Anda di halaman 1dari 12

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mikroorganisme terdapat di mana - mana, seperti pada tanah, debu, udara,


air, makanan ataupun permukaan jaringan tubuh kita. Keberadaan
mikroorganisme tersebut ada yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, tetapi
banyak pula yang merugikan manusia misalnya dapat menimbulkan berbagai
penyakit atau bahkan dapat menimbulkan kerusakan akibat kontaminasi (Ratna,
2020).

Di dalam semua ruangan akan selalu didapatkan mikroorganisme yang


tersuspensikan dengan udara dan dapat mengendap bersama debu pada berbagai
macam permukaan seperti pakaian, meja, lantai dan benda - benda lain. Ukuran
sel mikroorganisme yang sedemikian kecil dan ringan menyebabkan mudah
terhembuskan oleh aliran udara. Keberadaan mikroorganisme dapat menyebabkan
kontaminasi, hal ini sangat berpengaruh pada ruang yang seharusnya terjaga
keseterililanya misal ruang operasi, laboratorium dan lainya. Dalam nrimgan
labortorium sering ditemukan mikroorganisme kontaminan yang dapat ikut
tumbuh dalam suatu media nutrient agar (Ratna, 2020).

Pengendalian mikroorganisme yang menyebabkan kontaminan ini


dapatdilakukan dengan berbagai cara tergantung macam dan sifat bahan. Secara
mekanik misalnya dengan penyaringan, secara kimia misalnya dengan desinfektan
dan secara fisik misalnya dengan pemanasan, penyinaran ultra violet, sinar X dan
lain – lain (Hollander, 2015)

Untuk pengendalian ruangan biasanya dengan menggunakan radiasi sinar


ultra violet, penyaringan udara atau penyemprotan dengan menggunakan batran
kimia tertentu. Radiasi sinar ultra violet dapat membunuh mikroorganisme dengan
panjang gelombang antara 2ZO - 290 nm dan radiasi yang paling efektif adalah
253,7 nm. Faktor penghambat dari sinar ultra violet adalah daya penetrasinya
yang lemah. Untuk memperoleh hasil yang baik bahan bahan yang akan
disterilkan harus dilewatkan atau ditempatkan dibawatr sinar ultra violet.
Lamanya penyinaran tergantung dari luas, jarak, intensitas dan jenis bakteri itu
sendiri. (Hollander, 2015).

1.2. Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian sinar UV.
2. Mahasiswa mampu mengetahui nama medium yang digunakan dalam
pemeriksaan sinar UV pertumbuhan bakteri.
3. Mahasiswa mampu mengetahui nama bakteri yang dipakai dalam
pemeriksaan sinar UV pertumbuhan bakteri.
1.3. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian sinar UV.
2. Mahasiswa dapat mengetahui nama medium yang digunakan dalam
pemeriksaan sinar UV pertumbuhan bakteri.
3. Mahasiswa dapat mengetahui mengetahui nama bakteri yang dipakai
pemeriksaan sinar UV pertumbuhan bakteri.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan Bakteri adalatr pertambahan teratur semua komponen suatu


organisme. Bila suatu perbenihan cair ditanami sel - sel mikroorganisme maka
akan tumbuh sel hidup yang dapat dilihat dalam 6 fase pertumbuhan yaitu : Fase
Penyesuaian, Fase Percepatan, Fase Eksponensial, Fase Perlambatan, Fase Nol
dan Fase Kemunduran. Pertumbuhan akan sangat dipengaruhi oleh berbagai
kondisi yang ada termasuk pengaruh dari lingkungan luar misalnya adanya sinar
ultraviolet (Ariyadi & Dewi, 2019).

Pertumbuhan bakteri adalah reproduksi aseksual menggunakan cara


pembelahan sel dimana bakteri menjadi dua sel anak yang dikenal dengan proses
binary fission.Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertambahan kuantitas
konstituen seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran,
pertambahan jumlah, pertambahan ukuran sel dan pertambahan berat atau massa.
Pertumbuhan mikroorganisma akan menjadi optimum atau sempurna apabila
didukung 5 oleh tersedianya nutirisi, air, pH, oksigen dan suhu yang sesuai.
Unsur-unsur dasar sebagai nutrisi yaitu karbon, nitrogen, hydrogen, oksegen,
sulfur,fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam (Suarjana et al, 2017).

Pertumbuhan merupakan suatu proses kehidupan yang irreversible artinya


tidak dapat dibalik kejadiannya. Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan
kuantitas konstituen seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan
ukuran, diikuti pertambahan jumlah, pertambahan ukuran sel, pertambahan berat
atau massa dan parameter lain. Sebagai hasil pertambahan ukuran dan pembelahan
sel atau pertambahan jumlah sel maka terjadi pertumbuhan populasi mikroba
(Wahyuni, 2017).

Sinar ultra violet (UV) diketahui merupakan salah satu sinar dengan daya
radiasi yang dapat bersifat letal bagi mikroorganisme. Sinar UV mempunyai
panjang gelombang mulai 4 nm hingga 400 nm dengan efisiensi tertinggi untuk
pengendalian mikroorganisme adalah pada 365 nm. Karena mempunyai efek letal
terhadal sel-sel mikroorganisme, maka radiasi UV sering digunakan di
tempattempat yang menuntut kondisi aseptik seperti laboratorium, ruang operasi
rumah sakit dan ruang produksi industri makanan dan minuman, serta farmasi.
Salah satu sifat sinar ultra violet adalah daya penetrasi yang sangat rendah, Selapis
kaca tipis pun sudah mampu menahan sebagian besar sinar UV. Oleh karena itu,
sinar UV hanya dapat efektif untuk mengendalikan mikroorganisme pada
permukaan yang terpapar langsung oleh sinar UV, atau mikroba berada di dekat
permukaan medium yang transparan. Absorbsi maksimal sinar UV di dalam sel
terjadi pada asam nukleat, maka diperkirakan mekanisme utama perusakan sel
oleh sinar UV pada ribosom, sehingga mengakibatkan terjadinya mutasi atau
kematian sel (Hollander, 2015).

Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana memilih lampu ultra violet


(germicidal) yang menjamin para pekerja dari efek sinar ultra violet yang
merugikan dengan tidak menambah intensitas cahaya tapi efektif dapat
membunuh bakteri. Efektifitas sinar ultra violet terhadap daya bunuh bakteri
dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya : luas ruangan, Intensitas cahaya
yang digunakan, jarak sumber cahaya terhadap bakteri, lama waktu penyinaran,
jenis bakteri itu sendiri (Hollander, 2015).

Mekanisme kerja sinar ultra violet adalah absorpsi oleh asam nukleat tanpa
menyebabkan kerusakan pada permukaan sel, energi yang diabsorpsi ini akan
menyebabkan terjadinya ikatan antara molekul-molekul timin yang bersebelahan
dan menyebabkan terbentuknya dimer timin sehingga fungsi dari asam nukleat
terganggu dan mengakibatkan kematian bakteri (Ariyadi & Dewi, 2019).

Bakteri mempunyai suatu sistem metabolik fungsional yang bervariasi


dalam mekanisme untuk memperbaiki kerusakan asam nukleatnya. Adanya
kemampuan mikroba untuk memperbaiki kerusakan selnya akan dapat
mempengaruhi efesiensi proses desinfeksi, namun mekanisme reaktifikasi
mikroorganisme tersebut dapat diatasi dengan penggunaan dosis sinar ultra violet
yang sesuai. Dengan penggunaan sinar ultra violet secara berlebihan, atau tidak
terkontrol dapat menyebabkan ketidakefektifan dari sinar ultra violet, sehingga
lama dan jarak penyinaran harus sesuai dengan alat atau bahan yang disterilkan
(Cahyonugroho, 2020)
BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Alat Praktikum

1. Spidol
2. Inkubator
3. Bunsen
4. Korek api
5. Jarum ose
6. Cawan petri steril
7. UV cabinet
8. Timer

3.2. Bahan Praktikum

1. Alkohol 70%
2. Tissu
3. Kertas lebel
4. Wrapping
5. Medium TSA cawan
6. Medium TSA miring
7. Kultur 24 jam bakteri B. substilis
8. Kultur 24 jam bakteri S. aureus
9. Kultur 24 jam bakteri P. aeruginosa

3.3. Prosedur Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan.


2. Dituangkan medium TSA ke dalam cawan petri steril 1 dan 2 secara
aseptis, goyang sebentar lalu biarkan padat.
3. Dibagi menjadi 3 bagian cawan dengan cara digaris menggunakan
spidol.
4. Diinokulasikan dengan cara streak bakteri S. aureus, P.aeruginosa dan
B. substilis ke dalam cawan 1 dan cawan 2 secara aseptis.
5. Diambil cawan 1 masukan ke dalam uv cabinet, sinari dengan UV
selama 10 menit, sedangkan cawan 2 tanpa sinar UV.
6. Diinkubasi cawan 1 dan 2 pada 2x24 jam menggunakan suhu ruang 37
derajat celcius.
7. Diamati ada tidaknya pertumbuhan bakteri dan bentuk pertumbuhan.
8. Dicatat dan difoto hasil.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Praktikum

Durasi B. S. aureus P.aeruginosa Foto Hasil


Indikas substilis Pengamatan
i
10 3+ 1+ 2+
menit
(cawan
1)

10 3+ 3+ 2+
menit
(cawan
2)

4.2. Pembahasan

Pada praktikum kali ini kami melakukan pemeriksaan sinar UV pada


pemeriksaan bakteri. Tujuan dilakukannya pemeriksaan ini yaitu mahasiswa
mampu mengetahui prosedur yang benar dalam pemeriksaan sinar UV pada
pemeriksaan bakteri serta dapat mempraktekannya langsung.

Sinar ultra violet (UV) merupakan salah satu sinar dengan daya radiasi
yang dapat bersifat letal bagi mikroorganisme. Sinar ultra violet mempunyai
panjang gelombang mulai 4 nm hingga 400 nm dengan efesiensi tertinggi untuk
pengendalian mikroorganisme pada 365 nm. Sinar ultra violet memiliki efek letal
terhadap sel-sel mikroorganisme, maka sinar ultra violet sering digunakan di
tempat-tempat yang menuntut kondisi aseptik seperti ruang operasi, laboratorium,
ruang produksi industri makanan dan minuman, serta farmasi. Salah satu sifat
sinar ultra violet adalah daya penetrasi yang sangat rendah, selapis kaca yang tipis
pun sudah mampu menahan sebagian besar sinar ultra violet. Oleh karena itu sinar
ultra violet hanya dapat efektif mengendalikan mikroorganisme pada permukaan
yang terpapar langsung oleh sinar ultra violet (Ariyadi & Dewi, 2019).

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa pemeriksaan sinar UV


yang diuji dengan menggunakan isolat bakteri S. aureus, B. substilis dan P.
aeruginosa pada cawan 1 didapatkan hasil pertumbuhan S. aureus dengan
pertumbuhan banyak, B. substilis sedang dan P. aeruginosa sedikit. Sedangkan
pada cawan 2 didapatkan hasil pertumbuhan S. aureus dengan pertumbuhan
banyak, B. substilis sedang dan P. aeruginosa sedikit kemudian S. Aureus
didapatkan hasil dengan pertumbuhan banyak.

Efektifitas sinar ultra violet terhadap daya bunuh bakteri dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya : luas ruangan, Intensitas cahaya yang digunakan,
jarak sumber cahaya terhadap bakteri, lama waktu penyinaran, jenis bakteri itu
sendiri (Hollander, 2015).

Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan sinar UV


pertumbuhan bakteri:

1. Teknik pengambilan bakteri yang terlalu sedikit atau terlalu banyak


2. Teknik menginokulasikan bakteri yang tidak aseptis
3. Teknik membakar jarum ose
4. Teknik mem-wrapping cawan petri
5. Teknik menginkubasi bakteri
6. Teknik mensinari uv bakteri
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pada praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan


bahwa:

1. Sinar UV adalah salah satu sinar dengan daya radiasi yang dapat
bersifat letal bagi mikroorganisme
2. Nama medium yang digunakan dalam pemeriksaan sinar UV
pertumbuhan bakteri adalah TSA cawan dan TSA miriing.
3. Nama bakteri yang dipakai dalam pemeriksaan sinar UV pertumbuhan
bakteri B. susbtilis, bakteri P. aeruginosa dan bakteri S. aureus.

5.2. Saran

Diharapkan mahasiswa lebih memahami prosedur kerja dan selalu bekerja


secara aseptis pada saat praktikum bakteri.
DAFTAR PUSTAKA

Ariyadi & Dewi, 2019. Pengaruh Sinar Ultra Violet Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Bacillus sp. Sebagai Bakteri Kontaminan. Jurnal Kesehatan. Vol
2. (2) : (20-25).

Cahyonugroho, O. H. 2020. Pengaruh Intensitas Sinar Ultraviolet Dan


Pengadukan Terhadap Reduksi Jumlah Bakteri E.coli. Karya Tulis
Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Semarang.

Hollander, A. 2015. Radiation Biology. Vol IL Effects Of Radiation On Bacteria.


Cornell University, Itacha N.Y

Ratna Siri Hadioetomo, 2020. Mil<robiologi Dasar Dalam Praktek Teknik dan
Prosedur Dasar Laboratorium, PT Gramadia, Jakarta.

Suarjana., G. K. Besung., K. Mahatmi., K. 2017. Modul Isolasi dan Identifikasi


Bakteri. Bali : Universitas Udayana.

Suriawiria., Unus, 2016. Mikrobiologi Umum. Departemen Biologi FMIPA. ITB.


Bandung

Wahyuni, 2017. Mikrobiologi. Depok : Kencana


LAMPIRAN

Gambar 4.2 Alat dan bahan Gambar 4.1 Hasil Pemeriksaan


Gambar 4.3 Laporan sementara

Anda mungkin juga menyukai