Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI-FITOKIMIA III
“Penyiapan Sampel Rimpang Bangle Zingiber cassumunar Roxb ”
Dosen Pengampu:
Ismiarni Komala, M.Sc, PhD, Apt
Vivi Anggia, M.Farm., Apt
Fitriyanti

Disusun oleh:
Kelompok 1B
Rahmawati 11171020000026
Raniya Farha 11171020000027
Handaryni Ratna N. 11171020000028
Annisa Larasati P. 11171020000030
Wulan Maharani 11171020000031
Nur Isra Kautsari 11171020000038
Rifha Lutvika A. 11171020000043
Nisa Faikhotus S. 11171020000046

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
SEPTEMBER/2019
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bangle (Zingeber cassumunar Roxb.) merupakan tanaman dalam famili


Zingeberaceae. Tanaman ini mudah ditemukan dan dibudidayakan, sehingga
cukup potensial untuk diekplorasi manfaat yang terkandung didalamnya. Ekstrak
Bangle (Zingeber cassumunar Roxb. mengandung beberapa senyawa kimia
meliputi Phlobatanin, flavonoid, alkaloid, saponin, tannin, terpenoid, steroid, dan
glikosida1 sehingga berpotensi digunakan sebagai obat untuk mencegah
peradangan (antiinflamasi), mengobari asma, memiliki efek karminatif2,
antibakteri, antiobesitas, dan antioksidan3.

Antioksidan merupakan suatu senyawa yang dapat menghambat atau


mencegah proses oksidasi senyawa lain yang diakibatkan oleh adanya suatu
radikal bebas4. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang mempunyai satu
atau lebih elektron yang tidak berpasangan sehingga bersifat sangat reaktif5.

Sumber antioksidan yang potensial telah banyak ditemukan berasal dari


tumbuhan dan perlu dieksplorasi lebih lanjut untuk mendapatkan alternatif
senyawa penangkap radikal yang aman beraktivitas besar.

Pemilihan Bangle (Zingeber cassumunar Roxb.) yang digunakan dalam


praktikum berdasarkan pendekatan fitokimia dimana akan mengisolasi kandungan
senyawa terbesar yang berpotensi dapat digunakan sebagai obat yang terkandung
didalam ekstrak.

1
S Majaw, J Moirangthem, Qualitative and quantitative Analysis of Clerodendron colebrookianum walp. leaves and
Zingiber cassumunar Roxb. Rhizomes, Ethnobotanical Leaflets, 2009, 5, (2009) 3.
2
Mohammad Nazrul Islam Bhuiyan, Jasim Uddin Chowdhury, Jaripa Begum, Volatile constituents of essential oils isolated
from leaf and rhizome of Zingiber cassumunar Roxb, Bangladesh Journal of Pharmacology, 3, 2, (2008) 69-73
http://dx.doi.org/10.3329/bjp.v3i2.844
3
M. Habsah, M. Amran, M. M. Mackeen, N. H. Lajis, H. Kikuzaki, N. Nakatani, A. A. Rahman, Ghafar, A. M. Ali, Screening
of Zingiberaceae extracts for antimicrobial and antioxidant activities, Journal of Ethnopharmacology, 72, 3, (2000) 403-
410 http://dx.doi.org/10.1016/S0378-8741(00)00223-3
4
Titik Sunarni, Suwidjiyo Pramono, Ratna Asmah, Flavonoid antioksidan penangkap radikal dari daun kepel
(Stelechocarpus burahol (Bl.) Hook f. & Th.), Majalah Farmasi Indonesia, 18, 3, (2007) 111-116
5
RJ Fessenden, JS Fessenden, Kimia Organik, 3rd edition ed., A. Pudjaatmaka, 1989
Sebelum melakukan isolasi terhadap suatu kandungan senyawa yang digunakan,
perancangan metode yang akan digunakan untuk mengisolasi perlu dilakukan
supaya kandungan senyawa tidak mengalami perusakan ketika proses isolasi.

1.2. Tujuan
1. Merancang proses isolasi senyawa dari bahan alam dengan cara merujuk
kepada jurnal-jurnal ilmiah.
2. menyiapkan sampel berupa simplisia.
3. melakukan skrining fitokimia terhadap kandungan senyawa yang terdapat
dalam ekstrak bahan alam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Dasar
Standarisasi bahan obat alam merupakan suatu rangkaian proses yang
melibatkan berbagai metode analisis kimiawi berdasarkan data farmakologis,
melibatkan analisis fisik dan mikrobiologi berdasarkan kriteria umum keamanan
(toksikologi) terhadap suatu ekstrak alam (tumbuhan obat). Secara normatif,
standarisasi suatu produk herbal ditujukan untuk memberikan efikasi yang terukur
secara farmakologis dan menjamin keamanan konsumen. Namun secara filosofi,
standarisasi adalah memindahkan aplikasi industri namun tetap menjaga validitas
dari kredibilitas data (Ismiarni, 2019).
Standarisasi terbagi menjadi dua, yaitu standarisasi simplisia dan
standarisasi ekstrak. Untuk membuat obat herbal, dua standarisasi ini harus
dilakukan karena obat herbal yang digunakan sebagian besar berupa ekstrak.
Mutu ekstrak ini dipengaruhi oleh bahan asal atau simplisia, karena sebelum
diproses menjadi ekstrak, bahan asal atau simplisia yang akan diekstraksi harus
distandarisasi terlebih dahulu sehingga tidak diperbolehkan hanya melakukan
standarisasi ekstrak saja. Oleh karena itu, persiapan sampel merupakan tahap yang
penting dalam proses isolasi senyawa dari bahan alam (Ismiarni, 2019).
Bahan obat alam yang digunakan untuk standarisasi ekstrak dan
standarisasi simplisia adalah tanaman bangle. Tanaman Bangle (Zingiber
cassumunarRoxb) merupakan salah satu jenis tanaman dari famili Zingiberaceae
dan merupakan herba yang berumur tahunan. Simplisia rimpang bangle termasuk
14 besar yang digunakan industri obat tradisional dan kosmetika tradisional.
Tanaman Bangle (Zingiber cassumunarRoxb) bersifat adaptif, dapat hidup di
dataran rendah hingga dataran dengan ketinggian 1.300 m di atas permukaan laut.
Tanaman Bangle (Zingiber cassumunar Roxb) dapat dibudidayakan di
perkarangan yang cukup terkena sinar matahari, dan untuk pertumbuhannya
bangle memerlukan tanah yang subur, gembur, cukup sinar matahari, serta
memerlukan jarak tanam yang cukup luas yaitu 50 x 50 cm (Muhlisah, 2011).
Rimpang bangle mengandung minyak atsiri kurang dari 2% dengan
komponen yang dikandungnya sineol, pinen, sesquiterpen (DEPKES, 1989;
Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991). Rimpang bangle tidak pernah digunakan
sebagai bumbu masak, akan tetapi sering digunakan sebagai bahan obat-obatan.
Berdasarkan penelitian pada tahun 2013, bangle mempunyai beberapa aktivitas, di
antaranya sebagai antibakteri dengan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)
12,5% dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) 25%, antinyeri dan antiradang,
antioksidan, relaksan otot, memberikan efek dingin (astringent), antihistamin,
antijamur, dan imunomodulator. Dilihat dari manfaatnya untuk kulit, terutama
efek astringent, antibakteri dan efek antiinflamasinya, rimpang bangle sangat
potensial untuk dikembangkan menjadi suatu sediaan farmasi. Sedangkan bagian
daunnya bermanfaat sebagai obat tidak nafsu makan dan perut kembung
(Wijayakusumaet al., 1996).

Kedudukan taksonomi bangle yaitu :


Kerajaan : Tumbuhan
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Zingiber
Jenis : Zingiber cassumunar Roxb
BAB III

METODE

3.1 Tempat dan waktu praktikum


Tempat : Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia
Tanggal : Selasa, 10 September 2019
Waktu : 07.30 - 09.30 WIB
3.2 Alat dan bahan
Alat yang diperlukan : Pisau, Alas pemotong, kertas koran, tampah,
blender dan saringan
Bahan yang diperlukan : Zingiber purpureum Roxb (Rimpang Bangle)
3.3 Prosedur kerja
1. Pemilihan sampel
Pilih sampel tumbuhan yang akan diisolasi kandungan kimianya dan
tentukan pendekatan apa yang oral dipasang pada alat suntik berisi obat,
diselipkan dekat ke langit-langit tikus dan diluncurkan masuk ke esofagus;
larutan didesak keluar dari alat suntik.
2. Pengambilan sampel
Lakukan pengambilan sampel, serta lakukan pencatatan terhadap :
a. Bagian tanaman yang diambil
b. Umur tanaman (jika memungkinkan)
c. Waktu pengambilan
d. Lokasi pengambilan, waktu pengambilan
e. Jumlah(gram) sampel segar yang diambil.
3. Identifikasi
Lakukan identifikasi tumbuhan /sampel tersebut di herbarium UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
4. Perajangan
Untuk mempermudah dan membantu proses pengeringan, maka sampel
yang telah disortasi basah dan telah dibiarkan selama 1 hari, selanjutnya
dirajang dengan menggunakan pisau atau pemotong lainnya sehingga
membentuk irisan tipis. Jika sampel yang diambil adalah daun, maka
proses perajangan tidak diperlukan
5. Pengeringan
Sampel yang telah dirajang selanjutnya dikeringkan dengan cara dikering
anginkan dan hindari terkena cahaya matahani langsung.
6. Penghalusan
Sampel yang telah kering, kemudian dihaluskan dengan menggunakan
blender. Sampel yang telah halus selanjutnya ditimbang beratnya
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
No Keterangan Jumlah

1 Bobot semua sampel basah 3,6 kg

2 Bobot sampel setiap kelompok 1,2 kg

3 Bobot semua sampel kering/serbuk 973,69 gram

4 Bobot sampel kering setiap kelompok 324,5 gram

4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan tahap penyiapan sampel/simplisia. Persiapan


sampel merupakan tahap yang penting dalam proses isolasi senyawa dari bahan alam.
Kesalahan kecil dalam proses penyiapan sampel bisa berakibat fatal dalam proses dan
identifikasi senyawa dari tumbuhan. Proses tahapan yang dilakukan dalam penyiapan
sampel yaitu pemilihan sampel, pengambilan dan identifikasi sampel, sortasi basah,
perajangan, pengeringan, dan penghalusan.

Tahap pertama yaitu pemilihan sampel, Pengambilan dan identifikasi sampel ,


metode yang digunakan dalam pemilihan, sampel kali ini yaitu pendekatan dengan
pemilihan sampel secara random. Perlu diketahui bahwa pengambilan sampel juga
dipengaruhi oleh factor lingkungan seperti suhu, curah hujan, lama siang hari,
katakteristik tanah dan ketinnggian. Tumbuhan yang kami pilih yaitu Rimpang Bangle
(Zingiber purpureum Roxb). Tumbuhan yang diambil ini harus sehat dan terhindar dari
kontaminasi seperti bakteri dan jamur. Selain itu praktikan juga harus menegetahui
informasi spesimen dari tanaman / identitas sampel yang akan diisolasi.

Setelah menentukan sampel apa yang akan diisolasi maka selanjutnya dilakukan
pencucian dan sortasi basah. Pecucian sampel bertujuan untuk menghilangkan sampel
dari tanah dan kotoran lainnya yang melekat. Rimpang bangle harus dipisahkan dari tanah
dan akar yang terdapat pada bagian rimpang tersebut karena diketahui tanah mengandung
bermacam-macam mikroba dalam jumlah yang tinggi, oleh karena itu perlu dilakukan
pembersihan simplisia dari tanah yang terikut sehingga dapat mengurangi jumlah
mikroba. Pencucian rimpang ini dilakukan pada air yang mengalir sambil disikat sampai
tanah hilang. Setelah memastikan rimpang bersih dari tanah kemudian rimpang
disortasi/dibersihkan dari bagian yang rusak maupun berjamur. Setelah didapatkan
rimpang bangle yang utuh dan bebas dari pencemar, rimpang bangle tersebut ditimbang
untuk mengetahui berat basahnya. Berat basah sampel yang digunakan yaitu sebesar 1,2
kg.

Selanjutnya yaitu proses perajangan, beberapa sampel memerlukan perajangan


terlebih dahulu sebelum di keringankan, yang bertujuan untuk membantu proses
pengeringan. Tanaman yang baru diambil. jangan langsung di rajang, tetapi dijemur
dalam keadaan utuh selama 1 hari, selanjutnya baru dirajang dengan menggunakan pisau
atau alat pemotong lainnya sehingga membentuk irisan tipis atau sesui dengan bentuk
yang diinginkan. Rimpang bangle dirajang secara melintang dengan tebal kira-kira 3mm-
4mm. Tujuan perajangan ini adalah untuk memeperluas permukaan bahan baku, sehingga
waktu pengeringan cepat kering. Irisan sebaiknya jangan terlalu tipis dan terlalu tebal
karena jika terlalu tipis dapat menyebabkan berkurangnya atau hilangnya zat berkhasiat
yang mudah menguap, sehingga mempengaruhi komposisi, bau dan rasa yang diinginkan
tetapi jika terlalu tebal juga maka proses pengeringan akan terlalu lama dan kemungkinan
dapat membusuk atau berjamur. Alat perajang atau pisau yang digunakan sebaiknya
bukan dari besi (misalnya “stainless steel” eteu baja nirkarat) (Ditjen POM, 1990)

Setelah dilakukan perajangan, tahap selanjutnya yaitu pengeringan. Tujuan


dilakukan pengeringan ini untuk mengeluarkan atau menghilangkan kadar air yang
terdapat pada rimpang. Pengeringan ini dapat memperpanjang masa simpan, mengurangi
penurunan mutu sebelum diolah lebih lanjut, memudahkan dalam pengangkutan,
menimbulkan aroma yang khas pada bahan (Laksana, 2010). Agar proses pengeringan
berlangsung lebih singkat bangle harus dibuat rata dan tidak bertumpuk di atas tampah
yang sebelumnya tampah tersebut sudah diberi alas dengan kertas yang tidak berwarna,
untuk menghindari terjadinya penyerapan zat warna dari kertas tersebut sehingga
sebaiknya menggunakan alas kertas yang polos. Rimpang bangle dikeringkan dibawah
sinar matahari secara tidak langsung (di dalam ruangan yang terlindung dari cahaya
matahari namun tidak lembab) untuk menghindari potensi transformasi kimia akibat dari
radiasi sinar UV. Secara umum simplisia harus dikeringkan di bawah suhu 30oC untuk
menghindari terurainya komponen kimia yang terdapat dalam tumbuhan akibat dari
pengaruh suhu. Ditekankan di sini bahwa cara pengeringan diupayakan sedemikian rupa
sehingga tidak merusak kandungan aktifnya. Pengeringan dilakukan selama tujuh hari
dengan diangin-anginkan, tidak dipanaskan dengan sinar matahari langsung karena
bangle mengandung senyawa aktif yang mudah menguap.Tandanya simplisia sudah
kering adalah mudah meremah bila diremas atau mudah patah.(Dijten POM, 1990). Hal
ini terjadi pada sampel bangle kami hal ini menandakan bahwa sudah kering, setelah
kering baru sampel dihaluskan.

Tahap terakhir yang dilakukan pada proses pembuatan simplisia yaitu sortasi kering
dan penghalusan. Sortasi setelah pengeringan dari pembutan simplisia bertujuan untuk
memisahkan benda-benda asing seperti bagian tanaman yang tidak diinginkan dan
pengotoran-pengotoran lain yang yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering.
Seperti halnya dengan sortasi basah , sortasi disini dapat dilakukan dengan cara mekanik.
pada tahp ini adanya partikel-partikel pasir, besi dan benda-benda tanah lainnya yang
tertinggal harus dibuang sebelum simplisia dihaluskan. Kemudian yaitu penghalusan ini
dilakukan agar simplisia yang selanjutnya akan diuji ataupun dilakukan ekstraksi dengan
pelarut, akan lebih memudahkan kontak pelarut dengan senyawa yang terdapat pada
simplisia untuk berpenetrasi atau pelarut dapat meresap pada serbuk sehingga senyawa
yang terkandung pada simplisia dapat diikat oleh zat pelarut. Penghalusan dapat
dilakukan dengan menggunakan blender. Proses blender juga dilakukan tidak terlalu lama
agar bangle tidak terlalu halus karena dikhawatirkan akan berakibat rusaknya kandungan
kimia yang disebabkan oleh oksidasi atau reduksi. Setelah simplisia rimpang bangle
menjadi serbuk kemudiaan diayak, setelah diayak ditimbang untuk mengetahui berat
akhir serbuk simplisia bangle tersebut. Didapatkan berat akhir simplisia yaitu sebesar
324,5 gram.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan


bahwa, simplisia merupakan bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum
mengalami perubahan proses apapun, kecuali dinyatakan lain umumnya berupa
bahan yang telah dikeringkan. Tahap pembuatan simplisia antara lain, pemilihan
sampel, pengambilan dan identifikasi sampel, sortasi basah, perajangan,
pengeringan, dan penghalusan. Pada praktikum ini sampel yang digunakan yaitu
Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb). Pemeriksaan secara makroskopik
didapatkan berat simplisia sebesar 324,5 gram dari bobot awal sebesar 1200 gram.
Secara organoleptis berupa serbuk berwana kuning, rasa pahit, dan aroma khas
rimpang bangle.

5.2 Saran
1. Sebaiknya dalam pengambilan sampel, selain menggunakan cutter
stainlees steel digunakan juga handskun untuk menghindari kontaminan
yang berasal dari tangan
2. Alat-alat yang akan digunakan sebelum praktikum sebaiknya dipersiapkan
secara lengkap terlebih dahulu guna meminimalisir waktu pengerjaan
dalam penyiapan simplisia
DAFTAR PUSTAKA

Ika Rissanti, Enny Fachriyah, Dewi Kusrini, Isolasi Dan Identifikasi Senyawa
Aktif Dari Ekstrak Aseton Rimpang Bangle (Zingiber Cassumunar Roxb.)
Sebagai Antioksidan, Jurnal Kimia Sains Dan Aplikasi 17 (3) (2014) : 75
– 79
Komala Ismiarni., dkk., 2019. Penuntun Praktikum Farmakognosi Fitokimia 2.
Jakarta : Uin Syarif Hidayatullah.
Muhlisah, F., 2011. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : Penebar Swadaya.
Smd Rosita., Rahardjo Mono dan Kosasih., 2015. Pola Pertumbuhan dan Serapan
Hara N,
P, K Tanaman Bangle (Zingiber cassumunar Roxb). Jurnal Littri 11 (1) (2015) :
32-36
Syamsuhidayat dan Hutapea, J.R., 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia,
305-306.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Jakarata.
Wijayakusuma, H., Dalimartha, S., dan Wirian, A., 1996. Tanman Berkhasiat
Obat di Indonesia, Jilis ke-4. Jakarta : Pustaka Kartini.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai