OLEH :
LINDA SEPTI ANGGRAENI
NIM.2017.02.022
Proposal Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Keperawatan
Pada Program Studi S1 Keperawatan STIKES Banyuwangi
Oleh :
LINDA SEPTI ANGGRAENI
NIM :2017.02.022
Mengetahui
Ketua Program Studi S1 keperawatan
No Jenis 1 2 3 4 5 6 9 15
Imunisas
i
1 Hepatitis 1 II III
B
2 BCG X
3 DPT I I III
4 Polio 1 II II IV
5 Campak X
D. Macam Kekebalan
Yang dimaksud factor-faktor khusus adalah pertahanan tubuh pada manusia yang
secara alamiah dapat melindungi badan dari suatu penyakit, misalnya, kulit air
mata, cairan-cairan khusus yang keluar dari perut (usus), adanya reflek-reflek
tertentu misalnya batuk dan bersin dan sebagainya.
a) Genetik
Kekebalan yang berasal dari sumber genetic ini biasanya berhubungan dengan ras
(warna kulit dan kelompok-kelompok etnis).
Kekebalan ini diperoleh dari luar tubuh anak atau orang yang bersangkutan.
Kekebalan dapat bersifat aktif, dan dapat bersifat fasif. Kekebalan aktif dapat
diperoleh setelah orang sembuh dari penyakit tertentu. Kekebalan juga dapat
diperoleh melalui imunisasi, yang berarti kedalam tubuhnya dimasukan
organisme pathogen (bibit) penyakit. Kekebalan pasif ini hanya bersifat sementara
(dalam waktu pendek saja).
E. Factor-faktor yang Mempengaruhi Kekebalan
Banyak faktor yang mempengaruhi kekebalan, antara lain umur, sek, kehamilan, gizi dan
trauma.
1) Umur
Untuk beberapa penyakit tertentu pada bayi (anak balita), dan orang tua lebih mudah
terserang. Dengan dengan kata lain orang pada usia sangat muda atau usia tua lebih
rentan, kurang kebal terhadap penyakit-penyakit menular tertentu. Hal ini mungkin
disebabkan karena kedua kelompok umur tersebut daya tahan tubuhnya rendah.
2) Jenis Kelamin
Untuk penyakit menular tertenu seperti polio dan diphtheria lebih parah terjadi pada
wanita dari pada pria.
3) Kehamilan
Wanita yang sedang hamil pada umumnya lebih rentan terhadap penyakit-penyakit
menular tertentu misalnya penyakit polio, pneumonia, malaria serta amubiasis.
4) Gizi
Gizi yang baik pada umumnya akan meningkatkan resistensi tubuh terhadap penyakit-
penyakit infeksi, tetapi sebaliknya kekurangan gizi berakibat kerentanan seseorang
terhadap penyakit infeksi.
5) Trauma
Stress salah satu bentuk trauma adalah merupakan penyebab kerentanan seseorang
terhadap suatu penyakit infeksi tertentu.
2.3 Landasan Teori
Imunisasi merupakan pemberian kekebalan tubuh dengan cara memasukan cairan
kedalam tubuh yang akan berfungsi untuk melawan penyakit berbahaya. Pemberian
imunisasi dapat dilakukan kepada anak secara bertahap berdasarkan jenis imunisasi yang
akan diberikan kepada anak. Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah
untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan
bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya.Beberapa penyakit yang dapat
dihindari dengan imunisasi yaitu seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk
rejan, gondongan, cacar air, TBC, dan lain sebagainya. Saat ini, imunisasi sudah dikenal luas
dikalangan masyarakat, namun partisipasi masyarakat untuk memberikan imunisasi kepada
anak masih tergolong rendah. Banyak faktor yang mempengaruhi partisipasi keluarga
terhadap pemberian imunisasi, sebagaimana disampaikan oleh Gunardi dkk (2009) bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan pemberian imunisasi antara lain adalah
pengetahuan orang tua, dukungan keluarga, pendapatan keluarga, sikap orang tua,
lingkungan dan sosial budaya setempat.
Menurut Ranuh,dkk.(2008) bahwa pengetahuan ibu tentang imunisasi mempengaruhi
pelaksanaan imunisasi, bila pengetahuan ibu tentang imunisasi kurang, tidak merasa butuh
atau sekedar ikut-ikutan, maka akan berpengaruh pada pemberian imunisasi pada anaknya
tidak sesuai dengan jadwal baik waktu maupun jaraknya. Apabila pengetahuan ibu tentang
pemberian imunisasi baik diharapkan pemberian imunisasi bisa sesuai dengan jadwal
sehingga program imunisasi memenuhi kuantitas dan kualitas kesehatan bayi, akhirnya
berdampak pada peningkatan status kesehatan dan sumber daya masyarakat di masa depan.
Faktor lain yang mempengaruhi ketepatan imunisasi di atas adalah dukungan keluaraga.
Friedman (2003) menyatakan bahwa bentuk dukungan keluarga yang dapat diberikan
dapat berupa dukungan informasi, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan
dukungan emosional.Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang penting, karena
berkaitan langsung dengan kebutuhan penunjang orang tua dalam memberikan imunisasi
kepada anaknya. Sebab jika tidak ada dukungan dari keluarga maka, proses pemberian
imunisasi kepada anak akansangat sulit dilaksanakan. Dalam hal ini, salah satunya berkaitan
dengan kesiapan keluarga untuk mengantar anak ke posyandu atau klinik untuk diberikan
imunisasi.
2.4 Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Imunisasi
Pada penelitian Eva Supriatin tahun 2015 Hubungan antara dukungan keluarga dengan
ketepatan waktu ibu dalam pemberian imunisasi BCG pada bayi di Kecamatan Cicendo Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Pasirkaliki Kota Bandung. Dari data yang disajikan pada tabel di atas terlihat bahwa dari
33 orang ibu yang tidak tepat waktu dalam pemberian imunisasi campak, lebih dari setengahnya
sebanyak 18 orang (54,5%) memiliki dukungan keluarga yang kurang. Dan dari 53 orang ibu yang tepat
waktu dalam pemberian imunisasi campak, lebih dari setengahnya sebanyak 38 orang(71,7%) memiliki
dukungan keluarga yang baik. Dari hasil analisis chi square, diperoleh p-value sebesar 0,027 < 0,05. Hal
ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan ketepatan
waktu ibu dalam pemberian imunisasi campak pada bayi di Kecamatan Cicendo Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Pasirkaliki Kota Bandung. Tingginya dukungan keluarga terutama suami terhadap ketepatan
waktu pemberian imunisasi campak di Kecamatan Cicendo menunjukan bahwa dukungan keluarga
terutama suami dalam melakukan suatu tindakan sangat berperan.Dukungan suami memegang peranan
penting untuk memebentuk suatu kepatuhan dalam diri ibu karena dengan adanya dukungan membuat
keadaan dalam diri ibu muncul, terarah dan mempertahankan perilaku untuk patuh dalam pemberian
imunisasi campak sesui dengan umur yang telah ditentukan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian Effendi, dkk (2010) yang meneliti tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu dan dukungan
suami dengan kepatuhan ibu dalam memberikan imunisasi dasar, diperoleh hasil bahwa ada hubungan
yang bermakna antara dukungan suami dengan kepatuhan ibu dalam memberikan imunisasi dasar.
Menurut Muamalah (2006) kepercayaan dan perilaku kesehatan ibu yang positif terhadap imunisasi
harus mendapat konfirmasi dan dukungan dari suami.
C (Comparison) -
O (Outcome) Dari data yang disajikan terlihat bahwa dari 33 orang ibu yang tepat
waktu dalam pemberian imunisasi BCG,lebih dari setengahnya
sebanyak 18 orang (54,5%) memiliki dukungan keluarga yang
kurang.dan dari 53 orang ibu yang tepat waktu dalam pemberian
imunisasi BCG ,lebih dari setengahnya sebanyak 38 orang (71,7%)
memiliki dukungan keluarga yang baik.
T (Time) Dilakukan 3 hari pada tanggal 21 april 2016 sampai dengan 23 april
2016
2. Jurnal 2
3. Judul Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Ketepatan Imunisasi
Jurnal Polio Di Posyandu RW 10 Kampung Banteng Kota Semarang
I (Intervention) Setelah dilakukan penelitian pada 40 ibu didapatkan hasil bahwa sikap
ibu tentang ketepatan imunisasi BCG pada bayi di posyandu RW.10
kampung banteng kota semarang paling banyak mempunyai sikap
mendukung yaitu 24 ibu (60%).
C (Comparison) -
O (Outcome) Dari hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan sikap ibu dengan
ketepatan imunisasi BCG di posyandu RW 10 kampung banteng kota
semarang,dapat disimpulkan sebagai berikut:sebagian besar ibu di
posyandu RW 10 kampung banteng kota semarang memiliki
pengetahuan cukup dan ketepatan imunisasi tidak tepat sebanyak 10
(52,6%),sedangkan sikap mendukung dan tepat imunisasi sebanyak 14
(58,3%)
T (Time) Dilakukan 6 hari pada tanggal 13 maret 2015 sampai dengan 18 maret
2015
3. Jurnal 3
Judul Jurnal Hubungan Tingkat Pendidikan,pekerjaan,dan
pengetahuan ibu dengan ketepatan jadwal
imunisasi BCG di wilayah kerja puskesmas
sukoharjo
P (Problem) Untuk mengetahui ibu tingkat ketepatan
imunisasi BCG
I (Intervention) Memberi motivasi dan dukungan
C (Comparison) -
T (Time) -
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Kuesioner (Lienda,2009)
5.Pengetahuan
Dampak-dampak jika
tidak diberikan
ketepatan waktu
pemberian obat
Keterangan Hingga saat ini belum
ada penelitian yang
: Variabel yang diteliti membuktikan bahwa
tidak ketepatan waktu
pemberian obat bisa
: Variabel yang tidak diteliti menjadi fatal
: Adanya hubungan
Gambar 2.1. Kerangka konsep Hubungan Pengetahuan Tentang Imunisasi BCG terhadap
perilaku ibu dari bayi pada saat memberikan imunisasi BCG