Anda di halaman 1dari 20

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Imunisasi

a. Pengertian imunisasi

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan

seseorang secara aktif terhadap suatu antigen sehingga bila kelak ia

terpapar pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Vaksin adalah

suatu produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen kuman

(bakteri, virus, dan riketsia) atau racun kuman yang telah di lemahkan

atau di matikan dan akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif

terhadap penyakit tertentu (Depkes RI, 2009).

b. Imunisasi Dasar Lengkap

Imunisasi dasar adalah imunisasi yang di wajibkan oleh

pemerintah yaitu meliputi Hepatitis B, BCG (Bacille Calmetee Guerin),

Campak, polio dan Vaksin Pentavalen (DPT-HB-HiB). Imunisasi dasar

lengkap adalah program imunisasi yang dicanangkan pemerintah untuk

meningkatkan derajat kesehatan bayi di Indonesia. Imunisasi ini diberikan

mulai dari bayi baru lahir (hepatitis B) sampai berumur 9 bulan (campak).

Program imunisasi yang diwajibkan pemerintah untuk memberikan

imunisasi dasar lengkap yaitu Hepatitis B 1 kali pemberian, BCG 1 kali

pemberian,DPT/HB/HiB (pentavalen) 3 kali pemberian dengan


interval 4 minggu, polio 4 kali pemberian dengan interval 4 minggu dan

campak 1 kali pemberian. Selain imunisasi yang di wajibkan, ada

imunisasi yang di anjurkan pemerintah yaitu HiB (Hemophilus Influenza

Type B), MMR (Measles,mumps, rubella), Tifoid, Hepatitis A, Varicella,

jadi sifatnya tidak wajib (Hayati & Novita, 2014).

c. Jenis – Jenis Vaksin

Vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang

pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan

dan mulut (Proverawati &Andini, 2010).

Jenis-jenis vaksin, yaitu sebagai berikut :

1) Vaksin Hepatitis B

Hepatitis adalah penyakit peradangan atau infeksi liver pada

manusia.Penyakit ini disebabkan oleh virus.Penyakit Hepatitis dapat

dicegah dengan imunisasi (Proverawati &Andini, 2010). Ada 2

macam hepatitis yaituVaksin Hepatitis A, Vaksin Hepatitis B.

2) Vaksin BCG

Vaksin BCG singkatan dari Bacille Calmette Guerin.Vaksin

BCG digunakan untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TBC).TBC

merupakan penyakit infeksi yang disebabkan bakteri mycobacterium

tuberculosis.Kuman TBC
ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1882 (Proverawati

&Andini, 2010).

3) Vaksin Polio

Vaksin polio adalah penyakit infeksi yang menyebabkan

kelumpuhan kaki.Kelumpuhan yang di akibatkan oleh virus polio

dapat melumpuhkan anggota tubuh lainnya.Tetapi kelumpuhan

banyak terjadi pada kaki sebelah (Proverawati &Andini, 2010). Ada 2

macam vaksin polio, yaitu :

IPV (Injection Polio Vaksin), vaksin ini diberikan melalui

suntikan. OPV (Oral Polio vaksin), vaksin ini diberikan melalui

tetesan, keunggulan vaksin ini karena lebih praktis dan dapat langsung

menangkal serangan virus yang masuk ke dalam tubuh.

Gejala yang umum dan mudah dikenal adalah anak mendadak

menjadi lumpuh pada salah satu anggota geraknya, setelah ia

menderita demam selama 2-5 hari. Bila kelumpuhan itu terjadi pada

otot pernapasan, mungkin anak akan meninggal karena sukar

bernafas. Penyakit ini dapat langsung menular dari seorang penderita

polio atau dengan melalui makanan.Daya proteksi vaksin polio sangat

baik yaitu sebesar 95-100% (Proverawati &Andini, 2010).


4) Vaksin Campak

Vaksin campak merupakan salah satu penyakit

berjangkit.Campak adalah infeksi virus yang menular.Gejala-

gejalanya penyakit ini adalah demam, batuk, peradangan selaput ikat

mata, dan ruam kulit.Vaksin campak diberikan dalam bentuk

kombinasi dengan gondongan dan campak jerman.Vaksin disuntikan

pada otot paha atau lengan atas.Jika hanya mengandung campak,

vaksin diberikan pada umur 9 tahun ketika duduk di sekolah dasar

(Proverawati &Andini, 2010).

5) Vaksin Pentavalen (DPT-HB-HiB)

Vaksin Pentavalen (DPT-HB-HiB) adalah vaksin DPT- HB

ditambah HiB.Penyakit yang dapat dicegah petavalen adalah Difteri,

Tetanus, Hepatitis B, Radang selaput otak (meningitis), Batuk rejan /

batuk 100 hari, radang paru-paru. Cara pemberian yaitu Disuntikkan

secara intramuskuler di anterolateral paha atas pada bayi dan lengan

kanan pada anak usia 1,5 tahun, Tidak dianjurkan pada bagian bokong

anak karena dapat menyebabkan luka saraf siatik.Pemberian

intrakutan dapat meningkatkan reaksi lokal, Satu dosis adalah 0,5 ml.

waktu pemberian Pentavalen tidak boleh digunakan pada bayi yang

baru lahir. Pemberian pentavalen merupakan bagian dari imunisasi

dasar pada bayi. Diberikan pada bayi


usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulandan anak usia 1,5 tahun. Vaksin ini aman

dan efektif diberikan bersamaan dengan vaksin BCG, campak, polio

(OPV atau IPV) dan suplemen vitamin A. Jika vaksin ini diberikan

bersamaan dengan vaksin lain, harus disuntikkan pada lokasi yang

berlainan. Efek samping jenis dan angka kejadian reaksi simpang

yang berat tidak berbeda secara bermakna dengan vaksin DPT,

hepatitis B dan Hib yang diberikan secara terpisah.Kontra indikasi

dosis berikutnya Hipersensitif terhadap komponen vaksin atau reaksi

berat terhadap dosis vaksin kombinasi sebelumnya atau bentuk-

bentuk reaksi sejenis lainnya.Kontraindikasi dosis pertama DPT

Kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau kelainan

saraf serius lainnya (Hayati & Novita, 2014).

d. Tujuan Imunisasi

Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit

tertentu seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok

masyarakat atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari

dunia.Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pada

bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang

disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit (Proverawati &Andini,

2010).

Imunisasi memang tidak memberikan kekebalan 100 %, tetapi

pada umumnya dapat mencegah 96 %, sehingga apabila


terkena tidak akan separah jika tidak diimunisasi. Masalah sakit tidaknya

anak dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu daya tahan tubuh anak,

lingkungan dan kuman.Kalau anak kuat, status gizi baik, lalu terinfeksi

kuman yang jumlahnya sedikit dan tidak begitu ganas, kemungkinan dia

tidak akan jatuh sakit (Proverawati& Andini, 2010).

e. Kontra Indikasi Pemberian Imunisasi

Sakit berat dan mendadak, demam tinggi, Menderita gangguan

system imun berat, Memiliki alergi telur, hindari imunisasi influenza.

f. Efek samping Terjadinya Reaksi Pada Tubuh Bayi Setelah Imunisasi

Kejadian Pasca Ikutan Imunisasi adalah kejadian sakit yang

mungkin timbul setelah imunisasi, kejadian ini umumnya terjadi dalam

masa satu bulan setelah imunisasi.Pada keadaan tertentu lama pengamatan

Kejadian Pasca Ikutan Imunisasi dapat mencapai masa 42 hari (arthritis

kronik pasca vaksinasi rubella) atau bahkan 42 hari (infeksi virus campak

vaccine-strain.pada pasien imunodefisiensi pasca vaksinasi campak dan

infeksi virus polio (Proverawati &Andini, 2010).


2. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan saat ini terjadi

setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu.Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui pancaindra manusia

yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan

sendiri.Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan

tersebut sangat di pengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap

obyek.Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan

telinga.Menurutteori WHO (World HealthOrganization) salahsatubentuk

objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari

pengalaman sendiri (Notoatmodjo, 2010).

b. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitifmerupakan domain yang sangatpenting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior) daripengalaman

dan penelitian ternyataperilaku yang di dasari olehpengetahuan akan lebih

langgengdaripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan.Pengetahuan yang cukup di dalam domain kognitif

mempunyai 6tingkat yaitu :


1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall), Sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima oleh sebab itu,

tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan

(Notoatmodjo, 2010).

2) Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar.Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contohnya menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari (Notoatmodjo, 2010).

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.Aplikasi

disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-

hukum, rumus, metode, prinsip dan


sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain (Notoatmodjo, 2010).

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam satu

struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama

lain.Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,

seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,

memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).

5) Sintetis (Syntetis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau

menghubung bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi- formulasi yang ada,

Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas,

dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau

rumusan-rumusan yang telah ada (Notoatmodjo, 2010).

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek.Penilaian-penilaian itu didasarkan

pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau


menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2010).

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan adalah sebagai berikut :

a. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

1) Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini telah di pakai orang sebelum kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban.Cara coba salah ini dilakukan

dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah

dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka

dicoba.Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat

dipecahkan (Notoatmodjo, 2010).

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau

kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintahan, otoritas pemimpin,

agama maupun ahli pengetahuan (Notoatmodjo, 2010).

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Hal ini dilakukan dengan mengulang kembali pengalaman yang

diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi pada masa

yang lalu (Notoatmodjo, 2010).

4) Cara modern atau ilmiah


Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular

disebut metodologi penelitian (Research Methodology). Menurut

Almack (1939) bahwa metode ilmiah adalah salah satu cara

menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan

dan penjelasan kebenaran (Notoatmodjo, 2010).

Proses perilaku “TAHU” perilaku “tahu” adalah semua kegiatan

atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati langsung maupun

tidak dapat diamati oleh pihak luar Sedangkan sebelum

mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi

proses yang berurutan, yakni :

1) Kesadaran (Awareness), yakni orang tersebut menyadari

dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

2) Merasa tertarik (Interest), yakni orang mulai tertarik kepada

stimulus.

3) EvaluationMenimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah

lebih baik lagi.

4) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5) Adaption,subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.


d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan antara lain :

a. Faktor Internal

1) Pendidikan

Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya

hal-hal yang menunjang sehingga dapat meningkatkan kualitas

hidup.

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupan. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai

pengatuh terhadap kehidupan keluarga.

3) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat lahir sampai

berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

2) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.


e. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui

atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan- tingkatan di atas

(Notoatmodjo, 2010).

Pertanyaan (test) yang dapat dipergunakan untuk pengukuran

pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis:

1) Pertanyaan Subjektif; bentuk pertanyaannya berupa essay.

2) Pertanyaan Objektif; jenis pertanyaan berupa pilihan ganda, betul/salah

dan pertanyaan menjodohkan(Arikunto S, 2010).

Pertanyaan berupa essay disebut pertanyaan subjektif karena

penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subjektif dari penilaian,

sehingga nilainya akan berbeda dari seorang penilai dibandingkan dengan

yang lain dan dari satu waktu ke waktu lainnya. Pertanyaan pilihan ganda,

betul/salah, menjodohkan, disebutkan pertanyaan objektif karena

pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dinilai secara pasti oleh penilainya

tanpa melibatkan faktor subjektifitas dari penilai (Arikunto S, 2010).

f. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan di interprestasikan

dengan skala yang bersifat kualitatif,yaitu :


a. Baik : Hasil presentase 76 - 100%

b. Cukup : Hasil presentase 56 - 75%

c. Kurang : Hasil presentase < 56 % (Wawan dan Dewi, 2010).

3. Kelengkapan Imunisasi Dasar Bayi

a. Jadwal Pemberian Imunisasi

Jadwal pemberian imunisasi berbeda untuk setiap jenis imunisasi

tergantung pada usia bayi yang akan diimunisasi, untuk lebih jelasnya

lihat tabel 2.1

Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi

Um Jenis Imunisasi
ur
0 – 7 hari Hepatitis B 0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan Polio 2, DPT-HB-HiB 1
3 bulan Polio 3, DPT-HB-HiB 2
4 bulan Polio 4, DPT-HB-HiB 3
9 bulan Campak

Sumber : Jadwal Imunisasi ( Kemenkes RI, 2014)

b. Cara Pemberian Imunisasi dan dosis

1) Hepatitis B

Imunisasi diberikan 3 kali pada umur 0-11 bulan melalui injeksi

intramuscular.Kandungan vaksinnya adalaha HbsAg dalam bentuk

cair. Terdapat vaksin B-PID (Prefill Injection Device) yang diberikan

pada usia 0-7 hari. Vaksin B-PID disutikan dengan 1 buah HB

PID.Vaksi ini menggunakan PID (Prefill Injection Device),

merupakan jenis alat suntik yang hanya bias


digunakan sekali pakai dan telah berisi vaksin dosis tunggal dari

pabrik. Vaksin tidak hanya diberikan pada bayi. Vaksin juga

diberikan pada anak usia 12 tahun yang dimasa kecilnya belum diberi

vaksin Hepatitis B, selain itu orang-orang yang berada dalam rentan

resiko Hepatitis B sebaiknya diberi vaksin ini(Proverawati &Andini,

2010).

2) BCG

Cara pemberiannya melalui suntikan.Sebelum disuntikan vaksin BCG

harus dilarutkan terlebih dahulu. Dosis 0,05 cc untuk bayi dan 0,1 cc

utunk anak. Imunisasi BCG dilakukan pada bayi usia 0-2 bulan, akan

tetapi biasanya diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan. Dapat

diberikan pada anak dan dewasa jika sudah melalui tes tuberculin

dengan hasil negative.Imunisasi BCG disuntikan secara intrakutan di

daerah lengan kanan atas.Disuntikan kedalam lapisan kulit dengan

pelan-pelan(Proverawati &Andini, 2010).

3) Campak

Pemberian vaksin campak hanya diberikan satu kali, dapat dilakukan

pada umur 9-11 bulan, dengan dosis 0,5 cc. sebelum disuntikan vaksin

campak terlebih dahulu dilarutkan dengan pelarut steril yang telah

tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut. Kemudian disuntikan pada

lengan kiri atas secara subkutan(Proverawati &Andini, 2010).


4) Polio

Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali denga interval tidak kurang dari

4 minggu.Imunisasi polio ulang diberikan 1 tahun setelah imunisasi

polio IV, kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat

meninggalkan SD (12 tahun).Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes

(0,1 mL) langsung ke mulut anak atau dengan menggunakan sendok

yang berisi air gula. Setiap membuka vial baru harus menggunakan

penetes (dropper) yang baru(Proverawati &Andini, 2010).

5) Vaksin Pentavalen (DPT-HB-HiB)

Disuntikkan secara intramuskuler di anterolateral paha atas

pada bayi dan lengan kanan pada anak usia 1,5 tahun. Tidak

dianjurkan pada Bagian bokong anak karena dapat menyebabkan luka

saraf siatik.Pemberian intrakutan dapat meningkatkan reaksi

local.Satu dosis adalah 0,5 ml (Hayati & Novita, 2014).

4. Hubungan Pengetahuan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dan sebagainya) dengan sendirinya pada waktu pengindraan.

sehingga mengasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.


Sebagaian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran

(telinga) dan indra penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2010).

Hubungan pengetahuan dengan praktik akan berpengaruh kepada

perilaku (tindakan) sebagai hasil jangka menengah (intermediate impact) dari

pendidikan kesehatan. Selanjutnya perilaku (tindakan) pendidikan akan

berpengaruh pada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai hasil

keluaran (outcome) pendidikan kesehatan (Notoatmodjo, 2012).

Peningkatan pengetahuan tidak selalu menyebabkan perubahan

perilaku, namun hubungan positif antara kedua variabel ini telah

diperlihatkan Pengetahuantertentu tentang kesehatan penting sebelum suatu

tindakan pribadi terjadi, tindakan kesehatan yang diharapkan mungkin tidak

akan terjadi kecuali apabila seseorang mendapat isyarat yang kuat untuk

memotivasinya dan bertindak atas dasar pengetahuan.

Bayi mendapatkan imunisasi atau tidak pada dasarnya tergantung dari

pengetahuan ibu. Hal ini menunjukan bahwa pentingnya pengetahuan ibu

tentang imunisasi mempunyai hubungan dengan tindakan ibu dalam

pemberian imunisasi kepada bayinya, Ibu yang memiliki pengetahuan baik

maka akan memahami manfaat dan pentingnya imunisasi sehingga akan

mengusahakan kelengkapan imunisasi bagi bayinya.


B. Landasan Teori

Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok,

yakni faktor perilaku (Behaviour Causes) dan faktor di luar perilaku (Non-

Behavior Causes).Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan oleh faktor-faktor

predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan,

nilai-nilai, dan sebagainya (Notoatmojo, 2010).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah seseorang melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Melalui proses melihat, mengalami dan

diajar sangat menentukan terjadinya tindakan untuk seseorang individu(Notoatmodjo,

2010). Pengetahuan ibu tentang imunisasi akan mempengaruhi perilaku ibu dalam

memberikan imunisasi dasar pada bayinya yang akan menentukan kelengkapan status

imunisasi bayi.

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang

secara aktif terhadap suatu antigen sehingga bila kelak ia terpapar pada antigen

yang serupa tidak terjadi penyakit. Vaksin adalah suatu produk biologis yang

terbuat dari kuman, komponen kuman (bakteri, virus, dan riketsia) atau racun

kuman yang telah di lemahkan atau di matikan dan akan menimbulkan

kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu (Hayati & Novita,

2014).

Imunisasi dasar adalah imunisasi yang di wajibkan oleh pemerintah yaitu

meliputi Hepatitis B, BCG (Bacille Calmetee Guerin), Campak, polio dan

Vaksin Pentavalen (DPT-HB-HiB). Imunisasi dasar


lengkap adalah program imunisasi yang dicanangkan pemerintah untuk

meningkatkan derajat kesehatan bayi di Indonesia. Imunisasi ini diberikan mulai

dari bayi baru lahir (hepatitis B) sampai berumur 9 bulan (campak). Program

imunisasi yang diwajibkan pemerintah untuk memberikan imunisasi dasar

lengkap yaitu Hepatitis B 1 kali pemberian, BCG 1 kali pemberian,DPT/HB/HiB

(pentavalen) 3 kali pemberian dengan interval 4 minggu, polio 4 kali pemberian

dengan interval 4 minggu dan campak 1 kali pemberian. Selain imunisasi yang

di wajibkan, ada imunisasi yang di anjurkan pemerintah yaitu HiB (Hemophilus

Influenza Type B), MMR (Measles,mumps, rubella), Tifoid, Hepatitis A,

Varicella, jadi sifatnya tidak wajib (Hayati & Novita, 2014).


C. Kerangka Teori

Faktor Internal

a. Umur
b. Pendidikan
c. Pekerjaan
d. Jumlah
kehamilan Kelengkapan
Pengetahuan tentang imunisasi dasar
Imunisasi dasar bayi
Faktor Eksternal
a. Lingkungan
b. Sosial Budaya
c. Sumber Informasi

Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian

(Modifikasi Notoatmodjo 2010, Wawan dan Dewi 2011)

D. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini di gambarkan sebagai

berikut:

Pengetahuan Ibu tentang Kelengkapan Imunisasi Dasar


Bayi
Imunisasi Dasar

Bagan 2.1 Kerangka Konsep Penelitan

Ketetangan :

Variable bebas (Independen):pengetahuan ibu tentang Imunisasi dasar

Variable terikat (Dependen): kelengkapan imunisasi dasar bayi.

Anda mungkin juga menyukai