Anda di halaman 1dari 8

PENETAPAN KADAR FENOL TOTAL, FLAVONOID DAN KURKUMINOID DARI

FRAKSI EKSTRAK RIMPANG GANDASULI (Hedychium coronarium) DAN TEMU


PUTIH (Curcuma zedoaria Rosc)

Nur Indah Puspadini1, Aris Suhardiman1, Lia Marliani1


Nurindahpd14@gmail.com
1
Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

ABSTRAK

Obat tradisional telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia diantaranya adalah Temu Putih,
Curcuma zedoaria Rosc. dan Gandasuli, Hedychium coronarium. Kandungan senyawa fenol total,
flavonoid dan kurkuminoid pada tanaman tersebut diduga berperan dalam aktivitas antibakteri dan
antioksidan. Penelitian ini ditujukan untuk membandingkan kadar fenol total, flavonoid dan
kurkuminoid kedua tanaman. Ekstraksi dilakukan dengan metode Refluks menggunakan pelarut etanol
96%, kemudian difraksinasi dengan metode Ekstraksi Cair-Cair. Penetapan kadar fenol total, dan
flavonoid dilakukan secara kolorimetri. Sedangkan kurkuminoid dilakukan secara spektrofotometri.
Hasil penelitian menunjukkan kadar fenol total, flavonoid dan kurkuminoid pada ekstrak etanol rimpang
Temu Putih lebih besar dibandingkan dengan ekstrak etanol rimpang Gandasuli. Kadar fenol total,
flavonoid dan kurkuminoid terbesar terdapat pada fraksi etil asetat, pada rimpang gandasuli yaitu
37,42±0,57 mgGAE/g fraksi; 6,05±0,19 mgQE/g fraksi; 0,73±0,04 mgCE/g fraksi dan temu putih yaitu
23,67±0,14 mgGAE/g fraksi; 10,93±0,11 mgQE/ g fraksi; 1,82±0,01 mgCE/g fraksi. Kadar fenol total,
flavonoid dan kurkuminoid pada ekstrak rimpang temu putih (Curcuma zedoaria) lebih besar dan
berbeda signifikan (p<0,05) dibandingkan dengan ekstrak rimpang gandasuli (Hedychium coronarium).
Kadar fenol total, flavonoid dan kurkuminoid terbesar dari fraksi ekstrak terdapat pada fraksi etil asetat
dan berbeda signifikan (p<0,05) dibandingkan dengan fraksi metanol 20% dan fraksi n–heksana.

Kata Kunci : Fenol total, Flavonoid, Kurkuminoid, Gandasuli, Temu Putih


ABSTRACT
The traditional medicine has been widely used by the Indonesian community including the White
Turmeric (Curcuma zedoaria Rosc.) and Gandasuli (Hedychium coronarium). Phenolic, flavonoid and
curcuminoid content of these plant are expected has role on its antibacterial and antioxidant activity.
This study was aimed to compare total phenol, flavonoids and curcuminoid content of both plants.
Extraction was done by reflux method using ethanol 96% solvent, then fractionated by liquid-liquid
extraction method. Determination of total phenol and flavonoids content was done by colorimetry while
curcuminoid content by spectrophotometry method. The total phenols, flavonoids and curcuminoid
content obtained in the ethanol extract of the White Turmeric rhizome is larger than the ethanol extract
of Gandasuli rhizome. The highest levels of total phenols, flavonoids and curcuminoid content is the
ethyl acetate fraction of each extract of rhizomes, of gandasuli’s rhizome were 37.42±0.57 mgGAE/g
fractions; 6.05±0.19 mgQE/g fraction; 0.73±0.03 mgCE/g fraction and white turmeric’s rhizome were
23.67±0.14 mgGAE/g fraction; 10.93±0.11 mgQE/g fraction; 1.82±0.00 mgCE/g fraction. The levels of
total phenols, flavonoids and curcuminoid in extract of white turmeric rhizome (Curcuma zedoaria)
were larger and significantly different (p<0.05) compared with extract of gandasuli rhizome (Hedychium
coronarium). The highest content of total phenol, flavonoids and curcuminoid from the fraction were
found in ethyl acetate fraction and significantly different (p<0.05) compared with methanol 20% fraction
and n-hexane fraction.

Keywords: Total phenol, Flavonoid, Curcuminoid, Gandasuli, White Turmeric

Pendahuluan dimanfaatkan sebanyak – banyaknya untuk


Indonesia sebagai negara tropis memiliki kepentingan manusia. Tumbuhan sebagai obat
beraneka ragam tumbuhan yang dapat tradisional banyak digunakan masyarakat
terutama dalam upaya preventif, kuratif, rimpang. Rimpang kemudian dikeringkan pada
promotif dan rehabilitatif. Namun demikian, suhu 40 oC.
pada umumnya efektivitas dan keamanannya
belum sepenuhnya didukung oleh penelitian. Ekstraksi dan Fraksinasi
Sumber daya alam bahan obat dan obat Rimpang temu putih dan rimpang gandasuli
tradisional merupakan aset nasional yang perlu diekstraksi secara refluks dengan pelarut etanol
digali, diteliti, dikembangkan dan dioptimalkan 96% kemudian dipekatkan dengan rotary
pemanfaatannya. vaporator untuk mendapatkan ekstrak kental.
Ekstrak kental dari masing–masing rimpang
Bahan obat tradisional yang secara empiris kemudian difraksinasi secara ekstraksi cair –
telah digunakan oleh masyarakat diantaranya cair dengan tiga pelarut berbeda yaitu pelarut
tanaman temu – temuan (Zingibericeae), yaitu polar (metanol 20%), pelarut semi polar (etil
Temu putih (Curcuma zedoaria) dan Gandasuli asetat) dan pelarut non polar (n-heksana),
(Hedychium coronarium). Kandungan kimia kemudian dipekatkan kembali dengan rotary
yang terdapat dalam rimpang temu putih adalah vaporator untuk mendapatkan ekstrak fraksi
kurkumin, saponin, flavonoid, polifenol, kental.
curcumol, curidione dan minyak atsiri
(Dalimartha, 2003). Kandungan kimia pada Pemantauan Kualitatif
rimpang gandasuli ialah fenol, flavonoid, Untuk mengetahui adanya fenol total, flavonoid
steroid dan triterpenoids, tannin dan saponin dan kurkuminoid, ekstrak dan fraksi yang
(Singh & Bag, 2013). diperiksa dikembangkan pada fase diam silika
gel GF254 menggunakan pengembang nonpolar
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk (n-heksana – etil asetat (7:3)), semipolar
melakukan penelitian penetapan kadar fenol (kloroform – metanol (9,5:0,5)) dan polar (etil
total, flavonoid dan kurkuminoid dari fraksi asetat : asam format : air (9:0,5:0,5)). Penampak
ekstrak rimpang gandasuli (Hedychium bercak yang digunakan adalah penampak
coronarium) dan temu putih (Curcuma bercak H2SO4 10% dalam metanol, FeCl3 10%
zedoaria) terhadap aktivitasnya sebagai sebagai penampak bercak spesifik fenolat,
antibakteri dan antioksidan. AlCl3 5% sebagai penampak bercak spesifik
flavonoid dan Asam Borat sebagai penampak
METODOLOGI PENELITIAN bercak spesifik kurkuminoid.
Pengumpulan dan Penyiapan Bahan
Bahan baku Gandasuli dan Temu Putih Penetapan Kadar Fenol Total
didapatkan dari Perkebunan Manoko, Penetapan kadar fenolat pada ekstrak fraksi
Lembang, Jawa Barat. Hasil determinasi dianalisis dengan menggunakan pereaksi Folin
menunjukkan bahwa bahan yang digunakan – Ciocalteu. Larutan induk ekstrak dan baku
merupakan tanaman gandasuli dan temu putih. standar asam galat dibuat dengan cara
Bagian tanaman yang digunakan ialah bagian melarutkan masing–masing dalam metanol – air
(1:1), disaring dengan menggunakan kertas refluks untuk menarik secara maksimal
Whattman nomor 4. Kemudian ditambahkan 5 kandungan senyawa yang terdapat dalam
mL Folin – Ciocalteu, diinkubasi selama 5 dilakukan dengan merendam serbuk simplisia
menit kemudian ditambahkan 4 mL Natrium dalam pelarut dengan perbandingan (1:3)
Karbonat 1 M dan diinkubasi kembali selama kemudian dilakukan pemanasan selama 3 jam,
15 menit. Sampel dan standar diukur pada sebanyak 3 kali. Kemudian dilakukan
panjang gelombang 765 nm dengan pemekatan ekstrak masing–masing simplisia.
menggunakan spektrofotometer Uv–Vis. Kadar Dari rimpang gandasuli sebanyak 500 gram
fenolat total dihitung dari kurva kalibrasi asam diperoleh ekstrak kental sebanyak 35,7 gram
galat (Ghasemi, Ghasemi, & Ebrahimzadeh, ekstrak kental dengan rendemen sebesar 7,14%.
2009). Sedangkan dari rimpang temu putih sebanyak
400 gram diperoleh ekstrak kental sebanyak
Penetapan Kadar Flavonoid 60,5 gram dengan rendemen sebesar 15,12%.
Penetapan kadar flavonoid secara kolorimetri
menggunakan metode Ordonez. Sampel dan Kemudian dari hasil ekstrak yang didapat
standar dilarutkan dalam metanol, kemudian dilakukan fraksinasi dengan tujuan untuk
ditambahkan AlCl3 2% (1:1), kemudian memisahkan masing–masing senyawa yang
diinkubasi selama 60 menit. Absorbansi diukur terdapat didalam ekstrak berdasarkan
pada panjang gelombang 420 nm dengan kepolarannya. Dari ekstrak kental gandasuli
menggunakan spektrofotometer Uv–Vis. Nilai sebanyak 10,18 gram diperoleh fraksi metanol
absorbansi kadar flavonoid dihitung terhadap 20% sebanyak 3,00 gram dengan rendemen
kurva kalibrasi kuersetin (Ordonez, Gomez, sebesar 30,39%, fraksi etil asetat sebanyak 2,98
Vattuone, & Isla, 2006). gram dengan rendemen sebesar 29,28% dan
fraksi n-heksana sebannyak 3,30 gram dengan
Penetapan Kadar Kurkuminoid rendemen sebesar 32,43%. Dari ekstrak kental
Sampel dan standar dilarutkan dalam Metanol temu putih sebanyak 20,47 gram diperoleh
PA. Kemudian dilakukan pengukuran pada fraksi metanol 20% sebanyak 3,49 gram dengan
panjang gelombang maksimum 422 nm. rendemen sebesar 17,05%, fraksi etil asetat
Absorbansi sampel dibandingkan dengan sebanyak 9,51 gram dengan rendemen sebesar
kurkumin sebagai baku standar (Katanyos & 46,46% dan fraksi n-heksana sebanyak 8,60
Paisooksantivatana, 2012). gram dengan rendemen sebesar 42,01%.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemantauan Kualitatif


Ekstraksi dan Fraksinasi Pada pemantauan ekstrak dan fraksi digunakan
Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan tiga jenis fase gerak yang berbeda, hal ini
metode refluks dengan menggunakan pelarut dimaksudkan untuk mencapai semua tingkat
etanol 96% yang merupakan pelarut universal. kepolaran baik dari nonpolar, semipolar dan
Tujuan penggunaan ekstraksi dengan metode polar sehingga dari ketiga fase gerak ini dapat
mengangkat noda dengan tingkat kepolaran
yang sesuai.

I II III IV V VI VII
(b)

I II III IV V VI VII

(a)

I II III IV V VI VII
(c)
Gambar 2. Kromatogram ekstrak dan fraksi
I II III IV V VI VII
rimpang Temu Putih: (a) N-heksana – Etil
Asetat (7:3); (b) Kloroform – Metanol (9,5:0,5);
(c) Etil asetat – Asam format – Air (9:0,5:0,5);
(b)
(1) Ekstrak; (2) Fraksi metanol 20%; (3) Fraksi
etil asetat; (4) Fraksi n-heksana; (5) Baku
Kuersetin; (6) Baku Asam Galat; (7) Baku
Kurkumin; (I) Visual; (II) sinar UV 254nm;
(III) sinar UV 365nm; (IV) penampak H2SO4
10%; (V) penampak FeCl3 10%; (VI) penampak
AlCl3 5%; (VII) penampak Asam Borat.

I II III IV V VI VII Pada fase gerak polar ekstrak dan fraksi


rimpang gandasuli menunjukkan adanya
(c)
kandungan golongan fenol yang ditandai
Gambar 1. Kromatogram ekstrak dan fraksi
rimpang Gandasuli: (a) N-heksana – Etil Asetat dengan noda biru kehitaman ketika disemprot
(7:3); (b) Kloroform – Metanol (9,5:0,5); (c)
penampak bercak FeCl3. Sedangkan pada
Etil asetat – Asam format – Air (9:0,5:0,5); (1)
Ekstrak; (2) Fraksi metanol 20%; (3) Fraksi etil ekstrak dan fraksi rimpang temu putih juga
asetat; (4) Fraksi n-heksana; (5) Baku
menunjukkan adanya kandungan golongan
Kuersetin; (6) Baku Asam Galat; (7) Baku
Kurkumin; (I) Visual; (II) sinar UV 254nm; fenol yang ditandai dengan noda hitam pada
(III) sinar UV 365nm; (IV) penampak H2SO4
kromatogram dengan fase gerak non polar,
10%; (V) penampak FeCl3 10%; (VI) penampak
AlCl3 5%; (VII) penampak Asam Borat. semipolar maupun polar. Penampak bercak
FeCl3 5% merupakan penampak bercak spesifik
bagi senyawa fenol.

Ekstrak dan fraksi rimpang gandasuli dan


rimpang temu putih juga mengandung golongan
flavonoid. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
I II III IV V VI VII
fluorosensi warna kuning dibawah sinar UV
(a)
λ365 nm setelah disemprot dengan penampak
bercak AlCl3 pada kromatogram yang
Kurva Standar Asam Galat
dikembangkan dengan fase gerak semipolar dan
1 y = 0.0073x + 0.0704

Absorban
R² = 0.9966
non polar. Penampak bercak AlCl3 5% 0.5
merupakan penampak bercak spesifik bagi 0
0 20 40 60 80 100 120
senyawa flavonoid.
Konsentrasi

Ekstrak dan fraksi rimpang gandasuli dan Gambar 3. Kurva Kalibrasi Asam Galat
rimpang temu putih juga mengandung golongan
kurkuminoid. Hal ini ditunjukkan adanya Pembuatan Kurva Baku Kuersetin
fluorosensi kuning oranye dibawah sinar UV λ Penetapan kadar flavonoid pada ekstrak dan
365 nm setelah disemprot penampak bercak fraksi dilakukan dengan menggunakan metode
Asam Borat, pada kromatogram yang kolorimetri dengan alumunium klorida sebagai
dikembangkan dengan fase gerak semipolar dan pembentuk kompleks, yang akan membentuk
fase gerak polar. Penampak bercak Asam Borat warna dengan senyawa flavonoid. Absorbansi
merupakan penampak bercak spesifik bagi diukur pada panjang gelombang 420 nm.
senyawa kurkuminoid. Prinsip kerja metode ini adalah terjadinya
pembentukan kompleks yang stabil antara
Pembuatan Kurva Baku Asam Galat alumunium klorida dengan gugus keto pada
Penetapan kadar Fenol Total dilakukan dengan atom C-4 dan gugus orthodihidroksil pada atom
menggunakan reagen Folin – Ciocalteu. Prinsip C-3 atau C-5 dari flavon dan flavonol (Chang,
kerja metode ini adalah gugus fenolik – hidroksi Yang, Wen, & Chern, 2002).
pada senyawa fenol mereduksi fosfotungstat –
fosfomolibdat yang terdapat dalam pereaksi
Kurva Standar Kuercetin
Folin – Ciocalteu menjadi suatu kompleks
1.000 y = 0.0321x + 0.0914
molibdenum – tungsten yang akan memberi
Absorban

0.500
R² = 0.9978
warna biru (Alfian & Susanti, 2012). Reaksi 0.000
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22
tersebut hanya terjadi pada keadaan basa.
Dengan adanya penambahan natrium karbonat Konsentrasi (ppm)

pada uji senyawa fenolik yang bertujuan untuk Gambar 4. Kurva Kalibrasi Kuersetin
membentuk suasana basa, sehingga dapat
terjadi reaksi reduksi Folin – Ciocalteu oleh Pembuatan Kurva Baku Kurkuminoid
gugus fenolik – hidroksi yang terdapat dalam Kurkuminoid merupakan zat berwarna kuning
sampai kuning jingga yang memberikan pigmen
sampel (Nely, 2007). Selanjutnya intensitas
warna kuning pada sebagian besar rimpang.
warna yang terbentuk diukur serapannya pada
Kelarutannya dalam aseton, alkohol, asam asetat
panjang gelombang 765 nm.
glasial, dan alkali hidroksida.
Kurva Standar Kurkumin (2014), kadar flavonoid total yang diperoleh
dari ekstrak metanol rimpang gandasuli dengan
1.000 y = 0.1537x + 0.0541
Absorban
R² = 0.9999 metode ekstraksi yang sama dan tempat
0.500
0.000 pengambilan sampel yang sama adalah 2,78 ±
0 1 2 3 4 5 6
0,22 µgQE/ 100 g ekstrak. Sedangkan
Konsentrasi (ppm)
berdasarkan penelitian Srividya (2012) bahwa
Gambar 5. Kurva Kalibrasi Kurkumin jumlah kandungan fenol total dalam ekstrak
etanol rimpang temu putih dengan metode
Penetapan Kadar Ekstrak
ekstraksi maserasi adalah 34,4573±1,90 mg
Hasil pengukuran kadar pada ekstrak
GAE/g dan jumlah kandungan flavonoid dalam
etanol rimpang gandasuli dan ekstrak etanol
ekstrak etanol rimpang temu putih adalah 45,57
temu putih.
± 2,38 mg QE/g.
Penetapan Kadar Senyawa Ekstrak
25
18,72 ± 0,17
Fenol Total
20
(mg GAE/ g
ekstrak)
Berdasarkan data tersebut, bahwa faktor –
15 10,13 ± 0,03
Flavonoid (mg
10
6,08 ± 0,08 QE/ g ekstrak)
faktor seperti perbedaan tempat tumbuh
2,18 ± 0,01 0,45 ± 0,00
5 0,33 ± 0,00 Kurkuminoid
tanaman, metode ekstraksi dan pelarut yang
(mg CE/ g
0
Rimpang Gandasuli Rimpang Temu Putih
ekstrak) digunakan dalam proses ekstraksi dapat
mempengaruhi jumlah kandungan senyawa
Gambar 6. Kadar Fenol total, Flavonoid dan yang terdapat pada ekstrak.
Kurkuminoid Ekstrak

Berdasarkan hasil penetapan kadar senyawa dan Penetapan Kadar Fenol Total, Flavonoid
hasil analisa statistika dengan uji one way anova dan Kurkuminoid Fraksi.
dari ekstrak rimpang gandasuli dan rimpang Penetapan kadar fenol total, flavonoid dan
temu putih, dapat disimpulkan bahwa kadar kurkuminoid juga dilakukan terhadap ekstra
senyawa ekstrak etanol temu putih berbeda dan masing–masing fraksi ekstrak rimpang
signifikan dibandingkan dengan kadar senyawa gandasuli (Hedychium coronarium) dan
pada ekstrak etanol gandasuli (p= 0,00 < 0,05), rimpang temu putih (Curcuma zedoaria).
dimana kadar masing–masing senyawa yaitu
Kadar Fenol Total (mgGAE/g fraksi)
fenol total, flavonoid dan kurkuminoid lebih
Kadar (mgGAE/g fraksi)

40.00 37.42±0,57 Gandasuli


banyak terdapat dalam ekstrak etanol rimpang 30.00 Temu Putih
23.67±0,14
temu putih. 20.00
9.24±0,00 11.71±0,04
10.00 6.41±0,11 7.34±0,12

Berdasarkan penelitian Singh (2013), dengan 0.00


Metanol 20% Etil Asetat N-heksana

menggunakan sampel rimpang gandasuli yang Fraksi

berasal dari India, jumlah kadar fenol total yang


Gambar 7. Kadar Fenol Total Fraksi Ekstrak
diperoleh dari ekstrak metanol dengan metode Etanol Gandasuli dan Temu Putih
ekstrasi sokhlet adalah 26,22 ± 1,17 mgGAE/g
ekstrak dan berdasrakan penelitian Bhaigyabati
Berdasarkan hasil analisa uji statistik dengan senyawa fenolik termasuk flavonoid dan
one way anova, bahwa kadar fenol total dari kurkuminoid yang terkandung dalam rimpang
masing–masing fraksi dari ekstrak etanol gandasuli dan rimpang temu putih memiliki
rimpang gandasuli dan rimpang temu putih sifat semipolar sehingga senyawa – senyawa
memiliki perbedaan signifikan (p= 0,00 < 0,05). tersebut lebih tertarik dalam pelarut semipolar
Kadar Flavonoid (mgQE/ g fraksi) yakni etil asetat. Perbedaaan tingkat kepolaran
Kadar (mgQE/g fraksi)

12.00 10.93±0,11 Gandasuli pelarut dapat menentukan struktur kimia


10.00
8.00 6.05±0,19 6.57±0,04 Temu senyawa fenolik yang terekstrak. Flavonoid
6.00 Putih
4.00 2.94±0,02 2.98±0,01 merupakan senyawa fenolik dengan struktur
2.00 0.52±0,00
0.00 kimia yang terdiri dari gugus benzena (non
Metanol 20% Etil Asetat N-heksana
Fraksi polar) dan gugus hidroksil (polar). Flavonoid
Gabar 8. Kadar Flavonoid Fraksi Ekstrak yang lebih banyak terekstraksi dalam etil asetat
Etanol Gandasuli dan Temu Putih memiliki subtituen gugus non polar dalam
jumlah besar dibandingkan gugus polarnya,

Berdasarkan hasil analisa uji one way anova, sehingga senyawa flavonoid ini jauh lebih

bahwa kadar flavonoid dari masing–masing banyak terekstraksi dalam fraksi semipolar

fraksi ekstrak etanol gandasuli dan rimpang yaitu etil asetat, dibandingkan fraksi lainnya

temu putih memiliki perbedaan signifikan (p = (Markham, 1988).

0,00 < 0,05).


KESIMPULAN
Kadar Kurkuminoid (mgCE/g fraksi)
2.00 1.82±0,00 Dari hasil penetapan kadar yang telah dilakukan
Kadar (mgCE/g fraksi)

Gandasuli
1.50
Temu Putih dapat disimpulkan bahwa kadar fenol total,
1.00 0.73±0,03
0.65±0,00 0.52±0,01
0.50 0.11±0,00 0.47±0,00 flavonoid dan kurkuminoid pada ekstrak
0.00 rimpang temu putih (Curcuma zedoaria) lebih
Metanol Etil Asetat N-heksana
20% Fraksi besar dan berbeda signifikan (p<0.05) jika
dibandingkan dengan ekstrak rimpang
Gambar 9. Kadar Kurkuminoid Fraksi Ekstrak
Etanol Gandasuli dan Temu Putih gandasuli (Hedychium coronarium). Kadar
fenol total, flavonoid dan kurkuminoid terbesar
Berdasarkan hasil analisa uji statistik dengan uji dari fraksi ekstrak rimpang gandasuli
one way anova, bahwa kadar kurkuminoid dari (Hedychium coronarium) dan rimpang temu
masing–masing fraksi dari ekstrak etanol putih (Curcuma zedoaria) terdapat pada fraksi
rimpang gandasuli dan rimpang temu putih etil asetat dan berbeda signifikan (p<0.05)
memiliki perbedaan signifikan (p= 0,00 < 0,05). dibandingkan dengan fraksi metanol 20% dan
Berdasarkan hasil diatas, bahwa senyawa fenol, fraksi n – heksana.
flavonoid dan kurkuminod lebih terdistiribusi
dalam pelarut semipolar yaitu etil asetat, DAFTAR PUSTAKA
dibandingkan dengan pelarut polar dan 1. Alfian, R., & Susanti, H. (2012). Penetapan
nonpolar. Hal ini dapat dikarenakan senyawa – Kadar Fenolik Total Ekstrak Metanol
Kelopak Bunga Rosella merah (Hibiscus
sabdariffa Linn) Dengan Variasi Tempat
Tumbuh Secara Spektrofotometri. Jurnal
Ilmiah Kefarmasian Vol 2, No 1, 73 - 80.
2. Bhaigyabati, T., Devi, P. G., & Bag, G.
(2014). Total Flavonoid Content and
Antioxidant Activity of Aqueous Rhizome
Extract of Three Hedychium Species of
Manipur Valley. Research Journal of
Pharmaceutical, Biological and Chemical
Sciences, 970-974.
3. Chan, E. W., & Wong, S. K. (2015).
Phytochemistry and Pharmacology of
Ornamental Gingers, Hedychium
coronarium and Alpinia purpurata. Journal
of Integrative Medicine.
4. Dalimartha, S. (2003). Atlas Tumbuhan
Sehat Jilid 3. Jakarta: Puspa Swara.
5. Ghasemi, K., Ghasemi, Y., &
Ebrahimzadeh, M. (2009). Antioxidant
Activity, Phenol and Flavonoid Contents
of 13 Citrus Species Peels and Tissues.
Pak. J. Pharm. Sci Vol. 22, 277-281.
6. Katanyos, V., & Paisooksantivatana, Y.
(2012). Antioxidant Activity and Selected
Chemical Components of 10 Zingiber spp
inThailand. Journal of Development in
Sustainable Agriculture 7, 89-96.
7. Markham, K. R. (1988). Cara
Mengidentifikasi Flavonoid. Bandung:
Penerbit ITB.
8. Nely, F. (2007). Aktivitas Antioksidan
Rempah Pasar dan Bubuk Rempah Pabrik
dengan Metode Polifenol dan Uji AOM
(Active Oxygen Method). Bogor: IPB.
9. Ordonez, A., Gomez, J., Vattuone, M. A.,
& Isla, M. (2006). Antioxidant Activities
of Sechium edule (Jacq.) Swartz extracts.
Food Chemistry 97, 452-458.
10. Singh, K. L., & Bag, G. (2013).
Phytochemical Analysis And
Determination Of Total Phenolics Content
In Water Extracts Of Three Species Of
Hedychium. PharmTech Research Vol.5,
No.4, 1516-1521.
11. Srividya, A., Dhanabal, S., Kumar, Y. A.,
Kumar, M. S., & Vishnuvarthan, V.
(2012). Phytopreventive Anti-
hyperlipidemyc Activity of Curcuma
zedoaria. Bulletin of Pharmaceutical
Research 2 (1), 22-25.

Anda mungkin juga menyukai