Anda di halaman 1dari 16

UJI

KETOKSIKAN
AKUT
Dosen Pengampu : apt. Fania Putri Luhurningtyas,
S.Farm., M.Si
Reguler Transfer
Kelompok 5
1. Elfa Sakinah (052211020)
2. Diah Ayu Kumala Sari
(052211021)
3. Emilia Fransisca
(052211022)
4. Anggia Intan Shafira
(052211023)
5. Menia Oktariana
(052211024)

2
OUTLINE

01
Tujuan Praktikum
04
Pembahasan

02
Dasar Teori
05
Kesimpulan

03
Perhitungan

3
TUJUAN
PRAKTIKUM

1
Mahasiswa Mampu memahami sasaran, tata cara
pelaksanaan, manfaat tingkat klasifikasi ketoksikan
akut suatu obat

2 Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan


toksistas dan uji toksistas.

3
Mahasiswa dapat mengetahui parameter yang
digunakan dalam uji toksisitas

4
Mahasiswa dapat mengetahui parameter yang
digunakan dalam uji toksisitas
TUJUAN
Menurut BPOM

Tujuan uji toksisitas akut adalah untuk


mengidentifikasi bahan kimia yang toksik dan
memperoleh informasi tentang bahaya terhadap
manusia bila terpajan. Uji toksisitas akut digunakan
untuk menetapkan nilai LD50 suatu zat.
DASAR TEORI

Uji toksisitas adalah suatu uji untuk mendeteksi efek


toksik suatu zat pada sistem biologi dan untuk
memperoleh data dosis-respon yang khas dari sediaan
uji. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk
memberi informasi mengenai derajat bahaya sediaan
uji tersebut bila terjadi pemaparan pada manusia,
sehingga dapat ditentukan dosis penggunaannya demi
keamanan manusia.(BPOM,2020)

6
Uji toksisitas akut merupakan bagian dari uji
praklinik yang dirancang untuk mengukur efek toksik
suatu senyawa. Toksisitas akut mengacu pada efek
toksik yang terjadi setelah pemberian oral dosis
tunggal dalam selang waktu 24 jam. Dosis Letal
tengah atau LD50 adalah tolak ukur statistik setelah
pemberian dosis tunggal yang sering dipergunakan
untuk menyatakan tingkatan dosis toksik sebagai data
kuantitatif. Sedangkan gejala klinis, gejala fisiologis
dan mekanisme toksik sebagai data kualitatifnya
(Jenova, 2009)

7
Secara umum, semakin kecil nilai LD50, semakin
toksik senyawa tersebut. Begitu pula sebaliknya,
semakin besar nilai LD50, semakin rendah
toksisitasnya. Hasil yang diperoleh (dalam mg/kgBB)
dapat digolongkan menurut potensi ketoksikan akut
senyawa uji menjadi beberapa kelas, seperti yang
terlihat pada tabel berikut (Jenova, 2009)

8
HASIL
PERCOBAAN

9
PERHITUNGAN

1
0
Persamaan Regresi Linear Rumus Thomson & Weil
PERHITUNGAN

1
1
PEMBAHASAN

Pada praktikum ini digunakan obat paracetamol dengan nama


lain acetaminophen yang merupakan obat antiinflamasi non
steroid (NSAID) berkhasiat sebagai analgetik dan antipiretik
yang efektif (Hidayat, 2020). Mekanisme kerja paracetamol
adalah dengan adanya hambatan pada siklooksigenase (COX)
di otak secara selektif, hal ini biasa digunakan untuk
mengobati demam dan nyeri juga dapat menghambat sintesis
prostaglandin di sistem saraf pusat (SSP). Acetaminophen
langsung bekerja di hipotalamus menghasilkan efek antipiretik
(Mossanen and Tacke 2015). Toksisitas Acetaminophen dapat
disebabkan karena overdosis akut atau dari dosis berlebihan
yang berulang sehingga meningkatkan keberadaan zat beracun
paracetamol di sel sasaran. Oleh sebab itu, perlu dilakukan uji
ketoksikan dari senyawa paracetamol.

1
2
Tolak ukur yang digunakan pada percobaan ini dari
perhitungan nilai LD50 parasetamol menggunakan rumus
persamaan Regresi Linear dan rumus Thomson & Weil
didapatkan bahwa hasil dari LD50 dari Rigresi linear sebesar
749,895 mg/kgBB yang artinya LD50 paracetamol termasuk
dalam kategori toksik sedang. Sedangkan hasil dari LD50
Thomson & Weil didapatkan hasil sebesar 314,775 mg/kgBB
yang artinya LD50 parasetamol termasuk dalam kategori
sangat toksik. Semakin kecil nilai LD50 semakin toksik
senyawa tersebut, begitu pula sebaliknya semakin besar nilai
LD50 semakin rendah toksisitasnya (Jumain, Syahruni dan
Farid, 2018).

1
3
Pada pengamatan gejala klinis hewan uji setelah pemberian
dosis dan seterusnya selama 4 jam sampai 24 jam. Hewan
menunjukkan gejala-gejala toksisitas pada system pernafasan,
perubahan aktifitas, aktifitas jantung, kelumpuhan mulai dari
yang ringan hingga ke berat dari kelompok satu hingga
kelompok lima. Gejala tersebut menunjukkan semakin tinggi
dosis paracetamol maka menimbukkan efek toksik yang
semakin tinggi pula.

Setelah pengamatan yang dilakukan selama 24 jam pada


hewan uji diperoleh hewan uji yang mati pada tiap kelompok
yaitu pada kelompok pertama sebanyak 0 ekor. Pada kelompok
kedua sebanyak 1 ekor. Pada kelompok ketiga sebanyak 3
ekor. Pada kelompok keempat sebanyak 4 ekor dan pada
kelompok kelima sebanyak 4 ekor. Berdasarkan pengujian
toksisitas akut LD50 membuktikan bahwa obat paracetamol
jika dikonsumsi secara berlebihan akan menyebabkan
keracunan, dan pada beberapa kasus dapat menyebabkan
kematian.

1
4
KESIMPULAN Penetapan potensi ketoksikan akut pada senyawa obat
paracetamol menggunakan Rumus Regrasi Linier dan
Thomson & Weil.

1
Hasil uji LD50 dari rumus Obat paracetamol dapat
Regrasi Linier adalah 749,895 menyebabkan keracunan bahkan
mg/kgBB 2 5 kematian apabila dikonsumsi
secara berlebihan

Hasil uji LD50 dari rumus 3 4 Semakin kecil nilai LD50 suatu
Thomson & Weil sebesar senyawa maka semakin toksik
314,775 mg/kgBB senyawa tersebut

1
5
THANK
YOU
Does anyone have any questions?

1
6

Anda mungkin juga menyukai