Anda di halaman 1dari 7

Template Jurnal FARMASAINKES

PENETAPAN KADAR FENOLIK TOTAL EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI


ETIL ASETAT HERBA RUMPUT BAMBU (Lopatherum gracile Brongn.)
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE

DETERMINATION OF TOTAL PHENOLIC LEVELS OF ETHANOL


EXTRACT AND ETIL ACETATE FRACTION OF BAMBOO
HERBAL GRASS (Lopatherum gracile Brongn.) USING
VISIBLE SPECTROPHOTOMETRY METHOD

Indri Juliarni1* , Rafita Yuniarti2*

Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Nusantara


Al-Washliyah, Jl. Garu II No. 9, Medan, 20147
*E-mail Korespondensi: rapitayuniarti@gmail.com

ABSTRAK
Sebagian besar masyarakat Indonesia masih menggunakan obat tradisional dalam pengobatan. Salah
satu tanaman yang berkhasiat sebagai obat adalah rumput b ambu, tumbuhan rumput bambu berkhasiat
mengobati demam, infeksi saluran kencing, kemih berdarah, bisul, perasaan gelisah dan kehausan terus
menerus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa yang terdapat didalam ekstrak
etanol dan fraksi etil asetat dan untuk mengetahui nilai fenolik total ekstrak etanol dan fraksi etil asetat
herba rumput bambu. Tahapan penelitian ini meliputi pengolahan bahan tumbuhan, pembuatan ekstrak
etanol dan fraksi etil asetat herba rumput bambu, pemeriksaan karakt erisasi, skrining fitokimia dan
penetapan kadar fenolik total ekstrak etanol dan fraksi etil etil asetat herba rumput bambu dengan metod e
spektrofotometri Visible. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol herba rumput bambu
mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, polifenol dan steroid, sedangkan fraksi etil asetat
herba rumput bambu menunjukkan adanya senyawa alkaloid, flavonoid, polifenol dan steroid. Hasil
penentuan kadar fenolik total pada ekstrak etanol rumput bambu sebesar 116,563 ± 0,1976 mg GAE/g
sedangkan kadar fenolik total pada fraksi etil asetat herba rumput bambu sebesar 106,372 ± 0 mg GAE/g.

Kata kunci: Herba Rumput Bambu, Fenolik Total, Ekstrak Etanol, Fraksi Etil Asetat, Spektrofotometri
oVisible

ABSTRACT
Most Indonesian people still use traditional medicine in treatment. One of the plants that are
efficacious as medicine is bamboo grass, bamboo grass is efficacious to treat fever, urinary tract
infections, bloody urine, ulcers, feelings of anxiety and continuous thirst. This study aims to determine the
class of compounds contained in the ethanol extract and ethyl acetate fraction and to determine the total
phenolic value of the ethanol extract and the ethyl acetate fraction of bamboo grass herbs. The stages of
this research include processing plant materials, making ethanol extract and ethyl acetate fraction of
bamboo grass herbs, characterization examination, phytochemical screening and determination of total
phenolic content of ethanol extract and ethyl ethyl acetate fraction of bamboo grass herbs by Visible
spectrophotometric method. The results showed that the ethanolic extract of bamboo grass herbs
contained alkaloids, flavonoids, saponins, polyphenols and steroids, while the ethyl acetate fraction of
bamboo grass showed the presence of alkaloids, flavonoids, polyphenols and steroids. Visible
spectrophotometric method. The result of determining the total phenolic content in the ethanolic extract
of bamboo grass was 116.563 ± 0.1976 mg GAE/g, while the total phenolic conten t in the ethyl acetate
fraction of bamboo grass was 106.372 ± 0 mg GAE/g.

Keywords: Bamboo Grass Herbs, Total Phenolics, Ethanol Extrack,Ethyl Acetate Fraction, Visible
Spectrophotometry
Template Jurnal FARMASAINKES

PENDAHULUAN Berdasarkan uraian diatas, belum ada


Indonesia sebagai salah satu negara yang penelitian yang melakukan penetapan
mempunyai keanekaragaman hayati kadar fenolik total ekstrak etanol dan
yang menakjubkan, selain itu tercatat fraksi etil asetat herba rumput bambu
sebagai negara dengan kekayaan hayati (Lopatherum gracile Brongn.) sehingga
terbesar kedua di dunia setelah Brazil. peneliti tertarik untuk melakukan
Indonesia diperkirakan memiliki sekitar penetapan kadar fenolik total dari
40.000 spesies tumbuhan, 10.000 spesies ekstrak etanol dan fraksi etil asetat
hidup di lautan dan 30.000 spesies herba rumput bambu (Lopatherum
hidup di kepulauan Indonesia, diketahui gracile Brongn.) dengan metode
sekurang-kurangnya 9.600 spesies spektrofotometri visible.
tumbuhan telah digunakan (Wasito,
2011). Tujuan Penelitian
Sumber daya alam obat tradisional Tujuan dari penelitian ini adalah :
merupakan aset nasional yang perlu a. Untuk mengetahui golongan
digali, diteliti, dikembangkan dan senyawa metabolit sekunder yang
dioptimalkan pemanfaatannya. terdapat dalam ekstrak etanol dan
Indonesia sebagai satu negara dan fraksi etil asetat herba rumput bambu
wilayah yang mempunyai tingkat (Lopatherum gracile Brongn.).
keanekaragaman hayati yang tinggi, b. Untuk mengetahui kadar fenolik total
potensi sumber daya tumbuhan yang dari ekstrak etil asetat herba rumput
merupakan suatu aset berharga dan bambu (Lopatherum gracile
berbagai modal yang kompetitif Brongn.).
(Depkes RI, 1995). Sebagian besar
masyarakat Indonesia masih METODE
menggunakan obat tradisional dalam Tempat dan Waktu Penelitian
pengobatan (Wijayakusuma, 2005). Penelitian ini dilakukan di
Salah satu tanaman yang Laboratorium Farmasi Terpadu
berkhasiat sebagai obat adalah rumput Universitas Muslim Nusantara (UMN)
bambu, tumbuhan rumput bambu Al-Washliyah Medan. Waktu penelitian
berkhasiat mengobati demam, infeksi dilakukan pada bulan November 2020 -
saluran kencing, kemih berdarah, bisul, Februari 2021
perasaan gelisah dan kehausan terus
menerus. Menurut penelitian dilakukan Alat
oleh Hilda (2014) menyatakan bahwa Alat yang digunakan adalah alat-alat
akar tanaman rumput bambu gelas laboratorium, blender, oven
(Lopatherum gracile Brongn.) banyak listrik, Neraca listrik, Rotary
mengandung senyawa steroid dengan evaporator, seperangkat alat destilasi,
hasil LC50 pada pelarut etanol 80 % kapas, tisu, botol berwarna gelap,
sebesar 88,42 ppm, pelarut kloroform aluminium foil, kertas perkamen,
57,31 ppm dan pada pelarut n-heksana timbangan analitik, pipet tetes,
sebesar 81,61 ppm. Berdasarkan nilai spektrofotometer UV-Visible
LC50 yang diperoleh pada penelitian (Termoscientific Evolution 201).
Hilda (2014) dapat diduga bahwa
ekstrak akar rumput bambu dengan Bahan
ketiga pelarut n-heksana, kloroform dan Bahan-bahan yang digunakan meliputi :
etanol memiliki aktivitas antioksidan. herba rumput bambu (Lopatherum
gracile Brongn.), aquades, alkohol
96%, asam klorida, asam sulfat, besi

2
Template Jurnal FARMASAINKES

(III) klorida, bismut (III) nitrat, b. Diambil 3 tetes filtrat, lalu


etilasetat, n-heksana, iodium, kalium ditambahkan 2 tetes peeaksi
iodida, magnesium serbuk, metanol, Bourchardat.
raksa (II) klorida, amil alkohol, n- c. Diambil 3 tetes filtrat, lalu
heksan, etil asetat, natrium karbonat, ditambahkan 2 tetes pereaksi
asam galat, reagen Folin-Ciocalteu. Dragendorff.
Alkaloida dianggap positif jika
Sampel terjadi endapan paling sedikit dua
Sampel yang digunakan adalah atau tiga dari percobaan diatas.
tumbuhan rumput bambu (Lopatherum
gracile Brongn.) yang diambil di Jalan 2. Pemeriksaan Flavonoid
Bajak I, Kec. Medan Amplas, Sumatera Ekstrak etanol herba rumput bambu
Utara. (Lopatherum gracile Brongn.)
sebanyak 10 g ditimbang kemudian
Metode Percobaan ditambahkan 100 ml air panas,
a. Pembuatan Ekstrak Etanol Herba didihkan selama 5 menit dan disaring
Rumput Bambu dalam keadaan panas, filrat yang
Sebanyak 10 bagian (700 g) diperoleh kemudian diambil 5 ml
simplisia dimasukan dalam bejana, lalu ditambahkan 0,1 g serbuk Mg
tuang dengan 75 bagian etanol 96 %, dan 1 ml HCl pekat dan 2 ml amil
tutup dan diamkan selama 5 hari akolhol, dikocok, dan dibiarkan
terlindung dari cahaya sambil sering memisah. Flavonoid positif jika
diaduk, peras dan cuci ampas dengan terjadi warna merah, kuning atau
etanol 96% secukupnya hingga jingga pada lapisan amil alcohol.
diperoleh 100 bagian (7 Liter).
3. Pemeriksaan Polifenol
Pindahkan dalam bejana tertutup,
Ekstrak etanol herba rumput bambu
biarkan ditempat sejuk, terlindung
(Lopatherum gracile Brongn.)
dari cahaya selama 2 hari, kemudian
ditimbang 0,5 g sampel disari dengan
disaring. Maserat I dan maserat II
10 ml aquades, lalu filtratnya
digabungkan setelah itu dipekatkan
diencerkan dengan aquades sampai
dengan cara diuapkan pada rotary
tidak bewarna. Diambil 2 ml larutan
evaporator dengan suhu tidak lebih lalu ditambahkan 1 sampai 2 tetes
dari 50o C hingga diperoleh ekstrak
pereaksi besi (III) klorida 1%.
kental. Terjadi warna biru kehitaman atau
b. Skrining Fitokimia
hijau kehitaman menununjukkan
1. Pemeriksaan Alkaloid
adanya polifenol
Ekstrak etanol herba rumput bambu
(Lopatherum gracile Brongn.) 4. Pemeriksaan Saponin
ditimbang sebanyak 0,5 g Ekstrak etanol herba rumput bambu
kemudian ditambahkan 1 ml asam (Lopatherum gracile Brongn.)
klorida dan 9 ml aquades, ditimbang sebanyak 0,5 g sampel
dipanaskan air selama 2 menit, dimasukkan dalam tabung reaksi dan
didinginkan lalu disaring. Filtrat ditambahkan aquades panas
dipakai untuk percobaan berikut: sebanyak 10 ml, didinginkan
a. Diambil 3 tetes filtrat, lalu kemudian dikocok kuat-kuat selama
ditambahkan 2 tetes pereaksi 10 detik, timbul buih yang mantap
Mayer. tidak kurang dari 10 menit setinggi
1-10 cm. Ditambahkan 1 tetes

3
Template Jurnal FARMASAINKES

larutan asam klorida 2 N, bila buih dan didiamkan selama 8 menit.


tidak hilang menunjukkan adanya Ditambahkan 3 ml larutan Na2 CO3
saponin. lalu dikocok homogen. Diukur
absorbansinya pada rentang waktu 0-
5. Pemeriksaan Steroid/Triterpenoid 90 menit pada panjang gelombang
Ekstrak etanol herba rumput bambu maksimum 600-800 nm.
(Lopatherum gracile Brongn.)
ditimbang sebanyak 1 g sampel di g. Penentuan Kurva Baku Asam
maserasi dengan 20 ml n-heksana Galat dengan Reagen Folin-
selama 2 jam, lalu disaring. Filtrat Ciocalteu
diuapkan dalam cawan penguap. Dari larutan induk asam galat
Pada sisa ditambahkan 2 tetes asam konsentrasi 1000 µg/ml dipipet 2;
asetat anhidrat dan 1 tetes asam 2,25; 2,50; 2,75 dan 3 ml, lalu
sulfat pekat. Timbul warna ungu diencerkan dengan aquadest sampai
merah menunjukkan adanya volume akhir 10 ml sehingga
triterpenoida atau warna hijau diperoleh konsentrasi 200, 225, 250,
menunjukkan adanya steroida. 275, dan 300 µg/ml. Dari masing-
masing konsentrasi larutan asam
c. Pembuatan Larutan Baku Asam galat dipipet 0,2 ml lalu ditambahkan
Galat (1000 µg/ml) 15,8 ml aquadest dan 1 ml reagen
Sebanyak 50 mg asam galat Folin-Ciocalteu dikocok sampai
dilarutkan dalam 1 ml etanol 96%, homogen didiamkan selama 8 menit.
lalu diencerkan dengan air suling Ditambahkan 3 ml larutan Na2 CO3
sampai volume 50 ml. lalu dikocok homogen, didiamkan
selama operating time yang telah
d. Pembuatan Larutan Na2 CO3 ditntukan. Diukur absorbansinya
Sedikit demi sedikit Na2 CO3 pada panjang gelombang 643,02 nm
dilarutkan sampai jenuh dalam 100 dengan spektrofotometer Visibel.
ml air suling, kemudian dididihkan,
diamkan selama 24 jam dan disaring. h. Penentuan Kadar Fenolik Total
Sebanyak 100 mg ekstrak dan fraksi
e. Penentuan Operating Time etil asetat herba rumput bambu
Sebanyak 2,75 ml larutan asam galat (Lopatherum gracile Brongn.)
1000 µg/ml ditambahkan 15,8 ml dilarutkan sampai 10 ml dengan
aquadest dan 1 ml reagen Folin- aquadest hingga diperoleh
Ciocalteu, dikocok sampai homogen konsentrasi 10.000 µg/ml. Dari
dan didiamkan selama 8 menit. konsentrasi 10.000 µg/ml dipipet
Ditambahkan 3 ml larutan Na2 CO3 2,75 ml dan diencerkan dengan
lalu dikocok homogen. Diukur aquadest hingga 10 ml hingga
absorbansinya pada rentang waktu 0- diperoleh konsentrasi 275 µg/ml.
90 menit pada panjang gelombang Dipipet 0,2 ml ekstrak dan fraksi etil
maksimum 600-800 nm asetat ditambahkan 15,8 ml aquadest
1 ml reagen Folin-Ciocalteu,
f. Penentuan Panjang Gelombang dikocok homogen didiamkan selama
Absorbansi Maksimum 8 menit kemudian ditambahkan 3 ml
Sebanyak 2,75 ml larutan asam galat Na2 CO 3 didiamkan selama operating
1000 µg/ml ditambahkan 15,8 ml time yang telah ditentukan. Diukur
aquadest dan 1 ml reagen Folin- absorbansi larutan ekstrak dengan
Ciocalteu, dikocok sampai homogen

4
Template Jurnal FARMASAINKES

spektrofotometer Visibel. Dilakukan 4. Polifenol + +


6 kali pengulangan. + +
5. Steroid/Triterpenoid
Steroid Steroid
HASIL DAN PEMBAHASAN Keterangan :
Hasil Pengolahan Simplisia - : Tidak mengandung golongan senyawa
Berat simplisia basah yaitu 5000 g dan
berat setelah kering yaitu 1200 g dan + : Mengandung golongan senyawa
diperoleh berat serbuk simplisia nya
adalah 980 g. Metode yang digunakan Hasil Pengukuran Panjang
maserasi dengan pelarut etanol Gelombang Absorbansi Maksimum
diperoleh ekstrak kental 59,617 g. Pengujian fenolik total diawali dengan
pengukuran panjang gelombang
Hasil Ekstraksi maksimum dari larutan baku asam galat
Hasil maserat yang didapat sebanyak yang telah diberikan perekasi Folin-
7000 ml dengan pelarut etanol 96% Ciocalteu menghasilkan warna biru dan
diuapkan menggunakan rotary dapat diukur menggunakan
evaporator dan diperoleh ekstrak kental spektrofotometer UV-Vis dengan
berwarna coklat kehitaman sebanyak konsentrasi 275 µg/ml sehingga
59,617 gram (Rendemen sebesar diperoleh panjang gelombang
8,516%). maksimum 643 nm dengan absorbansi
0,527.
Hasil Fraksinasi
Dari ekstrak etanol herba rumput bambu Hasil Pengukuran Operating Time
diperoleh fraksi yaitu fraksi etil asetat Warna dari larutan baku reagen Folin-
yang diperoleh sebanyak 3,1106 gram Ciocalteu biasanya kurang stabil
(Randemen 5,22%). sehingga perlu dicari waktu kerja yang
tepat untuk melakukan pengukuran
Skrining Fitokimia karena besarnya absorbansi pada
Hasil skrining fitokimia yang dilakukan spektrofotometri sinar tampak sangat
terhadap serbuk simplisia, ekstrak dipengaruhi oleh warna. Penentuan
etanol dan fraksi etil asetat herba waktu kerja dilakukan dengan
rumput bambu dapat dilihat pada tabel menggunakan larutan baku reagen
4.3. Folin-Ciocalteu yang disertai dengan
penambahan dari ekstrak yang diukur
Table 4.3. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol pada panjang gelomang 643 nm.
dan Fraksi Etil Asetat Herba Rumput
Bambu
Hasil Pembuatan Kurva Kalibrasi
Ekstrak
Fraksi Asam Galat dengan Reagen Folin-
No. Golongan Senyawa Etil
Etanol Ciocalteu
Asetat
Diperoleh kurva kalibrasi hubungan
Alkaloid + + antara konsentrasi asam galat (µg/ml)
1.
+ M ayer - - dengan absorbansi yang sesuai dengan
+ Dragendrof + +
+ Bouchardat + +
persyaratan yaitu 0,2 - 0,8 (Suhartati,
2017).
2. Flavonoid + +

3. Saponin + -

5
Template Jurnal FARMASAINKES

Table 4.4. Nilai Absorbansi Larutan Baku Asam Galat herba rumput bambu dikarenakan fenol
Persamaan merupakan senyawa yang bersifat polar
Konsentrasi Absorbansi
Regresi sehingga kelarutannya paling tinggi
0,000
000 dalam pelarut polar. Pelarut yang
0,408
225
0,431 y = 0,0019x + bersifat polar mampu melarutkan fenol
250
0,460 0,0041 lebih baik sehingga kadarnya dalam
275
0,533 ekstrak menjadi tinggi (Kusumaningati,
300
0,575
2009).
Dari tabel tersebut diperoleh kurva KESIMPULAN
kalibrasi seperti ditunjukkan pada 1. Hasil skrining fitokimia
gambar berikut : menunjukkan bahwa ekstrak etanol
herba rumput bamboo mengandung
senyawa alkaloid, saponin,
flavonoid, polifenol, dan steroid.
Sedangkan fraksi estil asetat herba
rumput bambo mengandung senyawa
alkaloid, flavonoid, polifenol dan
steroid.
2. Ekstrak etanol herba rumput bambu
memiliki kadar fenolik total sebesar
116,563 ± 0,1976 mg GAE/g dan
Hasil Analisis Kadar Fenolik Total fraksi etil asetat herba rumput bambu
Ekstrak Etanol dan Fraksi Etil Asetat memiliki kadar fenolik total sebesar
Herba Rumput Bambu 106,372 ± 0 mg GAE/g.
Pelarut yang digunakan dalam
penelitian ini adalah etanol dan etil SARAN
asetat. Tujuan penggunaan dua pelarut Disarankan untuk peneliti selanjutnya
dengan polaritas yang berbeda adalah untuk meneliti lebih lanjut tentang
untuk mengetahui rendemen dan efektifitas ekstrak etanol dan fraksi etil
mendapatkan senyawa aktif dari herba asetat herba rumput bambu
rumput bambu berdasarkan tingkat (Lopatherum gracile Brongn.) sebagai
kepolarannya dan menghasilkan antioksidan.
komponen polifenol yang berbeda pula
(Pambayun et al, 2007). DAFTAR PUSTAKA
Agoes, A. (2010). Tanaman Obat
Table 4.6. Nilai Fenolik Total Ekstrak Etanol dan Indonesia. Jakarta: Salemba
Fraksi Etil Asetat Herba Rumput Bambu Medika.
(Lopatherum igracile Brongn.) Ansel, C.H. (1989). Pengantar Bentuk
Kadar sebenarnya Sediaan Farmasi. Edisi IV.
Kadar sebenarnya
(mg GAE/g Ekstrak Etanol)
(mg GAE/g Fraksi Etil Jakarta: UI. Press. Hal. 162-164.
Asetat)
Blainski,A., Lopes,G,C, de Mello,
116,563 ± 0,1976 mg
106,372 ± 0 mg GAE/g
J.C.P. (2013). Application and
GAE/g
Analysis of the Folin Ciocalteu
for the Determinantion of thr
Rata-rata kadar fenolik dari ekstrak Total Phenolic Content from
etanol herba rumput bambu lebih tinggi Limonium brastiliense L
dibandingkan dengan fraksi etil asetat Molecules. 18:6852-6865.

6
Template Jurnal FARMASAINKES

Chesworth, J.M., Stuchbury, T., & Pharmaceutical Science. Vol 1.


Scaife, J.R. (1998). Agricultural No 1. Hal 98-102.
Biochemistry. Chapman dan Hall. Tyler, V. (1976). Pharmacognosy .
London. Edisi VII. Phila Delphia: LEA dan
Depkes RI. (1980). Materia Medika Febiger
Indonesia. Jilid IV. 177-180. Venn, R.F. (2008). Principles and
Departemen Kesehatan Republik Practices of Bioanalysis. Edisi
Indonesia. Jakarta. kedua. Prancis: Taylor and
Ditjen POM. (1995). Farmakope Francis Group Ltd. Halaman 23-
Indonesia Edisi IV. Jakarta : 25.
Depkes Vermerris, W. And Nicholson, R..
Djauhariya. (2004). Gulma Berkhasiat (2006). Phenolic Compound
Obat. Swadaya. Jakarta. Biochemistry, Springer. USA
Fan, J.S., Lee, LJ., dan Lin, Y.L. Wang, Y., Chen, M., Zhang, J., Zhang,
(2015). Original Article Flavone X.L., Huang, X.J., Wu, X., Zhang,
Glycosides From Commercially Q.W., Li, L.Y., dan Ye, W.C.
Available (2011). Flavone C-glycosides
Marzuki, Asnah. (2012). Kimia Analisis From The Leaves Of
Farmasi. Makassar : Dua Satu Lophatherum gracile And Their In
Press. Vitro Antiviral Activity. Article.
Nely, F. 2007. Aktivitas Antioksidan Wasito, H. (2011). Obat Tradisional
Rempah Pasar dan Bubuk Kekayaan Indonesia. Yogyakarta:
Rempah Pabrik dengan Metode Penerbit Graha Ilmu. Hal 96-103.
Polifenol dan Uji Aom (Active Watson, D.G. (2010). Analisis Farmasi:
Oxygen Method). Skripsi. Institut Buku Ajar Untuk Mahasiswa
Pertanian Bogor. Bogor. Farmasi dan Praktisi Kimia
Robinson, T. (1995). Kandungan Farmasi, Edisi 2. Jakarta:
Senyawa Organik Tumbuhan Penerbit Buku Kedoktersn. Hal
Tinggi. Bandung: ITB. 235-240.
Sahidin, I. (2012). Mengenal Senyawa Wijayakusuma. (2005). Pengobatan
Alami Pembentukan dan Herbal dengan Ramuan
Pengelompokan Secara Kimia. Tionghoa. Jakarta : Niaga
Kendari : Unhalu Press. Swadaya.
Sarker, S. D., Latif, Z., dan Gray, A. I. Zhang, J., Gong, J., Ding, Y., Lu, B.,
(2006). Natural Product Isolation, Wu, X., dan Zhang Y. (2010).
2nd edition. New Jersey: Humana Antibacterial Activity Of Weter-
Press. Inc. Phase Extracts From Bamboo
Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, G., Kaur Shavings Against Food Spoilage
H. (2011). Phytochemical Microorganisms. African Journal
Screening and Extraction: A Of Biotechnology. Vol. 9. No. 45.
Review, International Hal 7710-7717.

Anda mungkin juga menyukai