Ucapan terima kasih kami sampaikan pada penyusun Modul Pelatihan Pengendalian
Vektor ini, semoga Modul ini dapat bermanfaat dalam rangka pengendalian vektor
di Indonesia.
Materi Inti I
Bionomik dan Morfologi Nyamuk........................................................................................1
Materi Inti II
Morfologi dan Bionomik Binatang Pembawa Penyakit.....................................................25
Materi Inti IV
Pengendalian Vektor.........................................................................................................51
Materi Inti V
Pengendalian Binatang Pembawa Penyakit.....................................................................79
Materi Inti VI
Monitor dan Evaluasi Pengendalian Vektor......................................................................97
Materi Inti IX
Prosedur Koleksi Nyamuk dan Jentik (Survei Entomologi)............................................141
Materi Inti X
Morfologi Nyamuk dan Jentik.........................................................................................157
Materi Inti XI
Klasifikasi dan Taksonomi Nyamuk................................................................................165
Materi Inti XV
Prosedur Pengukuran Parameter Lingkungan...............................................................205
Materi Inti XX
Prosedur Identifikasi Tikus..............................................................................................219
I. Diskripsi Singkat
Nyamuk merupakan salah satu serangga yang yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan masyarakat. Dalam upaya pengendalian vektor nyamuk yang tepat sasaran
dan efektif, diperlukan pengetahuan bionomik dan morfologi nyamuk sebagai data dasar
dalam pengendalian penularan penyakit tersebut.
b. Tujuan Khusus:
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menjelaskan :
1. Indentifikasi telur nyamuk (Aedes, Anopheles, Culex dan Mansonia)
2. Identifikasi larva (Aedes, Anopheles, Culex dan Mansonia)
3. Identifikasi pupa (Aedes, Anopheles, Culex dan Mansonia)
4. Identifikasi spesies nyamuk (Aedes, Anopheles, Culex dan Mansonia)
Langkah 3. Diskusi
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator melakukan diskusi dengan seluruh peserta apakah sudah memahami
terhadap materi yang telah diberikan
2. Memberikan jawaban, penjelasan dan pemahaman apabila ada pertanyaan
Telur Aedes berukuran 0,5 – 0,8 mm, berwarna hitam, bulat panjang dan
berbentuk oval/ellips dan terpisah satu dengan yang lain. Nyamuk Aedes
meletakkan telurnya pada dinding wadah tempat perindukan nyamuk sejauh
±2,5 cm di atas permukaan air. Setiap kali bertelur, nyamuk betina mengeluarkan
telur sebanyak 100 - 200 butir.Telur Aedes tahan terhadap kekeringan dan
dapat bertahan 1 – 6 bulan dalam keadaan kering.Jika terendam air, telur
kering dapat menetas menjadi larva antara 3 – 4 jam setelah mendapat
genangan air.
2. Larva Aedes
Salah satu ciri khas jentik Aedes adalah, ketika berada di air, akan membentuk
sudut tegak lurus dengan permukaan air, dengan bagian kepala menghadap
ke bawah. Jentik nyamuk ini tubuhnya langsing dan bergerak sangat lincah.
Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk, sepasang antenna
tanpa duri- duri, dan alat – alat mulut tipe pengunyah (chewing). Bagian dada
tampak paling besar dan terdapat bulu – bulu simetris. Perut tersusun atas
delapan ruas. Pada ruas perut kedelapan, ada alat untuk bernafas yang disebut
sifon (corong) yang berwarna hitam dan ada seberkas bulu- bulu (tuft). Ruas
kedelapan juga dilengkapi dengan seberkas bulu- bulusikat (brush) dan gigi-
gigi sisir (comb) dibagian ventral yang tersusun dalam satu baris, mempunyai
lekukan yang jelas membentuk gerigi. Jentik Aedes aegypti dapat dibedakan
dengan jentik Aedes albopictus berdasarkan gigi – gigi sisir (comb) tersebut.
Pada jentik Aedes aegypti gigi sisir tersebut berbentuk trisula, sedangkan pada
jentik Aedes albopictus gigi sisir berbentuk mata tombak.
Tubuh nyamuk Aedes tersusun dari tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut.
Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk dan antena yang
berbulu. Alat mulut nyamuk betina tipe penusuk- pengisap (piercing- sucking)
dan termasuk lebih menyukai manusia (anthropophagus), sedangkan nyamuk
Bagian dada nyamuk Aedes tersusun dari tiga ruas porothorax, mesothorax
dan metathorax. Setiap ruas dada terdapat sepasang kaki yang terdiri dari
femur (paha), tibia (betis), dan tarsus (kaki belakang). Pada ruas- ruas kaki
terdapat gelang – gelang putih. Pada bagian dada terdapat sepasang sayap
tanpa noda-noda hitam. Bagian punggung (mesontuim) ada gambaran garis-
garis putih yang dapat digunakan sebagai pembeda antara Aedes aegypti
dan Aedes albopictus. Pada punggung nyamuk Aedesaegypti terdapat
sepasang garis lengkung putih pada tepinya dan sepasang garis submedian
di tengahnya. Sedankan pada punggung nyamuk Aedes albopictus hanya
terdapat sepasang garis submedian di tengahnya. Perutnyamuk Aedes terdiri
dari 8 ruas dan pada ruas-ruas tersebut terdapat bintik-bintik putih.
Umumnya nyamuk jantan keluar dari puapa lebih cepat dari nyamuk betina.
Setelah nyamuk jantan keluar, nyamuk jantan tersebut tetap tinggal di
dekat sarang (breeding places). Kemudian setelah betina keluar, maka
sijantan kemudian akan mengawini betina sebelum betina tersebut mencari
darah. Betina yang telah kawin akan beristirahat untuk sementara waktu
(1-2 hari) kemudian baru mencari darah. Setelah perut penuh darah betina
tersebut akan beristirahat lagi untuk menunggu proses pematangan dan
pertumbuhan telurnya. Selama hidupnya nyamuk betina hanya kawin sekali.
Untuk pertumbuhan telur yang berikut, nyamuk betina mencari darah untuk
memenuhi kebutuhan protein yang diperlukan. Waktu yang dibutuhkan untuk
menunggu proses perkembangan terurnya berbeda- beda tergantung pada
beberapa faktor antara lain temperatur, kelembaban serta spesies nyamuk.
Aedes spp yang terdiri dari Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk
ini berwarna belang hitam putih, tersebar di daerah tropis, tetapi berasal dari
Afrika. Nyamuk Aedes spp dapat dibedakan dari jenis nyamuk umum lainnya
dengan melihat ujung abdomen (perut) meruncing, dan mempunyai sersi yang
menonjol, lalu di bagian lateral dadanya terdapat rambut post-spiracular dan
tidak mempunyai rambut spiracular. Aedes spp yang berperan sebagai vektor
penyakit, semuanya tergolong subgenus Stegomyia.
4. Jarak terbang
Penyebaran nyamuk Aedes Aegypti betina dewasa dipengaruhi oleh beberapa
faktor termasuk ketersediaan tempat bertelur dan darah, tetapi tampaknya
terbatas sampai jarak 100 meter dari lokasi kemunculan.Akan tetapi penelitian
terbaru di Puerto Rico menunjukkan bahwa nyamuk ini dapat menyebar sampai
lebih dari 400 meter terutama untuk mencari tempat bertelur.Transportasi pasif
dapat berlangsung melalui telur dan larva yang ada di dalam penampung.
a. Perilaku Istirahat
Setelah kenyang menghisap darah, nyamuk betina perlu istirahat sekitar
2 – 3 hari untuk mematangkan telur. Tempat istirahat yang disukai :
1) Tempat-tempat yang lembab dan kurang terang, seperti kamar mandi,
dapur, WC
2) Di dalam rumah seperti baju yang digantung, kelambu, tirai.
3) Di luar rumah seperti pada tanaman hias di halaman rumah.
b. Perilaku berkembangbiak
Nyamuk aedes aegypti bertelur dan berkembang biak di tempat
penampungan air bersih seperti:
1) Tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari :bak mandi, WC,
tempayan, drum air, bak menara( tower air) yang tidak tertutup, sumur
gali.
2) Wadah yang berisi air bersih atau air hujan: tempat minum burung, vas
bunga, pot bunga, potongan bambu yang dapat menampung air, kaleng,
botol, tempat pembuangan air di kulkas dan barang bekas lainnya yang
dapat menampung air meskipun dalam volume kecil
2. Larva Anopheles
Setelah 1-2 hari telur berada di dalam air, telur akan menetas menjadi jentik.
Jentik yang baru keluar dari telur masih sangat halus seperti jarum. Dalam
pertumbuhannya, jentik Anopheles mengalami pelepasan kulit sebanyak
empat kali atau instar I-IV. Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan jentik
menjadi pupa adalah 8-10 hari tergantung pada suhu, keadaan makanan serta
species nyamuk. Pada waktu beristirahat, jentik nyamuk Anopheles berada
pada posisi sejajar/paralel dengan permukaan air.
Jentik akan tumbuh menjadi pupa yang merupakan tingkatan atau stadium
istirahat dan tidak makan. Stadium pupa ini berlangsung 2-4 hari. Pupa
mempunyai tabung pernapasan (respiratory trumpet) yang berbentuk lebar
dan pendek yang digunakan untuk pengambilan oksigen dari udara.Nyamuk
jantan akan muncul dari pupa kira-kira satu hari lebih awal daripada nyamuk
betina yang berasal dari satu kelompok telur.
Gambar 3 . Pupa
4. Nyamuk Anopheles
cara membedah kelenjar ludah nyamuk atau bisa dengan menggunakan uji
Enzyme Linked Immunosorbent Assay / ELISA
Peranan suatu spesies sebagai vektor malaria dapat dimonitor melalui aspek
insektisida knock-down.
RisetKhusus
Riset KhususVektor
Vektordan
danReservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 13
13
3) Rata-rata jumlah vektor yang tertangkap pada saat menggigit orang atau
binatang ternak pada malam hari, baik sepanjang malam penuh atau
malaria. Jika umur nyamuk lebih pendek dari waktu yang diperlukan untuk
11 hari, Plasmodium vivax 9 hari; pada suhu 26˚C), maka tidak akan terjadi
lebih panjang peluang untuk terinfeksi lebih besar, karena lebih sering
kontak dengan manusia dan lebih banyak siklus gonotropik yang dapat
Umur nyamuk juga dapat diperkirakan dengan menghitung relik dan folikel.
Tipe relik menunjukkan selesainya satu siklus gonotropik. Nyamuk yang telah
dibedah kemudian dihitung Parity Rate (PR) setiap spesies yang sama, yang
Menurut Warrel & Gilles (2002), bahwa paritas berbanding lurus dengan
yang terjadi dan dapat memberikan informasi yang aktual pada suatu wilayah
14
14 Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
ditentukan oleh adanya kesesuaian fisiologis antara nyamuk sebagai inang dan
Apabila parasit di dalam tubuh nyamuk terlalu banyak, maka nyamuk akan
mati.
al., 2009).
Perilaku spesies nyamuk Anopheles spp. yang hanya menyukai darah binatang
masing jenis spesies nyamuk, ada yang aktif pada malam hari (nocturnal)
dan ada yang aktif mencari darah pada siang hari (diurnal). Untuk pemasakan
dari darah manusia atau binatang. Nyamuk yang menyukai darah manusia
Nyamuk Anopheles aconitus aktif mencari darah mulai dari senja sampai
pukul 06.00 pagi. Aktivitas tertinggi ditemukan pada pukul 20.00 – 22.00,
dan setelah pukul 23.00 mulai. Perilaku nyamuk Anopheles aconitus dalam
mencari darah bila dikaitkan dengan tempat menggigit maka lebih banyak
Pada malam hari sedikit nyamuk yang hinggap di dinding rumah oleh karena
Potensi nyamuk Anopheles spp. sebagai vektor juga dapat diketahui dari
tidak ada selektifitas hospes bagi spesies ini untuk mendapatkan mangsa
sebagai sumber darah, adaptif dan cepat mencari mangsa pengganti bila
hospes pilihan tidak dijumpai di lingkungan.
Seekor nyamuk vektor paling sedikit menggigit dua kali untuk dapat menularkan
cara pemeriksaan kondisi perut nyamuk yang ditangkap pada pagi hari,
yaitu dimana didapatkan nyamuk dengan kondisi perut setengah gravid atau
gravid.
Untuk mengetahui tempat istirahat nyamuk pada siang hari dapat dilihat
pada tempat yang terlindungi dari sinar matahari, lembab dan jauh dari
tebing-tebing sungai atau parit di pinggir kampung yang lembab dan teduh.
16
16 Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
f. Pemilihan hospes
f. Pemilihan hospes
Materi III. Morfologi dan Bionomik dan morfologi Nyamuk Mansonia spp dan Culex Spp
Materi III. Morfologi dan Bionomik dan morfologi Nyamuk Mansonia spp dan Culex Spp
Pokok bahasan 1 : Morfologi dan Bionomik dan morfologi Mansonia
Pokok bahasan
Nyamuk 1 : Morfologi
Mansonia dan Bionomik
mempunyai Morfologidandan
morfologi Mansonia
Bionomik dan morfologi sebagai
Nyamuk
berikut: Mansonia mempunyai Morfologi dan Bionomik dan morfologi sebagai
berikut:Ciri-ciri jentik nyamuk Mansonia
Ciri-ciri
1. Bentuk jentik nyamuk
siphon Mansonia
seperti tanduk
1. Bentuk siphon seperti tanduk
2. Jentik nyamuk mansonia menempel pada akar tumbuhan air.
2.
3. Jentik nyamuktoraks
Pada bagian mansonia menempel
terdapat pada akar tumbuhan air.
stoot spine.
3. Pada bagian toraks terdapat stoot spine.
Ciri-ciri nyamuk Mansonia
Ciri-ciri nyamuk Mansonia
RisetKhusus
Riset KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit 17
17
Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 17
1. Pada saat hinggap tidak membentuk sudut 90º
2. Bentuk tubuh besar dan panjang
3. Bentuk sayap asimetris.
4. Menyebabkan penyakit filariasis
5. Penularan penyakit dengan cara membesarkan tubuhnya.
6. Warna tubuhnya coklat kehitaman.
Kingdom: : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diphtera
Family : Culicidae
Genus : Mansonia
Spesies : Mansonia sp
a. Stadium Telur
Telur berwarna putih ketika pertama kali diletakkan, kemudian semakin
gelap dalam satu atau dua jam benkutnya Mansonia sp meletakkan telurnya
saling berdekatan membentuk rakit dibawah permukaan daun tanaman
air. Pada kondisi yang hangat, biasanya di negara tropis telur akan menetas
setelah 2-3 hari di air. Gambar Telur Mansonia sp dapat dilihat dibawah ini
18
18 Riset
Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
Gambar Telur Mansonia sp
b. Stadium Larva
Telur menetas menjadi larva. Berbeda dengan larva dari anggota Diptera
yang lain seperti lalat yang larvanya tidak bertungkai, larva nyamuk memiliki
kepala yang cukup besar serta toraks dan abdomen yang cukup jelas. Larva
dari kebanyakan nyamuk menggantungkan diri di permukaan air.
Larva nyamuk Mansonia sp memiliki sifon (corong udara) yang pendek dan
ujungnya seperti bentuk duri/tanduk (runcing), Sifon tersebut terdapat pada
segmen VIII. Larva ini menempel pada akar tumbuhan air., Mansonia sp
memiliki tabung udara yang berbentuk pendek dan runcing yang dipergunakan
untuk menusuk akar tanama air. Pada waktu istirahat larva Mansonia sp
membentuk sudut dengan permukaan air. Gambar larva Mansonia sp dapat
dilihat dibawah ini
c. Stadium Pupa
Setelah melewati pergantian kulit keempat, maka terjadi pupasi. Pupa
Mansonia sp berbentuk agak pendek, tidak makan, tetapi tetap aktif bergerak
dalam air terutama bila diganggu. Mereka berenang naik turun dari bagian
dasar ke permukaan air. Pupa Mansonia sp mempunyai alat pernafasan
menyerupai trompet berbentuk panjang dan bergerigi. Gambar pupa
Mansonia sp dapat dilihat dibawah ini
Riset Khusus
Riset Vektor
Khusus dandan
Vektor Reservoir Penyakit
Reservoir Penyakit 19 19
Gambar pupa Mansonia sp
d. Stadium Dewasa
Pada saat hinggap nyamuk Mansonia sp tidak membentuk sudut 90º.
atau bias dikatakan sejajar dengan tempat hinggap. Secara Morfologi dan
Bionomik dan morfologi nyamuk ini mempunai bentuk tubuh besar dan
panjang, bentuk sayap asimetris, Sayapnya bintik-bintik Warna tubuh terdiri
dari hitam atau coklat bercampur putih. Gambar nyamuk dewasa Mansonia
sp dapat dilihat dibawah ini
Nyamuk mempunyai beberapa ciri yaitu tubuhnya dibedakan atas kaput, toraks,
20
20 Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
abdomen dan mempunyai 3 pasang kaki dan sepasang antena. Satu pasang sayap dan
halter menempatkan nyamuk dalam ordo Diptera. Sisik pada sayap dan adanya
alat mulut yang panjang seperti jarum menempatkan nyamuk ke dalam familia
Culicidae (Borror dkk., 1992). Genus Culex dicirikan dengan bentuk abdomen
nyamuk betina yang tumpul pada bagian ujungnya. Kepala Culex umumnya bulat
atau sferik dan memiliki sepasang mata, sepasang antena, sepasang palpi
yang terdiri atas 5 segmen dan 1 probosis antena yang terdiri atas 15
segmen. Berbeda dengan 6 Aedes, pada genus Culex tidak terdapat rambut
pada spiracular maupun pada post spiracular. Panjang palpus maxillaries nyamuk
jantan sama dengan proboscis. Bagian toraks nyamuk terdiri atas 3 bagian
yaitu protoraks, mesotoraks dan metatoraks. Bagian metatoraks mengecil dan
terdapat sepasang sayap yang mengalami modifikasi menjadi halter. Abdomen
terdiri atas segmen tanpa bintik putih di tiap segmen.
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Diftera
Nyamuk adalah hewan yang mempunyai metamorfosis sempurna, yaitu telur, larva, pupa
dan nyamuk dewasa. Pada stadium telur, letaknya adalah dipermukaan air. Stadium larva
dan pupa hidup di dalam air, sedangkan nyamuk dewasa hidup berterbangan di udara .
Siklus hidup dan perkembangan nyamuk Culex Sp. adalah sebagai berikut :
4.
1. Bentuk siphon seperti tanduk
2.
5. Jentik nyamuk mansonia menempel pada akar tumbuhan air.
3.
6. Pada bagian toraks terdapat stoot spine.
Ciri-ciri nyamuk Culex
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 21
21
5. Jentik nyamuk mansonia menempel pada akar tumbuhan air.
Habitat nyamuk Mansonia sp terdiri dari rawa-rawa, sungai besar di tepi hutan
atau dalam hutan, larvae dan pupa melekat dengan sifonnya pada akar - akar
ranting tanaman air,seperti enceng gondok, teratai, kangkung, dan sebagainya .
Bersifat zoofilik, eksofagik, eksofilik, nokturnal.
1. Telur
Telur nyamuk Culex Sp. diletakkan saling berdekatan di atas permukaan air
sehingga berbentuk rakit (raft). Warna telur yang baru diletakkan adalah putih,
kemudian warnanya berubah menadi hitam setelah 1-2 jam. Telur nyamuk Culex
Sp. berbentuk menyerupai peluru senapan. Spesies-spesies nyamuk Culex
Sp. berkembang biak ditempat yang berbeda-beda, sebagai contoh, nyamuk
Culexquinquefasciatus bertelur di air comberan yang kotor dan keruh, nyamuk
Culex annulirostris bertelur di air sawah, daerah pantai dan rawa berair payau,
nyamuk Culex bitaeniorrhynchus bertelurdi air yang mengandung lumut dalam air
tawar dan atau air payau . Gambar telur nyamuk Culex Sp. dapat dilihat di gambar
dibawah ini.
3. Pupa
Setelah melewati pergantian kulit keempat, maka terjadi pupasi. Pupa Culex
sp berbentuk agak pendek, tidak makan, tetapi tetap aktif bergerak dalam
air terutama bila diganggu. Mereka berenang naik turun dari bagian dasar
ke permukaan air. Pupa Culex sp mempunyai alat pernafasan menyerupai
trompet berbentuk panjang dan bergerigi. Gambar pupa Culek sp dapat dilihat
dibawah ini
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 23
23
4. Nyamuk
Pada saat hinggap nyamuk Culex sp tidak membentuk sudut 90º. atau bias
dikatakan sejajar dengan tempat hinggap. Secara morfologi nyamuk ini mempunai
bentuk tubuh besar dan panjang, bentuk sayap asimetris, Sayapnya bintik-bintik
Warna tubuh terdiri dari hitam atau coklat bercampur putih. Gambar nyamuk
dewasa Culex sp dapat dilihat dibawah ini
24
24 Riset
Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
MATERI INTI II
MORFOLOGI DAN BIONOMIK BINATANG
PEMBAWA PENYAKIT
I. Diskripsi Singkat
Binatang Pembawa Penyakit merupakan salah satu yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan masyarakat. Dalam upaya pengendalian Binatang Pembawa Penyakit yang
tepat sasaran dan efektif, diperlukan pengetahuan morfologi dan bionomik Binatang
Pembawa Penyakit sebagai data dasar dalam pengendalian penularan penyakit
tersebut.
Beberapa binatang yang menyebabkan penyakit bagi manusia seperti Tikus, Lalat dan
Kecoak
Kecoak merupakan salah satu serangga yang hidup berdekatan dengan manusia yang
dapat menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat. Selain itu dapat menyebarkan
penyakit tular vektor secara mekanik khususnya penyakit parasite usus seperti antara
lain :Diarea, cholera, Disentri.
Dalam upaya pengendalian vektor mekanik (kecoak) yang tepat sasaran dan efektif
diperlukan pengetahuan bionomic kecoak sebagai data dasar dalam pengendalian/
memutuskan mata rantai penularan penyakit tersebut.
Lalat merupakan salah satu serangga yang hidup berdekatan dengan manusia yang
dapat menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat. Selain itu dapat menyebarkan
penyakit tular vektor secara mekanik khususnya penyakit parasite usus antara lain
:Diarea, cholera, Disentri.
Dalam upaya pengendalian vektor mekanik (lalat) yang tepat sasaran dan efektif diperlukan
pengetahuan bionomiklalat sebagai data dasar dalam pengendalian/memutuskan mata
rantai penularan penyakit tersebut.
Tikus dan mencit adalah binatang mengerat (rodensia). Beberapa jenis/spesies dari
kelompok binatang ini hidup di dekat tempat hidup atau kegiatan manusia disebut
rodensia komensal. Kelompok binatang ini lebih dikenal sebagai hama tanaman pertanian,
perusak barang di gudang dan binatang pengganggu yang menjijikkan di perumahan.
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 25
25
Keberadaan tikus menunjukkan lingkungan yang tidak terawat, kotor, kumuh, lembab,
kurang pencahayaan serta adanya indikasi penatalaksanaan / manajemen kebersihan
lingkungan yang kurang baik.
Binatang mengerat ini menimbulkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit, merusak
bahan pangan, instalasi medik, instalasi listrik, peralatan kantor, komputer, perlengkapan
laboratorium, dokumen/ file dan lain-lain. Selain sebagai binatang pengganggu dan
ancaman keselamatan transportasi, kelompok binatang ini juga membawa, menyebarkan
dan menularkan berbagai penyakit kepada manusia, ternak, binatang peliharaan dan
binatang liar
b. Tujuan Khusus:
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menjelaskan :
1. Siklus hidup dan spesies Kecoak
2. Siklus hidup dan spesies Tikus
3. Siklus hidup dan spesies lalat
26 Riset
RisetKhusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
c. Praktek
d. Alat bantu dan media (film , laptop dan LCD)
e. Entomologi kit
f. Spesimen
Langkah 3. Diskusi
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator melakukan diskusi dengan seluruh peserta apakah sudah memahami
terhadap materi yang telah diberikan
2. Memberikan jawaban, penjelasan dan pemahaman apabila ada pertanyaan
dari peserta yang merupakan pengembangan pengetahuan dari materi yang
diberikan.
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 27
27
VI. Uraian Materi
Materi I. Siklus hidup dan Identifikasi Kecoak
Pokok bahasan 1. Siklus hidup kecoak
Kecoak adalah serangga dengan metamorfosa tidak sempurna, hanya melalui tiga
stadium (tingkatan), yaitu stadium telur, stadium nimfa dan stadium dewasa yang
dapat dibedakan jenis jantan dan betinanya. Nimfa biasanya menyerupai yang
dewasa, kecuali ukurannya, sedangkan sayap dan alat genitalnya dalam taraf
perkembangan. Daur hidup kecoak dapat terlihat pada gambar 1
28
28 Riset
Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
Beberapa jenis kecoak yang umumnya terdapat di lingkungan manusia antara lain :
Periplaneta Americana, Periplaneta australasiae, Blattela germanica, Periplaneta
brunnea,Neostylophiga rhombifolia, Supella longipalpa, Blatta orientalis
30
30 Riset
Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
dalam ruang bangunan antara lain di Tempat-tempat Umum (TTU), Permukiman
dan angkutan umum.
Sebagai contoh lokasi yang berpotensial sebagai tempat perkembangbiakan
kecoak di TTU (Rumah Sakit) dapat dilihat pada lampiran 1, di Permukiman
(rumah/asrama haji) dapat dilihat lampiran 2, di Angkutan umum (kapal) dapat
dilihat pada lampiran 3.
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 31
31
4. Calliphora sp. (lalat hijau)
Dibutuhkan waktu 15 hari atau lebih untuk perkembangan dari telur hingga
menjadi lalat dewasa.
Diantara berbagai jenis lalat yang merupakan masalah yang cukup banyak
mendapat perhatian di bidang kesehatan antara Iain :Musca domestica (lalat rumah),
Sarcophaga sp (lalat blirik/lalat daging), Chrysomyia megacephala (lalat hijau),
Calliphora sp. (lalat hijau) dan Drosophila melanogaster (lalat buah).Morfologi dari
masing-masing lalat tersebut sebagai berikut :
32
32 Riset
Riset Khusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
Gambar 3. Musca domestica (lalat rumah)
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 33
33
3. Chrysomya megacephala (Lalat hijau)
Lalat hijau berukuran dari sedang sampai besar, dengan warna hijau, abuabu,
perak mengkilat dan panjang tubuhnya berkisar antara 8-10 mm.
Lalat jantan berukuran panjang 8-14 mm, mempunyai mata merah besar.
34
34 Riset
Riset Khusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
Gambar 8. Drosophila melanogaster
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 35
35
Gambar 9. Larva Sarcophaga sp
36
36 Riset
Riset Khusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
jarak lebih kurang 10 km dalam waktu 24 jam. Lalat buah aktif sepanjang
tahun. Lalat buah sangat tertarik pada bahan-bahan seperti buah dan sayuran
yang masak/busuk, produk yang mengandung ragi, botol dan kaleng minuman
yang kosong, saluran air yang kotor/tersumbat dan area-area yang lembab.
1. Musca domestica
Kalau bertelur lalat memilih tempat-tempat yang lembab dan banyak
mengandung zat oganiknya seperti sampah.kotoran temak, kotoran manusia,
sisa sayuran dan bentuk busuk lainnya.
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 37
37
Ordo : Rodensia
Sub Ordo : Myomorpha
Familia : Muridae
Sub Familia : Murinae
Genera : Bandicota, Mus dan Rattus
Spesies : Bandicota bengalensis, Bandicota indica,
Mus musculus, Rattus argentiventer, Rattus
exulans, Rattus norvegicus, Rattus rattus diardii,
Rattus tanezumi, Rattus tiomanicus
38
38 Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
Rambut Bagian Abu-abu Satu sub spesies
punggung abu- kecoklatan : Abu-abu
abu kecoklatan, sampai kehitam- kecoklatan bagian
keabuan pada hitaman dibagian perut, keabu-
bagian perut punggung, bagian abuan, lainnya :
perut kemungkinan keabuan-abuan
putih atau abu-abu, bagian punggung
hitam keabu-abuan dan putih keabu-
abuan bagian perut
Gambar 1
Gambar 1 Jenis tikus komensal
Gigi seri ini terdapat pada rahang atas dan bawah, masing-masing sepasang.
Gigi seri ini secara cepat akan tumbuh memanjang (0,4 mm/hari) sehingga
merupakan alat potong yang sangat efektif. Tidak mempunyai taring dan geraham
(premolar).
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 39
39
Gambar. 3. Gigi seri
Karakteristik cara berjalan dan perilaku hidup tikus dan mencit sebagai
berikut:
a. Semua rodensia komensal berjalan dengan telapak kakinya;
b. Beberapa jenis Rodensia yaitu Rattus norvegicus, Rattus rattus diardii,
Mus musculus yang perbandingan bentuk tubuhnya seperti terlihat pada
Gambar 1;
c. Rattus norvegicus (tikus got) berperilaku menggali lubang ditanah dan
hidup di lubang tersebut;
d. Rattus rattus tanezumi (tikus rumah) tidak tinggal ditanah tetapi disemak-
semak dan atau diatap bangunan;
e. Bantalan telapak kaki jenis tikus ini disesuaikan untuk kekuatan menarik
dan memegang yang sangat baik, hal ini karena pada bantalan telapak
kaki terdapat guratan-guratan beralur, sedang pada rodensia penggali
bantalan telapak kakinya halus
f. Mus musculus (mencit) selalu berada di dalam bangunan;
g. sarangnya bisa ditemui di dalam dinding, lapisan atap (eternit), kotak
penyimpanan atau laci.
Rodensia termasuk binatang nokturnal yang aktif keluar pada malam hari
untuk mencari makan. Untuk itu diperlukan suatu kemampuan yang khusus
agar bebas mencari makanan dan menyelamatkan diri dari pemangsa pada
suasana gelap. Tikus dikenal sebagai binatang kosmopolitan yaitu menempati
hampir di semua habitat (Lampiran 1).
2. Habitat dan kebiasaan jenis tikus yang dekat hubungannya dengan manusia
adalah sebagai berikut :
40
40 Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
a. R. norvegicus
Menggali lubang, berenang dan menyelam, menggigit benda-benda keras
seperti kayu bangunan, aluminium dsb. Pada umumnya ditemukan di luar
rumah, gudang bawah tanah, dan saluran dalam tanah/ riol/ got, tetapi dapat
juga ditemukan di dalam bangunan/ rumah, toko makanan dan gudang.
b. R. Rattus anezumi
Sangat pandai memanjat, biasanya disebut sebagai pemanjat yang ulung,
menggigit benda-benda yang keras. Hidup di lubang pohon, tanaman yang
menjalar. Hidup dalam rumah tergantung pada cuaca.
c. M. musculus
Termasuk rondensia pemanjat, kadang-kadang menggali lubang, menggigit,
hidup di dalam dan di luar rumah.
2). Menyentuh
Rasa menyentuh sangat berkembang dikalangan rodensia komensal,
ini untuk membantu pergerakannya sepanjang jejak dimalam hari.
Sentuhan badan dan kibasan ekor akan tetap digunakan selama
menjelajah, kontak dengan lantai, dinding dan benda lain yang dekat
sangat membantu dalam orientasi dan kewaspadaan binatang ini
terhadap ada atau tidaknya rintangan didepannya.
3). Mendengar.
Rodensia sangat sensitif terhadap suara yang mendadak. Disamping
itu rodensia dapat mendengar dan mengirim suara ultra.
4). Melihat.
Mata tikus khusus untuk melihat pada malam hari, Tikus dapat
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 41
41
menditeksi gerakan pada jarak lebih dari 10 meter dan dapat
membedakan antara pola benda yang sederhana dengan obyek yang
ukurannya berbeda-beda. Mampu melakukan persepsi/ perkiraan
pada jarak lebih 1 meter, perkiraan yang tepat ini sebagai usaha untuk
meloncat bila diperlukan.
5). Mengecap.
Rasa mengecap pada tikus berkembang sangat baik. Tikus dan
mencit dapat menditeksi dan menolak air minum yang mengandung
phenylthiocarbamide 3 ppm, pahit, senyawa racun.
a. Kemampuan fisik.
1) Menggali
R. norvegicus adalah binatang penggali lubang. Lubang digali untuk
tempat perlindungan dan sarangnya. Kemampuan menggali dapat
mencapai 2-3 meter tanpa kesulitan.
2) Memanjat.
Rodensia komensal adalah pemanjat yang ulung. Tikus atap atau
tikus rumah yang bentuk tubuhnya lebih kecil dan langsing lebih
beradaptasi untuk memanjat dibandingkan dengan tikus riol/ got.
Namun demikian kedua spesies tersebut dapat memanjat kayu dan
bangunan yang permukaannya kasar. Tikus riol/ got dapat memanjat
pipa baik di dalam maupun di luar bangunan.
4) Menggerogoti/ mengerat
Tikus menggerogoti bahan bangunan/ kayu, lembaran alumunium
maupun campuran pasir, kapur dan semen yang mutunya rendah.
42
42 Riset
RisetKhusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
MATERI III
SIKLUS HIDUP, MORFOLOGI dan
IDENTIFIKASI PINJAL
Telur pinjal berukuran 0,4 – 0,5 mm, bentuk oval, berwarna putih, saat akan menetas
berwarna kuning kecoklatan. Telur pinjal akan menetas menjadi larva pada suhu
18 – 270C dan kelembaban 75 – 80% setelah 2 – 12 hari. Larva berubah menjadi
kepompong 9 – 12 hari dan mengalami ganti kulit 2 kali. Larva akan membungkus
dirinya dengan bahan organik yang ada disekitarnya untuk membentuk kokon.
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 43
43
Daur hidup pinjal secara normal berkisar antara 2 – 3 minggu, pada kondisi
yang kurang sesuai seperti suhu tinggi dan kelembaban rendah daur hidup pinjal
akan membutuhkan waktu yang lebih lama dan seluruh tahap atau stadium
perkembangannya dapat mencapai 1 tahun atau lebih.
Pinjal adalah serangga kecil berukuran 1,5 - 5 mm, pipih (laterally compressed/
dorso-lateral) dilengkapi banyak bulu kaku mengarah ke belakang, tidak bersayap,
berwarna coklat muda sampai tua, berkilat, tipe mulut menusuk menghisap, berkaki
panjang terutama kaki belakangnya. Tubuh seekor pinjal dewasa terdiri atas kepala,
toraks, dan abdomenyang terlihat jelas (Gambar 2).
Kepala pinjal lebih memanjang kedepan daripada melebar keatas. Kepala terbagi
dalam 2 bagian oleh alur tempat antena, yaitu bagian anterior (kepala bagian depan)
disebut frons, dan bagian posterior (kepala bagian belakang), dikenal sebagai occiput.
Pada bagian bawah kepala (ventral) dinamakan gena. Beberapa jenis pinjal di bagian
tepi gena kadang-kadang terdapat bulu kaku berwarna coklat kehitaman seperti sisir,
disebut ctenidium atau sisir. Ctenidium yang terletak pada sisi gena disebut gena
ctenidia atau sisir gena. Pada kepala kadang-kadang terdapat mata sederhana yang
terletak di depan antena. Pinjal jenis tertentu, di depan atau di bawah mata terdapat
satu bulu kaku yang dikenal sebagai bulu okular (ocular bristle). Sepasang antena
pada kepala tersusun atas tiga segmen yang berbentuk seperti tongkat dan terletak
pada suatu alur yang dikenal sebagai alur antena atau fosa (Gambar 3).
44
44 Riset
Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
Gambar 3.Morfologi kepala pinjal famili Ceratophyllidae
Toraks terdiri atas tiga segmen. Ketiga segmen ini berbeda jelas baik sisi dorsal
maupun ventral. Toraks sisi dorsal terbagi atas 3 bagian yaitu, pronotum, mesonotum
dan metanotum. Di bagian tepi posterior segmen toraks pertama (pronotum)
kadang-kadang terdapat ctenidium, tergantung dari jenis pinjal. Ctenidium yang
terletak pada sisi pronotum disebut pronotal ctenidia atau sisir pronotal. Pinjal jenis
tertentu, mempunyai sisir gena, sisir pronotal dan sisir abdomen, sedang jenis lain
hanya mempunyai sisir pronotal tanpa sisir gena atau sebaliknya sisir gena tanpa
sisir pronotal. Sisi ventral toraks juga terbagi atas 3 bagian yaitu, prosternum,
mesosternum, dan metasternum. Pada segmen kedua dan ketiga terdapat spirakel.
Kaki sangat kuat, menempel pada lempeng pleural thoraks. Kaki dengan lempeng
koksa yang lebar, trokanter kecil, lempeng femur lonjong, tibia menyempit dan melebar
kearah distal, tarsus berjumlah 5, dan pada ujung tarsus paling akhir terdapat kuku
lengkung.
Abdomen terdiri atas 10 segmen, tiga segmen terakhir termodifikasi menjadi anus
dan organ genitalia eksternal. Segmen ke 9 pada sisi dorsalnya, membulat berbentuk
pelana, disebut pigidium. Organ tersebut kemungkinan berfungsi sebagai indera
perasa. Anus terdapat pada segmen ke 10. Pada tepi dorsal bagian posterior segmen
ke 7 terdapat sedikit atau banyak pasangan bulu kaku, yang disebut antepygidial
bristles atau bulu antepigidial. Pada segmen abdomen pertama sampai ke 8 ditemukan
spirakel.
Jantan Betina
Gambar 4. Segmen abdomen dan organ kelamin pinjal Leptosylla segnis
Terdapat sekitar 3000spesies pinjal yang masuk ke dalam 200 genus. Berikut
beberapa genus pinjal yang berperan penting di hidang kesehatan:
1) Genus Ctenocephalides
Ctenocephalides adalah pinjal yang umum pada anjing dan kucing. Pinjal ini juga
menggigit hewan lain termasuk sapi dan manusia. Ciri genus Ctenocephalides
adalah: mempunyai sisir gena berjumlah 10 atau lebih(1), bentuk kepala membulat
(2), mempunyai sisir pronatal yang berjumlah 16 (3), mempunyai garis pleural (4)
(Gambar 5). Salah satu jenis pinjal dari genus Ctenocephalides yang berperan
penting dalam dunia kesehatan adalah Ctenocephalides felis. Pinjal ini sebagai
induk semang antara cacing pita anjing (Dipylidium caninum) dan cacing filaria
anjing (Dipetalonema reconditum).
46
46 Riset
Riset Khusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
2) Genus Echinodnophaga
Echidnophaga adalah pinjal lekat unggas. Pinjal ini dapat juga menyerang
anjing, kucing, mamalia lain dan bahkan manusia. Echidnophaga berbeda dari
kebanyakan pinjal lain oleh karena pinjal ini meloncat bila diganggu. Ciri genus
Echinopaga adalah: alat mulut panjang (1) tidak mempunyai sisir gena (2), kepala
mempunyai 2 sudut berbentuk pentagonal (3), tidak mempunyai sisir pronotal
(4), abdomen pendek (5) (Gambar 6).
3) Genus Pulex
Pulex merupakan salah satu genus pinjal yang mempunyai anggota 6 spesies.
Ciri genus Pulex adalah tidak mempunyai sisir gena (1), bulu okuler di bawah
mata (2), Tepi kepala bagian depan membulat (3), pinggir kepala bagian belakang
tidak mempunyai bulu (4), tidak mempunyai sisir pronatal (5), garis pleural tidak
ada (6) dan ketiga segmen toraks lebih panjang daripada segmen abdomen
pertama (Gambar 7). Salah pinjal dari genus Pulex yang berperan penting di
bidang kesehatan adalah Pulex irritans. Pulex irritans dikenal sebagai pinjal
manusia, walaupun begitu P. irritans juga dapat menyerang hewan seperti babi,
anjing, kucing dan tikus. Pinjal ini sebagai vektor murine typhus.
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 47
47
4) Genus Nosopsyllus
Genus Nosopsyllus umum ditemukan pada tikus. Ciri genus Nosopsyllus adalah:
Sisir gena tidak ada (1), mempunyai 3 bulu okuler yang terletak di bawah mata
(2), profil punggung kepala membulat (3), mempunyai sisir pronotal kurang lebih
berjumlah 18 – 20 sisir (4), mempunyai garis pleural (5), abdomen memanjang
(6) (Gambar 8). Salah satu spesies pinjal dari genus Nosopsyllus yang berperan
penting di bidang kesehatan adalah Nosopsyllus fasciatus. Pinjal ini berperan
sebagai vektor pes.
5) Genus Xenopsylla
48
48 Riset
Riset Khusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
6) Genus Tunga
Genus Tunga terdiri dari 12 spesies. Ciri-ciri genus Tunga adalah: Alat mulut
panjang (1), tidak mempunyai sisir gena (2), profil punggung kepala menyudut
dan berbentuk segitiga (3), tidak mempunyai sisir pronotal (4) (Gambar 9).
Spesies dari genus Tunga yang berperan penting dalam kesehatan adalah
Tunga penetrans. Tunga penetrans dikenal sebagai pinjal pasir. Tungau penetras
menyebabkan penyakit yang dikenal dengan tungiasis. Parasit ini dapat masuk
menembus kulit kaki manusia lalu tumbuh dengan menghisap darah. Setelah
beranak pinak hingga berjumlah ribuan, kutu ini akan menghabiskan suplai darah
sehingga jaringan yang ditempati mulai mengalami pembusukan.
Perilaku pinjal secara umum merupakan parasit temporal, yaitu berada dalam tubuh
hospes saat membutuhkan makan. Jangka hidup pinjal bervariasi pada spesies
pinjal tergantung pada mereka mendapatkan makanan atau tidak. Pinjal yang tidak
mendapatkan makanan tidak dapat hidup dalam lingkungan kering, tetapi pada
lingkungan lembab terutama apabila ada reruntuhan/tempat persembunyian maka
pinjal dapat hidup selama berbulan-bulan.
Pinjal selalu ditemukan di dekat inangnya, baik dalam tubuh inang (diantara
rambut) maupun di sarang inangnya. Pinjal ditemukan di tubuh inang saat mereka
membutuhkan makanan, dan di sarang inang saat tidak membutuhkan makanan.
Pinjal hidup di hampir semua jenis habitat, selama kondisinya hangat dan lembab.
Pinjal ditemukan di daerah yang beriklim tropis, padang pasir atau gundukan, savana
atau padang rumput, kaparal, hutan hujan, hutan belukar, perkotaan, pinggiran kota,
serta lahan pertanian.
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 49
49
50 50 Riset
Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dandan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit
MATERI INTI IV
PENGENDALIAN VEKTOR
I. Diskripsi Singkat
Peralatan dan bahan surveilans vektor adalah semua alat dan bahan yang digunakan
dalam kegiatan surveilans vektor dalam rangka mengumpulkan data dan informasi
tentang vektor yang digunakan sebagai dasar dalam tindakan pengendalian vektor.
Peralatan dan bahan pengendalian vektor digunakan dalam rangka menekan atau
menurunkan populasi vektor, sehingga tidak berisiko untuk terjadinya penularan
penyakit tular vektor di suatu wilayah.
Setiap peralatan yang dipakai dalam upaya pengendalian vektor harus memenuhi
persyaratan yang dibuktikan dengan sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) atau
sertifikat kesesuaian yang dikeluarkan oleh lembaga pengujian independen yang
terakreditasi dan ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan RI atau lembaga pengujian di
negara lain yang ditunjuk, dengan mengacu pada ketentuan spesifikasi WHO; (WHO/
CDS/NTD /WHOPES /GCDPP/2006.5).
Peralatan yang digunakan dalam pengendalian vektor DBD adalah mesin pengkabut
panas (Hot Fogger), mesin pengkabut dingin (Aerosol / ULV) yang dioperasikan di
atas kendaraan pengangkut. Modul ini membahas cara pengoperasian, perawatan
dan perbaikan alat pengendalian vektor tersebut. Bahan yang digunakan dalam upaya
pengendalian vektor DBD berupa insektisida, baik sasaran terhadap nyamuk vektor
dewasa maupun terhadap larva/jentik nyamuk.
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 51
51
II. Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan Umum:
Setelah mengikuti materi ini, peserta diharapkan mampu memahami kegiatan
Pengdalian vektor
b. Tujuan Khusus:
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menjelaskan :
1. Pengendalian jentik dan nyamuk Aedes spp
2. Pengendalian jentik dan nyamuk Anopheles spp
52
52 Riset
Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
Langkah 2. Penyampaian Materi
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan pokok bahasan
dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang.
2. Fasilitator menyampaikan materi dengan metode ceramah tanya jawab,
kemudian curah pendapat, diskusi, praktek identifikasi. Praktek lapangan
Langkah 3. Diskusi
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator melakukan diskusi dengan seluruh peserta apakah sudah memahami
terhadap materi yang telah diberikan
2. Memberikan jawaban, penjelasan dan pemahaman apabila ada pertanyaan
dari peserta yang merupakan pengembangan pengetahuan dari materi yang
diberikan.
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 53
53
mandi/wc, drum, dan lain-lain seminggu sekali (M1)
b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/
tempayan, dan lain-lain (M2)
c. Memanfaatkan atau mendaur ulangn barang-barang bekas yang dapat
menampung air hujan (M3).
d. Mengganti air vas bunga, tempatminumburungatautempat-tempatlainnya
yang sejenisseminggusekali.
e. Memperbaikisaluran dan talang air yang tidaklancar/rusak
f. Menutuplubang-lubang pada potonganbambu/pohon, dan lain-lain
(dengantanah, dan lain-lain). Biasanya PSN 3M diiringi dengan kegiatan
Plus lainya.
Upaya mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah dapat dilakukan dengan
memasang kawat kasa pada pintu dan jendela. Kalau ingin lebih murah
dapat menggunakan kasa dengan pelekat karet. Kasa tersebut dilengkapi
dengan karet di sekelilingnya yang dilekatkan pada alat khusus yang
dipasang di kusen, baik pintu maupun jendela
2. Pengendalian Kimia
Dalam program pengendalian vektor, kegiatan pengendalian larva dengan
insektisida disebut sebagai larvasidasi. Larvasidasi merupakan kegiatan
pemberian insektisida yang ditujukan untuk membunuh stadium larva.
Larvasiding dimaksudkan untuk menekan kepadatan populasi vektor untuk
jangka waktu yang relatif lama (3 bulan), sehingga transmisi virus dengue
selama waktu itu dapat diturunkan atau dicegah (longterm preventive
measure).
54
54 Riset
RisetKhusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
Terdapat tiga jenis pestisida untuk mengendalikan larva Aedes yaitu butiran
temephos, pengatur pertumbuhan serangga (Insect grouth regulator/IGR) dan
Bacillus thuringiensis (Bt H-14)
Mengingat vektor DBD pada umumnya tidak hinggap di dinding, tetapi pada
benda yang tergantung, maka pengendalian nyamuk Aedes dilakukan dengan
space spraying. Space spraying adalah knock down effect, oleh sebab itu
sasarannya adalah vektor yang sedang terbang baik didalam maupun diliar
rumah. Ada 2 macam cara space spraying yaitu : 1) Sistim panas (Thermal
fogging) dan 2) Sistim dingin (Cold spraying).
a. Thermal Fogging
Insektisida yang dipergunakan dalam system thermal biasanya dilarutkan
dalam minyak solar (light diesel oil) atau minyak tanah biasa (kerosene).
Operasional fogging:
- Sasaran fogging; rumah/bangunan dan halaman/pekarangan sekitarnya
- Waktu operasional: pagi hari atau sore (Ae. aegypti) dan malam hari
(Anopheles atau culex)
- Kecepatan gerak fogging; seperti orang berjalan biasa (2-3 km/jam)
- Temperatur udara ideal: 18oC, maksimal 28oC.
- Fogging di dalam rumah ; dimulai dari ruangan yang paling belakang,
jendela dan pintu ditutup kecuali pintu depan untuk keluar masuk
petugas
- Fogging di luar rumah : tabung pengasap harus searah dengan arah
angin, dan petugas berjalan mundur.
- Penghuni rumah; selama rumah di fog dengan sistem thermal, semua
penghuni supaya berada diluar, Setelah fog dalam ruangan menghilang
baru para penghuni boleh masuk kembali. (15-30 menit setelah
fogging).
- Binatang peliaraan, makanan dan minuman; untuk menhindari hal-hal
yang tidak diinginkan, maka dianjurkan semua makanan, bahan makanan
dan tempat penampungan air minum agar ditutup.
- Berdasarkan pengalaman, lama fogging: dari berbagai studi dan
pengalaman selama ini untuk rumah dan halaman didaerah urban di
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 55
55
indonesia memakan waktu fogging antara 2-3 menit/rumah. Output
petugas: 1 hari kerja +/_ 20-25 rumah /petugas atau disesuaikan dengan
keadaan setempat. Kebutuhan bahan bakar (bahan bakar untuk mesin
fog; setiap 10 liter larutan malathion 4,8% diperlukan 1,2 liter bahan
bakar.
b. Pengabutan (ULV)
Space spraying system dingin dikenal juga sebagai system ULV, Cold
aerosols and mists. Ultra Low volume (ULV) dimaksudkan sebagai space
spraying dengan menggunakan racun serangga yang seefisien mungkin,
untuk area yang luas dan tetap efektif terhadap vektor. Oleh sebab itu
pada ULV dipergunakan pestisida dalam konsentrasi yang biasanya
cukup tinggi (lebih dari 20%) dengan jangkauan semburan yang cukup
luas, idealnya 80-100 meter. Vmd dropet size untuk ULV cold aerosolt
dan mists adalah: Vmd aerosols : 15-50u dan Vmd mists : 50-100u.
Sesuai dengan perkembangan teknologi dibidang pembuatan insektisida
kimia dan mesin sprayer, untuk ULV cold spraying digunakan pestisida
golongan organophosphate, carbamat atau syntetic pyrethroid dalam
formulasi konsentrasi yang lebih tinggi dibanding untuk pemakaian
pada thermal fogging. Sasaran fogging adalah serangga yang sedang
terbang, sehingga fogging harus meliputi seluruh target area yang terdiri
dari indoor dan outdoor. Fogging dilakukan dari luar/pinggir jalan semua
pintu dan jendela rumah/bangunan harus dibuka lebar.
Waktu operasi pada pagi atau sore hari dalam keadaan udara tidak terlalu
panas/kurang dari 28oC dan angin cukup tenang, maximum kecepatan
angin 20km/jam. Kecepatan jalan kendaraan pengangkut ULV sprayer
adalah 5-8 km/jam. Beberapa test menunjukkan bahwa jarak sembur
yang paling baik adalah 80-100 meter dangan kecepatan angin 10-15
km/jam. Pada kecepatan angin lebih dari 20 km/jam fogging supaya
dihentikan saja. Jumlah petugas yang melayani 1 unti ULV ground
sprayer mounted adalah 3 orang, terdiri dari 1 petugas penunjuk arah, 1
petugas operasional dan 1 orang pengemudi. Dengan out put area 10-
15 ha/jam, apabila fogging berjalan selama 3 jam (pk 07.00 s/d 10.00)
maka dapat mencakup daerah seluas 30-40 ha. Hal ini jauh lebih efisien
disbanding dengan menggunakan portable thermal machine yang hanya
mampu menyelesaikan daerah seluas 1 ha per petugas.
Dosis maksimum 500ml malathion 96% atau penitrition 95% per ha,
kabut ULV cold aerosols dalam udara bebas selama 15-30 menit tidak
56
56 Riset
Riset Khusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
berbahaya bagi manusia, mamalia lain dan burung, kecuali pada ikan
yang berumur muda (benih ikan). Beberapa keuntungan ULV ground
spraying application dibanding thermal fogging yaitu:
- Polusi udara lebih kecil. Untuk target area dan efektifitas yang sama
penggunaan pestisida (dosis) dapat lebih kecil dibanding operasional
thermal foging (dapat sampai 50%nya).
- Mengurangi bahaya terhadap organisme bukan target.
- Tidak ada bahaya kebakaran, karena ULV tidak memerlukan
dorongan gas yang panas
- Tidak memberi dampak gangguan pada kesibukan kota dan
keramaian lalu lintas, karena fog ULV tidak mengganggu pengelihatan
bila dibanding dengan thermal fog
- Biaya operasional dan penggunaan bahan-bahan lebih sedikit
(efisien), namun memberi dampak bila langsung mengenai cat
minyak pada kayu dan cat mobil pada jarak <3meter.
3. Pengendalian Biologi
Pengendalian vektor biologi menggunakan agent biologi seperti predator/
pemangsa, parasit, bakteri, sebagai musuh alami stadium pra dewasa
Aedes spp. Jenis predator yang digunakan adalah Ikan pemakan
larva (cupang, tampalo, gabus, guppy, dll), sedangkan larva Capung,
Toxorrhyncites, Mesocyclops dapat juga berperan sebagai predator walau
bukan sebagai metode yang lazim untuk pengendalian Aedes spp.
Golongan insektisida biologi untuk pengendalian Aedes spp adalah
Insect Growth Regulator/IGR dan Bacillus thuringiensis Israelensis/BTI
yang ditujukan untuk stadium pra dewasa yang diaplikasikan kedalam
habitat perkembangbiakan vektor.
IGR mampu menghalangi pertumbuhan nyamuk di masa pra dewasa
dengan cara merintangi/menghambat proses chitin synthesis selama
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 57
57
masa larva berganti kulit atau mengacaukan proses perubahan pupae
dan nyamuk dewasa. IGRs memiliki tingkat racun yang sangat rendah
terhadap mamalia (nilai LD50 untuk keracunan akut pada methoprene
adalah 34.600 mg/kg ).
BTI sebagai pembunuh larva nyamuk/larvasida yang tidak menggangu
lingkungan. BTI terbukti aman bagi manusia bila digunakan dalam air
minum pada dosis normal. Keunggulan BTI adalah menghancurkan
larva nyamuk tanpa menyerang predator entomophagus dan spesies
lain. Formula BTI cenderung secara cepat mengendap di dasar wadah,
karena itu dianjurkan pemakaian yang berulang kali.
58
58 Riset
Riset Khusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
(berdasarkan pola maksimum dan minimum).
- Data hasil pengamatan vektor yaitu satu bulan sebelum puncak
kepadatan vektor.
- Pada saat kejadian luar biasa (KLB).
Frekwensi pelaksanaan IRS berdasarkan jumlah puncak median kasus
atau puncak kepadatan vektor dalam satu tahun.
e. Evaluasi dilaksanakan terhadap:
- Cakupan penduduk yang dilindungi minimal 90% penduduk.
- Cakupan bangunan harus mencapai minimal 80% dari jumlah rumah di
desa tersebut
- Cakupan permukaan yang disemprot minimal 90% dari semua bagian
rumah yang seharusnya disemprot
- Evaluasi entomologi (kepadatan vektor, angka paritas, uji efektifitas).
Saat ini upaya pengendalian malaria menggunakan kelambu anti nyamuk atau
kelambu berinsektisida yang umur residu efektifnya relatif lama yaitu lebih dari
tiga tahun.
a. Tujuan pemakaian kelambu adalah mencegah terjadinya kontak langsung
antara manusia dengan nyamuk dan membunuh nyamuk yang hinggap
pada kelambu dalam rangka mencegah terjadinya penularan malaria.
b. Kriteria penggunaan kelambu anti nyamuk (LLINs)
1) Distribusi Kelambu Massal
Sasaran lokasi untuk distribusi kelambu massal ke masyarakat adalah:
- Desa endemis tinggi (API > 5 perseribu penduduk)
- Terjadi peningkatan kasus atau KLB
- Bionomik vektor: menggigit dan atau istirahat atau hinggap di
dalam rumah
- Masyarakat mau menggunakan kelambu
- Akses layanan kesehatan mendukung.
Sasaran penduduk mencakup:
- Semua penduduk dengan cakupan lebih dari 90% dari jumlah
rumah tangga atau kepala keluarga (KK).
- Setiap KK mendapat 2 - 3 kelambu.
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 59
59
-
Bionomik vektor: menggigit dan atau istirahat atau hinggap di
dalam rumah
- Masyarakat mau menggunakan kelambu
- Integrasi dengan program terkait.
Sasaran distribusi kelambu yang berintegrasi dengan program terkait
adalah:
- Ibu hamil (Program KIA)
- Bayi, balita dan anak sekolah (Program imunisasi)
- Semua penduduk (Program eliminasi filariasis dan kecacingan)
- Kelompok sasaran pembagian kapsul vitamin A (Program Gizi)
- Kelompok berisiko tinggi seperti TNI/Polri pada penugasan di
daerah endemis malaria.
c. Evaluasi
- Cakupan penduduk yang dilindungi (minimal 80% penduduk)
- Cakupan KK yang memiliki kelambu
- Cakupan penggunaan kelambu oleh masyarakat di daerah endemis
- Persentase balita yang tidur di dalam kelambu malam sebelumnya?
- Persentase ibu hamil yang tidur di dalam kelambu pada malam
sebelumnya?
- Evaluasi entomologi (kepadatan vektor, angka paritas, uji efektifitas).
60
60 Riset
RisetKhusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
bulanan sesuai dengan formulasinya. Jumlah aplikasi tergantung pada
lamanya genangan air potensial menjadi tempat perindukan.
- Waktu aplikasi sangat cocok pada awal musim hujan atau pada
saat larva masih sedikit untuk mencegah meningkatnya populasi
serangga.
e. Evaluasi
- Cakupan tempat perindukan yang dilakukan larviciding
- Evaluasi entomologi (kepadatan larva) : penurunan kepadatan larva
sesudah dilakukan larviciding.
b. Sasaran lokasi adalah tempat perindukan yang ada larva seperti: lagun,
sawah, rawa-rawa, kolam, bendungan, dan lain-lain pada daerah
endemisitas tinggi, sedang, rendah
d. Waktu penebaran: pada akhir musim hujan atau pada awal musim
kemarau atau selama musim kemarau pada saat luas tempat perindukan
minimal.
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 61
61
e. Jenis ikan pemakan larva adalah: ikan kepala timah (Aplocheilus pancax),
Ikan Guppy atau wader cetol (Lebistus reticulatus), dan Gambusia affinis
di daerah Papua. Selain itu ikan nila, ikan mujair dan lain-lain.
f. Evaluasi
62
62 Riset
Riset Khusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
d. Manipulasi Lingkungan yaitu mengubah lingkungan bersifat sementara
sehingga tidak menguntungkan bagi vektor untuk berkembang biak
seperti: pembersihan tanaman air yang mengapung (ganggang dan
lumut) di lagun, pengubahan kadar garam, pengaturan pengairan
sawah secara berkala, dan lain-lain.
e. Evaluasi:
5. Upaya pencegahan
Sejak zaman dahulu sebelum ada bahan anti nyamuk masyarakat sering
menggunakan kelambu saat tidur untuk melindungi diri dari gigitan
nyamuk sehingga dapat mencegah penularan penyakit malaria. Tempat
tidur mempunyai 4 tiang, sehingga pemasangan kelambu ditambatkan
pada ke-empat tiang tersebut. Kelambu ini berfungsi untuk menghindari
nyamuk yang infektif menggigit orang sehat dan menghindari nyamuk
yang sehat menggigit orang sakit.
64
64 Riset
Riset Khusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
- Dibuat dari bahan yang berkualitas baik.
Jenis bahan termasuk penutup lubang pengisian harus dinyatakan secara jelas
Tangki formulasi alat semprot ini dengan volume untuk operasional secara normal
dinyatakan, diameter lubang pengisian tidak kurang dari 90 mm dan klep tekanan
/ klep pembuang tekanan harus terletak di bagian atas alat semprot dan mampu
membuang habis tekanan sebelum tangki dibuka dan ketika beroperasi harus
mampu menahan tekanan agar alat semprot dapat bekerja normal. Klep tekanan
keamanan ( Safety Pressure Valve) maksimum mampu menahan +/- 10 persen
dari tekanan kerja maksimum dan harus mampu menahan tekanan agar alat
semprot dapat bekerja normal.
Tali sandang dan gesper, minimal lebarnya 50 mm dan panjang yang dapat
diatur dengan minmal 100 cm. Tali sandang dan pengencangnya harus mampu
bertahan pada uji jatuh (drop test).
Pompa dengan tangki yang terisi penuh sesuai kapasitas dan semua komponen
terpasang, harus mampu mencapai tekanan kerja maksimum dengan pemompaan
tidak melebihi hitungan ke 60.
Klep udara pompa harus mampu menahan cairan agar tidak masuk ke dalam
silender pompa ketika tekanan pompa pada tekanan kerja maksimum dan tangkai
pompa berada posisi terdorong penuh ke dalam.
Ukuran penyaring (filter) yang apabila tidak tersedia pada lubang nozzle antara
0,3 mm – 0,5 mm, maka filter pada trigger valve harus lebih kecil dari lubang pada
nozzle terpasang dan tidak lebih besar dari 50 mesh. Alat semprot setidaknya
dilengkapi dengan 1 atau 2 penyaring dengan ukuran mesh yang dapat mencegah
terjadinya penyumbatan. Salah satu penyaring terletak persis di belakang nozzle.
Panjang selang dinyatakan dan tidak kurang dari 1500 mm terbuat dari bahan
yang memenuhi syarat. Tuas buka / tutup aliran (Trigger valve) tipe dari trigger
valve dinyatakan dan harus tidak terjadi kebocoran ketika dilakukan pengujian
sesuai B.1.9.2. Lebar penuas tidak kurang dari 100mm diukur mulai dari titik
gerak dengan pemasangan maksimum 1,5 newton. Panjang tangkai semprotan
dinyatakan dan tidak kurang dari 500 mm.
66
66 Riset
Riset Khusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
Komponen pengatur keluaran harus terpasang dan tipenya harus dinyatakan.
Komponenpengatur keluaran harus mampu keseragaman pengeluaran dengan
deviasi +/- 5%. Tipe nozzle dan jumlah keluaran ( flow rate) harus dinyatakan dan
sesuai dengan standard internasional.
Tekanan kerja maksimum dinyatakan. Tangki harus mampu menahan tekanan dari
dalam yang besarnya 2 (dua) kali besarnya tekanan kerja dan memenuhi syarat
pada B.1.15. dan setelah perlakuan uji jatuh sesuai B.1.17.1. Uji jatuh dilakukan
tanpa dan dengan tekanan kerja yang dianjurkan pada posisi horizontal, vertical
dan miring 45� setelah pengujian tersebut alat semprot tidak boleh mengalami
kebocoran pada keadaan tanpa tekanan.
Alat yang digunakan untuk menyemprotkan pestisida sampai rumah atau area
lain yang sulit atau tidak bias dicapai dengan alat semprot bertekanan yang
dioperasikan dengan tangan untuk tujuan residual. Berupa alat semprot yang
dilengkapi dengan mesin penggerak yang memutar kipas agar menghasilkan
hembusan udara yang kuat kearah cairan formulasi insektisida di masukkan
secara terukur. Mesin penggerak dilengkapi dengan sistem untuk menghidupkan
/ mematikan mesin.
Gambar. 2 Mist-blower
Tangki bahan bakar terletak dibawah mesin penggerak. Semua bagian yang
bergerak atau knalpot terlindung agar tidak menimbulkan cidera pada operator.
Semua tombol / tuas mudah terlihat oleh operator. Mesin penggerak/fan dipasang
pada sebuah rangka sehingga nyaman untuk digendong belakang oleh operator.
Penyangga punggung yang tidak menyerap cairan terpasang. Engine mounting
pada frame dapat menyerap getaran mesin. Komponen yang terpasang tidak tajam
dan kekuatan semburan tidak dapat mencederai operator pada pengoperasian
normal. Semua tombol / tuas pengatur terpasang secara permanen dan ditandai.
Beratnya tidak lebih dari 25 Kg pada pengoperasian normal dengan semua tangki
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 67
67
terisi penuh. Lubang pengisian tangki dinyatakan ukurannya dan tidak melebihi
diameter 90 mm dan dilengkapi penutup yang membuat kedap udara.
Filter harus sedemikian rupa bentuknya dan cukup dalam masuk ke dalam
tangki agar waktu pengisian tangki tidak lebih dari 60 detik tanpa menyebabkan
ceceran.
Klep pembuat tekanan dinyatakan pada semua mesin yang bekerja dengan
tekanan dan dapat membuang habis tekanan sebelum tutupnya dibuka. Jenis
bahan bakar dan kapasitasnya dinyatakan dan tandanya terpasang secara
permanen di mesin.
Pipa udara dari blower disalurkan melalui pipa menuju nozzle.Pipa udara
tersebut sedemikian rupa sehingga mudah digerakkan kerah penyemprotan
yang dikehendaki. Cairan dari tangki atau pompa dialirkan ke nozzle melalui
sebuah alat pengatur aliran. Sebuah saringan 50 mesh dipasang sebelum nozzle
mencegah terjadinya penyumbatan.
Alat pengatur besarnya aliran cairan yang terpasang tetap atau dapat
dipertukarkan dinyatakan. Alat ini terpasang pada pipa untuk mengatur besarnya
aliran rata-rata. Ukuran partikel dengan berbagai besar aliran ( flow rate ) dan
jenis cairan dinyatakan. Volume Median Diameter ( VMD ) berada pada 50 –
100 mikron dinyatakan berdasarkan pengujian.
Daya tahan mampu dioperasikan selama 50 jam dalam 10hari berurutan. Salah
satunya 8 jam non stop sebagai simulasi penanganan kejadian luar biasa.
Setiap penghentian pengoperasian harus dicatat alasannya dan perbaikan yang
dilakukan. Data jumlah pemakaian bahan bakar dicatat. Tali sandang dengan lebar
minimal 50 mm dinyatakan. Tali sandang dengan penyangga pada bahu dapat
diatur panjangnya dengan panjang minimal 750 mm.
Jenis bahan dinyatakan dan setiap komponen yang bersentuhan langsung dengan
insektisida tahan terhadap korosi dan tidak menyerap . Berat alat ketika tangki
terisi penuh untuk operasi normal tidak lebih dari 20 Kg untuk model jinjing dan 25
Kg untuk model yang terpasang pada rangka model gendong.
Tangki pestisida yang terpasang tetap atau dapat diganti-ganti dinyatakan dan
isinya tidak kurang dari 1 liter. Dengan penandaan yang sedemikian rupa agar
mudah diketahui isi cairan di dalamnya. Pada tangki bahan bakar tersedia filter
yang terpasang tetap atau pada corong dinyatakan. Kapasitas tangki bahan bakar
cukup untuk pengoperasian mesin selama minimum 1 jam terus menerus. Petunjuk
jenis bahan bakar terpasang di tangki atau mesin secara permanen.
Klep buka / tutup tersedia sebelum nozzle atau aliran formulasi akan berhenti
dengan sendirinya bila mesin mati. Pengatur keluaran cairan menuju nozzle
dinyatakan. Pembatas keluaran terpasang tetap atau dapat dipertukarkan
dinyatakan. Rentang ukuran partikel dengan berbagai besar aliran ( flow rate )
dan jenis cairan dinyatakan. Volume yang disyar Median Diameter ( VMD ) kurang
dari 30 mikron dinyatakan berdasarkan pengujian.
Tangki formulasi harus dapat dipisahkan atau apabila terpasang tetap tangki
harus memiliki klep pembuang untuk agar dapat dibersihkan. Rangka mesin
harus tahan korosi, semua tangki formulasi baik yang terpasang tetap atau
dapat dipindahkan harus dapat dibedakan satu dengan lainnya. Semua bagian
bergerak atau knalpot harus terlindungi agar tidak mencederai operator.
Tidak terdapat bagian yang tajam yang dapat mencederai operator selama
pemakaian normal atau perawatan.
70
70 Riset
Riset Khusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
Kapasitas tangki / konsumsi bahan bakar harus cukup untuk pengoperasian
selama 2 (dua) jam terus menerus pada keluaran formulasi yang terendah
tanpa harus pengisian ulang. Jenis bahan bakar dinyatakan.
Kompresor udara atau blower adalah Sebuah filter yang tahan korosi harus
terpasang pada kompresor / blower dan mampu menahan particle lebih besar
dari 100 mikron. Tipe pengatur aliran dinyatakan. Semua peralatan harus
mempunyai pengatur aliran yang manual ( dapat berupa pengatur aliran
yang tetap ) tetapi dapat juga yang keluarannya dapat disesuaikan dengan
kecepatan kendaraan pengangkut.
Jenis klep buka/ tutup dinyatakan, dan harus menutup ketika mesin
dimatikan atau salah satu komponen tidak berfungsi. Papan pengendali
harus mempunyai tanda permanen pada tombol / tuas OFF (mematikan)
mesin penggerak, dan tanda ON / OFF aliran pestisida dan dirancang untuk
pemasangan di kendaraan pengangkut. Rancangan pengendali jarak jauh
harus tidak menyebabkan pestisida masuk ke dalam ruang penumpang
kendaraan pengangkut.
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 71
71
minyak atau campuran dengan air dimasukkan secara terukur. Komponen utama
harus terpasang pada rangka yang kuat. Bila diinginkan mesin dapat dilengkapi
mekanisme menghidupkan mesin yang terdiri dari : baterai, coil, sistem busi,
pompa tangan atau pompa yang digerakkan oleh tenaga baterai untuk member
tekanan kepada saluran bahan bakar ketika menghidupkan mesin. Semua
permukaan yang panas yang terlindungi dengan cukup untuk mencegah kejadian
luka bakar pada operator. Tidak boleh terdapat bagian yang tajam yang dapat
menyebabkan cidera pada operator pada pemakaian normal. Semua komponen
yang harus diatur selama pengoperasian harus terpasang secara permanen
dan ditandai dengan jelas. Mesin harus mempunyai petunjuk keselamatan yang
jelas yang menyatakan bahwa mesin tidak boleh ditinggalkan tanpa pengawasan
selama pengoperasian.
Kapasitas tangki dan besarnya konsumsi harus dinyatakan serta harus cukup
untuk menyemprotkan habis formulasi pada jumlah keluaran (flow rate) terkecil
tanpa harus mengisi ulang. Jenis bahan bakar harus dinyatakan.
72
72 Riset
Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
Bila menggunakan pompa tangan, mesin harus sudah dapat hidup pada hitungan
pemompaan tidak lebih dari 10 kali. Beberapa mesin kemungkinan menggunakan
pompa yang digerakkan oleh tenaga listrik.
Klep buka / tutup untuk menutup secara otomatis aliran formulasi pestisida menuju
nozzle apabila mesin mati sebagai tambahan dari klep buka / tutup manual yang
terpasang dinyatakan. Klep pengatur besarnya aliran meskipun dapat dipertukarkan
harus terpasang tetap pada mesin. Pembatas aliran tersebut harus dinyatakan.
Rentang ukuran partikel pada jumlah keluaran baku dan jumlah keluaran lainnya
harus dinyatakan. Volume Median Diameter (VMD) harus lebih kecil dari 30 mikron.
Lebarnya tali sandang harus dinyatakan, dan tidak kurang dari 50mm pada posisi
bahu dan dapat diatur panjangnya dengan sebuah pengencang sehingga tidak
kurang dari 750 mm serta harus memenuhi ketentuan daya serap kurang dari 10
% dari berat keringnya.
Tidak terjadi kebocoran pada tangki dan komponen lainnya selama pengoperasian
secara normal dan harus lulus test yang ditentukan. Jumlah jam operasi tanpa
kegagalan pada pengoperasian dan menghidupkan mesin harus dinyatakan. Test
ketahanan yang ditentukan dilakukan dengan air dengan pembatas aliran terbesar
dengan interval buka / tutup masing-masing selama 15 menit.
nozzle tempat formulasi dengan pelarut minyak atau campuran air dimasukkan
secara terukur. Mesin harus sedemikian rupa harus dapat dioperasikan dari dalam
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 73
73
ruang penumpang. Mesin mempunyai tangki formulasi yang disediakan atau
dapat ditambahkan kemudian dan harus dapat dilepaskan atau mempunyai klep
pembuangan agar mudah dibersihkan. Mesin biasanya terpasang pada rangka
dan rangka tersebut harus tahan korosi. Semua komponen harus dapat dijangkau
oleh
operator. Semua tangki digunakan secara tetap dan diberi penandaan yang
jelas. Knalpot mesin harus terlindung agar tidak mencederai operator. Tidak boleh
terdapat bagian yang tajam yang dapat melukai operator selama pengoperasian
secara normal atau ketika melakukan perawatan. Mesin harus mempunyai petunjuk
keamanan yang jelas dan memperingatkan bahwa mesin yang sedang beroperasi
tidak boleh ditinggalkan tanpa pengawasan.
Sebuah klep pelepas tekanan udara dinyatakan dan harus mampu melepaskan
tekanan sampai habis sebelum tangki dibuka. Kapasitas tangki dan komsumsi
bahan bakar harus dinyatakan. Jenis bahan bakar harus dijelaskan. Jenis klep
buka / tutup dinyatakan dan harus dapat menutup secara dengan sendirinya
apabila mesin dimatikan atau terdapat komponen yang yang tidak berfungsi.
Pengatur aliran formulasi ke nozzle harus terpasang secara tetap tetapi dapat
dipertukarkan harus dinyatakan. Rentang ukuran partikel pada jumlah aliran baku
dan jumlah aliran lainnya dinyatakan. Besarnya partikel tidak bolehlebih besar dari
30 mikron VMD. Papan pengendali harus disediakan dan memiliki tombol / tuas
untuk mematikan mesin, tombol / tuan ON / OFF pengaliran formuliasi pestisida
dan dirancang untuk dioperasikan dari dalam ruang penumpang kendaraan
pengangkut.
74
74 Riset
Riset Khusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
Tidak terjadi kebocoran pada tangki dan komponen lainnya selama pengoperasian
secara normal dan harus lulus test. Jumlah jam operasi tanpa kegagalan pada
pengoperasian dan menghidupkan mesin harus dinyatakan. Test ketahanan
yang ditentukan dilakukan dengan air dengan pembatas aliran terbesar dengan
interval buka / tutup masing-masing selama 15 menit. Apabila tingkat kebisingan
melebihi 85 desibel, tanda “alat pelindung pendengaran harus dipakai selama
pengoperasian” dipasang permanen pada mesin.
1 Sepatu boot, 2 Sepatu kanvas, 3 Baju terusan lengan panjang dan celana
panjang (coverall), 4 Topi, 5 Sarung tangan, 6 Apron/celemek, 7 pelindung muka,
dan 8 Masker.
+ = harus digunakan, - = tidak perlu, * = bila tidak menggunakan pelindung muka, ** : bila
tidak memakai sepatu boot (KEPMENKES RI,No. 1350/Menkes/SK/XII/2001, Tentang
Pestisida, 11 Desember 2001).
Highly-Chemical Resistance : digunakan tidak lebih dari 8 jam kerja, dan harus
dibersihkan dan dicuci setiap selesai bekerja.
Baju terusan berlengan panjang dan celana panjang dengan kaos kaki dan sepatu
dapat berupa seragam kerja biasa yang terbuat dari bahan katun apabila menggunakan
pestisida klasifikasi II atau III. Apabila menggunakan pestisida klasifikasi 1.a dan 1.b
maka dianjurkan memakai baju terusan yang dapat menutup seluruh badan dari pangkal
lengan hingga pergelangan kaki dan leher, dengan sesedikit mungkin adanya bukaan,
jahitan atau kantong yang dapat menahan pestisida. Baju terusan tersebut (coverall)
dipakai diatas seragam kerja diatas dan pakaian dalam.
Kaca mata yang menutup bagian depan dan samping mata atau googles dianjurkan
untuk menuang atau mencampur pestisida konsentrat atau pada kategori 1.a dan 1.b.
Apabila ada kemungkinan untuk mengenai muka maka faceshield sangat dianjurkan
untuk dipakai.
Perlu juga untuk menyediakan peralatan dan bahan untuk menanggulangi tumpahan/
ceceran pestisida, antara lain : kain majun, pasir / serbuk gergaji, sekop dan kaleng/
kantong plastic penampung.
Kotak P3K berisi obat-obatan, kartu emergency plan yang memuat daftar telepon
penting, alamat dan nama yg di dapat dihubungi untuk meminta pertolongan
dalam keadaan darurat / keracunan. Misalnya Pusat Keracunan (Poison center),
ambulan, rumah sakit terdekat dengan lokasi kerja, polisi, pemadam kebakaran.
Penyediaan pemadam kebakaran portable juga dianjurkan apabila bekerja dengan
mesin semprot yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran.
Bahan yang digunakan dalam upaya pengendalian vektor berupa insektisida, baik
sasaran terhadap nyamuk vektor dewasa maupun terhadap larva/jentik nyamuk,
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 77
77
78 78 Riset
Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dandan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit
MATERI INTI V
PENGENDALIAN BINATANG PEMBAWA
PENYAKIT
I. Diskripsi Singkat
Peralatan dan bahan surveilans vektor adalah semua alat dan bahan yang digunakan
dalam kegiatan surveilans vektor dalam rangka mengumpulkan data dan informasi
tentang vektor yang digunakan sebagai dasar dalam tindakan pengendalian vektor.
Peralatan dan bahan pengendalian vektor digunakan dalam rangka menekan atau
menurunkan populasi vektor, sehingga tidak berisiko untuk terjadinya penularan
penyakit tular vektor di suatu wilayah.
Setiap peralatan yang dipakai dalam upaya pengendalian vektor harus memenuhi
persyaratan yang dibuktikan dengan sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) atau
sertifikat kesesuaian yang dikeluarkan oleh lembaga pengujian independen yang
terakreditasi dan ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan RI atau lembaga pengujian di
negara lain yang ditunjuk, dengan mengacu pada ketentuan spesifikasi WHO; (WHO/
CDS/NTD /WHOPES /GCDPP/2006.5).
Peralatan yang digunakan dalam pengendalian vektor DBD adalah mesin pengkabut
panas (Hot Fogger), mesin pengkabut dingin (Aerosol / ULV) yang dioperasikan di
atas kendaraan pengangkut. Modul ini membahas cara pengoperasian, perawatan
dan perbaikan alat pengendalian vektor tersebut. Bahan yang digunakan dalam upaya
pengendalian vektor DBD berupa insektisida, baik sasaran terhadap nyamuk vektor
dewasa maupun terhadap larva/jentik nyamuk.
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 79
79
II. Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan Umum:
Setelah mengikuti materi ini, peserta diharapkan mampu memahami kegiatan
Pengedalian Binatang Pembawa Penyakit
b. Tujuan Khusus:
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menjelaskan :
1. Pengendalian Tikus
2. Pengendalian Lalat
3. Pengendalian Kecoak
80
80 Riset
Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
Langkah 2. Penyampaian Materi
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan pokok bahasan
dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang.
2. Fasilitator menyampaikan materi dengan metode ceramah tanya jawab,
kemudian curah pendapat, diskusi, praktek identifikasi. Praktek lapangan
Langkah 3. Diskusi
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator melakukan diskusi dengan seluruh peserta apakah sudah memahami
terhadap materi yang telah diberikan
2. Memberikan jawaban, penjelasan dan pemahaman apabila ada pertanyaan
dari peserta yang merupakan pengembangan pengetahuan dari materi yang
diberikan.
Pengendalian tikus dan mencit tanpa racun atau dengan Perangkap, dilakukan
dengan meletakkan perangkap di jalur yang biasa dilalui tikus, ini adalah
beberapa jenis perangkap yang dapat digunakan pada pengendalian tikus dan
mencit (1 Perangkap hidup individu 2. Perangkap hidup massal, 3. Perangkap
jepit, 4. Perangkap lem, 5. Perangkap elektrik, 6. perangkap bubu) dapat dilihat
pada gambar dibawah :
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 81
81
Gambar 1. Perangkap hidup individu Gambar 2. Perangkap hidup massal
Keterangan : setiap perangkap tikus yang dipakai supaya diberikan tanda berupa stiker/
label agar tidak mengganggu perangkap tersebut.
82
82 Riset
Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
sekitar TPS; tumpukan barang bekas. Untuk menentukan jumlah perangkap, setiap
ruangan/ ruangan terbuka seluas 10 m2 dipasang satu perangkap.
Pemasangan
Pemasangan perangkap
perangkap - Perangkap
- Perangkap jepit jepit untuk
Pemasangan perangkap
(Snap trap) untuk tempat yang
- Perangkap jepit untuk
tempat yang relatif relatif sempit
tempat yang relatif
sempit di tepi dinding
sempit di tepi dinding
di tepi dinding - Perangkap
- Perangkap hidup
- Live trap hidup individu
individu dan ma ssal
Bangunan a. Perangkap bubu dan massal
a. Perangkap bubu di
dan ruang di lantai a. Perangkap
lantai
terbuka, b. Sherman trap bubu di
b. Bangunan:
(perangkap kotak) lantai
10 m2/ perangkap
di lantai b. Sherman
c. Ruang terbuka: 10
10 m2/ perangkap trap
m2/ perangkap
c. Bangunan: (perangkap
d. Jarak perangkap 10
10 m2/ perangkap kotak) di
m2/ perangkap
d. Jarak perangkap lantai
10 m 2/perangkap c. Bangunan:
10 m2/
perangkap
Perangkap yang belum berisi tikus dibiarkan dan diperiksa setiap pagi sampai
tiga malam dan diperiksa setiap pagi. untuk memberi kesempatan pada tikus
yang ada untuk memasuki perangkap untuk mengumpulkan hewan yang
tertangkap.
Perangkap bekas terisi tikus dan mencit harus dicuci dengan air dan sabun
dan dikeringkan segera.
Pemasangan perangkap dalam upaya pengendalian ini dilakukan selama tiga
hari berturut-turut.
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 83
83
Perangkap tikus bubu (Lampiran 10)
Umpan (selai kacang, keju, umbi-umbian, ikan asin/ikan jambal), kelapa
bakar, dan lain-lain)
Untuk mengidentifikasi tikus dan mencit berdasarkan ukuran dan warna bulu
84
84 Riset
Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
badan dapat dilihat juga pada tabel 5. Pencatatan dilakukan menurut formulir 2
(lampiran 8)
Atas-bawah coklat
R. rattus diardi 220-370 95-115 33-38 19-23 2+3 = 10 tua-
kelabu
Atas-coklat kelabu
M. musculus < 75 80-120 12-18 8-12 3+2= 10 Bawah –coklat
kelabu
Keterangan :
TL = panjang tubuh dari ujung kepala sampai ekor
T = panjang ekor
HF = panjang telapak kaki belakang
E = lebar telinga
M = jumlah pasangan susu (dada + perut)
B = panjang badan
d. Pelaksana
Tenaga penangkap tikus :
Staf unit sanitasi/entomolog
Riset
Riset Khusus Vektor dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 85
85
Pengawas :
Tenaga sanitasi/entomolog
ada tiga (3) metoda / kelompok racun tikus yang umum digunakan pada saat ini,
adalah
Racun Kronik (Anticoagulant)
Racun Akut (Non-anticoagulant atau Fast-acting)
Gas Fumigasi
Rodentisida/ Racun kronik adalah racun yang bekerja secara lambat dengan
menghentikan siklus vitamin K di dalam hati dengan berakibat perdarahan di
bagian dalam tubuh tikus dan mencit menyebabkan kematian, racun kelompok
ini akan membunuh tikus dan mencit setelah 2 (dua) sampai 4 (empat) hari umpan
beracun dimakan oleh tikus atau mencit. Rodentisida kronik ini yang disarankan
untuk digunakan dalam kegiatan pengendalian tikus dan mencit karena mempunyai
Antidote berupa vitamin K.
Rodentisida/ racun akut (fast acting) adalah racun yang bekerja cepat, sangat
beracun dan berbahaya bila dibanding dengan rodentisida kronik, tidak mempunyai
antidote. Penggunaan rodentisida kelompok ini karena sangat beracun, bisa
membunuh binatang bukan sasaran, sehingga penggunaannya saat ini kurang
populer dan harus hati-hati.
Racun akut harus diberikan dalam dosis letal, karena kalau tidak maka tikus tidak
mati dan tidak mau lagi memakan umpan beracun yang sejenis. Sedangkan kalau
racun diberikan dalam dosis letal, maka tikus akan mati dalam setengah jam
kemudian.
Fumigasi adalah proses pemaparan gas beracun terhadap tikus dan mencit di dalam
suatu ruangan dan dalam waktu tertentu. Kegiatan fumigasi ini harus dilakukan
86
86 Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
oleh petugas yang terlatih dengan tingkat keamanan dan keselamatan yang tinggi.
Petugas fumigasi harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan sesuai dengan
Permenkes No.34 tahun 2013.
Daftar bahan aktif (b.a) Rodentisida yang dianjurkan oleh WHO terlampir, demikian
juga b.a Gas Fumigasi yang sesuai dengan Permenkes No.34 tahun 2013
terlampir.
A. Pencegahan
Sanitasi / Kebersihan Lingkungan dan Kondisi konstruksi / struktur bangunan
merupakan faktor penting terhadap keberadaan tikus dan mencit di suatu area. Untuk
mencegah keberadaan dan meningkatnya populasi tikus dan mencit perlu dilakukan
upaya-upaya Pencegahan, antara lain sebagai berikut :
Hilangkan tumpukan sampah
Bersihkan ceceran / sisa-sisa bahan makanan
Merawat pipa air dan menghilangkan genangan air di dalam bangunan.
Simpan bahan makanan dan produk dengan baik
Gudang penyimpanan bahan dan produk makanan harus selalu bersih, harus
ada lorong inspeksi di antara tumpukan bahan dan produk Konstruksi / struktur
bangunan “anti tikus dan mencit”
Menurunkan tingkat kepadatan lalat sehingga tidak menjadi masalah dalam rangka
penyebaran penyakit yang dapat ditularkan oleh lalat.
Tindakan pengendalian dilakukan bilamana :
- Adanya keluhan dari awak kapal/penumpang/masyarakat sekitar tempat-tempat
yang potensial sebagai sarang lalat.
- Pertimbangan-pertimbangan estetika atau kesehatan, (angka densiti yang pasti
belum dapat ditemukan).
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 87
87
kalau di pelabuhan termasuk kapal antara lain adalah Perkantoran, Ruang
Tunggu, Restoran, Pergudangan, Toilet, Tempat Penampungan Sampah
(Kering dan Basah) dan lain-lain yang ada kaitannya dengan keberadaan
lalat.
Demikian pula pada area-area di dalam dan di luar lokasi lainnya (TTU,
permukiman maupun angkutan umum dilakukan pada lokasi yang berpotensi
sebagai tempat perkembangiakan lalat.
- Kondisi bangunan dan Angkutan umum (comtohnya kapal) : Pintu, Jendela,
Lubang Ventilasi dan lain-lain. Yang dijadikan akses masuk lalat ke dalam
bangunan
- Kondisi sanitasi di area/lokasi di TTU (Pelabuhan), permukiman dan
Angkutan Umum (Kapal).
c. Identifikasi
Lalat yang ditemukan dari hasil penangkapan di area/lokasi, dimatikan
dengan chloroform atau ether atau dibunuh dengan sianida dan setelah
mati direkatkan pada kertas segitiga. Kertas segitiga tersebut diletakkan
pada jarum serangga (insect pin) dan dikeringkan pada suhu 30o C selama
10-15 menit). Kumpulkan lalat yang telah dikeringkan disimpan dalam kotak
serangga yang telah diberi kamper. Data yang terumpul yakni jumlah larva,
pupa dan lalat dewasa dipisahkan menurut lokasi koleksi. Untuk kemudian
diidentifikasi menggunakan kunci identifikasi menurut Scott.
Estimasi Populasi
Berdasarkan dari perhitungan jumlah lalat per menit yang hinggap pada
“fly grids” atau jumlah lalat yang melekat pada “sticky trap” (perangkap
lem) per hari atau jumlah lalat yang terperangkap pada perangkap umpan
per hari atau jumlah lalat yang melekat pada pheromone/attractant per
hari. Apabila kegiatan ini dilakukan setiap bulan secara terus menerus,
dalam setahun akan dapat diketahui fluktuasi densitas bulanan lalat di
area/lokasi tertentu.
88
88 Riset
Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
Sumber-sumber lalat (tempat perkembangbiakan)
Semua tempat yang diduga akan menjadi tempat perkembangbiakan
lalat harus diperiksa, seperti tempat penampungan sampah sementara
(terutama sampah organik), bahan-bahan makanan yang membusuk,
saluran air yang tersumbat oleh sisa-sisa bahan organik, masing-masing
di luar dan di dalam bangunan.
d. Metoda Pengendalian
Pengendalian lalat dapat dilakukan dengan cara non kimia dan
kimiawi
1) Non kimiawi
Pengendalian non kimia antara antara lain meliputi :sanitasi, penghalang
fisik, perangkap lem, perangkap umpan, perangkap cahaya
a) Sanitasi
Pengendalian dengan menggunakan cara ini dapat ditujukan
terhadap larva dan lalat dewasa meliputi antara lain :
- Menciptakan lingkungan yang tidak memberikan suatu bentuk
kehidupan larva lalat yaitu keadaan yang kering, udara sejuk
dan bersih
- Membuat tempat-tempat lingkungan kerja yang bersih sehingga
tidak memungkinkan pupa lalat untuk hidup dan hinggap
- Mencegah adanya bau yang dapat merangsang lalat dewasa
datang, dengan menutup sampah/bagian yang bau dengan
penutup plastik, yang langsung dibuang seperti sisa makanan,
ikan, kepala udang dan sebagainya.
- Membuat tempat/alat yang tidak disenangi lalat untuk istirahat
misalnya dinding vertikal yang bebas dari barang yang
bergelantungan
- Perbaikan lingkungan untuk mengurangi tempat-tempat yang
potensial sebagai tempat perkembangbiakan, terutama tempat
pembuangan sampah (sebagai acuan lihat SK Dirjen PPN &
PLP No. 281/1989),
- Sampah terutama sampah dapur ditampung pada tempat yang
baik dan tertutup.
- Pengangkutan dan pembuangan sampah dari setiap kamar
dilakukan setiap hari dengan cara yang baik
- Tempat pengumpulan sampah diberi alas yang kedap air
misalnya dengan besi pelat, seng, dan lain-lain.
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 89
89
- Untuk tempat buangan kotoran, gunakan kakus/wc, yang selalu
dalam keadaan bersih.
b) Penghalang fisik
Pengendalian lalat dengan menggunakan penghalang fisik
dapat dilakukan antara lain dengan :
- Pemasangan kawat kassa pada pintu dan jendela serta lobang
angin
- Membuat pintu dua lapis, daun pintu pertama kearah luar dan
lapisan kedua merupakan pintu kasa yang dapat membuka dan
menutup sendiri
- Mengalirkan angin yang kencang pada dinding atas sampai
bawah pintu sehingga lalat/serangga terjatuh bila masuk kedalam
rumah,
c) Perangkap lem
d) Perangkap umpan
90
90 Riset
RisetKhusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
Lalat yang tertarik pada cahaya akan terbunuh setelah kontak
dengan jeruji yang bermuatan listrik yang menutupi. Sinar bias dan
ultraviolet menarik lalat hijau. (blowflies) tetapi tidak terlalu efektif
untuk lalat rumah. Metode ini harus diuji dibawah kondisi setempat
sebelum investasi selanjutnya dibuat. Alat ini sedang digunakan di
dapur rumah sakit dan restoran.
2) Kimiawi
b.3.Space Spraying
Metoda ini sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan siang hari, pada
saat lalat melakukan aktifitasnya (terbang).
Dapat dilakukan untuk di dalam dan di luar bangunan. Untuk di dalam
bangunan dengan cara cold aerosol, dapat digunakan alat semprot
ULV elektrik, formulasi insektisida yang digunakan adalah EC yang
mengandung bahan aktif untuk membunuh (“killing agent”) dan bahan
aktif untuk menjatuhkan (“knockdown agent”) dengan pelarut air. Bila
diperlukan pada kondisi tertentu cara pengasapan juga dapat dilakukan
di dalam bangunan, dengan menggunakan mesin pengasap (fogging),
formulasi insektisida yang digunakan adalah EC yang mengandung
“killing agent” dan “knockdown agent”, dengan pelarut minyak solar,
cara ini sekarang sudah kurang popular karena dapat membuat polusi
di dalam bangunan / ruangan. Untuk di luar bangunan dapat digunakan
mesin pengasap (fogging machine) atau apabila area yang akan dicakup
cukup luas dapat digunakan mesin ULV mobil atau motor.
Tujuan penyemprotan
Penyemprotan dengan alat-alat tersebut di atas adalah untuk
menurunkan populasi lalat sehingga tidak lagi merupakan gangguan
bagi penumpang dan awak kapal.
Persiapan Penyemprotan
Persiapan penyemprotan meliputi alat-alat, bahan insektisida yang akan
dipergunakan (harus jelas dan mempunyai dokumen Material Safety
Data Sheet / MSDS), daerah penyemprotan dan petugas pelaksanaan
serta perlengkapan pelindung bagi penyemprot (Topi, cover all, gogle,
masker dan sarung tangan dan sepatu)
Alat-alat.
1) Mesin Pengasap (fogging machine)
Alat kelengkapan : batteray, nozzle, sikat, pembersih,
gelas ukuran, corong, ember, alat pengaduk, kunci-
kunci.
2) Mist Blower
Alat-alat kelengkapan : gelas ukur, corong, ember, alat
pengaduk kunci-kunci.
3) Compression Sprayer(public health standard)
Alat-alat kelengkapan : pengaduk, kunci-kunci, nozzle, ember,
gelas ukur, corong dan lain-lain.
Bahan-bahan :
- Insektisida : Gunakan insektisida legal yang telah terdaftar pada
Komisi Pestisida dengan bahan aktif dari golongan Organo
Phosphat (OP) seperti Diazinon, Malathion, Fenitrothion dll,
atau dari golongan Syntethic Pyrethroin seperti Permethrin,
Cypermethrin, Deltamethrin, Lamda Cyhalothrin, Cyfluthrin,
D-Allethrin, S-Bioallethrin dll. Bahan bakar untuk mesin fogging
92 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit
Daerah Penyemprotan
Perlu dibuat peta lokasi dari daerah yang akan disemprotkan, yang
memuat daerah yang akan disemprot, rumah penduduk disekitar
daerah penyemprotan yang berjarak sampai 200 meter dari TPA jalan
menuju lokasi penyemprotan, sumur-sumur penduduk dan lain-lain.
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 93
93
- Cerobong kabut (swing fog dan mist blower)
e. Sisa atau air bekas cucian insektisida tidak boleh dibuang sembarangan melainkan
harus ditanam kedalam tanah dan diurug kembali, dan jarak terhadap sumur
minimum 10 m.
f. Daerah/area yang telah disemprot terutama yang memberikan efek residu diberi
tanda atau pagar untuk menghindari binatang piaraan agar tidak mencari makanan
diarea tersebut.
g. Kendaraan truk sampah bila ternyata banyak membawa banyak lalat dapat disemprot
dengan mist blower.
1. Resistensi physiologis.
Resistensi physiologis merupakan fenomena yang rumit yang melibatkan:
a. Perbedaan tingkat sarapan
Kontak dengan insektisida harus menembus eksoskeleton serangga dalam jumlah
yang cukup untuk mematikan. Pada jenis serangga tertentu mempunyai tingkat
serapan lebih lambat dari yang lainnya.
b. Penyimpanan
Beberapa jenis serangga mampu menyimpan insektisida didalam jaringan non
sensitive seperti lemak ditubuhnya sehingga tidak terbunuh.
c. Ekskresi
Beberapa jenis serangga/ lalat mampu mengeluarkan insektisida sebelum
mematikan.
d. Etoxifikasi
Beberapa jenis serangga/lalat mampu menetralkan daya racun insektisida sebelum
mematikan. Proses detoxifikasi ini biasanya berlangsung melalui proses enzim.
2. Resistensi Behavioristik
Resistensi behavioristik melibatkan reaksi serangga terhadap insektisida dengan
94
94 Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit
memperlihatkan:
a. Habitat
Ada beberapa jenis lalat/serangga yang mempunyai habitat berbeda dengan
kebanyakan jenisnya
b. Penghindaran
Beberapa jenis serangga sensitive terhadap insektisida dan mempunyai
kecenderungan untuk menghindarinya.
Selain kedua jenis resistensi tersebut dikenal adanya toleransi yang disebabkan
adanya kelompok serangga tertentu yang menerima insektisida dalam dosis
yang tidak mematikan sehingga serangga tersebut dapat bertahan hidup.
Penyakit tular vektor dan zoonotik masih menjadi masalah kesehatan diseluruh Propinsi
di Indonesia. Hampir setiap tahun kejadian luar biasa (KLB) terjadi dimana penderita
dapat mencapai ratusan orang dan diantaranya ada yang meninggal.
Untuk mencegah terjadinya KLB sudah dilakukan berbagai upaya diantaranya dengan
menggerakkan masyarakat melalui kader dengan sosialisasi pembagian kelambu
berinsektisida, IRS dan Fogging. Dalam pengendalian yang masih menjadi utama dengan
mengunakan insektisida dalam mencegah terjadinya penularan lebih luas
Aplikasi insektisida secara terus menerus disuatu lokasi yang sama, baik terhadap nyamuk,
lalat dan kecoak dan cara aplikasinya tidak sesuai dengan prosedur tetap (Standar)
akan mempercepat terjadinya resistensi terhadap insektisida tersebut. Pemakaian jenis
insektisida dengan bahan aktif yang sama menyebabkan terjadinya resisten terhadap
insektisida tersebut . insektida yang tetap digunakan dengan status resistensi akan
mengakibatkan pemborosan anggaran dan penyebaran penyakit tidak dapat di atasi
Untuk melaksanakan kegiatan monev pengendalian vektor, diperlukan suatu modul, yang
dipergunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan peningkatan kapasitas tenaga entomologi/
pelatihan pengendalian vektor bagi petugas kesehatan yang akan melaksanakan
kegiatan tersebut di pusat dan daerah. Monitoring dan evaluasi pengendalian vektor ini
merupakan salah satu materi inti yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan
Pengendalian Vektor.
b. Tujuan Khusus:
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menjelaskan :
1. Proses uji resistensi insektisida
2. Proses uji larvasida
3. Proses uji efektifitas kelambu berinsektisda dan IRS
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 97
97
III. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Dalam materi ini akan dijelaskan pokok bahan dan subpokok bahasan sebagai
berikut :
1. Uji Resistensi Insektisda
2. Uji Resistebnsi Larvasida
3. Uji efektifitas
a. Kelambu berinsektisida
b. IRS
Langkah 3. Diskusi
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator melakukan diskusi dengan seluruh peserta apakah sudah memahami
98
98 Riset
Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
terhadap materi yang telah diberikan
2. Memberikan jawaban, penjelasan dan pemahaman apabila ada pertanyaan
dari peserta yang merupakan pengembangan pengetahuan dari materi yang
diberikan.
1) Sampel nyamuk yang dipergunakan harus dari spesies yang sama dan
nyamuk betina.
2) Sampel yang digunakan berasal dari hasil rearing (Aedes spp/Anopheles
spp.) atau kadang ternak (Anopheles spp.)
3) Nyamuk berumur relatif sama (nyamuk : 2-5 hari) jenis kelamin betina
4) Nyamuk berasal lokasi yang sama
5) Nyamuk kenyang darah atau vitamin/gula.
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 99
99
Gambar 1 : Alur uji Resistensi
100100 Riset
Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dandan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit
2) Menyiapkan tabung perlakuan (3 buah) dan tabung kontrol (1 buah), tada
merah tabung perlakuan insektisida dan tanda hijau tabung kontrol.
3) Nyamuk nyamuk dimasukan ke dalam tabung buat istirahat, diistirahatkan
1 jam, masing-masing tabung sebanyak 20-25 nyamuk.
4) Nyamuk dibiarkan beristirahat selama 1 jam di dalam tabung istirahat,
nyamuk yang lemah atau mati diganti dengan yang sehat.
5) Memasukan nyamuk ke dalam tabung perlakuan dan kontrol, dengan cara
meniupnya.
6) Kontak nyamuk dengan insektisida dan kertas kontrol selama 30-60 menit,
kemudian dipindahkan kembali ke tabung istirahat diberikan air gula.
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 101
101
Analisis Hasil Uji Kerentanan
1) Pengamatan kejatuhan nyamuk dapat dihitung pada menit 1, 5, 10, 20, 30,
1 jam dan 24 jam.
2) Setelah pengamatan 24 jam, persen kematian nyamuk uji menunjukkan
sebagai berikut :
- kematian ≥ 98% : nyamuk rentan (susceptible)
- kematian 80%-97% : nyamuk toleran
- kematian < 80% : nyamuk resisten
3) Apabila kematian kontrol 5-20%, maka dikoreksi berdasarkan rumus Abbot
sebagai berikut
102
102 Riset
Riset Khusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
1. Prosedur uji
Pada pengujian larvasida diperlukan pengenceran untuk mendapatkan
konstrasi sesuai standart WHO sebsar 0,02 ppm (mg/L). Untuk melakukan
pengenceran dipergunakan rumus sebagai berikut :
X1 : X2 = N1 : N2
Keterangan :
X1 = Konsentrasi awal
X2 = Konsentrasi yang diinginkan
N1 = Volume Campuran
N2 = Volume Bahan Aktif
Contoh :
Pengujian larvasida akan dilakukan pada satu lokasi dengan
mengunakan temefos konstrasi 1,25 ppm. Dilakukan pengujian
dengan 4 perlakuan dan satu kontrol. Untuk volume campuran
sebesar 250 ml, berapa volume temepos (1,25 ppm) yang di ambil
untuk mendapatkan konsentrasi 0,02 ppm campuran.
Jawaban
X1 : X2 = N1 : N2
1,25 : 0.02 = 250 : N2
N2 = 250 x 0,02
1,25
N2 = 4 ml
4 Cawan diberi label perlakuaan dan 1 cawan diberi label control. Cawan
perlakuan diisi air dengan volume 246 ml, ditambahkan 4 ml larutan temefos
dengan konsentrasi 1,25 ppm dan dihomogenkan Konsentrasi temefos
didapatkan 0,02 mg/l (0,02 ppm). Cawan kontrol diisi air dengan volume 246
ml ditambah 4 ml alkohol Setiap cawan dimasukkan 25 ekor larva Pengamatan
dilakukan dengan mencatat jumlah larva yang mati setelah 24 jam. Catat suhu
dan kelembapan
Apabila kematian nyamuk kontrol di atas 20%, maka dilakukan uji ulang.
104 Riset
104
Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit
Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit
2) Nyamuk hasil reiring larva/telur dan penangapan nyamuk dewasa
3) Nyamuk umur relatif sama (nyamuk : 2-5 hari)
4) Bentina untuk nyamuk.
5) Nyamuk susceptible
6) Nyamuk berasal lokasi yang sama
7) Nyamuk kenyang darah atau vitamin/gula.
8) Suhu dan kelembaban relatif stabil.
b. Prosedur Kerja Uji Efikasi Kelambu Insektisida
1) Melakukan koleksi nyamuk Anopheles spp. di sekitar lokasi, kemudian
diseleksi kondisi nyamuk dan dipilh nyamuk uji yang dalam keadaan sehat.
2) Kelambu di potong setiap sisi (5 sisi) dengan ukuran 40 cm x 40 cm, kemudian
dilakukan uji.
3) Satu sisi bagian atas dengan ukuran yang sama untuk di kirim ke Jakarta
dengan dibungkus mengunakan aluminiumfoil untuk dilakukan pengujian
konstrasi insektisida. Sisa potongan yang lain di kirim ke Jakarta dengan
dibungkus mengunakan plastik klip dengan kode terlampir (Lampiran 3)
4) Setiap kelambu ditempelkan (cone) kerucut berjumlah 3 buah di tiap sisi
kelambu ( 5 sisi yaitu : depan, belakang, kiri, kanan dan atas)
5) Untuk kontrol diperlukan 2 kerucut, ditempelkan pada kelambu biasa, tidak
berinsektisida/ kain kasa.
6) Setelah nyamuk uji dan nyamuk kontrol kontak selama 3 (tiga) menit,
kemudian nyamuk dipindahkan ke dalam gelas kertas/plastik dan dipelihara
selama 24 jam dan diberikan air gula.
7) Pengamatan /pencatatan terhadap nyamuk yang mati selama 1 jam dan 24
jam
8) Selama pengamatan, dicatat suhu dan kelembaban udara.
9) Untuk menjaga kelembapan maka perlu diberikan handuk basah atau daun
pelepah pisang selama pengamatan 24 jam.
10) Dilakukan wawancara dengan Pemilik kelambu untuk mengetahui/menggali
informasi
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 105
105
4) Kontrol mengunakan 2 kerucut dan ditempelkan pada dinding yang tidak
dilakukan penyemperotan/IRS.
5) Lama kontak 30-60 menit, kemudian nyamuk dipindahkan ke dalam gelas
kertas/plastik dan dipelihara selama 24 jam dan diberikan air gula.
6) Pengamatan /pencatatan terhadap nyamuk yang mati selama 1 jam dan 24
jam.
7) Selama pengamatan, dicatat suhu dan kelembaban udaraemudian dipindahkan
kela
4) Apabila kematian nyamuk kontrol di atas 20%, maka dilakukan uji ulang.
106
106 Riset
Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
MATERI INTI VII
SURVEILANS VEKTOR
I. Diskripsi Singkat
Nyamuk merupakan salah satu serangga yang yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan masyarakat. Dalam upaya pengendalian vektor nyamuk yang tepat sasaran
dan efektif, diperlukan pengetahuan bionomik nyamuk sebagai data dasar dalam
pengendalian penularan penyakit tersebut.
Kegiatan surveilans merupakan kegiatan rutin yang harus dilakukan untuk mengatasi
kepadatan nyamuk yang tinggi. Dalam melakukan surveilans perlu dilakukan kegiatan
survei untuk mendapatkan data sebagai dasar dalam melakukan pengendalian.
b. Tujuan Khusus:
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menjelaskan :
1. Metode survei nyamuk Aedes spp
2. Metode survei nyamuk Anopheles spp
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 107
107
a. Jentik
b. Nyamuk
Langkah 3. Diskusi
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator melakukan diskusi dengan seluruh peserta apakah sudah memahami
terhadap materi yang telah diberikan
2. Memberikan jawaban, penjelasan dan pemahaman apabila ada pertanyaan
dari peserta yang merupakan pengembangan pengetahuan dari materi yang
diberikan.
108
108 Riset
RisetKhusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
3. Fasilitator membuat kesimpulan.
4.
VI. Uraian Materi
Materi I. Survei nyamuk Aedes spp
Pokok bahasan 1. Survei telur Aedes spp
Gambar. 1. Ovitrap
Surveilans Aedes spp. dengan ovitrap adalah cara efektif dan murah
dipergunakan karena ovitrap merupakan alat yang sederhana serta gampang
digunakan untuk mengamati Aedes spp. dan dapat digunakan untuk prediksi
wabah terutama di daerah infestasi Aedes spp. rendah.
Ovitrap Index
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 109
109
Survei larva dilakukan dengan cara melakukan pengamatan terhadap semua
media perairan yang potensial sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk
Aedes, baik di dalam maupun di luar rumah. Setiap media perairan potensial
dilakukan pengamatan larva selama 3-5 menit menggunakan senter. Survei
larva dapat dilakukan dengan 2(dua) cara, yaitu :
b. Cara visual
Survei dilakukan tanpa mengambil larvanya cukup dengan melihat ada atau
tidaknya larva pada setiap tempat genangan air. Survei larva secara visual
biasanya digunakan pada program pemberantasan DBD. Kepadatan larva
Aedes spp. dapat diketahui dengan beberapa ukuran yang digunakan,
antaranya sebagai berikut :
a) House index (HI) adalah jumlah rumah positif larva dari semua rumah yang
diperiksa, dengan rumus:
b) Container index (CI) adalah jumlah kontainer yang ditemukan larva dari
seluruh kontainer yang diperiksa, dengan rumus:
c) Breteau index (BI) adalah jumlah kontainer yang ditemukan larva dalam 100
rumah, dengan rumus:
MHD = NTJ/PJ
MHD = Jumlah nyamuk (Aedes betina) yang tertangkap per orang per jam
MBR = NTH/PH
RR = NTDJ/PJ
MHD = NTJ/PJ
MBR = NTH/PH
MHD = Angka kepadatan nyamuk perorang perjam
RR = NTDJ/PJ
MBR = Angka kepadatan nyamuk per orang perhari
RR = Angka kepadatan nyamuk perdinding perumah perjam
MHD = Angka kepadatan nyamuk perorang perjam
NTJ = Jumlah nyamuk (Aedes betina) yang tertangkap per jam
MBR = Angka kepadatan nyamuk per orang perhari
PJ = Jumlah penangkap perjam
RR = Angka kepadatan nyamuk perdinding perumah perjam
NTH = Jumlah nyamuk (Aedes betina) tertangkap perhari
NTJ = Jumlah nyamuk (Aedes betina) yang tertangkap per jam
PH = Jumlah penangkap perhari
PJ = Jumlah penangkap perjam
NTD = Jumlah nyamuk (Aedes betina) tertangkap di dinding perjam
NTH = Jumlah nyamuk (Aedes betina) tertangkap perhari
Pencirian/identifikasi nyamuk hasil dari penangkapan dimatikan dengan
PH = Jumlah penangkap perhari
chloroform, diidentifikasi di bawah kaca pembesar (loupe) pembesaran 10 atau
NTD = Jumlah nyamuk (Aedes betina) tertangkap di dinding perjam
20 kali, bisa juga dengan stereoskop (stereo microscope) dengan petunjuk
Pencirian/identifikasi nyamuk hasil dari penangkapan dimatikan dengan
kunci identifikasi nyamuk
chloroform, diidentifikasi di bawah kaca pembesar (loupe) pembesaran 10 atau
20 kali, bisa juga dengan stereoskop (stereo microscope) dengan petunjuk
kunci identifikasi nyamuk
a. Pelaksanaan
1) Lakukan pencidukan larva pada tempat-tempat perindukan yang telah
ditentukan dengan menggunakan alat penciduk kemiringan 45 derajat
ke arah
2) Hitung jumlah larva yang diciduk dari setiap cidukan.
3) Ambil larva dari cidukan dengan menggunakan pipet kemudian
pindahkan ke dalam botol kecil.
4) Setiap botol larva harus dibedakan menurut jenis tempat
perindukannya.
a. Penangkapan Nyamuk
Bahan dan peralatan penangkapan nyamuk dewasa antara lain :
Aspirator Senter
Tabung reaksi Kain kasa
Cangkir kertas Karet gelang
Cloroform Kapas
Jarum Kotak nyamuk
Kertas label Pensil dan buku catatan
Handuk Mirokroskop Stereo dan Coumpon
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 113
113
Gambar 4 : Aspirator
114
114 Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
Gambar 6 : Cara Menangkap Nyamuk dengan Aspirator
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 115
115
3) Cara Menangkap Nyamuk dengan Umpan Orang
Penangkapan nyamuk dengan umpan orang ini untuk mengetahui
kepadatan (densitas) atau banyaknya nyamuk yang menggigit orang
(kontak dengan orang), sehingga dapat dipakai sebagai ukuran untuk
mengetahui besarnya kontak. Selain itu juga untuk mengetahui perilaku
nyamuk mencari darah.
a) Menangkap nyamuk dengan umpan orang dilakukan di dalam dan
di luar rumah dengan lokasi yang kasus malarianya tinggi, baik yang
belum disemprot maupun yang telah disemprot tergantung tujuan
survai.
b) Penangkapan biasanya dipilih dekat tempat perindukan.
c) Penangkapan dilakukan di ruangan yang biasanya penduduk duduk-
duduk santai pada malam atau sore hari.
d) Penangkap duduk dengan baik, dengan cara menggulung
celana panjangnya hingga batas lutut dan tidak merokok selama
melakukan kegiatan tersebut.
e) Bila ada nyamuk yang hinggap atau menggigit segera sedot dengan
menggunakan aspirator.
f) Nyamuk yang ditangkap ditampung dalam cangkir plastik yang telah
disediakan.
116
116 Riset
Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
5) Penampungan dan Penyimpanan
a) Nyamuk yang sudah ditangkap dimasukkan atau disimpan dalam
cangkir kertas yang telah disediakan. Gunakan beberapa buah
cangkir kertas untuk memisahkan nyamuk yang ditangkap di
dinding (dalam rumah) dan dari umpan orang. Jadi cangkir kertas
itu digunakan untuk menampung hasil penangkapan nyamuk pada
waktu dan tempat yang sama (misalnya jam 18.00 – 18.40).
b) Buat catatan atau tabel pada cangkir kertas itu. Tabel itu berisi catatan
tentang lokasi penangkapan, penangkapan, metode penangkapan.
6) Kondisi Abdomen
Kondisi abdomen umumnya dicatat dari hari penangkapan nyamuk di
sekitar dinding, kelambu, gantungan baju di dalam rumah dipagi hari.
Perlu diketahui kondisi abdomen ada beberapa tingkat, yaitu :
a) Kondisi perut kosong (unfed) dimana abdomen kempes, pencernaan
kosong dan telur terdiri hanya sepertiga atau kurang dari bagian perut.
Biasanya nyamuk betina yang baru menetas dan nulliparous atau
nyamuk betina yang sudah parous tetapi belum menghisap darah.
b) Kondisi perut penuh darah (freshly fed/fully fed) perut dengan penuh
darah, sel telur menempati tidak lebih dari segmen II – III bagian ventral
& hingga segmen IV di bagian dorsal.
c) Kondisi perut setengah bunting (half gravid) dimana darah di bagian
perut berwarna gelap, sel telur menempati segmen IV – V bagian
ventral & segmen VI bagian dorsal.
Keterangan :
E = Perut kosong
HG = Setengah perut dengan telur (1/2 gravid)
FF = Perut isi darah (fully fed)
G = Perut dengan telur (gravid).
Pencirian/identifikasi nyamuk hasil dari semua metoda penangkapan
dimatikan dengan chloroform, diidentifikasi di bawah kaca pembesar
(loupe) pembesaran 10 atau 20 kali, bisa juga dengan stereoskop
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 117
117
(stereo microscope) dengan petunjuk kunci identifikasi nyamuk.
Menghitung kepadatan nyamuk menggigit orang dalam species yang
sama (umpan orang per jam per orang yang disebut Man Hour Density
(MHD), dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
10
MHD = x 6 x 2 = 1,25
40
2) Pelaksanaan pembedahan
a) Pembedahan kelajaran liur/ludah
- Nyamuk setelah dibunuh dengan kloroform, diidentifikasi untuk
menentukan speciesnya. Kemudian nyamuk disimpan didalam
petridish yang diberi alas kapas dan ditutup kertas saring yang
118
118 Riset
Riset Khusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
dibasahi. Hal ini dilakukan untuk menjaga nyamuk tetap lunak.
- Nyamuk yang akan dibedah dibersihkan dengan melepaskan
kaki dan sayapnya, agar sisik-sisik kaki/sayap tidak mengotori
kaca benda yang digunakan sebagai alasuntuk pembedahan
nyamuk.
- Nyamuk kemudian diletakan diatas kaca benda yang telah
ditetesi air atau air garam 0,9%. Kemudian nyamuk diatur
sedemikian rupa hingga kepala menghadap kearah tangan
kanan.
- Tusukan jarum di tangan kiri perlahan-lahan kedalam dada
nyamuk tepat di bawah kelenjar ludah. Kemudian dengan jarum
ditangan kanan, potonglah leher nyamuk didekat kepala.
- Dengan jarum di tangan kanan tekanlah dengan perlahan-
lahan bagian dada sedikit diatas jarum kiri supaya kelenjar liur
kelenjar dari dada
- Dengan ujung jarum di tangan janan larutan garam dihubungkan
dengan kelenjar liur (lihat gambar)
- Kembalikan nyamuk yang telah dipotong ke petri disk untuk
pembedahan lambung dan ovarium.
- Kaca benda yang ada kelenjar ludah ditutup dengan kaca
penutup tepat di atas kelenjar ludah.
- Periksa dibawah mikroskop compound dengan objektif
pembesaran kecil (10x) setelah itu objektif diganti dengan
pembesaran yang lebih besar, lalu gelas penutup ditekan
dengan tangkai jarum seksi untuk memecah kelenjar ludah.
Bila ada sporozoit didalamnya, sporozoit tersebut akan keluar
(menyebar dalam kaca benda).
- Pewarnaan :
- Tandai bagian bawah kaca benda ditempat dimana terletak
kelenjar ludah dengan menggunakan pensil kaca.
- Baliklah kaca penutup kemudian direkatkan di kaca benda.
- Setelah kering kemudian difiksasi dengan metil alkohol selama
beberapa detik, dan dibiarkan hingga kering. Tahap berikutnya
sediaan tersebut diwarnai dengan Giemsa 10% selama 30
menit (1 tetes Giemsa dicampur 10 tetes akuades atau larutan
buffer). Kemudian dicuci dengan akuades atau larutan buffer
dan didinginkan hingga kering.
- Setelah kering sediaan ditetes dengan 1 tetes dafene dan
diratakan agar sediaan lebih awet.
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 119
119
- Setelah diaphene kering dan mengeras, sediaan yang telah
diwarnai tadi diperiksa di bawah mikroskop dengan lensa
objektif 100x dengan sediaan lebih awet.
120 Riset
120 Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
b) Pembedahan Kandung Telur
- Nyamuk yang akan dibedah diletakkan di atas kaca benda yang telah
ditetesi air. Bagian atas perut nyamuk berada di sebelah kanan.
- Tangan kiri memegang jarum seksi dan ditusukkan ke bagian dada
nyamuk untuk menahan tubuh nyamuk agar tidak bergerak.
- Tangan kanan memegang jarum seksi, dengan menggunakan tangan
kanan kedua sisi ujung ruang perut ke VII dirobek sedikit.
- Selanjutnya ujung abdomen (ruas perut terakhir) ditarik perlahan-lahan
kebelakang karena sifat organ yang dibedah sangat elastis/kenyal.
Hentikan sejenak dan tarik lagi perlahan-lahan sampai indung telur
keluar.
- Periksa kandung telur dan isi perut lainnya
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 121
121
Gambar 9 : Cara pembedahan untuk mengeluarkan kandung telur
122122 Riset
Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dandan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit
MATERI INTI VIII
I. Diskripsi Singkat
Kecoak merupakan salah satu serangga yang hidup berdekatan dengan manusia
yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat. Selain itu dapat
menyebarkan penyakit tular vektor secara mekanik khususnya penyakit parasite
usus seperti antara lain :Diarea, cholera, Disentri. Dalam upaya pengendalian
Kecoak yang tepat sasaran dan efektif diperlukan pengetahuan metode surveilans
kecoak sebagai data dasar dalam pengendalian/memutuskan mata rantai
penularan penyakit Diarea, Cholera, Disentri.
Lalat merupakan salah satu serangga yang hidup berdekatan dengan manusia
yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat. Selain itu dapat
menyebarkan penyakit tular vektor secara mekanik khususnya penyakit parasite
usus antara lain :Diarea, cholera, Disentri. Dalam upaya pengendalian Lalat
yang tepat sasaran dan efektif diperlukan pengetahuan metode surveilans Lalat
sebagai data dasar dalam pengendalian/memutuskan mata rantai penularan
penyakit Diarea, cholera, Disentri.
b. Tujuan Khusus:
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menjelaskan dan melakukan :
1. Metode survei Kecok
2. Metode survei Lalat
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 123
123
3. Metode survei Tikus
Langkah 3. Diskusi
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator melakukan diskusi dengan seluruh peserta apakah sudah memahami
terhadap materi yang telah diberikan
124124Riset
Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dandan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit
2. Memberikan jawaban, penjelasan dan pemahaman apabila ada pertanyaan
dari peserta yang merupakan pengembangan pengetahuan dari materi yang
diberikan.
2) Tempat: Kecoak dilihat di bawah rak, dibagian bawah daun meja, dilipatan
tempat tidur, pada celah-celah dinding dan alamari, pada celah-celah yang
terdapat pada dinding itu sendiri.
3) Cara: Visual.
4) Alat : Cermin bertangkai, senter dengan formulir pencatatan pengamatan.
5) Waktu : Untuk melihat kecoak dilakukan pengamatan malam hari. Frekwensi
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 125
125
pelaksanaan pengamatan setiap bulan satu kali dengan jarak satu bulan
antar pemeriksaan.
Kepadatan kecoak diukur melalui penangkapan dengan perangkap kecoak yang
dipasang dalam satu malam didekat tempat-tempat perkembangbiakankecoak.
Tindakan pengendalian kecoak disesuaikan dengan kategori hasil penangkapan
rata-rata perperangkap permalam perjenis kecoak sebagai berikut:
Interpretasi Hasil :
Rendah : Tidak menjadi masalah
Sedang : Perlu pengamanan tempat berkembangbiakan
Tinggi / Padat : Perlu pengamanan tempat perkembangbiakan dan rencana
pelaksanaan pengamatan
pengendalian. setiap bulan Pest
(lakukan satu kali dengan jarak satu bulan
pelaksanaan pengamatan setiap bulan satu Control/Hapus Serangga)
kali dengan jarak satu bulan
Sangatantar pemeriksaan.
Tinggi : Perlu pengamanan tempat perkembangbiakan dan
antar pemeriksaan.
Kepadatan kecoak diukur pengendalian secara menyeluruh.
melalui penangkapan (lakukan Pest
dengan perangkap Control/
kecoak yang
Kepadatan kecoak diukur melalui penangkapan dengan perangkap kecoak yang
dipasang dalam satu Hapus malamSerangga)
didekat tempat-tempat perkembangbiakankecoak.
dipasang dalam satu malam didekat tempat-tempat perkembangbiakankecoak.
Tindakan pengendalian kecoak disesuaikan dengan kategori hasil penangkapan
Tindakan pengendalian kecoak disesuaikan dengan kategori hasil penangkapan
VII. Uraian Materiperperangkap permalam perjenis kecoak sebagai berikut:
rata-rata
rata-rata perperangkap permalam perjenis kecoak sebagai berikut:
Materi 2. Survei Lalat
Interpretasi Hasil :
Interpretasi Hasil :
Rendah
Pokok Di dalam
bahasan 1. bangunan
:
SurveiTidak (Indoors):
menjadi masalah
Lalat
Rendah : Tidak menjadi masalah
Sedang :Perangkap lalat Ultra Violet
Perlu pengamanan (UVberkembangbiakan
tempat Fly trap)
Sedang : Perlu pengamanan tempat berkembangbiakan
Tinggi / Padat :Pheromone / Attractant tempat
Perlu pengamanan trap (Sticky trap)
perkembangbiakan dan rencana
Tinggi
Tujuan/ Padat : adalah
survei lalat Perlu pengamanan tempattingkat
untuk mengetahui perkembangbiakan dan rencana
kepadatan populasi lalat
Di luar bangunan (Outdoors): (lakukan Pest Control/Hapus Serangga)
pengendalian.
dan sumber - sumber pengendalian. (lakukan Pest Control/Hapus
tempat berkembangbiaknya Serangga)
lalat di di tempat-tempat
Sangat Tinggi :Fly Grids
Perlu / Fly Grill (lampiran
pengamanan 4)
tempat perkembangbiakan dan
Sangat
umum Tinggi : Perlu dan
(TTU), permukiman pengamanan
angkutan umum.tempat perkembangbiakan dan
Sticky trap
pengendalian secara menyeluruh. (lakukan Pest Control/
Dalam melakukan pengendalian
pengendalian, secara
perlu menyeluruh. (lakukan Pest Control/
Perangkap
Hapus umpan (Bait
Serangga) trap) dilakukan pengukuran tingkat
kepadatannya dimana HapusdataSerangga)
ini dapat dipakai untuk merencanakan upaya
pengendalian,
VII. Uraian yaitu tentang kapan, dimana dan bagaimana pengendalian akan
3. Cara Pengukuran
Materi
VII. Uraian Materi
dilakukan. Demikian pula sesudah
Materi Pengukuran
2. Survei Lalat kepadatan lalatpengendalian, pengukuran
di luar bangunan tingkat
(lalat rumah, kepadatan
lalat hijau dan lalat
Materi 2. Survei
diperlukan Lalat
untuk menilai keberhasilan pengendalian.Dalam menentukan
blirik) dengan menggunakan :
Pokok bahasan
kepadatan 1. Survei
lalat, Lalat terhadap populasi lalat dewasa lebih tepat dan
pengukuran
Pokok bahasan 1. Survei Lalat
bisa a.
diandalkan
Fly grids/Fly Grill pengukuran populasi larva lalat.
dari pada
TujuanDidasarkan
survei lalatpada
adalah
sifatuntuk
lalat, mengetahui
yaitu tingkat kepadatan
kecenderungannya untuk populasi lalat tepi-
hinggap pada
Tujuan survei lalat adalah untuk mengetahui tingkat kepadatan populasi lalat
1. Penentuan
dan sumber
tepi lokasi
atau pengukuran.
- sumber
tempat tempat
yang berkembangbiaknya
bersudut tajam dalam lalat
kurun diwaktu
di tempat-tempat
tertentu, misalnya
dan sumber - sumber tempat berkembangbiaknya lalat di di tempat-tempat
Karena kepentingan
umumsetiap
(TTU), pengendali
permukiman lalat adalah
dan angkutan alatberhubungan
umum. dengan kesehatan
umum (TTU),menit dengan
permukiman menggunakan
dan angkutan umum. penghitung tele counter.
manusia, maka sasaran yangpada akan diukur kepadatan lalatnya adalah(berdekatan
yang
Dalam Flymelakukan
grill diletakkan
pengendalian, tempat-tempat yang telah
perlu dilakukan ditentukan
pengukuran tingkat
Dalam melakukan
berdekatan dengan pengendalian, perlu
kehidupan/kegiatan dilakukan
manusia. pengukuran
Sasaran/lokasi tingkat
yangpada
akan
dengan
kepadatannya tempat
dimanasampah,
data inikotoran
dapat hewan,
dipakaikandang, dan lain- lain)
untuk merencanakan upayadaerah
kepadatannya
diukur tingkat dimana
kepadatan data ini
lalatnya dapat
antara dipakai
lain: indooruntuk
dan merencanakan
outdoor. upaya
yang akan
pengendalian, yaitudiukur.
tentang kapan, dimana dan bagaimana pengendalian akan
pengendalian, yaitu tentang kapan, dimana dan bagaimana pengendalian akan
dilakukan. Demikian pula sesudah pengendalian, pengukuran tingkat kepadatan
dilakukan.Pengukuran
2. Peralatan Demikian pula sesudah pengendalian, pengukuran tingkat kepadatan
diperlukan untuk menilai keberhasilan pengendalian.Dalam menentukan
diperlukan
Ada beberapa untuk menilai
peralatan yangkeberhasilan
umum di pakaipengendalian.Dalam
untuk mengukur dan menentukan
menghitung
kepadatan lalat, pengukuran terhadap populasi lalat dewasa lebih tepat dan
kepadatan lalat, pengukuran terhadap
kepadatan populasi lalat, antara lain adalah : populasi lalat dewasa lebih tepat dan
bisa diandalkan dari pada pengukuran populasi larva lalat.
bisa diandalkan dari pada pengukuran populasi larva lalat.
126
126 Riset
RisetKhusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
1. Penentuan lokasi pengukuran.
1. Penentuan lokasi pengukuran.
Karena kepentingan pengendali lalat adalah berhubungan dengan kesehatan
diperlukan untuk menilai keberhasilan pengendalian.Dalam menentukan
kepadatan lalat, pengukuran terhadap populasi lalat dewasa lebih tepat dan
bisa diandalkan dari pada pengukuran populasi larva lalat.
2. Peralatan Pengukuran
Ada beberapa peralatan yang umum di pakai untuk mengukur dan menghitung
kepadatan populasi lalat, antara lain adalah :
3. Cara Pengukuran
Pengukuran kepadatan lalat di luar bangunan (lalat rumah, lalat hijau dan lalat
blirik) dengan menggunakan :
Secara khusus, sesuai dengan SK Dirjen PPM & PLP No. 281-11/ PD.03.04.
LP Ph 1989, bila kepadatan lalat disekitar tempat sampah melebihi 2 ekor, perlu
dilakukan pengendalian dan perbaikan pengelolaan sampahnya. Sedangkan
pada tempat-tempat khusus seperti indoor / seluruh ruangan bangunan, ruang
tunggu, kantin/restoran/ruang makan, kantor, dapur, toilet, kapal, gudang
bahan makanan, dan lain- lain, disarankan agar tidak dijumpai adanya lalat.
b. Sticky Trap:
Perangkap ini menggunakan umpan yang menarik (attractant) bagi lalat dan
dapat lalat dapat menempel pada permukaan trap yang telah dilumuri oleh
lem.
Alat ini dapat dipergunakan pada bagian dalam ruangan (indoor) dan
dilakukan pengukuran per hari atau perminggu. Dan akan diperoleh rata-rata
angka kepadatan lalat perhari dan dapat diperoleh pula angka kepadatan lalat
tertinggi pada daerah tersebut.
128
128 Riset
RisetKhusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
c. Bait Trap (Perangkap Umpan)
Seperti halnya dengan sticky trap, bait trap ini menggunakan umpan yang
menarik untuk menangkap lalat yang terbang untuk masuk perangkap.
Perangkap lalat diletakkan setiap hari selama masa pengamatan (perminggu/
perbulan/pertahun).Lalat yang masuk kedalam perangkap akan dihitung
setiap hari, sehingga dapat diperoleh angka kepadatan lalat setiap harinya.
Hasil pengukuran ini akan diperoleh angka kepadatan lalat setiap minggunya/
bulannya/ tahunnya.
4. Waktu pengukuran
Pengukuran populasi Ialat hendaknya dapat dilakukan pada setiap kali dilakukan
pengendalian lalat (sebelum dan sesudah).Monitoring secara berkala, yang
dapat dilakukan sedikitnya 3 bulan satu kali.
1. Tempat
Untuk dapat melakukan pengamatan, pertama harus ditetapkan tempat
dimana akan dilakukan pengamatan atau tempat yang merupakan titik-
titik pengamatan. Untuk itu tempat/lingkungan bangunan/lokasi harus
dikelompokkan dulu menurut sifat dan habitat tikus. Selanjutnya pada masing-
masing kelompok tempat tersebut ditentukan tempat-tempat yang merupakan
titik-titik surveilansnya.
a. Pembagian tempat
Bangunan tertutup (core)
Lingkungan bangunan/lokasi yang terbuka (Inner Bound)
Lingkungan di luar bangunan /lokasi (Outer Bound)
2. Cara
a. Menentukan tempat pengamatan/titik-titik pengamatan
Core : Di lantai pada bagian pertemuan dinding dan lantai; kawat kaca
jendela (ventilasi); jeruji/jelusi ventilasi ; pintu/jendela kayu; rak buku
Inner Bound : Lubang drainage; Tumpukan barang bekas (kayu, batu,
dan lain-lain); TPS; sela-sela dinding antar bangunan; Taman dekat
bangunan; Garasi; Pos satpam
b. Titik-titik pengamatan dicatat pada formulir titik pengamatan dengan
jelas. Tanda-tanda yang perlu diperhatikan: lubang tanah; bangkai tikus;
kotoran tikus; bekas keratin.
c. Pelaksanaan pengamatan
Core : Pemeriksaan secara visual; yaitu dengan melihat adanya
tanda-tanda keberadaan tikus berupa kotoran tikus (Gambar 8) dan/
atau jejak kaki tikus (Gambar 9). Selain itu harus diperhatikan tanda-
tanda lain seperti : sisa keratin pada pintu/kasa/buku dan kawat
kasa yang berlubang bekas lewat tikus; Pemeriksaan secara nasal
(penciuman); informasi dari pihak lain.
Inner Bound : Pemeriksaan secara visual, yaitu lubang di tanah,
bangkai tikus, kotoran tikus, serpihan bekas keratin tikus.
Apabila pada titik pengamatan ditemukan tanda-tanda keberadaan
tikus, tanda tersebut dicatat pada form titik pengamatan pada kolom
yang disediakan dan sesuai
Tanda-tanda yang perlu diperhatikan: Lubang tanah, bangkai tikus;
kotoran tikus; bekas keratin
3. Waktu
a. Saat pengamatan
Secara visual dilakukan pada pagi hari yaitu pukul 06.00 – 08.00 wib.
Pengamatan pada malam hari dilakukan antara pukul 22.00-24.00 wib
b. Lama pengamatan
Pemeriksaan ruangan 5 sampai 10 menit per ruangan per orang sehingga seorang
petugas dapat melakukan pemeriksaan minimum 12 ruangan per orang
130
130 Riset
RisetKhusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
Lama pengamatan = Jumlah ruangan
12 x jumlah petugas
c. Periode pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap dua bulan pada setiap tahunnya dasar
pertimbangannya adalah masa reproduksi tikus
5. Prosedur pengamatan
a. Siapkan perangkap yang telah diberi umpan (kelapa bakar, ikan asin,
jagung), usahakan umpan diganti setiap pemasangan 5 hari berturut-
turut.
b. Pemasangan perangkap pada sore hari terutama pada gudang-
gudangyang dilakukan setiap 40 hari selama 5 hari berturut-turut dapat
mencakup seluruh wilayah pelabuhan. Untuk wilayah pelabuhan yang
luas dapat dibagi menjadi 2 – 4 bagian sesuai dengan keadaan masing-
masing bagian, yang dikerjakan selama 5 hari berturut-turut dan dapat
diselesaikan dalam jangka waktu satu bulan.
- Jumlah perangkap antara 100 – 300 buah/hari (sesuai dengan
kebutuhan). Pada setiap kegiatan jumlah perangkap yang dipasang
minimal 100 buah dan maksimal 300 buah perangkap tergantung
luas area.
- Tiap jarak10 meter dipasang 1 buah perangkap.
- Pasangkan umpan pada seluruh perangkap yang dipasang.
c. Perangkap diambil keesokan harinya sebelum aktifitas mulai ramai (pada
pagi hari)
d. Catat jumlah perangkap yang hilang.
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 131
131
e. Pisahkan perangkap yang berisi tikus dan masukan tikus ke dalam karung
kain dan diberi label.
- Lakukan identifikasi tikus dan pinjal.
- Perangkap yang telah berhasil menangkap tikus dicuci dan
dikeringkan sebelum di pakai kembali.
- Seluruh umpan harus diganti setiap hari.
f. Menghitung kepadatan tikus (Trapping success) :
132 Riset
132 Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
a. Jas laboratorium
b. Sarung tangan nitril
c. Masker N95
d. Goggles
e. Formalin 10% atau alkohol 70%
f. Label kertas
g. Diseccting kits
h. Toples
Cara Kerja:
2. Pengawetan kulit/kering
Alat dan bahan :
a. Kapas
b. Borax
c. Serbul gergaji
d. Kawat
e. Jarum jahit
f. Jarum pentul
g. Kertas label
h. Benang label
i. Pensil
j. Penghapus
k. Benang jahit
l. Styrofoam
m. Nampan
n. Vial tengkorak
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 133
133
Cara Kerja :
a. Letakkan tikus atau mencit di nampan dengan sisi ventral menghadap ke atas, kulit
di bagian perut diiris membujur sepanjang 3-4 cm (Gambar 1). Kemudian kulit dibuka
dengan hati-hati, sehingga daging perut bagian dalam terlihat.
b. Kulit yang menempel pada daging perut ditekan sedemikian rupa ke arah kiri atau kanan
bergantian, sehingga daging paha kaki belakang dapat diangkat keluar (Gambar 2).
Kaki belakang kiri dan kanan dikeluarkan secara bergantian, tulang dipotong sebatas
lutut dengan gunting.
c. Daging melekat pada potongan kaki dibersihkan (Gambar 3). Selanjutnya kulit
dilepaskan dengan hati-hati ke arah ekor, untuk mengurangi licinnya kulit bagian
dalam, bisa digunakan serbuk gergaji.
134
134 Riset
Riset Khusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
d. Ekor dicabut keluar secara hati-hati. Setelah ekor keluar pelepasan kulit dilanjutkan
ke arah badan dan kepala (Gambar 4).
e. Setelah sampai di bagian kaki depan tulang kaki depan di potong sampai ke pangkal
pergelangan kaki depan
f. Kemudian dilanjutkan pelepasan kulit ke arah kepala secara hati-hati, pada saat
sampai ditelinga, pangkal telinga kanan dan kiri dipotong dengan pisau yang tajam/
skapel, demikian pula pada bagian mata (Gambar 5).
g. Selanjutnya kulit ditarik ke depan secara perlahan-lahan sampai ujung hidung, pelepasan
kepala dilakukan dengan menggunakan skapel atau gunting kecil (Gambar 6)
h. Kulit dibersihkan dari semua daging yang menempel, kemudian kulit bagian dalam
dilumuri serbuk boraks untuk pengawetan.
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 135
135
i. Mempersiapkan kapas yang disesuaikan dengan ukuran badan tikus, yaitu lembaran
kapas yang diperkirakan sesuai dengan ukuran tikus dipotong, digulung sehingga
membentuk bentuk padat lonjong sesuai dengan besar badan tikus (Gambar 7).
j. Mempersiapkan kawat kecil dengan ukuran panjang ekor tikus, tetapi panjang kawat
sebaiknya 3 – 4 cm lebih panjang dari ekor tikus. Kawat dilapisi seluruhnya dengan
kapas secara dipilin sedikit demi sedikit, dibentuk sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan ukuran dan volume ekor. Kawat dimasukkkan ke dalam ekor, hingga ekor
menjadi padat (Gambar 8).
136 Riset
136 Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
k. Kapas yang dipadatkan dan dibentuk sesuai dengan kepala dan badan tersebut,
dimasukkan secara hati-hati ke dalam kulit tikus lewat mulut dengan menggunakan
pinset. Usahakan badan terisi penuh dengan kapas (Gambar 9.)
i. Mulut dijahit dari sebelah dalam dengan menghubungkan ketiga potongan bibir
dengan benang dan diikat (Gambar 10).
m. Tulang kaki depan dan kaki belakang dibalut/diisi kapas dan dikembalikan seperti
semula. Setelah badan tikus terbentuk, bekas irisan dijahit kembali secara zig zag
(Gambar 11)
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 137
137
n. Tikus yang sudah berisi kapas diletakkan di papan triplek dengan sisi ventral
menghadap ke bawah dan ke dua pasang kaki diatur sedemikian rupa sehingga
kaki depan lurus ke depan dan kaki belakang lurus ke belakang sejajar dengan
badan. Ujung–ujung kaki dipaku, sedangkan ujung ekor dijepit dengan 2 paku di
kanan kirinya. Spesimen dikeringkan (Gambar 12).
o. Kepala yang masih menyatu dengan badan tikus dipotong dengan menggunakan
gunting dan direbus (Gambar 13). Setelah dagingnya lunak dibersihkan dan
disimpan di dalam tabung plastik setelah diberi label berisi nomer, lokasi, tanggal
dan kolektor.
p. Keringkan spesimen dengan cara disimpan di ruangan yang dingin dan kering.
Usahakan ruangan tersebut terhindar dari sinar matahari langsung.
138
138 Riset
Riset Khusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
q. Awetan tikus yang telah terbentuk sempurna, sebelum disimpan di dalam kantong
plastik diberi label yang lengkap sebagai berikut:
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 139
139
DAFTAR PUSTAKA
Ristiyanto, Handayani, F.D., Boewono, D.T., Heriyanto, B. 2014. Penyakit Tular Rodensia.
Gadjahmada University Press, Yogyakarta.
140 Riset
140 Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit
MATERI
BABINTI
IX. IX
Koleksi nyamuk dan jentik merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh data
entomologi (tentang nyamuk dan jentik) di suatu wilayah/daerah tertentu. Survei dilakukan untuk
mengetahui perilaku nyamuk yaitu kapan, dimana menggigit dan istirahat, serta pemilihan sumber
darah sesuai dengan kebutuhan.
A. Prosedur Persiapan
- Gelas kertas
- Karet gelang
- Kapas
- Kertas label
- Spidol
c. Cara Kerja
2) Gelas kertas ditutup dengan kain kasa yang telah dipotong sesuai ukuran gelas,
diikat menggunakan karet gelang.
3) Kain kasa diberi lubang ditengahnya kira-kira 15mm, kemudian lubang ditutup
dengan gumpalan kapas.
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 141
141
2. Mengoperasikan aspirator
- Aspirator
2
c. Cara Kerja
3) Tangan lain memegang aspirator pada bagian tengah tabung k: Ujung karet
aspirator digigit, dan ujung pipa aspirator diarar- pada nyamuk sasaran 0,5
sampai 1 cm dari bagian atas. .
4) Aspirator dihisap dengan tidak terlalu kuat sehingga nyamuk terbawa masuk
142
142 Riset
Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
ke dalam tabung aspirator. Ujung tabung ditutup dengan ujung telunjuk tangan
yang memegang aspirator.
- Aspirator
- Gelas kertas
- Karet gelang
- Kertas label
- Gunting
- Formulir N-02
- Senter
- Kain kassa
- Kapas
- Spidol
c. Cara kerja ,
a. Koleksi nyamuk dengan umpan orang dilakukan di dalam dan luar rumah.
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 143
143
Jam ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
dst.
50 menit penangkapan
(dalam dan luar rumah)
d. Penangkap duduk di tempat yang telah ditentukan oleh ketua tim dan menangkap
nyamuk yang hinggap pada anggota tubuh.
f. Gelas kertas diberi label mengenai keterangan waktu dan jam penangkapan,
metode sertatempat.
144
144 Riset
RisetKhusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
2. Koleksi nyamuk di sekitar ternak
- Aspirator - Senter
- Gunting - Spidol
- Form N-03
c. Cara kerja
1) Penangkapan nyamuk dilakukan pada malam hari pukul 18.00 sampai 06.00.
6) Nyamuk dimasukkan ke dalam gelas kertas yang telah diberi label waktu dan
jam, metode, serta lokasi penangkapan.
7) Hasil penangkapan dicatat pada form N-03. Pastikan stiker kode lingkungan
yang ditempel pada form N-03 sesuai dengan form N-01 pada lingkungan
tersebut.
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 145
145
Qambar 10.
5 Penangkapan nyamuk di sekitar kandang ternak
- Aspirator
- Gelas kertas
- Kain kasa
- Karet gelang
- Kapas
- Lampu senter
- Kertas label
- Parang
146
146 Riset
Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
- Formulir N-04
b. Cara kerja
4) Hewan ternak (sapi atau kerbau) dimasukkan kedalam kelambu dan diikat pada
tiang yang telah disediakan.
8) Hasil penangkapan dicatat pada form N-04. Pastikan stiker kode lingkungan
yang ditempel pada form N-04 sesuai dengan form N-01 pada lingkungan
tersebut.
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 147
147
7 Koleksi nyamuk dengan menggunakan animal-baited trap net
Gambar 12.
- Aspirator - Spidol
- Kapas
c. Cara kerja
148 Riset
148 Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
4) Jaring serangga digerakkan kearah serangga sasaran.
7) Identitas sampel meliputi cara penangkapan, lokasi dan tanggal dituliskan pada
kertas label dan ditempelkan pada gelas kertas tempat menyimpan nyamuk.
9) Hasil penangkapan dicatat pada form N-05.Pastikan stiker kode lingkungan yang
ditempel pada form N-05 sesuai dengan form N-01 pada lingkungan tersebut.
a. Tujuan :
- Aspirator - Senter
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 149
149
- Gelas kertas - Kain kassa
- Gunting - Spidol
- Form N-05
c. Cara kerja
1) Penangkapan nyamuk pagi hari dilakukan pada pukul 07.00 sampai 10.00
ditempat-tempat yang berpotensi sebagai tempat peristirahatan nyamuk baik di
dalam maupun luar rumah.
6) Hasil penangkapan dicatat pada form N-05. Pastikan stiker kode lingkungan
yang ditempel pada form N-05 sesuai dengan form N-01 pada lingkungan
tersebut.
150150 Riset
Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit
C. Prosedur Koleksi Jentik
a. Tujuan:
- Pipet - Pensil
- Botoljentik - Gunting
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 151
151
c. Cara kerja
6) Identitas mengenai ekosistem jentik diisikan pada form J-01, J-02 dan J-03.
7) Jentik dipelihara sampai menjadi nyamuk sesuai dengan cara kerja Pemeliharaan
jentik di lapangan.
a. Tujuan :
2) Mendapatkan spesimen untuk indeks jentik (HI, BI,CI dan ABJ) dan mengetahui
penularan transovarial.
- Pipet
- Pipet selang
- Funnel trap
- Botol jentik
- Kertas label
- Spidol
- Pensil
- Penghapus
- Lampu senter
- Gunting
- FormJ-04
c. Cara kerja
4) Botol jentik diberi label lokasi, tanggal dan jenis habitat perkembangbiakan.
6) Hasil pengamatan dicatat dalam form J-04. Stiker kode tipe ekosistem
ditempelkan pada form tersebut.
7) Seluruh data yang diperoleh pada form J-04 dirangkum dalam rekapitulasi
form J-05.
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 153
153
D. Prosedur Pemeliharaan Jentik di Lapangan
1. Tujuan:
- Pipet - Buku
- Gula
3. Cara Kerja
a. Jentik hasil koleksi lapangan dipindahkan kedalam mangkuk enamelberisi air dari
habitat jentik dikoleksi. Apabila air kurang dapat ditambahkan dengan air hujan.
b. Pupa dipisahkan dari jentik menggunakan pipet dan ditampung dalam gelas kertas
berisi air sepertiga volume gelas.
c. Gelas kertas ditutup dengan kain kasa, dibagian tengah kain kasa diberi lubang dan
ditutup kapas.
d. Nyamuk yang bermetamorfosis dari pupa diambil dengan aspirator dan dipindahkan
kedalam gelas kertas yang telah disiapkan.
e. Kapas yang telah dibasahi air gula diletakkan diatas kain kasa penutup gelas
kertas.
f. Hari keempat pengumpulan data pada ekosistem tersebut, jumlah jentik dan pupa
yang berubah menjadi nyamuk direkap pada Logbook tim.
154
154 Riset
Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
Gambar 17.
12 Pemeliharaan jentik hasil koleksi lapangan
Riset Khusus
Riset Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit 155
155
156 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit
MATERI
BAB INTI
X. X
A. Pengertian Morfologi
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan letak bagian luar tubuh suatu organisme
(makhluk hidup).
B. Ciri yang membedakan nyamuk dewasa dengan serangga dewasa yang lain
b. Sayap terdiri dari 6 urat sayap; urat sayap 2,4, dan 5 bercabang
- Proboscis
- Antena
158 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 157
Perbedaan nyamuk betina (dewasa) dan jantan terletak pada bagian antenanya. Nyamuk
jantan dengan cabang yang lebih lebat daripada betina.
b. Dada (Toraks):
- Scutellum
- Halter
- Urat-urat sayap
158 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 159
Gambar 4. Morfologi toraksnyamuk bagian dorsal
c. Perut (abdomen)
160 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 159
Gambar 5. Morfologi abdomen nyamuk betina12
d. Sayap:
- Jumbai
160 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 161
6
Gambar 23.Morfologi sayap nyamuk13
e. Kaki:
- Femur (paha)
- Tibia
Tarsus
162 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 161
D. Bagian- bagian tubuh jentik
a. Kepala :
b. Dada (toraks):
162 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 163
Gambar 9. fologi larva nyamuk dari genus Aedes (a), Anopheles (b) dan Culex(c)
164 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 163
MATERI
BABINTI
XI. XI
Anggota Culicidae, termasuk dalam ordo diptera, dikenal secara umum sebagai nyamuk.
Familia Culicidae ini terbagi menjadi 3 subfamilia, yaitu :
1. Subfamilia Anophelinae
2. Subfamilia Culicinae
3. Subfamilia Toxorhynchitinae
Secara berjenjang, klasifikasi nyamuk dapat digambarkan sebagai berikut:
Phylum : Arthropods
Klas : Hexapoda/ Insecta
Ordo : Diptera
Familia : Culicidae
Sub familia : Culicinae, Anophelinae, Toxorhynchitinae
Genus merupakan tingkatan dari pembagian golongan makhluk hidup yang memiliki
164 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 165
persamaan bentuk dan susunan tubuh.
1. Genus Anopheles
2. Genus B iron el la
3. Genus Aedeomyia
4. Genus Aedes
5. Genus Armigeres
6. Genus Heizmannia
7. Genus Culex
8. Genus Ficalbia
9. Genus Mimomyia
10. Genus Hodgesia
11. Genus Coquillettidia
12. Genus Mansonia
13. Genus Orthopodomyia
14. Genus Malaya
15. Genus Topomyia
16. Genus Tripteroides
17. Genus Uranotaenia
18. Genus Toxorhynchites
19. Genus Lutzia
Dari 18 genus tersebut, Anopheles, Aedes, Culex, Mansonia dan Armigeres
merupakan genus yang telah dikonfirmasi sebagai vektor penular beberapa penyakit seperti
Malaria, Demam Berdarah Dengue, Chikungunya, Japanese Encephalitis dan Limfatik
Filariasis.
1. Anopheles
166 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 165
(1: kepala (a:palpus; b: antena; c: probosis); 2: toraks; 3: abdomen; 4: kaki)
Scutellum membulat
166 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 167
Urat sayap nyamuk tertutup sisik gelap dan pucat
168 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 167
2. Aedes
6 Morfologi nyamuk aedes (1: kepala (a: antena; b: probosis; c:); 2: toraks; 3
Gambar 32.
: abdomen; 4 : kaki)
168 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 169
Gambar 34.
8 Morfologi scutellum aedes
Gambar 35.
9 Letak kuku kaki aedes
Terminal segmen abdomen nyamuk betina lancip, dan memiliki cerci yang
lebih panjang dari genera nyamuk lainnya
Gambar 36.
10 Morfologi abdomen aedes dibandingkan nyamuk lainnya
170 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 169
3. Culex
170 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 171
Sisik-sisik sayap pipih simetris dan homogen
Gambar 40.
14 Morfologi sisik-sisik sayap Culex
Gambar 42.
16 Morfologi nyamuk mansonia
172 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 171
Probosis tidak sama panjang dengan palpus
Gambar 45. Morfologi sayap Mansonia ditutup dengan sisik sayap asimetris
172 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 173
5. Toxorhynchites
Gambar 47.
21 Morfologi probosis dan palpus Toxorhynchites
174 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 173
Tepi sayap bagian posterior sebelum ujung urat ke 5 membentuk lekukan
ke arah dalam (mencekung)
Gambar 49.
23 Morfologi sayap Toxorhynchites
6. Armigeres
Gambar 51.
25 Morfologi probosis nyamuk Armigeres
174 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 175
b. Ciri-ciri genus jentik nyamuk penular penyakit dan jentik predator
A. Anopheles
176 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 175
Tuas abdomen 2-7 memiliki bulu kipas
Gambar 53.
27 Morfologi abdomen jentik anopheles (Reid, 1968)
176 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 177
B. Aedes
178 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 177
Siphon mempunyai perbandingan lebar dengan panjang kira-kira dua
berbanding tiga
Siphon memiliki satu pasang rambut turi (tuft)
Mempunyai sisik berbentuk sisir (comb scales)
C. Mansonia
178 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 179
Perbedaan Mansonia dengan Coquillettidia
D. Culex
Gambar 57.
31 Morfologi larva Culex
180 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 179
E. Toxorhychites
Jentik besar
Tidak mempunyai tabung udara (siphon)
180 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 181
182 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit
MATERI
BABINTI
XII. XII
A. Macam Sampel
Sampel terkumpul dari lapangan berupa nyamuk dan jentik digunakan untuk beberapa
tujuan: (1) koleksi referensi nyamuk dan jentik, (2) identifikasi patogen serta (3) pemeriksaan
pakan darah nyamuk. Kualitas sampel perlu dijaga dengan baik seiama proses pengiriman
sebelum dilakukan analisis lebih lanjut di laboratorium.
1. Nyamuk
Nyamuk hasil koleksi di lapangan dipisahkan menurut spesies dan jenis koleksinya (per
ekosistem). Jika jumlah nyamuk tertangkap (per spesies per jenis koleksi) 10 ekor atau
lebih, maka 80% digerus untuk deteksi agen penyakit atai uji pakan darah dan sisanya
(20%) diawetkan sebagai spesimen nyamuk. Jika jumlah nyamuk tertangkap (per spesies
per jenis koleksi) kurang dari 10 ekor, maka semuanya dibuat spesimen nyamuk.
2. Jentik
Jentik tertangkap dipeiihara menjadi nyamuk.Jentik yang tidak berubah menjadi nyamuk
hingga hari keempat pengumpulan data di tiap ekosistem diawetkan sebagai spesimen
jentik. Jentik Genus Aedes yang berubah menjadi nyamuk diproses untuk pemeriksaan
DBD/Dengue dan Chikungunya (Bab XI.B.3), sedangkan genus lainnya dijadikan
spesimen awetan nyamuk .
B. Sampel Nyamuk
1) Nyamuk hasil koleksi, atau nyamuk hasil pemeliharaan jentik dari Genus selain
Aedes
2) Aspirator
3) Pensil
4) Gelas kertas
5) Bolpoin
7) Kertas label
8) Pinset
9) Kotak serangga
11) Mikroskop
17) Kamper
19) Aseton
20) Kloroform
c. Cara kerja
5) Kapas diletakkan di atas kasa penutup gelas kertas untuk mematikan nyamuk.
7) Posisi nyamuk yang akan dibuat spesimen diatur agar kepala berada di sebelah
182
184 Riset
Riset Khusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
kanan.
2. GambarSampel
Prosedur Preparasi 59. Posisi
untuk nyamuk saat
Pemeriksaan pembuatan
Sporozoit spesimen
Pada Nyamuk
1) Sampel nyamuk
4) Jarum Anopheles
section 8)11) Plastik
Pinset klip
5) Pisau1)bedah
Nyamuk yang sudah diidentifikasi12) Formsebagai
dan diduga N-07 vektor malaria dipisahkan
9) Stiker kode lingkungan ditempelkan pada plastik klip dan form N-07.
9) Stiker kode lingkungan ditempelkan pada plastik klip dan form N-07.
3. Prosedur Preparasi Sampel Nyamuk dengan FTA card untuk Pemeriksaan Dengue/DBD
3. dan
Prosedur Preparasi Sampel Nyamuk dengan FTA card untuk Pemeriksaan Dengue/DBD
Chikungunya
dan Chikungunya
a. Tujuan: preservasi sampel asam nukleat virus Chikungunya dan Dengue dari
a. spesimen
Tujuan: preservasi sampel
nyamuk untuk asam di
uji patogen nukleat virus Chikungunya dan Dengue dari
laboratorium.
spesimen nyamuk untuk uji patogen di laboratorium.
b. Alat dan bahan
b. Alat dan bahan
1) Sampel nyamuk Aedes
1) Sampel nyamuk Aedes
2) FTA card 9) Silica gel
2) FTA card 9) Silica gel
186184 Riset
Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dandan Reservoir
Reservoir Penyakit
Penyakit
184 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit
3) Pestle 10) Spidol permanen
c. Cara kerja
1) Nyamuk yang telah diidentifikasi dimasukkan ke dalam vial 1,5 ml berisi PBS
250ul. Satu vial diisi maksimum 25 ekor nyamuk dengan spesies, metode,
tanggal, jam dan lokasi penangkapan yang sama.
4) Stiker kode lingkungan ditempelkan pada bagian bawah FTA card dan di formulir
N-07.
6) Identitas mengenai tipe sampel, kode sampel, genus, spesies, jumlah pooling
(jumlah individu nyamuk dalam satu vial) dan keterangan tambahan (jika ada)
dituliskan di form N-07.
7) Sisa gerusan sampel tidak boleh dibuang dan menjadi sampel untuk pemeriksaan
vektor filariasis.
8) Kertas FTA dikeringkan pada suhu ruangan lalu dimasukkan ke dalam plastik
klip yang telah diisi silica gel.
9) Stiker kode lingkungan ditempelkan pada plastik klip dan form N-07.
a. Tujuan: preservasi sampel asam nukleat virus JE dari spesimen nyamuk untuk uji
patogen di laboratorium.
Riset
Riset Khusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit 185
187
2) FTA card
3) Pestle
5) Vial 1,5 ml
7) Pipet
8) Plastik klip
9) Silica gel
11) Pensil
12) Tissue
c. Cara kerja
1) Nyamuk yang telah diidentifikasi dimasukkan ke dalam vial 1,5 ml berisi PBS
250 ul. Satu vial diisi maksimum 25 ekor nyamuk dengan spesies, metode,
tanggal, jam dan lokasi penangkapan yang sama.
4) Stiker kode lingkungan ditempelkan pada bagian bawah FTA card dan di formulir
N-07.
5) Identitas mengenai nomor urut/ kode sampel, metode, jam dan lokasi
penangkapan dituliskan pada bagian bawah FTA card.
6) Identitas mengenai tipe sampel, kode sampel, genus, spesies, jumlah pooling
(jumlah individu nyamuk dalam satu vial) dan keterangan tambahan (jika ada)
dituliskan di form N-07.
7) Sisa gerusan sampel tidak boleh dibuang dan menjadi sampel untuk pemeriksaan
186 Riset
188 Riset Khusus
Khusus Vektor
Vektor dan
dan Reservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit
vektor filariasis.
8) Kertas FTA dikeringkan pada suhu ruangan lalu dimasukkan ke dalam plastik
klip yang telah diisi silica gel.
9) Stiker kode lingkungan ditempelkan pada plastik klip dan form N-07.
2) Plastik klip
3) Spidol
4) Jarum
5) FormN-07
c. Cara kerja
1) Sisa gerusan nyamuk sampel FTA card dalam vial 1,5 ml yang diduga vektor
filaria, dimasukan ke dalam plastik klip bersama silica gel.
2) Identitas mengenai tipe sampel, kode sampel, genus, spesies, jumlah pooling
(jumlah individu \iyamuk dalam satu vial) dan keterangan tambahan (jika ada)
Riset
RisetKhusus
KhususVektor
Vektordan
danReservoir
ReservoirPenyakit
Penyakit 187
189
dituliskan diform N-07.
3) Stiker kode lingkungan ditempelkan pada plastik klip dan formulir N-07.
4) Pensil 12)Bukutulis
7) Tissue 15)FormN-06
c. Cara kerja
2) Nyamuk dengan kondisi perut fed dan half gravid (masih mengandung darah)
dipisahkan abdomennya.
6) Tuliskan dengan pensil nomor seri kertas saring (angka 1, 2, dst) di bagian
tengah sisi depan kertas saring.
9) Tuliskan nomor sediaan, spesies nyamuk, dan tempat hinggap di form N-\ 06.
11) Masukkan kertas saring ke plastik klip yang telah diberi silica gel.
1) Botol 15 ml
2) Alkohol 70%
3) Gliserol 10%
4) Pipet
5) Isolasi
6) Kertas label
7) Pensil
8) Spidol permanen
c. Cara kerja
3) Jentik dipindahkan kedalam cawan petri berisi alkohol 70%, didiamkan selama
1 jam, kemudian diulang dan disimpan selama 24 jam.
RisetKhusus
Riset KhususVektor
Vektor dan
dan Reservoir
Reservoir Penyakit 189
191
192 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit
MATERI INTI XIII
BAB XIII
GPS (Global Positionong System) pada Rikhus Reservoir digunakan sebagai alat
survey persebaran reservoir di daerah penelitian. Pengambilan koordinat dilakukan pada
aetiap pwrangkap terpasang. Metode yang digunakan dalam pemetaan ini adalahmetode
Stop anf Go. Pengambilan koordinat dilakukan dengan cara pengambilan koordinat
berhenti sejenak di lokasi perangkap, menunggu GPS mendapatkan sinyal yang stabil
kemudian koordinat dapat disimpan di GPS dan dicatat dalam formulir GPS. Dilanjutkan
ke perangkap berikutnya.
A. Bagan-bagan GPS1
a) Bagan depan b) bagan belakang Keterangan:
Bagian depan
1. Indikator kekuatan sinyal
2. Indikator baterai
3. Touch screen
4. Menu
Bagian belakang
1. Lensa kamera
2. Tombol Daya Q
3. Tutup baterai ting-D
4. Tombol pengguna
5. Slot kartu microSDTM (di
Gambar. 1. Bagian-bagian GPS bawah penutup baterai)
B. Pengaturan
190 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 193
1. Langkah memasang baterai NiMH
Catatan:
a. Putar D-ring barlawanan arah jarum jam, dan tarik ke atas untuk
melepaskan penutup.
d. Tahan Q
3. Cara mengisi daya baterai menggunakan sropkontak standar atau port USB
di computer. Langkahnya adalah sebagai berikut:
194 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 191
a. Lepas penutup pelindung (1) dari port mini – USSB (2) Pasang konektor
kecil pada kabel USB ke port mini - USB .
C. Langkah Pengoperasian
Setelah selesai memasang baterai maka kita dapat mengoperasikan GPS. Langkah
mengoperasiakan GPS Garmin Oregon 650 adalah sebagai berikut :
1. Tahan Q
2. Tunggu perangkat mencari sinyal satelit. Apabila sinyal/////////berwarna hijau,
berarti perangkat sudah mendapatkan sinyal satelit. Waktu dan tanggal secara
otomatis berdasarkan posisi GPS.
3. Sentuh layar untuk memilih item.
192 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 195
4. Tarik atau geser jari di layar untuk bergerak di layar atau menggeser layar.
5. Dekatkan dua jari untuk memperkecil tampilan.
6. Rentangkan dua jari untuk memperbesar tampilan.
7. Bedakan setiap tindakan untuk membuat pilihan di layar sentuh.
8. Pilih conteng untuk menyimpan perubahan dan menutup halaman.
9. Pilih X untuk menutup halaman dan kenbali ke halaman sebelumnya.
10.Pilih return untuk kembali kehalaman sebelumnya.
11. Pilih return untuk kembali kemenu utama.
12.Pilih = garis tiga untuk melihat item menu tertentu pada halaman yang sedang
Anda lihat.
1. Tahan Q.
2. Tunggu perangkat pencari sinyal satelit. Apabila sinyal ////////berwarna hijau, berarti
perangkat sudah mendapatkan sinyal satelit. Waktu dan tanggal secara otomatis
berdasarkan posisi GPS.
196 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 193
titik koordinat lain, lokasi Anda saat ini, atau titik pada peta.
Pilih Sort untuk melihat daftar titik koordinat berdasarkan jarak terdekat
atau urutan abjad.
1. Pilih camera.
2. Putar GPS secara horizontal atau vertical untuk mengubah orientasi foto.
3. Apabila diperlukan, pilih gambar blitz, untuk meng aktifkan blitz..
Anda dapat memilih auto (otomatis) nuntuk menggunakan blitz hanya apabila
kamera mendeteksi kondisi dengan pencahayaan yang redup.
4. Apabila diperlukan, gunakan dua jari pada layar sentuh untuk memperbesar atau
memperkecil tampilan.
5. Tahan gambar kamera untuk focus dan menahan GPS dengan stabil.
Bingkai putih akan muncul di layar. Perangkat GPS akan berfokus pada objek di
dalam bingkai. Apa bila foto telah focus bingkai akan berwarna hijau.
6. Lepas gambar kamera untuk mengambil foto.
7. Pilih titik koordinat yang akan dihapus.
194 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 197
D. Langkah untuk mentransfer data dari GPS ke Mapsource.
198 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 195
7. Kemudian pilih File > Save As > pilih Folder tempat menyimpan > Pilih Format
penyimpanan dalam bentuk *.gdb > kemudian beri nama file yang akan
disimpan > Save.
196 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 199
Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 197
200 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit
MATERI INTI XIV
BAB XIV.
3. Talenan
4. Pisau
6. Kelapa tua ukuran3x3 cm(jenis umpan bisa dimodifikasi tergantung dengan kondisi
lingkungan)
8. Kantong blacu
9. GPS
11. Pensil
13. Pitajepang
15. Kawat
17. Tang
19. Kamera
198 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 201
B. Penentuan Lokasi .
Hari 1:
2. Menyiapkan umpan: memotong dan membakar kelapa untuk umpan dengan ukuran
3x3 cm.Umpan dipasang pada kait dalam perangkap.
3. Penomoran perangkap, yaitu dengan mengikatkan pita jepang yang telah ditulisi nomor
urut perangkap.
4. Pemasangan perangkap:
a. Di pemukiman
Jumlah perangkap yang dipasang adalah 100 perangkap disetiap titik lokasi, 50
di dalam rumah dan 50 di luar rumah. Pemasangan perangkap di dalam rumah
dilakukan oleh pemilik rumah dengan mengajari cara pemakaian terlebih dahulu
(gambar 3B). Di setiap rumah dipasang dua perangkap. Perangkap diletakkan di
atap atau tempat yang lembab seperti: dapur, kolong. Pemasangan perangkap
di luar rumah dilakukan oleh tenaga lokal dan tenaga pengumpul data.Peletakan
perangkap dengan jarak minimal 10 langkah (5-6 m).
b. Di non-pemukiman
Hari 2:
Perangkap berisi tikus, diambil tikusnya dengan cara menempatkan kantong kain (blacu)
pada mulut perangkap setelah itu perangkap diangkat, dibalik lalu tutup perangkap
dibuka dan tikus dimasukkan ke dalam kantong kain (blacu). Kantong diikat dan diberi
label lapangan. (gambar 11)
Label lapangan berupa kertas manila berlubang di ujungnya untuk mengikatkan tali pada
kantong kain, dituliskan lokasi pemasangan perangkap (rumah, kebun) dan nomor urut
perangkap
200 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 203
Gambar 2. Proses pemasukkan tikus ke dalam kantung
4. Perangkap yang sudah pernah berisi tikus dicuci dengan air cucian beras sebelom
digunakan kembali.
6. Tikus yang tertangkap (dalam kantong kain berlabel lapangan) dibawa ke laboratoriurr
lapangan, dipisah berdasarkan asal habitat (rumah, kebun dll)untuk pemprosesar diawali
tikus tertangkap darihabitat rumah.
Hari 3:
2. Perangkap berisi tikus, diambil tikusnya dan seterusnya dilakukan prosedur yang sama
dengan hari kedua.
3. Semua perangkap dibersihkan dari sisa umpan, dicuci dengan air cucian berasdan
dilipat menggunakan tali rafia per 10 perangkap.
204 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 201
MATERI
BABINTI
XV. XV
PROSEDUR PENGUKURAN PARAMETER
LINGKUNGAN
Parameter lingkungan dalam Riset Khusus Reservoir meliputi suhu udara, kelembaban
udara, dan pH tanah.Pengukuran parameter lingkungan dilakukan menggunakan peralatan yang
telah disediakan berupa thermo-hygrometer dan pH meter.
1. Alatdanbahan
a. Thermo-hygrometer digital
c. Mat tulis
2. Cara kerja
e. Jika sudah stabil, catat suhu dan kelembaban udara di formulir koleksi tikus.
B. Pengukuran pH tanah
c. Alat tulis
2. Cara kerja
202 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 205
b. Nyalakan alat dengan menekan tombol ON.
c. Kalibrasi alat terlebih dahulu dengan mencelupkan pada cairan kalibrator. Alat akan
menunjukkan angka pH 7 jika bekerja dengan normal. Setelah selesai, bersihkan
dengan tisu. Alat siap untuk digunakan.
e. Tanamkan alat pH meter di tanah yang akan diukur, tunggu sampai menunjukkan
angka yang stabil.
g. Matikan alat jika sudah selesai menggunakan, bersihkan dengan air kemudian
dikeringkan.
206 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 203
MATERI
BABINTI XVI
XVI.
PROSEDUR ANESTESI
1. Jas Laboratorium
3. Masker
4. Syringe 1 ml
5. Syringe 3 ml
6. Ketamin
7. Xylazine
8. Alkohol swab
B. Cara Kerja
204 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 207
4. Pegangtengkuk tikus bagian belakang dengan keempat jari, sedangkan ibu jari
diletakkan dibawah mandibula agar tikus tidak menggigit (tangan kanan),
5. Buka kantong sampai separuh badan tikus bagian belakang terlihat. (gambar 12B)
8. Usap salah satu kaki belakang/paha tikus dengan kapas alkohol. (gambar 12C)
9. Suntikkan campuran ketamin dan xylazine di salah satu kaki belakang/paha tikus.
10. Tikus dibiarkan selama 5-10 menit, agar efek obat bekerja.
11. Tikus siap diproses untuk prosedur selanjutnya (pengambilan darah dan serum, Prosedur
Pengambilan Darah dan Koleksi Serumbab. XII).
208 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 205
MATERI
BABINTI XVII
XVII.
PROSEDUR PENGAMBILAN DARAH DAN
KOLEKSI SERUM
1. Jas Laboratorium
3. Masker
4. Syringe 1 ml
5. Syringe 3 ml
6. Alkohol swab
7. Vacutainer 5 cc
8. Cryotube2ml
9. Label serum
10. Centrifuge
12. Parafilm
13. Styrofoambox
B. Cara kerja
1. Siapkan alat dan bahan pengambilan darah dan serum serta Formulir Koleksi Tikus.
2. Tikus yang pertama kali diambil darah diberi label pita Dymo berisi Kode Wilayah dan
Nomor Urut Tikus. Tikus pertama diberi nomor urut spesimen 1, dan seterusnya. Label
diikatkan pada kaki kanan tikus.
206 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 209
3. Catat nomor perangkap yang tertera dilabel lapangan padakolom catatan Formulir
Koleksi Tikus.
5. Menggunakan syringe 1 ml atau syringe 3 ml, tusukkan dibawah tulang rusuk sampai
masuk lebih kurang 50-75% panjang jarum. Posisi jarum membentuk sudut 45 terhadap
badan tikus yang dipegang tegak lurus, setelah posisi jarum tepat mengenai jantung,11
secara hati-hati darah dihisap sampai diusahakan syringe terisi penuh. (Gambar 1B)
Gambar 1. Pengambilandarah.
6. Lepas jarum dari syringe lalu tempelkan syringe pada mulut vacutainer 5 cc.12
7. Darah dialirkan ke dinding vacutainer secara perlahan agar tidak hemolisis.12 (gambar
14A)
8. Tutup vacutainer, diberi label dan centrifuge dengan kecepatan 3000 rpm, selama 5\
menit.
9. Ambil serum menggunakan pipet pasteur secara perlahan sehingga gumpalan darah
tidak terambil. (gambar 14B)
10. Masukkan serum ke dalam cryotube 2 ml, kemudian seal dengan parafilm (gambar
14C)
210 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 207
11. TulisKode Wilayah dan label Nomor Urut Tikus pada dinding vial
12. Isi kolom spesimen serumpada formulir koleksi tikus setelah serum berhasil dikoleksi.
14. Setelah proses laboratorium lapangan selesai, serum dipindahkan pada kulkas 4 C
menunggu penjemputan dari tim kabupaten.
208 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 211
212 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 209
MATERI
BAB INTI XVIII
XVIII.
PROSEDUR KOLEKSI EKTOPARASIT
1. Jas Laboratorium
3. Masker
4. Baki enamel
5. Sisir serit
6. Pinset
7. Nippel
8. Sikat sepatu
13. Pensil
2. Cara kerja
1. Siapkan alat dan bahan koleksi ektoparasit serta Formulir Koleksi Tikus.
2 Tikus baik yang hidup maupun mati disisir dengan sikat sepatu berlawanan dengan arah
rambut.(Gambar 1A)Setelah itu disisir dengan sisir serit searah dengan rambut.
3 Ektoparasit yang jatuh dibaki enamel dan yang menempel di sisir serit diambil
menggunakan pinset atau nippel dan dimasukkan kedalam vial kaca ulir yang sudah
diisi alkohol 70%. Jumlah alkohol dalam vial kaca ulirsebanyak 2/3 volume vial.11
(Gambar1B)
210 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 213
4. Periksa dan ambil ektoparasit pada bagian telinga (Gambar 1C)
6. Beri label kertas manila berisikode spesimen menggunakan pensil, masukkan dalam
vial. (Gambar 1E)
7. Beri stikerlabel Kode Wilayah dan label nomor urut tikus pada dinding luar vial.
8. Catat di Formulir Koleksi Tikus pada bagian koleksi ektoparasit setelah ektoparasit
berhasil dikoleksi.
214 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 211
MATERI
BABINTI
XIX.XIX
PROSEDUR DOKUMENTASI
Dokumentasi foto dilakukan sebagai salah satu sarana dan alat bantu proses identifikasi
mofologi dari koleksi sampel tikus. Identifikasi dilakukan berdasarkan ukuran tubuh dan warna
rambut tikus. Penggunaan formalin dalam pembuatan awetan akan membuat warna ‘ambut
berubah sehingga pengambilan dokumentasi koleksi sampel yang tertangkap sangat penting.
Dokumentasi foto, digunakan juga sebagai database yang dihasilkan Riset khusus Vektor dan
Reservoir Penyakit. Dokumentasi foto dilakukan pada semua sampel tertangkap.
A. Dokumentasi Tikus
b. Pengggaris
2. Cara kerja
e. Letakkan penggaris disamping objek sehingga dapat dilihat ukuran dari objek
tersebut.
B. Dokumentasi Habitat
Dokumentasi habitat dilakukan pada saat pemasangan perangkap. Hal utama yang hams
diperhatikan dalam foto habitat adalah adanya objek di dalam foto sebaga pembanding, agar
mengetahui skala dari foto. Objek pembanding tersebut bisa menggunakan objek manusia.
Untuk dokumentasi video, atur kedalam mode merekam video kemudian tekan tombol movie
dan arahkan kamera pada tempat pemasangan perangkap. Gerakkan kamera secara vertikal
dan horisontal secara perlahan, rekam habitat koleksi sampel selama 5 - 10 menit.
216 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 213
C. Penyimpanan Data
1. Penyimpanan dilakukan dengan menyimpan hasil foto dalam satu folder dengan nama
forlder adalah kode wilayah (contoh: 337301 untuk Provinsi Jawa Tengah, Kota Salatiga,
Ekosistem Hutan dekat pemukiman).
Nama file foto a-d dituliskan dalam formulir koleksi bagian dokumentasi sampel,
sedangkan nama file foto habitat dituliskan dalam kolom catatan pada formulir
koleksi.
3. Transfer file foto dan video dari memory card ke hard disk dengan cara cut file dan paste
ke media simpan.
4. Jangan melakukan editing menggunakan aplikasi edit foto seperti photoshop, karena
akan merubah identitas foto.
5. Setelah seluruh puldat selesai, copy folder-folder (jumlah: 6 folder) dalam 1 flashdisk
untuk dikirimkan ke B2P2VRP Salatiga.
3. Selalu bersihkan dengan cleaning kit (terutama setelah digunakan pada daerah pantai
maupun berdebu)
4. Hindari jatuh
5. Setelah selesai dari lapangan keluarkan dari tas, simpan dalam dry box untuk
menghindari jamur
214 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 217
218 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 215
MATERI INTI XX
BAB XX.
1. Jas laboratorium
3. Masker
4. Penggaris besi 60 cm
5. Penggaris besi 20 cm
6. Timbangan digital
7. Kaliper/jangka sorong
8. Label
9. Benang label
10. Pensil
11. Penghapus
B. Cara kerja
216 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 219
3. Ukur panjang total ((ujung hidung sampai ujung ekor) (Gambar 2B)
5. Apabila ekor putus, penulisan panjang total dan panjang ekor diberi tanda kurung
6. Mengukur panjang telapak kaki belakang, (tumit sampai ujung jari) (Gambar 2D)
9. Mencatat jumlah puting susutikus betina, jumlah puting susu di bagian dada dan perut
(Dada (D) + Perut (P)). Contoh 2 + 3 = 10 artinya 2 pasang di bagian dada dan 3 pasang
di bagian perut sama dengan 10 buah.13,14
220 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 217
Gambar 3. Rumus putting susu
13. Hasil pengukuran dan pengamatan dicocokkan dengan kunci identifikasi tikus.
14. Amati ciri karakteristik lain seperti jenis, tekstur dan warna rambut; jenis sisik dan warna
pada ekor terutama untuk tikus di daerah peralihan (Sulawesi). Pengukuran dan ciri
morfologi lain sangat jelas dapat dibedakan pada tikus dewasa.13
15. Setelah prosedur identifikasi dilanjutkan dengan tahap pengambilan punch telinga bab
XXII.
218 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 221
222 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 219
MATERI
BAB INTI
XXI. XXI
PROSEDUR PENGAMBILAN JARINGAN
TELINGA (PIWCH TELINGA)
1. Jas laboratorium
2. Sarung tangannitril
3. Masker
4. Puncher(disposable)
5. Pinset
6. Vialtube: ,5 ml
7. Ethanol 95%
8. Label
9. Pensil
B. Cara Kerja
7. Masukkan jaringan telinga yang terpotong kedalam vialtubeyang sudah berisi ethanol
96% dengan menggunakan pinset steril.
220 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 223
9. Tempelkan stiker label.
11. Setelah pengambilan punch jaringan selesai dilanjutkan dengan Prosedur Pengambilan
Organ Dalam Tikusbab XXIII.
224 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 221
MATERI
BABINTI XXII
XXII.
DALAM TIKUS
B. Cara kerja
Siapkan alat dan bahan, serta Formulir Koleksi Tikus (Form T.04)
B.1. Pembedahan
222 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 225
menembus kulit dan otot-otot perut. (Gambar 1B)
5. Satu sisi gunting dimasukkan ke dalam sayatan dan dibuat satu potongan dengan
pola lurus dari perut kearah dada.
6. Potongan kulit dan otot-otot di atas diafragma ditarik untuk mengekspos sepenuhnya
rongga perut.
2. Menggunakan pinset ujung lancip, ambil potongan paru dan masukkan ke dalam
vial tube.
3. Letakkan vial tube diatas gel pack, kemudian cacah dengan gunting/ujung pinset
ujung lancip (gambar 2B).
4. Masih di atas gel pack, gerus paru dengan grinder dan tambahkan PBS 500 I.
(Gambar 2 C & D)
5. Paru-paru digerus dengan pellet pastle sampai homogen. Cairan di teteskan pada
FTA card dengan mikropipet sebanyak 100 I, tepat di tengah-tengah lingkaran. Satu
lingkaran FTA card untuk 1 tikus. (Gambar 2 E, F &G).
6. FTA card dikering anginkan sampai kering. Hindarkan dari terkena sinar matahari
langsung, dan jauhkan dari sumber kontaminasi.
7. Setelah kering, FTA card diberi stiker label no.urut spesimen di atas lingkaran
danlabel kode wilavah di bagian depan FTA.
8. Setelah selesai pengambilan organ paru, isi kolom koleksi parupada Formulir Koleksi
Tikus.
9. FTA berlabel dimasukkan dalam plastik zipper, diberi s/7/ca gel dan disimpan pada
suhu ruang.
226 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 223
10. Sterilkan alat bedah dan pellet pastle dengan dicelup alkohol 70%, kemudian
keringkan dengan tisu bersih sebelum digunakan kembali.
1. Ginjal diambildua-duanya dan dimasukkan dalam vial kaca ulir yang berisi alkohol
70% (Gambar 3A)
2. Berilabel kertas, dimasukkan dalam vial(berisi kode wilayah dan nomor koleksi
tikusditulis dengan pensil). (Gambar 3 B & C)
3. Beri stiker label (tersedia dengan cetakan kode), ditempelkan di dinding vial.
4. Setiap selesai melakukan pembedahan terhadap satu ekor tikus, peralatan bedah
disterilkan dengan alkohol 70% dan dilap dengan tisu kering. Sampah infeksius
(sisa-sisa bangkai, kapas/tisu bekas terkena darah dll) dan non-infeksius ditangani
sesuai Prosedur Penanganan Limbah.
5. Setelah selesai pengambilan organ ginjal, isi kolom koleksi ginjal pada Formulir
Koleksi Tikus
224 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 227
Gambar 3. Pemprosesan sampel ginjal
228 Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 225