Anda di halaman 1dari 12

9/19/2021 Modul

Praktikum
Bioteknologi
Pertanian Bidang
HPT
Meningkatkan Kinerja Agens
Pengendali Hayati Hama dan
Patogen Tanaman

Sri Hartati, Danar Dono, Fitri Widiantini, Yusup


Hidayat
DEPT. HPT FAPERTA UNPAD
TOPIK 1 TEKNIK PEMBUATAN SERANGGA JANTAN
MANDUL (STERILE INSECT TECHNIQUE)

1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti praktikum ini diharapkan mahasiswa
mampu:
• Merumuskan tahap pembuatan serangga jantan mandul
dengan teknik tertentu
• Mengaplikasikan serangga mandul untuk pengendalian
serangga hama dari spesiesnya sendiri (autocidal control)

2. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari teknik
pemandulan serangga sehingga dapat merumuskan langkah
pembuatannya dan menggunakan/mengaplikasikan untuk
pengendalian hama

3. Metode Pembelajaran
Pembelajaran aktif yang mengacu pada modul yang
dapat dikerjakan oleh mahasiswa secara jarak jauh

4. Teori
Teknik Serangga Mandul (TSM) adalah suatu teknik
pengendalian hama yang potensial, spesies spesifik, ramah
lingkungan, efektif, dan compatibel dengan teknik lain. Prinsip
dasar TSM sangat sederhana yaitu membunuh serangga

1
dengan spesies serangga itu sendiri sehingga disebut autocidal
control. Teknik pemandulan serangga dapat dilakukan secara
perkawinan antar spesies yang tidak terlalu dekat
kekerabatnnya, menggunakan radiasi dan menggunakan zat
kimia pemandul (chemosterillant).
Dalam praktikum ini, hanya akan dipelajari pembuatan
serangga mandul menggunakan radiasi. Radiasi serangga
dapat dilakukan dengan menggunakan sinar radioaktif seperti
sinar gamma (γ) dan sinar x terhadap fase perkembangan
tertentu dari serangga misalkan telur atau pupa. Pemilihan
fase perkembangan serangga yang tidak aktif dalam teknik ini
bertujuan untuk memudahkan proses radiasi. Radiasi harus
dilakukan menggunakan dosis dan lama radiasi yang tepat.
Dosis dan lamanya radiasi yang tidak tepat dapat
mengakibatkan kematian serangga. Pengaruh radiasi yang
langsung dapat mematikan serangga ini juga digunakan untuk
tindakan pengendalian misalkan untuk serangga pada
penyimpanan.
Serangga mandul hasil iradiasi koloni serangga di
laboratorium dengan sinar γ atau x, kemudian secara periodik
dilepas di lapang dengan jumlah tertentu agar efektif
berkompetisi dengan jantan yang ada di lapangan untuk
membuahi serangga betina di lapangan sehingga nantinya
betina hanya akan menghasilkan keturunan yang
steril/infertile. Oleh karena itu, jika hal tersebut berlangsung
untuk beberapa generasi akan mengakibatkan penurunan

2
populasi serangga dan bahkan dapat terjadi eradikasi
serangga target.
Keberhasilan pembuatan dan pelepasan serangga
mandul dalam mengendalikan populasi spesiesnya selain
ditentukan oleh jumlah serangga mandul yang dilepaskan,
perlu diketahui karakteristik biologi dari serangga tersebut
misalnya serangga betina hanya kawin sekali dan kemampuan
jantan steril mencari betina tidak menurun akibat perlakuan
radiasi, serangga sudah dikuasai teknik perbanyakannya.
Penurunan persentase fertilitas dari populasi serangga di
lapang dari generasi ke generasi semakin menurun dan secara
teoritis pada generasi ke-4 persentase fertilitas dapat
mencapai 0%, dengan kata lain jumlah populasi serangga pada
generasi ke-5 nihil.

Silahkan simak video berikut ini:

https://www.youtube.com/watch?v=T_3N2p9YUaM

3
http://www.youtube.com/watch?v=yV7WLrlzbLk
5. Prosedur Praktikum
a. Praktikum dilakukan secara mandiri
b. Setiap mahasiswa mengerjakan tugas praktikum secara
individu
c. Tugas praktikum topik 1:
- Mahasiswa menyimak dan memahami isi video yang
disajikan
- Menguraikan langkah-langkah pembuatan jantan
mandul pada lalat buah
- Menjelaskan fungsi perlakuan-perlakuan sebagai
berikut pada proses pembuatan jantan mandul lalat
buah: a) perlakuan panas terhadap telur lalat buah, b)
radiasi pupa lalat buah, c) pemberian fluorescent dye
- menjelaskan bagaimana mekanisme penekanan
populasi lalat buah setelah jantan mandul dilepaskan
di areal pertanian
4
d. Tugas dikumpukan pada Live Unpad masing-masing
kelas.

5
TOPIK 2 TEKNIK PEMBUATAN MUTAN UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA JAMUR ANTAGONIS

1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti praktikum ini diharapkan mahasiswa
mampu:
• Merumuskan tahap pembuatan mutan jamur antagonis
untuk meningkatkan kinerjanya
• Mengaplikasikan jamur antagonis mutan untuk
mengendalikan patogen

2. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari salah satu
teknik pembuatan mutan jamur antagonis sehingga dapat
merumuskan langkah pembuatannya dan
menggunakan/mengaplikasikannya untuk mengendalikan
patogen

3. Metode Pembelajaran
Pembelajaran aktif yang mengacu pada modul yang
dapat dikerjakan oleh mahasiswa secara jarak jauh

4. Teori
Bioteknologi adalah gabungan dari beberapa ilmu seperti
biokimia, mikrobiologi atau dan rekayasa untuk menghasilkan
proses, produk ataupun jasa yang dapat dimanfaatkan untuk

6
manusia. Peran bioteknologi dalam bidang pertanian adalah
untuk meningkatkan produksi pertanian. Bioteknologi dapat
memperbaiki produk pertanian baik secara kualitas maupun
kuantitas. Salah satu peran bioteknologi dalam meningkatkan
produksi pertanian adalah dalam bidang perlindungan
tanaman.
Dalam bidang perlindungan tanaman, salah satu peran
bioteknologi adalah dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki
aktivitas agens biokontrol. Beberapa teknik bioteknologi yang
dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas agens
biokontrol adalah mutasi, kultur jaringan, dan rekayasa
genetika. Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan
genetik (DNA maupun RNA), baik pada urutan gen (mutasi
titik) maupun pada kromosom (Warmadewi, 2017). Mutasi
dapat terjadi karena beberapa faktor seperti mutasi spontan
dan mutasi induksi karena mutagen. Peristiwa terjadinya
mutasi disebut mutagenesis.
Penyebab mutasi disebut dengan mutagen (agen mutasi).
Mutagen dapat berupa bahan fisika, kimia atau biologi yang
memiliki daya tembus yang kuat sehingga dapat mencapai
bahan genetis dalam inti sel. Contoh mutagen tersebut adalah
zat radioaktif, zat kimia yang keras dan virus. Mutasi di alam
dapat terjadi akibat zat pembangkit mutasi (mutagen), radiasi
surya, radioaktif, sinar ultraviolet, sinar X, serta loncatan
energi listrik seperti petir. Individu yang memperlihatkan
perubahan sifat (fenotipe) akibat mutasi disebut mutan
(Warmadewi, 2017). Meskipun mutasi dapat merugikan

7
organisme yang mengalaminya, tetapi mutasi dapat
dimanfaatkan dalam bidang perlindungan tanaman untuk
meningkatkan aktivitas agens biokontrol.
Pengendalian hayati terhadap patogen pada komoditas
pra- dan pascapanen telah menjadi salah satu alternatif yang
diteliti secara intensif dan merupakan teknologi yang dapat
dikembangkan. Pengendalian ini memanfaatkan agens
biokontrol di antaranya jamur antagonis untuk
mengendalikan patogen pra- dan pascapanen (Janisiewicz &
Korsten, 2002). Beberapa mikroorganisme antagonis telah
dilaporkan efektif mengendalikan berbagai patogen pra- dan
pascapanen. Bacillus subtilis strain EPC-8 mampu mengurangi
kejadian penyakit busuk pada anggur yang disebabkan oleh
Aspergillus carbonarius, Trichoderma harzianum strain (Th Co)
efektif mengendalikan Penicillum expansum, Trichoderma
viridae strain (Tv Tvm) efektif mengendalikan Fusarium
moniliforme penyebab busuk kering pada anggur (Senthil et
al. 2011), khamir Rhodotorula sp. berpotensi dalam
mengendalikan Colletotrichum sp. pada buah cabai
(Puspitasari dkk., 2014) dan Botrytis cinerea (Saravanakumar
et al., 2008).
Kinerja mikrob antagonis dapat ditingkatkan melalui
beberapa teknik dalam bioteknologi, salah satunya dengan
teknik pembuatan mutan dengan mutasi. Salah satu mutagen
pembentuk mutan adalah sinar UV. Sinar UV diketahui
mampu menginduksi terjadinya mutasi pada mikrob, baik
pada kondisi alamiah maupun laboratorium (Pelczar & Chan,

8
1986). Oleh karena itu, sinar UV dapat dimanfaatkan untuk
memutasi mikroorganisme baik mikrob patogenik maupun
agens antagonis. Pengaruh radiasi sinar UV pada proses
mutagenesis disebabkan oleh kemampuan sinar UV dalam
menginduksi perubahan secara genetis pada mikroorganisme.
Mekanisme yang menyebabkan perubahan pada
mikroorganisme yang mengalami mutasi adalah adanya
perubahan biokimia misalnya dalam produksi enzim.

Silahkan simak video berikut ini:

https://youtu.be/9hTMaZ-ogUc

5. Prosedur Praktikum
a. Praktikum dilakukan secara mandiri
b. Setiap mahasiswa mengerjakan tugas praktikum secara
individu

9
c. Tugas praktikum topik 2:
• Mahasiswa menyimak dan memahami isi video yang
disajikan
• Menguraikan langkah-langkah pembuatan mutan pada
jamur antagonis dalam bentuk flow chart
• Menjelaskan metode apa saja yang digunakan dalam
pembuatan mutan, bagaimana cara seleksi mutan
dengan karakter yang diinginkan, dan bagaimana cara
aplikasinya
d. Tugas dikumpukan pada Live Unpad masing-masing kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Janisiewicz WJ, Korsten L. 2002. Biological control of
postharvest diseases of fruits. Ann Rev Phytopathol.
40:411-441.
Pelczar M J & Chan E C S. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI
Press. Jakarta.
Puspitasari, A.E., A. L. Abadi., L. Sulistyowati. 2014. Potensi
khamir sebagai agens pengendali hayati atogen
Colletotrichum sp. pada buah cabai, buncis, dan stoberi.
Jurnal HPT 2(3): 92-101.
Saravanakumar, D., D. Spadaro., A. Garibaldi., M. L. Gullino.
(2008). Detectio of enzymatic activitu and partial
sequence of a chitinase gene in Metschnikowia
pulcherrima strain MACH1 used as post-harvest
biocontrol agent. Eur J Plant Pathol 123 : 183-193.

10
Senthil R, Prabakar K, Rajendran L, Karthikeyan G. 2011.
Efficacy of different biological control agents against
major postharvest. Phytopathol Mediterr. 50:55-65.
Warmadewi DA. 2017. Mutasi Genetik. Fakultas Peternakan,
Universitas Udayana, Denpasar.

11

Anda mungkin juga menyukai