (ND) adalah penyakit pada unggas yang disebabkan
oleh virus yang termasuk dalam kelompok single-stranded RNA, family
Paramyxoviridae, genus Avulavirus, spesies Avian Paramyxovirus serogrup
Avian Paramyxovirus Tipe 1 (APMV-1) (Miller et al., 2010). Virus ini dapat
dibedakan dari virus lainnya, karena adanya aktivitas neuraminidase yang
tidak dimiliki virus lain pada famili Paramyxoviridae. Aktifitas biologis dari
virus ND adalah adanya kemampuan untuk menghemaglutinasi sel darah
merah, mempunyai neuraminidase dan adanya kemampuan untuk
menyebabkan hemolisis pada sel darah merah.
Embrio ayam yang sudah mati segera dimasukkah ke dalam refrigerator
pada suhu 4oC dan diamkan selama satu malam atau minimal 4 jam untuk
membunuh embrio yang masih hidup untuk mengurangi kontaminasi cairan
oleh eritrosit, setelah itu TAB dipanen atau diambil cairan allantoisnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
a) Cara menginokulasi NDV pada telur ayam berembrio dapat melalui 3 cara,
yaitu inokulasi pada ruang chorioalantois, inokulasi pada membran
chorioalantois dan inokulasi pada yolksac
b) Ciri-ciri embrio ayam yang telah terinfeksi virus ND biasanya ditandai
dengan kematioan embrio, embrio menjadi kerdil, perdarahan dibawah kulit,
pertumbuhan abnormal otot dan bulu serta organ visceral seperti hati dan
limfa membengkak, warnanya pucat dan kehijauan, ada nekrotik, fokal di
hati dan dijantung dan endapan asam urat diginjal, selaput corio alantois
(CAM) menebal karena edema dan terdapat bintik putih (POCK) atau plak.
c) Uji hemaglutinasi (HA) digunakan khusus untuk virus-virus yang memiliki
protein hemaglutinasi pada amplopnya. Misalnya : Virus Newcastle Disease,
Virus avian Influenza, dan virus Parvo.
5.2 Saran
Saran dari praktikum ini adalah sebaiknya telur yang dipakai untuk
praktikum umurnya sama dan berasal dari induk yang sama yaitu dengan cara
memesan terlebih dahulu dua minggu sebelumnya kepeternakan atau warga
yang memelihara ayam. Sebaiknya juga adanya embrio telur ayam yang sehat
sebagai kontrol agar dapat dengan dibandingkan dan dilihat perbedaanya
dengan embrio yang terinfeksi virus.
DAFTAR PUSTAKA