Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manajemen pemeliharaan yang baik, khususnya program kesehatan ternak


menjadi hal yang paling mendasar untuk meningkatkan produksi. Pemeriksaan
kesehatan ternak itu sendiri meliputi pemeriksaan fisik dan pemeriksaan sistema.
Kesehatan hewan adalah suatu status kondisi tubuh hewan dengan seluruh sel
yang menyusun dan cairan tubuh yang kandungannya secara fisiologis fungsi
normal. Kerusakan sel mungkin terjadi secara normal sebagai akibat proses
pertumbuhan yang dinamis demi kelangsungan hidup, sehingga terjadi pergantian
sel tubuh yang rusak atau mati bagi hewan yang sehat. Kerusakan mungkin saja
tidak mengalami pergantian bagi hewan yang mengalami gangguan karena
serangan penyakit atau gangguan lain yang rusak fungsi sel dan jaringan.
Pencegahan penyakit adalah suatu tindakan untuk melindungi individu
terhadap serangan penyakit atau menurunkan keganasannya. Vaksin merupakan
salah satu diantara berbagai cara yang efektif untuk melindungi individu terhadap
serangan macam berbagai jenis penyakit tertentu. Tindakan vaksinasi adalah salah
satu usaha agar hewan yang divaksinasi memiliki daya kebal sehingga terlindung
dari serangan penyakit. Protozoa merupakan anggota dari hewan yang sederhana.
Tubuh nya walaupun komplek, tersusun dari sel tunggal dan hampir semuanya
mempunyai ukuran mikroskopis. Protozoa tersusun dari organela-organela tetapi
bukan organ, karena mereka merupakan diferensiasi dari satu sel.
Biosekuriti, merupakan langkah awal pencegahan agar ayam tidak mudah
terjangkiti penyakit salah satunya adalah dengan pengadaan vaksinasi. Vaksinasi
harus dilakukan tepat waktu. Vaksinasi dapat meningkatkan kekebalan tubuh
ayam. Tubuh akan membentuk antigen terhadap jenis bakteri atau virus yang
dimasukkan ke dalam tubuhnya. Ternak tersebut akan menjadi kebal pada virus
dan bakteri yang sama.
Vaksinasi sangat penting dalam dunia peternakan khususnya ayam, hal ini
dilakukan agar penularan dan penyebaran penyakit dapat ditanggulangi sehingga
tidak banyak ayam yang mati. Hewan besar seperti sapi, kambing, dan domba
diberikan injeksi intramuscular multivitamin B-complex dan antiparasit. Metode
injeksi tersebut pada daerah subcutan atau intramuscular.
Progaram vaksinasi ND yaitu hendaklah disesuaikan dengan situasi penyakit
yang ada dilapangan, penyediaan atau tersedianya vaksin. Vaksin yang sering digunakan
oleh peternakan adalah vaksin ND Strain La-sota. Vaksin ini bisa digunakan pada
vaksinasi awal yaitu pada anak ayam dan bisa untuk vaksinasi ulangan. Program
vaksinasi adalah salah satu cara yang paling sering digunakan untuk mencegah timbulnya
penyakit di suatu kawasan peternakan ayam. Semua program vaksinasi dibuat
berdasarkan sejarah penyakit di peternakan tersebut atau wilayah sekitarnya. Vaksinasi
yang digunakan adalah vaksinasi ND yang terdiri dari dua strain antara lain ND strain la
sota untuk ayam yang berumur 21 hari sedangkan ND B1 untuk ayam umur 1-4 hari.
Pada praktikum ini vaksinasi yang digunakan adalah ND la sota, karena ayam yang
digunakan mempunyai berat lebih dari 1 kg. Vaksinasi biasanya bermanfaat bagi ternak,
supaya ternak dapat mengetahui bahwa virus yang masuk adalah virus ND sehingga pada
saat ayam diserang oleh ND kekebalan tubuh dari ternak tersebut akan mampu
mendeteksi dan mengetahui bahwa yang menyerang adalah virus ND.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara vaksinasi
ND dengan baik dan benar serta mencegah ternak dari serangan penyakit.

1.3. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah supaya peserta
praktikum bagaimana memvaksin yang baik dan baik sehingga dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu ternak juga memperoleh kekebalan agar
terhindar dari penyakit.
BAB II

MATERI DAN METODA

2.1. Tempat dan Waktu

Praktikum Kesehatan Ternak ini dilaksanakan di Laboratorium


Kesehatan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jambi pada setiap hari Selasa
Tanggal 18 Oktober 2016 pada pukul 10.30 WIB s/d selesai.

2.2. Materi

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Vaksinasi ND adalah alat
suntikan yang steril (spuilt) , aquades, vaksin ND strain La Sota, vial vaksin dan
ayam yang akan divaksin.

2.3. Metoda

Metoda yang dilakukan pada praktikum Vaksinasi ND siapkan alat suntik


yang steril, lalu larutkan vaksin dengan menggunakan larutan aquadestilata
dengan dosis 0,5 – 1,0 cc/ ekor, gunakan vaksin ND Strain La sota 50 dosis. Dan
untuk 1 ekor ayam digunakan 1 cc / ekor maka 1 vial vaksin 50 dosis dilarutkan
dalam 50 cc aquadestilata. Suntikkan 1 cc / ekor pada bagian subcutan paha ayam.
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu faktor penghambat yang sering dihadapi dalam pemeliharaan


ternak, adalah penyakit. Bahkan tidak jarang peternak mengalami kerugian dan
tidak lagi berternak akibat adanya kematian pada ternaknya. Upaya pengendalian
penyakit pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan melalui cara
pemeliharaan yang baik sehingga peternak memperoleh pendapatan secara
maksimal. Upaya pengendalian penyakit dapat dilakukan melalui usaha
pencegahan penyakit atau pengobatan pada ternak yang sakit. Usaha pencegahan
dinilai lebih penting dibandingkan pengobatanya ( Jahja dan Retno, 2010 ).

Agraris (2005) menyatakan bahwa Vaksin yang virulensinya rendah


seperti vaksin ND Strain HB pada umur 0-4 hari dan Strain ND Lasota ayam
umur 21 hari. Vaksin letogenik dipergunakan sebagai vaksin dasar dimana ayam –
ayam tersebut belum pernah divaksin.

Sukardi (2001) menyatakan bahwa penyebab dari penyakit Newcastle


Disease adalah virus Paramyxovirus.

Aisyah (2000) menyatakan bahwa penyakit Newcastle Disease merupakan


penyakit pernafasan yang akut dan mudah sekali menular. Pencegahan yang
dilakukan untuk penyakit ini adalah vaksinasi dan sanitasi.

Vaksinasi adalah suatu tindakan dimana hewan dengan sengaja dimasuki


agen penyakit (disebut antigen) yang telah dilemahkan. Pemberian vaksin
bertujuan untuk merangsang pembentukan daya tahan atau daya kebal tubuh
terhadap suatu penyakit tertentu dan aman untuk tidak menimbulkan penyakit.
Agen tersebut biasanya substansi biologis yang terdiri dari sejumlah jasad renik
dari jenis penyakit yang diupayakan untuk dicegah agar tidak menyerang
(Amanda,2004).

Cara pemberian vaksin yaitu melalui tetes, suntik/injeksi, melalui air


minum, wing-web dan semprot. Melalui tetes yaitu dengan tetes mata, hidung,
atau mulut. Melalui injeksi yaitu subcutan/dibawah kulit dan intra muscular/dalam
daging atau otot. Melalui air minum adalah dengan mencampur vaksin dengan air
minum, agar efektif ternak dipuasakan dahulu selama 2 jam sehingga air
mengandung vaksin dapat segera dikonsumsi. Injeksi subcutan dilakukan dengan
memberikan vaksin di daerah leher dengan jarum tidak masuk ke daging
melainkan berada diantara daging dan kulit, cara terakhir adalah semprot, cara ini
harus dilakukan ketika tidak ada angin sedang berhembus ke kandang, sehingga
virus dalam vaksin akan terbang keluar, tidak dihirup oleh ayam (Akoso, 2002).
Vaksin untuk melawan ND biasanya dibuat dari virus jenis ringan
(lentogenic) dan sedang (mesogenic). Vaksin ini akan memberikan proteksi
terhadap semua bentuk ND. Cara melakukan vaksinasi dengan tetes mata (intra
ocular) yaitu melaksanakan vaksinasi dengan cara meneteskan vaksin ke mata
ayam. Vaksinasi ND melalui suntik daging dilaksanakan dengan cara
menyuntikkan vaksin ke dalam daging, biasanya bagian dada atau paha. Vaksin
yang disuntikkan bisa berupa vaksin live atau vaksin killed (Fadilah et al., 2007).
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Vaksinasi

Vaksinasi dilakukan karena ayam bersifat peka terhadap penyakit sehingga


dilakukan pencegahan dengan cara vaksinasi. Selain itu penyakit juga hal yang
merugikan sehingga perlu dilakukan pencegahan. Hal ini sesuai dengan Jahja dan
Retno(2010) yang menyatakan bahwa salah satu faktor penghambat yang sering
dihadapi dalam pemeliharaan ternak, adalah penyakit. Bahkan tidak jarang
peternak mengalami kerugian dan tidak lagi berternak akibat adanya kematian
pada ternaknya. Upaya pengendalian penyakit pada hakekatnya bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan melalui cara pemeliharaan yang baik sehingga peternak
memperoleh pendapatan secara maksimal. Upaya pengendalian penyakit dapat
dilakukan melalui usaha pencegahan penyakit atau pengobatan pada ternak yang
sakit. Usaha pencegahan dinilai lebih penting dibandingkan pengobatanya. Hal ini
didukung oleh pendapat Amanda (2004) yang menyatakan bahwa vaksinasi
adalah suatu tindakan dimana hewan dengan sengaja dimasuki agen penyakit
(disebut antigen) yang telah dilemahkan. Pemberian vaksin bertujuan untuk
merangsang pembentukan daya tahan atau daya kebal tubuh terhadap suatu
penyakit tertentu dan aman untuk tidak menimbulkan penyakit. Agen tersebut
biasanya substansi biologis yang terdiri dari sejumlah jasad renik dari jenis
penyakit yang diupayakan untuk dicegah agar tidak menyerang.

Dari praktikum yang sudah kami laukukan adalah pemberian vaksin ND.
Penyakit ND adalah penyakit yang berasal dari virus yang mmudah menular.
Penanganan penyakit yang berasal dari virus adalah dengan cara sanitasi dan
vaksinasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Sukardi (2001) menyatakan bahwa
penyebab dari penyakit Newcastle Disease adalah virus Paramyxovirus.didukung
oleh pendapat Aisyah (2000) menyatakan bahwa penyakit Newcastle Disease
merupakan penyakit pernafasan yang akut dan mudah sekali menuar. Pencegahan
yang dilakukan untuk penyakit ini adalah vaksinasi dan sanitasi. Vaksin diberikan
untuk ayam yang beratnya 750 gr dengan jenis vaksin ND strain Lasota. Hal ini
sesuai dengan pendapat Agraris (2005) menyatakan bahwa Vaksin yang
virulensinya rendah seperti vaksin ND Strain HB pada umur 0-4 hari dan Strain
ND Lasota ayam umur 21 hari. Vaksin letogenik dipergunakan sebagai vaksin
dasar dimana ayam – ayam tersebut belum pernah divaksin.
Dari beberapa cara pemvaksinasian, proses vaksinasi yang dilakukan
dalam praktikum kesehatan ternak ini adalah dengan cara menyuntikan vaksin
kebagian subcutan di bagian paha ayam. Hal ini sesuai dengan pendapat Akoso
(2002) yang menyatakan bahwa cara pemberian vaksin yaitu melalui tetes,
suntik/injeksi, melalui air minum, wing-web dan semprot. Melalui tetes yaitu
dengan tetes mata, hidung, atau mulut. Melalui injeksi yaitu subcutan/dibawah
kulit dan intra muscular/dalam daging atau otot. Melalui air minum adalah dengan
mencampur vaksin dengan air minum, agar efektif ternak dipuasakan dahulu
selama 2 jam sehingga air mengandung vaksin dapat segera dikonsumsi. Injeksi
subcutan dilakukan dengan memberikan vaksin di daerah leher dengan jarum
tidak masuk ke daging melainkan berada diantara daging dan kulit, cara terakhir
adalah semprot, cara ini harus dilakukan ketika tidak ada angin sedang berhembus
ke kandang, sehingga virus dalam vaksin akan terbang keluar, tidak dihirup oleh
ayam. Dan didukung juga oleh pernyataan (Fadilah et al., 2007) yang menyatakan
bahwa Vaksin untuk melawan ND biasanya dibuat dari virus jenis ringan
(lentogenic) dan sedang (mesogenic). Vaksin ini akan memberikan proteksi
terhadap semua bentuk ND. Cara melakukan vaksinasi dengan tetes mata (intra
ocular) yaitu melaksanakan vaksinasi dengan cara meneteskan vaksin ke mata
ayam. Vaksinasi ND melalui suntik daging dilaksanakan dengan cara
menyuntikkan vaksin ke dalam daging, biasanya bagian dada atau paha. Vaksin
yang disuntikkan bisa berupa vaksin live atau vaksin killed.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Vaksinasi adalah suatu tindakan dimana hewan dengan sengaja dimasuki


agen penyakit (disebut antigen) yang telah dilemahkan dengan tujuan untuk
merangasang pembentukan daya tahan atau daya kebal tubuh terhadap suatu
penyakit tertentu dan aman untuk tidak menimbulkan penyakit.ada beberapa cara
untuk melakukan vaksinasi salah satunya dengan injeksi, tetes, dan cekok, semua
cara tersebut baik untuk dilakukan tinggal bagaimana kita melaksanakan.

5.2 Saran
Saran untuk praktikum Kesehatan Ternak selanjunya adalah agar
dilaksanakan dengan kondusif dan sistematis sehingga hasil yang diperoleh sesuai
harapan.

Anda mungkin juga menyukai