1. Virus memiliki selubung yang tersusun dari subunit protein. Protein selubung dari
virus ini bisa dimanfaatkan untuk membuat vaksin protein agar terbentuk respon
kekebalan tubuh untuk melawan penyakit.
2. Bisa digunakan untuk terapi gen melalui rekayasa genetika.
3. Pengobatan secara biologis, yaitu dengan melemahkan atau membunuh bakteri
yang bersifat patogen.
4. Ilmuwan dari Inggris berhasil menginokulasi partikel virus dan mencampurnya
dengan senyawa Fe atau besi untuk membuat kapasitor.
5. Sebagai biopestisida, yaitu pestisida biologis di bidang pertanian yang tidak
mencemari lingkungan.
6. Produksi interferon, yaitu senyawa yang mampu mencegah replikasi virus di dalam
inang.
7. Pembuatan hormon insulin, dengan cara mencangkokkan virus ke dalam gen
penghasil insulin dalam tubuh bakteri agar dihasilkan insulin dalam jumlah besar.
Peran Virus
Didalam kehidupan, virus memiliki 2 peran, yaitu peran virus sebagai mikroorganisme
Virus yang menguntungkan: Virus berperan penting dalam bidang rekayasa genetika
karena dapat digunakan untuk cloning gen(reproduksi DNA yang secara genetis
identik). Sebagai contoh adalah virus yang membawa gen untuk mengendalikan
pertumbuhan serangga. Virus juga digunakan untuk terapi gen manusia sehingga
Virus yang merugikan :Virus yang dapat merugikan karena menyebabkan berbagai
Virus
Virus adalah struktur sederhana berukuran ultra mikroskopik yang terbuat dari potongan-
potongan bahan genetik (DNA atau RNA) yang dikelilingi oleh selimut protein. Kata virus berasal
dari bahasa Latin virion yang berarti ‘racun’. Cabang biologi yang mempelajari tentang virus
adalah virologi.
Hampir semua “virus” menimbulkan penyakit pada makhluk hidup lain. Virus digolongkan ke
dalam kingdom tersendiri karena sifatnya. Virus hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
Setiap orang, baik anak-anak maupun orang dewasa, dapat terserang virus. Beberapa penyakit
menular yang disebabkan oleh infeksi virus adalah influenza, batuk, pilek, tifus, gondong, cacar
air, herpes, AIDS, dan hepatitis.
A. Ciri-Ciri Virus
Virus mempunyai sifat-sifat yang membedakannya dari mikroorganisme yang lain, yaitu:
8. Dalam tubuh virus terkandung salah satu asam nukleat, DNA atau RNA saja;
9. Dalam proses reproduksinya, hanya diperlukan asam nukleat;
10. Berukuran sangat kecil sekitar 20 – 300 milimikron;
11. Virus tidak memiliki kemampuan untuk memperbanyak diri di luar sel-sel hidup, dapat
dikatakan virus bukanlah makhluk hidup yang mandiri, melainkan makhluk hidup yang
memanfaatkan sel-sel hidup untuk memperbanyak diri;
12. Multiplikasi terjadi pada sel-sel hospes;
13. Dapat dikristalkan (sebagai benda tak hidup) dan dapat dicairkan kembali.
B. Struktur Virus
1. Bentuk Virus
Virus dapat berbentuk oval, batang (memanjang), huruf T, dan dapat juga berbentuk bulat. Virus
memiliki struktur yang sangat sederhana. Virus hanya terdiri dari materi genetik berupa DNA
atau RNA yang dikelilingi oleh suatu protein pelindung yang disebut kapsid. Kapsid dibangun
oleh subunit-subunit yang identik satu sama lain yang disebut kapsomer. Bentuk kapsomer-
kapsomer ini sangat simetris dan suatu saat dapat mengkristal. Pada beberapa virus, seperti
virus herpes dan virus influenza, dapat pula dilengkapi oleh sampul atau envelope dari
lipoprotein (lipid dan protein). Pembungkus ini merupakan membran plasma yang berasal dari
sel inang virus. Suatu virus dengan materi genetik yang terbungkus oleh pembungkus protein
disebut partikel virus atau virion.
Virus bukan sel atau makhluk hidup karena tidak memiliki sitoplasma dan organel sel tidak
melakukan metabolisme serta berukuran sangat kecil sehingga tidak mungkin memiliki struktur
sel.
2. Bagian Tubuh Virus
Bentuk virus (bakteriofag) terdiri dari kepala, selubung, dan ekor. Kepala berbentuk heksagonal,
terdiri dari kapsomer yang mengelilingi DNA-nya. Satu unit protein yang menyusun kapsid
disebut kapsomer. Selubung ekor berfungsi sebagai penginfeksi. Serabut-serabut ekor terdapat
di dasar selubung ekor, berfungsi sebagai penerima rangsang.
Selain virus influenza, inti virus hanya terdiri dari satu rangkaian asam nukleat. Satu rangkaian
asam nukleat mengandung 3.500 sampai 600.000 nukleotida. Deoxyribonucleid Acid (DNA) dan
Ribonucleid Acid (RNA) adalah substansi genetik yang membawa kode pewarisan sifat virus.
Berdasarkan penyusun intinya, virus dibedakan menjadi virus DNA dan virus RNA. Contoh virus
DNA adalah virus cacar. Contoh virus RNA adalah virus influenza dan HIV.
3. Ukuran Virus
Virus berukuran sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
Ukuran virus sekitar 20–300 milimikron, jauh lebih kecil dari ukuran bakteri, yaitu 10 mikron.
Untuk membuktikan bahwa ukuran virus sangat kecil, Iwanovski dan M. Beijerinck melakukan
eksperimen dengan penyaringan. Ternyata virus tetap lolos dari saringan keramik, serangkan
bakteri tersaring karena ukurannya lebih besar daripada virus.
1. Virus Bakteri
Tidak ada satu bakteri pun yang tidak mengandung virus. Virus yang menginfeksi bakteri adalah
bakteriofag. Bakteriofag dapat berkembang cepat sehingga dalam waktu yang singkat dapat
menghancurkan sejumlah bakteri. Bakteriofag memiliki inti asam nukleat berbentuk DNA ganda
berpilin atau tunggal berpilin atau RNA rantai tunggal. Contoh bakteriofag adalah E. coli.
2. Virus Tumbuh-tumbuhan
Sebagian besar penyakit pada tumbuh-tumbuhan disebabkan oleh virus. Serangan virus ini
dapat mengakibatkan kerugian secara ekonomi yang sangat besar, misalnya, virus yang
menyerang tanaman kentang dan tembakau.
Virus ini dapat memasuki bagian dalam sel secara aktif atau dapat melalui cedera, misalnya,
cedera akibat gosokan pada daun. Di alam virus ditularkan secara kontak langsung atau melalui
vektor. Sejumlah besar virus dapat juga ditularkan melalui serangga. Virus sering
memperbanyak diri di dalam saluran pencernaan serangga (virus persisten). Virus dapat
menginfeksi tumbuhan lain setelah terjadi masa inkubasi di dalam serangga. Sementara itu,
virus yang tidak persisten dapat ditularkan melalui gigitan serangga secara langsung.
3. Virus Patogen pada Hewan
Bahan genetik virus hewan adalah DNA ganda berpilin atau RNA polinukleotida tunggal. Virus
dapat menimbulkan penyakit rabies (anjing gila), sampar pada ayam, ebola pada kera, dan
penyakit kuku pada ternak. Virus ini dapat ditularkan secara kontak langsung atau melalui
perantara serangga. Untuk penelitiannya, diperlukan hewan percobaan atau telur ayam yang
sudah dierami. Selain itu, virus juga dapat diperbanyak dengan kultur jaringan. Perbanyakan ini
dapat dilakukan di laboratorium.
Ada beberapa tahapan dalam replikasi virus, yaitu tahap adsorpsi (penempelan) virus pada
inang, tahap injeksi (masuknya) asam inti ke dalam sel inang, tahap sintesis (pembentukan),
tahap perakitan, dan tahap litik (pemecahan sel inang). Berdasarkan tahapan tersebut, siklus
hidup virus dapat dibedakan lagi menjadi siklus litik dan siklus lisogenik.
Pada tahap ini, ekor virus mulai menempel di dinding sel bakteri. Virus hanya menempel pada
dinding sel yang mengandung protein khusus yang dapat ditempeli protein virus. Menempelnya
virus pada dinding sel disebabkan oleh adanya reseptor pada ujung serabut ekor. Setelah
menempel, virus akan mengeluarkan enzim lisozim yang dapat menghancurkan atau membuat
lubang pada sel inang.
b. Tahap Injeksi
Proses injeksi DNA ke dalam sel inang ini terdiri atas penambatan lempeng ujung, kontraksi
sarung, dan penusukan pasak berongga ke dalam sel bakteri. Pada peristiwa ini, asam nukleat
masuk ke dalam sel, sedangkan selubung proteinnya tetap berada di luar sel bakteri. Jika sudah
kosong, selubung protein ini akan terlepas dan tidak berguna lagi.
Virus tidak dapat melakukan sintesis sendiri, tetapi virus akan melakukan sintesis dengan
menggunakan sel inangnya. Setelah asam nukleat disuntikan ke dalam sel inang, segera
menimbulkan perubahan-perubahan besar pada metabolisme sel yang terinfeksi (sel inang atau
bakteri). Enzim penghancur yang dihasilkan oleh virus akan menghancurkan DNA bakteri yang
menyebabkan sintesis DNA bakteri terhenti. Posisi ini digantikan oleh DNA virus yang kemudian
mengendalikan kehidupannya. Dengan fasilitas dari DNA bakteri yang sudah tidak berdaya, DNA
virus akan mereplikasi diri berulang kali dengan jalan mengopi diri dalam jumlah yang sangat
banyak. Sintesis DNA virus dan protein terbentuk atas kerugian sintesis bakteri yang telah
rusak. DNA virus ini kemudian akan mengendalikan sintesis DNA dan protein yang akan
dijadikan kapsid virus.
d. Tahap Perakitan
Pada tahap ini, kapsid virus yang masih terpisah-pisah antara kepala, ekor, dan serabut ekor
akan mengalami proses perakitan menjadi kapsid yang utuh. Kemudian, kepala yang sudah
selesai terbentuk diisi dengan DNA virus. Proses ini dapat menghasilkan virus sejumlah 100-
200 buah.
e. Tahap Litik
Dinding sel bakteri yang sudah dilunakkan olen enzim lisozim akan pecah dan diikuti oleh
pembebasan virus-virus baru yang siap untuk mencari sel-sel inang yang baru. Pemecahan sel-
sel bakteri secara eksplosif dapat diamati dengan mikroskop lapangan gelap. Jangka waktu yang
dilewati lima tahap ini dan jumlah virus yang dibebaskan sangat bervariasi, tergantung dari jenis
virus, bakteri, dan kondisi lingkungan.
2. Siklus Lisogenik
a. Tahap Adsorpsi dan Tahap Injeksi
Tahap adsorpsi dan tahap injeksi pada siklus lisogenik sama seperti tahap adsorpsi dan tahap
injeksi siklus litik.
b. Tahap Penggabungan
Tahap ini adalah tahap ketika DNA virus masuk ke dalam tubuh bakteri dan terjadinya
penggabungan antara DNA bakteri dan DNA virus. Proses ini terjadi ketika DNA yang berbentuk
kalung tak berujung pangkal terputus dan DNA virus menyisip di antara DNA bakteri yang
terputus tadi. Kemudian, terbentuklah rangkaian DNA yang utuh yang telah terinfeksi atau
tersisipi DNA virus.
c. Tahap Pembelahan
DNA virus telah tersambung dengan DNA bakteri. DNA virus tidak dapat bergerak atau disebut
sebagai profag. Karena bergabung dengan DNA bakteri, ketika DNA bakteri melakukan replikasi
selnya secara langsung, profag juga melakukan replikasi. Demikian juga ketika sel bakteri
mengalami pembelahan, secara langsung dua anak sel bakteri yang mengandung profag
tersebut juga ikut mengalami pembelahan. Dengan kata lain, jumlah profag sama dengan jumlah
sel bakteri inangnya.
d. Tahap Sintesis
Pada kondisi lingkungan tertentu, profag menjadi aktif. Profag dapat saja memisahkan diri
dengan DNA bakteri dan merusak DNA bakteri. Kemudian menggantikan peran DNA bakteri
dengan DNA virus untuk sistesis protein yang berfungsi sebagai kapsid bagi virus-virus baru dan
replikasi DNA.
e. Tahap Perakitan
Pada tahap ini, terjadi perakitan kapsid-kapsid virus yang utuh sebagai selubung virus. Setelah
kapsid virus utuh, diisi dengan DNA hasil replikasi, terjadilah virus-virus baru.
f. Tahap Litik
Tahap ini sama dengan tahap litik pada siklus litik saat dinding bakteri akan pecah dan virus baru
berhamburan keluar. Virus baru ini selanjutnya akan menyerang bakteri yang lain. Begitu
seterusnya, virus akan mengalami siklus litik atau lisogenik.
Virus yang menyerang manusia biasanya menyebabkan penyakit. Contohnya, HIV (Human
Immunodeficiency Virus) yang menyebabkan AIDS; virus H5N1 penyebab flu burung; virus ebola
yang menyebabkan penyakit ebola; virus hepatitis yang menyebabkan penyakit hati atau
hepatitis; dan virus influenza.
2. Virus yang Menyerang Hewan
Contoh penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus adalah rabies yang disebabkan
rhabdovirus (Gambar 2.8). Virus rabies pada hewan ditunjukkan dengan gejala hewan menjadi
agresif, gelisah, dan hilang kontrol. Hewan yang biasa diserang oleh virus ini adalah kucing,
anjing, dan monyet. Hewan yang terjangkit, jika menggigit manusia dapat menularkan penyakit
rabies pada manusia. Contoh lainnya adalah penyakit tetelo pada ayam yang disebut juga New
Castle Disease (NCD). Gejalanya adalah mencret pada ayam.
Contoh virus yang menyerang tumbuhan adalah virus tungro. Virus ini menyerang tanaman padi.
Padi ini diserang oleh virus yang menyebabkan padi menjadi kerdil. Contoh lainnya adalah virus
mosaik atau Tobacco mosaic virus (TMV) yang menyebabkan penyakit mosaik pada daun
tembakau.