Anda di halaman 1dari 14

Verifikasi parameter spesifik dan non

spesifik Cymbopogon citratus, Citri hystricis


pericarpium, Citri hystricis folium, Pandanis
folium, Cinnamomum verum.

Kelompok 1
Lab. Farmakognosi
Pendahuluan
Indonesia memiliki keaneka-ragaman sumber daya alam hayati,
terutama dengan banyaknya spesies tanaman yang dapat digunakan sebagai
obat. Dikalangan masyarakat tanaman obat dijadikan sebagai obat tradisional
karena memiliki kelebihan yaitu mudah diperoleh, harganya murah dan
dapat dibuat sendiri. (Winarsi, 2007).
Parameter mutu simplisa meliputi susut pengeringan, kadar air, kadar
abu, kadar abu tidak larut asam, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol.
Sebagai data pelengkap, dilakukan pemeriksaan organoleptik, mikroskopis,
makroskopis serta identifikasi kimia simplisia.( BPOM,2005)
METODE
Penetapan Susut Pengeringan , Kadar Abu, Kadar Air

■ Alat ■ Bahan
oven, blender, furnace, batang Cymbopogon citratus, Citri
pengaduk, beaker glass, cawan hystricis pericarpium, Citri
porselen krus, glass, cover glass, hystricis folium, Pandanis folium,
Erlenmeyer, kaca arloji, kertas Cinnamomum verum.
saring, mikroskop, neraca
analitik, pipet tetes.
Proses Penentuan Susut Pengeringan
1
Parameter Spesifik
Identitas
■Daun Serai (Cymbopogon citratus)
■Famili : Poaceae
■Spesies : C. citratus (DC.)stapf
■Nama Daerah : sereh

■Kulit jeruk nipis (Citri hystricis Pericarpium)


■Kingdom : Plantae
■Spsies : Citrus aurantiifolia (Cristm.) Swingle
■Nama Daerah : Kulit jeruk nipis
■ Daun jeruk purut (Citri hystricis Folium)
■ Kingdom : Plantae
■ Spsies : Citrus hystrix D.C
■ Nama Daerah : Daun jeruk purut

■ Daun pandan (Pandanis Folium)


■ Kingdom : Plantae
■ Spsies : Pandanus amaryllifolius
■ Nama Daerah : Daun pandan

■ Kayu Manis (Cinnamomum verum)


■ Kingdom : Plantae
■ Spsies : C. Verum
■ Nama Daerah : Kayu Manis
• Pemeriksaan Karakteristik Spesifik

■ Uji Mikroskopik
■ Uji Makroskopik ■ Uji mikroskopik dilakukan dengan cara
meletakan serbuk di atas objec glass
■ Uji makroskopik dengan cara kemudian ditetesi kloralhidrat dan
mengamati bentuk, bau, rasa serta selanjutnya ditutup dengan cover glass
warna. Uji makroskopik ini akan lalu difiksasi di atas lampu spiritus,
dilakukan pada serbuk simplia setelah difiksasi diamati dengan
daun selutui puka. menggunakan mikroskop dan dilihat
apakah ada butiran amilum isi sel dan
melihat fragmen pengenal pada
tumbuhan.

Pemeriksaan Karakteristik
Spesifik
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Makroskopik Organoleptis

No. Uraian Serai Kulit jeruk nipis Daun jeruk Daun pandan Keningar
purut

1 Warna Kuning Hijau kecoklatan Hijau sampai Hijau Coklat kemerahan


kehijauan kining

2 Bau Khas aromatik Khas Kas aromatik Kas Aromatik Khas aromatik
3 Rasa Sedikit pedas Kelat, ahit sedikit Pahit Agak manis Agak manis
asam
■ Hasil Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik bertujuan untuk mengetahui fragmen pengenal
pada berbagai simplisia. Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan bahwa
serbuk simplisia daun serai, kulit jeruk nipis, daun jeruk purut dan keningar.
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Mikroskopis
No Nama Simplisia Mikroskopis

1. Daun Serai
No. Nama Simplisia Mikroskopis

2. Daun Keningar

3. Daun Jeruk Nipis


No. Nama Simplisia Mikroskopis

2. Kulit Jeruk Nipis

3. Daun Pandan
Tabel 3. Hasil Penetapan Kadar Air dan Kadar Abu

No. Uraian Hasil (%)


Serai Kulit jeruk Daun jeruk Daun kenin
nipis purut pandan gar
1 Kadar air
2 Kadar abu
Kesimpulan
Dari data yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa
penentuan kadar air dengan metode oven dilakukan dengan cara mengeluarkan air
dari bahan dengan bantuan panas yang disebut dengan proses pengeringan.
Pengeringan dilakukan minimal 4 jam atau sesuai jenis bahan. Namun pada praktikum
kadar air ini pengeringan dilakukan total 8 jam, untuk mendapatkan berat konstan.
Pada praktikum ini kadar air yang terbesar adalah kadar air dari dengan nilai kadar air
%, kemudian disusul oleh dengan %, %, %, dan yang terakhir %.
Analisa kadar abu dengan metode pengabuan kering dilakukan dengan
mendestruksi komponen organic sampel dengan suhu tinggi dalam tanur pengabuan,
tanpa terjadi nyala api, sampai terbentuk abu berwarna putih keabuan dan berat
konstan tercapai. Setelah 4 jam proses tanur, kemudian menunggu suhu tanur sampai
100ºC karena suhu sebelumnya sangat panas yaitu sekitar 500ºC agar sampel bias
diambil untuk kemudian dimasukkan ke desikator. Dari kelima bahan yang digunakan,
diketahui bahwa memiliki kadar abu tertinggi yaitu sekitar %, kemudian %, %, %, dan
terakhir %

Anda mungkin juga menyukai