PENDAHULUAN
Sinar ultra violet (UV) diketahui merupakan salah satu sinar dengan daya
radiasi yang dapat bersifat letal bagi mikroorganisme. Sinar UV mempunyai
panjang gelombang mulai 4 nm hingga 400 nm dengan efisiensi tertinggi untuk
pengendalian mikroorganisme adalah pada 365 nm. Karena mempunyai efek letal
terhadal sel-sel mikroorganisme, maka radiasi UV sering digunakan di
tempattempat yang menuntut kondisi aseptik seperti laboratorium, ruang operasi
rumah sakit dan ruang produksi industri makanan dan minuman, serta farmasi.
Salah satu sifat sinar ultra violet adalah daya penetrasi yang sangat rendah, Selapis
kaca tipis pun sudah mampu menahan sebagian besar sinar UV. Oleh karena itu,
sinar UV hanya dapat efektif untuk mengendalikan mikroorganisme pada
permukaan yang terpapar langsung oleh sinar UV, atau mikroba berada di dekat
permukaan medium yang transparan. Absorbsi maksimal sinar UV di dalam sel
terjadi pada asam nukleat, maka diperkirakan mekanisme utama perusakan sel
oleh sinar UV pada ribosom, sehingga mengakibatkan terjadinya mutasi atau
kematian sel (Hollander, 2015).
Mekanisme kerja sinar ultra violet adalah absorpsi oleh asam nukleat tanpa
menyebabkan kerusakan pada permukaan sel, energi yang diabsorpsi ini akan
menyebabkan terjadinya ikatan antara molekul-molekul timin yang bersebelahan
dan menyebabkan terbentuknya dimer timin sehingga fungsi dari asam nukleat
terganggu dan mengakibatkan kematian bakteri (Ariyadi & Dewi, 2019).
1. Spidol
2. Inkubator
3. Bunsen
4. Korek api
5. Jarum ose
6. Cawan petri steril
7. UV cabinet
8. Timer
1. Alkohol 70%
2. Tissu
3. Kertas lebel
4. Wrapping
5. Medium TSA cawan
6. Medium TSA miring
7. Kultur 24 jam bakteri B. substilis
8. Kultur 24 jam bakteri S. aureus
9. Kultur 24 jam bakteri P. aeruginosa
10 3+ 3+ 2+
menit
(cawan
2)
4.2. Pembahasan
Sinar ultra violet (UV) merupakan salah satu sinar dengan daya radiasi
yang dapat bersifat letal bagi mikroorganisme. Sinar ultra violet mempunyai
panjang gelombang mulai 4 nm hingga 400 nm dengan efesiensi tertinggi untuk
pengendalian mikroorganisme pada 365 nm. Sinar ultra violet memiliki efek letal
terhadap sel-sel mikroorganisme, maka sinar ultra violet sering digunakan di
tempat-tempat yang menuntut kondisi aseptik seperti ruang operasi, laboratorium,
ruang produksi industri makanan dan minuman, serta farmasi. Salah satu sifat
sinar ultra violet adalah daya penetrasi yang sangat rendah, selapis kaca yang tipis
pun sudah mampu menahan sebagian besar sinar ultra violet. Oleh karena itu sinar
ultra violet hanya dapat efektif mengendalikan mikroorganisme pada permukaan
yang terpapar langsung oleh sinar ultra violet (Ariyadi & Dewi, 2019).
Efektifitas sinar ultra violet terhadap daya bunuh bakteri dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya : luas ruangan, Intensitas cahaya yang digunakan,
jarak sumber cahaya terhadap bakteri, lama waktu penyinaran, jenis bakteri itu
sendiri (Hollander, 2015).
5.1. Kesimpulan
1. Sinar UV adalah salah satu sinar dengan daya radiasi yang dapat
bersifat letal bagi mikroorganisme
2. Nama medium yang digunakan dalam pemeriksaan sinar UV
pertumbuhan bakteri adalah TSA cawan dan TSA miriing.
3. Nama bakteri yang dipakai dalam pemeriksaan sinar UV pertumbuhan
bakteri B. susbtilis, bakteri P. aeruginosa dan bakteri S. aureus.
5.2. Saran
Ariyadi & Dewi, 2019. Pengaruh Sinar Ultra Violet Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Bacillus sp. Sebagai Bakteri Kontaminan. Jurnal Kesehatan. Vol
2. (2) : (20-25).
Ratna Siri Hadioetomo, 2020. Mil<robiologi Dasar Dalam Praktek Teknik dan
Prosedur Dasar Laboratorium, PT Gramadia, Jakarta.