Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA


“Sediaan Krim Asiklovir 5%”

Disusun oleh :
Kelompok 4 – Sesi Pagi

Anisa Fitri P17335120009


Destira Fitriliani Agustina P17335120021
Shafa Nurul Fadilla P17335120067
Tia Aprilioni P17335120076
Vinka Auriawati Budiansyah P17335120078

Dosen Pembimbing :
apt. Angreni Ayuhastuti, M.Si.

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG


JURUSAN FARMASI
2021
SEDIAAN KRIM ASIKLOVIR 5%

I. TUJUAN PERCOBAAN (Anisa Fitri - P17335120009)


1. Melakukan preformulasi krim asiklovir 5%
2. Melakukan pembuatan krim asiklovir 5%
3. Melakukan evaluasi krim asiklovir 5%

II. LATAR BELAKANG

Asiklovir adalah suatu prodrug yang baru memiliki efek antivirus setelah
dimetabolisme menjadi asiklovir trifosfat. Asiklovir diindikasikan untuk infeksi HSV-1
dan HSV-2 baik local maupun sistemik (termasuk keratitis herpey=tik, herpetic
ensefalitis, herpes genitalia, herpes neonatal dan herpes labialis) dan infeksi VZV
(Varisola dan herpes zoster).

Asiklovir bekerja pada DNA Polimerase virus, seperti DNA polymerase virus
herpes. Sebelum dapat menghambat sintesis DNA virus, asiklovir harus mengalami
fosforilasi intraseluler dalam 3 tahap untuk menjadi bentuk trifosfat fosforilasi pertama
dikatalisis oleh timidin kinase virus, proses selanjutnya berlangsung dalam sel yang
terinfeksi virus (Dimodifikasi dari De Clercq E, 2004).

Asiklovir membutuhkan 3 langkah fosforilasi untuk menjadi aktif. Diubah pertama


kali menjadi turunan monofosfat oleh timidin kinase yang ditentukan virus dan
kemudian menjadi senyawa di- dan trifosfat oleh enzim di sel inang. Karena,
memerlukan kinase virus untuk fosforilasi awal, asiklovir diaktifkan secara selektif dan
metabolit aktif terakumulasi hanya pada sel yang terinfeksi ( Katzung, 2012 ).

Penggunaan krim asiklovir pada infeksi kulit herpes simpleks, termasuk herpes
genital dan herpes labialis, pengobatan topical dengan salep atau krim yang
mengandung asiklovir 5% dapat dioleskan 5 atau 6 kali sehari selama 5 sampai 10 hari
pada lesi, kira0kira 4 jam. Mulai dari tanda serangan pertama ( BNFC, 2020 ).

Penggunaan sediaan topical untuk menghitung dosis digunakan finger Trip Unit
(FTU). Pada pria 1 FTU senilai dengan 0,49 gram dan untuk wanita dewasa 1 FTU
senilai dengan 0,43 gram (Mehta,2016).
III. PERHITUNGAN DOSIS :
- Infeksi kulit herpes simplek : dioleskan 5-6 kali sehari selama 5-10 hari
- 1 FTU Pria dewasa : 0,49 gram
- 1 FTU Wanita dewas : 0,43 gram

Area Tubuh FTU yang dibutuhkan


Wajah dan Leher 2,5
Tubuh bagian depan 7
Tubuh bagian belakang 7
Lengan 3
Tangan 1
Kaki 6
Kaki bagian bawah 2
(Mehta, 2016 )

Pemakaian 5 kali sehari

Area Tubuh Pria Dewasa Wanita Dewasa


Wajah dan Leher 2,5 x 0,49 gr x 5 = 6,125 gr 2,5 x 0,43 gr x 5 = 5,375
gr
Tubuh bagian depan 7 x 0,49 gr x 5 = 17,15 gr 7 x 0,43 gr x 5 = 15,05 gr
Tubuh bagian belakang 7 x 0,49 gr x 5 = 17,15 gr 7 x 0,43 gr x 5 = 15,05 gr
Lengan 3 x 0,49 gr x 5 = 7, 35 gr 3 x 0,43 gr x 5 = 6,45 gr
Tangan 1 x 0,49 gr x 5 = 2, 45 gr 1 x 0,43 gr x 5 = 2,15 gr
Kaki 6 x 0,49 gr x 5 = 14,7 gr 6 x 0,43 gr x 5 = 12,9 gr
Kaki bagian bawah 2 x 0,49 gr x 5 = 4,9 gr 2 x 0,43 gr x 5 = 4,3 gr

Pemakaian 6 kali sehari

Area Tubuh Pria Dewasa Wanita Dewasa


Wajah dan Leher 2,5 x 0,49 gr x 6 = 7,35 gr 2,5 x 0,43 gr x 6 = 6,45
gr
Tubuh bagian depan 7 x 0,49 gr x 6 = 20,58 gr 7 x 0,43 gr x 6 = 18,06 gr
Tubuh bagian belakang 7 x 0,49 gr x 6 = 20,58 gr 7 x 0,43 gr x 6 = 18,06 gr
Lengan 3 x 0,49 gr x 6 = 8,82 gr 3 x 0,43 gr x 6 = 7,74 gr
Tangan 1 x 0,49 gr x 6 = 2,94 gr 1 x 0,43 gr x 6 = 2,58 gr
Kaki 6 x 0,49 gr x 6 = 17,64 gr 6 x 0,43 gr x 6 = 15,48 gr
Kaki bagian bawah 2 x 0,49 gr x 6 = 9,88 gr 2 x 0,43 gr x 6 = 5,16 gr

Lesi pada anak-anak = dioleskan 5 kali sehari selama 5-10 menit

- 1 FTU anak-anak 1/3 dari 1 FTU dewasa


- 1 FTU dewasa = 0,5 gram
- 1 FTU anak-anak = 1/3 x 0,5 gram = 0,167 gram

Area Tubuh FTU Anak-anak 3-12 bulan


Wajah dan leher 1 x 0,167 gr x 5 = 0,835 gr
Lengan dan Tangan 1 x 0,167 gr x 5 = 0,835 gr
Tungkai dan Kaki 1,5 x 0,167 gr x 5 = 1,2525 gr
Tubuh bagian depan 1 x 0,167 gr x 5 = 0,835 gr
Tubuh bagian belakang 1,5 x 0,167 gr x 5 = 1,2525 gr

Area Tubuh FTU Anak-anak 1-3 tahun


Wajah dan leher 1,5 x 0,167 gr x 5 = 1,2525 gr
Lengan dan Tangan 1,5 x 0,167 gr x 5 = 1,2525 gr
Tungkai dan Kaki 2 x 0,167 gr x 5 = 1,67 gr
Tubuh bagian depan 2 x 0,167 gr x 5 = 1,67 gr
Tubuh bagian belakang 3 x 0,167 gr x 5 = 2,505 gr

Area Tubuh FTU Anak-anak 3-6 tahun


Wajah dan leher 1,5 x 0,167 gr x 5 = 1,2525 gr
Lengan dan Tangan 2 x 0,167 gr x 5 = 1,67 gr
Tungkai dan Kaki 3 x 0,167 gr x 5 = 2,505 gr
Tubuh bagian depan 3 x 0,167 gr x 5 = 2,505 gr
Tubuh bagian belakang 3,5 x 0,167 gr x 5 = 2,9225 gr
Area Tubuh FTU Anak-anak 3-6 tahun
Wajah dan leher 2 x 0,167 gr x 5 = 1,67 gr
Lengan dan Tangan 2,5 x 0,167 gr x 5 = 2,0875 gr
Tungkai dan Kaki 4,5 x 0,167 gr x 5 = 3,7575 gr
Tubuh bagian depan 3,5 x 0,167 gr x 5 = 2,9225 gr
Tubuh bagian belakang 5 x 0,167 gr x 5 = 4,175 gr

IV. PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN

No Permasalahan Penyelesaian
1. Asiklovir bekerja disel epitel pad Untuk meningkatkan penetrasi obat pada
alapisan stratum korneum kulit dan meningkatkan kelembapan,zat
(Ansel’s Pharmaceutical Dosage aktif pada sediaan ini masuk melalui
Forms and Drug Delivery Systems stratum korneum
9th 2011,halaman 296) (Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms
and Drug Delivery Systems 9th
2011,halaman 296 )
2. Asiklovir merupakan bahan obat Pada formulasi ditambahkan levigating
dengan serbuk hablur,putih agent untuk membasahi serbuk dan
hingga hamper putih dan sukar menurunkan sudut kontak.Levigating
larut dalam air agent yang digunakan adalah PPG 10%
(Farmakope Indonesia Edisi dengan kadar yang diperbolehkan hingga
VI,halaman 223) 15%
( HOPE 8th ,edition 2017,halaman 795 )
3. Kestabilan asiklovir dalam cahaya Sediaan dikemas menggunakan tube
ialah stabil jika terlindungi dari berwarna/tidak transparan untuk
cahaya,kelembapan meminimalisir paparan cahaya langsung
( USP 30 NF-25 ) serta disimpan dalam wadah tertutup
rapat pada suhu antara 15 dan 25 derajat
ditempat kering
( Farmakope Indonesia edisi VI,
halaman 225 )
4. Sediaan ini akan dibuat dalam Pada formulasi sediaan ditambahkan
bentuk semisolid yaitu krim basis krim.Basis krim yang digunakan
sehingga konsistensi sediaan tidak yaitu paraffin cair sebagai fase
boleh terlalu encer sehingga lebih air,Cetostearyl alcohol dan vaselin
nyaman saat digunakan flavum sebagai basis semi padat fase
minyak
5. Pada proses pembuatan sediaan Pada perhitungan bahan yang akan
krim dikhawatirkan terjadi dilebur dilebihkan 10% untuk
pengurangan bahan,karena mengantisipasi adanya kekurangan
dilakukan proses peleburan sediaan saat dimasukan kedalam wadah
( Farmakope Indonesia edsi ( Farmakope Indonesia edisi VI,halaman
VI,halaman 2017 ) 2017 )
6. Asikklovir dibutuhkan waktu Krim asiklovir dibuar krim tipe air dalam
kontak lama apda kulit dan tidak minyak ( a/m )
mudah tercucikan oleh air ( Jurnal Riset Kefarmasian,Vol 1 no
( Jurnal Riset Kefarmasian,Vol 1 3,2019 )
no 3,2019 )
7. Pada metode triturasi yang Pada metode triturasi bahan aktif
digunakan untuk bahan aktif yang ditambahkan kedalam basis krim yang
tidak tahan pemanasan. tidak dileburkan,dan pada perhitungan
( AAPS Pharmsci tech.2013 ) bahan dilebihkan sebanyak 20%
(Farmakope Indonesia edisi VI,hal 2017)

V. TINJAUAN PUSTAKA
PREFORMULASI BAHAN AKTIF

Bahan Aktif Asiklovir


Struktur Kimia

Pemerian Serbuk hablur putih hingga hamper putih melebur pada


suhu lebih dari 250° disertai peruraian (Farmakope
Indonesia, Edisi VI. Halaman 223)

Kelarutan Larut dalam asam hidroklorida encer, sukar larut dalam


air; tidak larut dalam etanol. (Farmakope Indonesia,
Edisi VI. Halaman 223)

Stabilitas
Panas : Dekomposisi termal untuk acyclovir dimulai
 Panas
lebih dari 150 ° C setelah titik lelehnya. (AAPS
PharmSci Tech, 2013)
 Cahaya Cahaya: Penyimpanan terlindungi dari cahaya dan
kelembapan. ( USP 30 NF 25)
 Air
-
 pH
7 – 7,5 ( Jurnal Sains Farmasi dan klinis Volume 5
nomor 3)
Inkompatibilitas Asiklovir tidak kompaktibel dengan foscarnet, ketidak
cocokan visual juga telah dilaporkan pada simulasi
injeksi Y-site antara asiklovir dan ciclosvorin,
diphenhydramine, gentamicyn, granisetron atau
metoclopramide. ( Martindle, 38th, halaman 964)
PREFORMULASI EKSIPIEN

A. Cetostearyl Alkohol
Bahan Cetostearyl Alkohol
Sinonim Alcohol cetylicus et stearylicus, cetearyl alcohol; Cradocol
Csgo; DUB SC 200 ; Kloowax CSA; Lanerta O;Spezol C16-
18 Pharma ;TEGO Alkanol 1618; TEGO Alkanol 6855
(HOPE 8th 2017, Hal 211)
Setil Alkohol (Farmakope Indonesia VI, Halaman 1584)
Struktur Tidak ditemukan
Rumus molekul CH3(CH2)14 CH2OH (Farmakope Indonesia VI, Halaman
1584)
Titik lebur -
Pemerian Serpihan putih licin, granul atau kubus, putih ; bauk has lemah
; rasa lemah. (Farmakope Indonesia VI, Hal 1584)
Kelarutan Tidak larut dalam air ; larut dalam etanol dan dalam eter,
kelarutan bertambah dengan naiknya suhu.
Stabilitas Cetostearyl alcohol stabil dalam kondisi penyimpanan normal
dan di tempatkan dalam wadah tertutup baik dalam kondisi
sejuk dan tempat kering. (HOPE 8th 2017, Hal 211)
Inkompatibilitas Cetostearyl Alkohol tidak cocok dengan zat pengoksidasi kuat
dan garam logam. (HOPE 8th 2017, Hal 211)
Kadar penggunaan Emulsifying agent 4-10% (HOPE 8th 2017, Hal 211)
Penyimpanan Harus disimpan dalam wadah kedap udara, tempat kering, dan
terhindar dari cahaya. (HOPE 8th 2017, Hal 211)

B. Paraffin Cair
Bahan Paraffin Cair
Sinonim Avetech, Drakeol, Heavy liquid petrolatum,Heavy mineral oil,
Liquid petrolatum, Paraffin Oil, Paraffinum liquidum , Sirlus,
White mineral oil. (HOPE 8th 2017, Hal 610)
Struktur -
Rumus molekul -
Titik lebur >360 (HOPE 8th 2017, Hal 612)
Pemerian Cairan berminyak transparan, tidak berwarna,kental,tanpa
fluoresensi di siang hari, praktis hambar dan tidak berbau saat
dingin dan memiliki bau minyak yang samar saat dipanaskan.
(HOPE 8th 2017, Hal 611)
Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol (95%), gliserin dan air, larut
dalam aseton,benzene,kloroform, karbon disulfida, eter dan
petroleum eter. Dapat bercampur dengan minyak atsiri dan
minyak lemak, kecuali minyak jarak.
Stabilitas Mengalami oksidasi bila terkena panas dan cahaya.
(HOPE 8th 2017, Hal 611)
Inkompatibilitas Inkompatible dengan pengoksidasi kuat.
(HOPE 8th 2017, Hal 612)
Kadar penggunaan Basis cair 1,0-32,0 %
Penyimpanan Dalam wadar tertutup rapat. (HOPE 8th 2017, Hal 612)

C. Tween 80
Bahan Tween 80
Sinonim Polysorbate 80
Struktur

Pemerian Cairan seperti minyak jernih berwarna kuning muda, bauk has
lemah,rasa pahit dan hangat.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, larut dalam etanol,tidak larut
dalam minyak mineral.
Stabilitas Stabil pada elektrolit, asam lemah dan bau basa lemah.
Kegunaan Emulgator
Inkompatibilitas -
Sumber FI IV hal 687 & HOPE 6th hal 349

D. Span 80
Bahan Span 80
Sinonim Sorbitan monooleat
Struktur

Pemerian Cairan kental seperti minyak berwarna kuning


Kelarutan Praktis tidak larut tetapi terdispersi dalam air dan
propilenglikol,tercampur dalam alkoholdan methanol,1 bagian
span larut dalam 100 bagian minyak,sedikit larut dalam etil asetat
Stabilitas Stabil terhadap asam dan basa lemah
Kegunaan Emulgator
Inkompatibilitas -
Sumber HOPE 6th hal 675 & Matindale hal 577

E. Metilparaben
Bahan Methylparaben
Sinonim Metil p-hidroksibenzoat
Struktur

Pemerian Kristal berwarna atau bubuk kristal putih, tidak berbau atau
hamper tidak berbau, memiliki rasa terbakar (HOPE 6th, hal 441)
Kelarutan Pada suhu 25°C :
Etanol  1 in 2
Etanol 95%  1 in 3
Glycerin  1 in 6
Air  1 in 400
(HOPE 6th, hal 441)
Stabilitas Pada pH 8 atau diatas mengalami hidrolisis cepat
Pada pH 3-6 stabil
(HOPE 6th, hal 441)
Kegunaan Pengawet
(HOPE 6th, hal 441)
Inkompatibilitas Tidak cocok dengan bentonite , mg-trisilikat, talk, tragakan, dll.
(HOPE 6th, hal 441)

F. Propilparaben
Bahan Propilparaben
Sinonim Aseptoform P; CoSept P; E216; 4-hydroxybenzoic acid
propylester; Nipagin P; Nipasol M; propagin; Propyl
Aseptoform; propylbutex; Propyl Chemosept; propylis
parahydroxybenzoas; propyl p-hydroxybenzoate; Propyl
Parasept; Solbrol P; Tegosept P; Uniphen P-23
(HOPE, 6th. Halaman 596)
Struktur

Rumus molekul C10H12O3


Pemerian Serbuk atau hablur putih kecil, tidak berwarna.
(Farmakope Indonesia, Edisi V. Halaman 1072)
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air, sukar larut dalam air mendidih,
mudah larut dalam etanol dan dalam eter.
(Farmakope Indonesia, Edisi V. Halaman 1072)
Stabilitas Pada pH 3 -6, larutan stabil (kurang dari 10% dekomposisi).
Sedangkan pH 8 atau lebih akan terhidrolisis cepat.
(HOPE, 6th. Halaman 596)
Inkompatibilitas Propilparaben akan berubah warna dengan adanya besi dan
terhidrolisis oleh basa lemah dan asam kuat.
(HOPE, 6th. Halaman 596)
Kegunaan Pengawet
(HOPE, 6th. Halaman 596)
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
(Farmakope Indonesia, Edisi V. Halaman 1072)

G. Propilenglikol
Bahan Propilenglikol
Sinonim 1,2-Dihydroxypropane; E1520; 2-hydroxypropanol; methyl
ethylene glycol; methyl glycol; propane-1,2-diol;
propylenglycolum.
Struktur

Rumus molekul C3H8O2


(Farmakope Indonesia, Edisi V. Halaman 1070)
Pemerian Cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas, praktis tidak
berbau, menyerap air pada udara lembab.
(Farmakope Indonesia, Edisi V. Halaman 1070)
Kelarutan Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan
kloroform, larut dalam eter dan dalam beberapa minyak
essensial, tidak dapat bercampur dengan miyak lemak.
(Farmakope Indonesia, Edisi V. Halaman 1070)
Stabilitas Propilenglikol stabil ketika dicampur dengan etanol (95%),
gliserin, air.
(HOPE, 6th. Halaman 592)
Inkompatibilitas Tidak cocok dengan zat pengoksidasi seperti potassium
permanganate.
(HOPE, 6th. Halaman 592)
Kegunaan Pengawet, humektan, solvent, disinfektan.
(HOPE, 6th. Halaman 592)
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
(Farmakope Indonesia, Edisi V. Halaman 1070)

H. BHT
Bahan BHT (Butylated Hydroxytoluene)
Sinonim Butylated Hydroxytoluene
Struktur

Rumus molekul C15H24O


Pemerian Serbuk kristal atau padat kuning putih atau pucat dengan
aroma fenolik yang samar.
(HOPE, 8th. Halaman 82)
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, gliserin, propilenglikol, larutan
alkali hidroksida dan larutan encer asam mineral. Bebas larut
dalam etanol 95%, eter, metannol, toluena, minyak tetap dan
minyak mineral.
(HOPE, 8th. Halaman 82)
Stabilitas Paparan cahaya, kelembapan dan panas menyebabkan
perubahan warna dan aktivitas zat menurun.
(HOPE, 8th. Halaman 82)
Inkompatibilitas Kontak dengan oksidator dapat menyebabkan pembakaran
spontan. Dengan garam besi menyebabkan perubahan warna
dengan hilangnya aktivitas dari BHT.
(HOPE, 8th. Halaman 82)
Kegunaaan Antioksidan
(HOPE, 8th. Halaman 82)
Penyimpanan Disimpan pada wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya,
ditempat kering.
(HOPE, 6th. Halaman 75)

I. Vaselin Flavum
Bahan Vaselin Flavum
Sinonim Merkur; mineral jelly; petroleum jelly; Silkolene; Snow
White; Soft White; vaselinum flavum; yellow petrolatum;
yellow petroleum jelly.
(HOPE, 6th. Halaman 481)
Struktur -
Rumus molekul -
Pemerian Massa seperti lemak, kekuningan hingga amber lemah,
berflourensi sangat lemah walaupun setelah melebur. Dalam
lapisan tipis transparan. Tidak atau hampir tidak berbau dan
berasa.
(Farmakope Indonesia, Edisi V. Halaman 1311)
Kelarutan Tidak larut dalam air, mudah larut dalam benzen, dalam
karbon disulfida, dalam kloroform dan dalam minyak
terpentin., larut dalam eter, dalam heksan dan umumnya
dalam minyak lemak dan minyak atsiri, praktis tidak larut
dalam etanol dingin dan etanol panas dan dalam etanol mutlak
dingin.
(Farmakope Indonesia, Edisi V. Halaman 1311)
Stabilitas Petrolatum merupakan bahan yang stabil karena tidak
memiliki sifat reaktif, sebagian besar masalah stbilitas
dikarenakan adanya sejumlah pengotor.
(HOPE, 6th. Halaman 481)
Inkompatibilitas Petrolatum merupakan bahan yang inkompatibilitasnya
sedikit.
(HOPE, 6th. Halaman 481)
Kegunaan Emollient dan basis
(HOPE, 6th. Halaman 481)
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
(Farmakope Indonesia, Edisi V. Halaman 1311)

J. Aquadest
Bahan Aquadest
Stuktur

Rumus molekul H2O


Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
mempunyai rasa.
(Farmakope Indonesia, Edisi III. Halaman 96)
Kelarutan -
Kegunaan Pelarut
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
(Farmakope Indonesia, Edisi III. Halaman 96)

VI. SPESIFIKASI SEDIAAN


Bentuk sediaan : Krim Asiklovir
Warna : Putih
Rasa :-
pH sediaan :7
Kadar sediaan : 5%
Volume sediaan : 15 gram

VII. PENDEKATAN FORMULA

No Nama Zat Kadar (% b/v) Kegunaan dan Rentang


Kadar
1. Asiklovir 5% Bahan aktif : 5%
2. Cetostearyl Alkohol 5% Emulgator : 4 - 10%
(HOPE 8th Edition 2017, hal
219)
3. Cetyl Alcohol 5% Emulgator : 2-5%
(HOPE
4. Paraffin Cair 10% Basis Cair : 1,0 - 32,0%
(HOPE 8th Edition 2017, hal
652)
5. Tween 80 5% Emulgator : 1 – 10%
(HOPE 6th, hal 550)
6. Span 80 5% Emulgator : 1 – 10%
(HOPE 6th, hal 675)
7. Metilparaben 0,18% Pengawet : 0,015 – 0,2%
(HOPE 6th, hal 441)
8. Propilparaben 0,02% Pengawet : 0,01 – 0,6%
(HOPE 6th, hal 596)
9. Propilenglikol 10% Levigating agent 10% dan
fase air 10%
(HOPE 8th Edition 2017, hal
795)
10. BHT 0,05% Antioksidan : 0,0075 - 0,1%
(HOPE 8th Edition 2017, hal
126)
11. Vaselin Flavum 10% Emulient dan basis krim : 10
- 30%
(HOPE 8th Edition 2017, hal
660)
12. Aquadest ad 100% Pelarut
VIII. PENIMBANGAN DAN PERHITUNGAN
 Perhitungan HLB
Bahan Kadar HLB Butuh Hasil
Cetostearyl Alkohol 5% 15.5

Cetylalkohol 5% 15

Paraffin Cair 10% 12

Vaselin Flavum 10% 12

HLB Total 13,08


Tween 80 (15)

5% 13,08
Span 80 (4,3)

 Penimbangan Bahan

Penimbangan skala besar

Sediaan 1 wadah : 15 gram

Sediaan 6 wadah : 15 gram × 6 = 90 gram

Jumlah Volume : 90 gram + (10% × 15 gram)

: 91,5 gram

Bahan Kadar Penimbangan


Asiklovir 5%

Cetostearyl 5% am
Alkohol
Cetylalkohol 5%

Paraffin Cair 10% am

Tween 80 4,0654
%
Span 80 0,9346
%
Metilparaben 0,18% am
Propilparaben 0,02% am

Propilengliko 10%
l
BHT 0,05%

Vaselin 10%
Flavum
Aquadest ad 100% 110 –
(5+5,5+5,5+11+4,0654+0,9346+0,198+0,022+11+0,066+11
)
= 55,725 mL

IX. PERHITUNGAN FTU (FINGER TRIP UNIT)


 Digunakan 5-6 kali sehari selama 5-10 hari (Martindale 36th edition,halaman
264,softcopy)
 Untuk pria dewasa 1 FTU = 0,5 gram
 Untuk wanita dewasa 1 FTU = 0,4 gram ( Johan,2015 )
 FTU untuk dewasa
1. Area anatomi = wajah dan leher
2. FTU yang dibutuhkan = 2,5
3. Area anatomi = tubuh bagian depan
4. FTU yang dibutuhkan = 7
5. Area anatomi = tubuh bagian belakang
6. FTU yang dibutuhkan = 7
7. Area anatomi = lengan
8. FTU yang dibuthkan = 3
9. Areaanatomi = tangan
10. FTU yang dibutuhkan = 1
11. Area anatomi = kaki bagian atas
12. FTU yang dibutuhkan = 6
13. Area anatomi = kaki bagian bawah
14. FTU yang dibuthkan = 2
 FTU selama 5-6 kali sehari
1. Area anatomi = wajah dan leher
- Pria dewasa sehari = 2,4 x 0,5 x 5 = 6,25 gram
= 2,5 x 0,5 x 6 = 7,5 gram
- Wanita dewasa sehari = 2,5 x 0,4 x 5 = 5 gram
= 2,5 x 0,4 x 6 = 6 gram
2. Area anatomi = tubuh bagian depan
- Pria dewasa sehari = 7 x 0,5 x 5 = 17,5 gram
= 7 x 0,5 x 6 = 21 gram
- Wanita dewasas sehari = 7 x 0,4 x 5 = 14 gram
= 7 x 0,4 x 6 = 16,8 gram
3. Area anatomi = tubuh bagian belakang
- Pria dewasa sehari = 7 x 0,5 x 5 = 17,5 gram
= 7 x 0,5 x 6 = 21 gram
- Wanita dewasa sehari = 7 x 0,4 x 5 = 14 gram
= 7 x 0,4 x 6 = 16,8 gram
4. Area anatomi = lengan
- Pria dewasa sehari = 3 x 0,5 x 5 = 7,5 gram
= 3 x 0,5 x 6 = 9 gram
- Wanita dewasa sehari = 3 x 0,4 x 5 = 6 gram
= 3 x 0,4 x 6 = 7,2 gram
5. Area anatomi = tangan
- Pria dewasa sehari = 1 x 0,5 x 5 = 2,5 gram
= 1 x 0,5 x 6 = 3 gram
- Wanita dewasa sehari = 1 x 0,4 x 5 = 2 gram
= 1 x 0,4 x 6 = 2,4 gram
6. Area anatomi = kaki bagian atas
- Pria dewasa sehari = 6 x 0,5 x 5 = 15 gram
= 6 x 0,5 x 6 = 18 gram
- Wanita dewasa sehari = 6 x 0,4 x 5 = 12 gram
= 6 x 0,4 x 6 = 14,4 gram
7. Area anatomi = kaki bagian bawah
- Pria dewasa sehari = 2 x 0,5 x 5 = 5 gram
= 2 x 0,5 x 6 = 6 gram
- Wanita dewasa sehari = 2 x 0,4 x 5= 4 gram
= 2 x 0,4 x 6 = 4,8 gram

X. PROSEDUR PEMBUATAN
Penimbangan Bahan Secara Langsung
1. Asiklovir ditimbang sebanyak 5 gram menggunakan kertas perkamen diatas neraca
analitik.
2. Cetostearyl Alkohol ditimbang sebanyak 5,5 gram menggunakan kertas perkamen
diatas neraca analitik.
3. Paraffin Liquidum ditimbang sebanyak 11 gram menggunakan cawan uap diatas
neraca analitik.
4. Tween 80 ditimbang sebanyak 4,0654 gram menggunakan cawan uap diatas neraca
analitik.
5. Span 80 ditimbang sebanyak 0,9346 gram menggunakan cawan uap diatas neraca
analitik.
6. Metilparaben ditimbang sebanyak 0,198 gram menggunakan kertas perkamen
diatas neraca analitik.
7. Propylparaben ditimbang sebanyak 0,022 gram menggunakan kertas perkamen
diatas neraca analitik.
8. BHT ditimbang sebanyak 0,055 gram menggunakan kertas perkamen diatas neraca
analitik.
9. Vaseline Flavum ditimbang sebanyak 11 gram menggunakan kertas perkames
diatas neraca analitik.
10. Aquadest diukur sebanyak 55,725 mL menggunakan gelas ukur.

Pencampuran

Fase Minyak

1. Disiapkan beaker glass 100 mL.


2. Dimasukkan Paraffin Cair, Span 80, Propilparaben, BHT, Cetostearyl Alcohol,
Cetyl Alcohol dan Vaseline Flavum ke dalam beaker glass.
3. Dipanaskan diatas waterbath sampai suhu ± 80°C.
Fase Air

1. Disiapkan beaker glass 100 mL.


2. Dimasukkan Tween 80, Metilparaben, Propilenglikol dan Aquadest ke dalam
beaker glass.
3. Dipanaskan diatas waterbath sampai suhu ± 80°C.

Prosedur Pembuatan

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


2. Disiapkan 2 buah mortir dan stamper.
3. Dimasukkan Asiklovir ke dalam mortir (A) digerus hingga halus.
4. Diukur 100 ml air kran menggunakan beaker glass, kemudian dipanaskan diatas
waterbath.
5. Setelah panas, air dimasukkan ke dalam mortir (B) dibiarkan 2 menit hingga mortir
panas. Kemudian air dibuang, mortir di lap hingga kering.
6. Dimasukkan Fase Minyak dan Fase Air ke dalam mortir panas atau mortir (B).
Digerus hingga terbentuk massa krim.
7. Setelah basis terbentuk massa krim, dimasukkan basis krim ke dalam mortir (A)
berisi asiklovir dengan menggunakan sudip. Digerus hingga homogen.
8. Krim ditimbang 15 gram/tube menggunakan kertas perkamen digulung menutupi
sediaan krim.
9. Dimasukkan ke dalam tube dengan kondisi ujung tube keluar dalam keadaan
tertutup, lalu kertas perkamen dikeluarkan. Kemudian tube ditutup dengan melipat
bagian yang terbuka.
10. Etiket ditempelkan pada bagian tube berisi krim, diberi brosur dan dimasukkan
kedalam kemasan sekunder.
11. Sisa krim dilakukan uji evaluasi
XI. DATA HASIL PENGAMATAN EVALUASI SEDIAAN
a) Uji Organoleptik
Replikasi Organoleptik
 Bentuk : Krim
 Bau : -
Replikasi 1
 Warna : Putih
 Rasa : -
 Bentuk : Krim
 Bau : -
Replikasi 2
 Warna : Putih
 Rasa : -
 Bentuk : Krim
 Bau : -
Replikasi 3
 Warna : Putih
 Rasa : -

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil evaluasi uji organoleptik sediaan krim asiklovir memenuhi


syarat.

b) Uji pH
Replikasi pH
Replikasi 1 5,5
Replikasi 2 5,5
Replikasi 3 5,5

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil evaluasi uji pH, pH yang didapatkan yaitu 5,5, sehingga uji pH
tidak memenuhi syarat.
c) Tipe Krim
Replikasi Tipe Krim
Replikasi 1 M/A
Replikasi 2 M/A
Replikasi 3 M/A

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil evaluasi uji tipe krim, setelah krim ditambahkan dengan
Methylene Blue didapatkan sediaan yang terlarut sehingga tipe krim yang
didapatkan yaitu Minyak dalam Air (M/A) dan memenuhi syarat.

d) Homogenitas
Replikasi Homogenitas
Replikasi 1 Homogen
Replikasi 2 Homogen
Replikasi 3 Homogen

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil evaluasi uji homogenitas, hasil yang didapatkan memenuhi
syarat, dikarenakan pada ketiga replikasi didapatkan sediaan yang homogen
dengan tidak adanya gumpalan.

e) Isi Minimum
Berat Awal Berat Akhir Isi Minimum
Tube
(g) (g) (g)
Tube 1 3,023 15,333 12,31
Tube 2 3,098 15,807 12,709
Tube 3 3,059 15,721 12,662
Rata-rata 12,5603

Kesimpulan :
Hasil evaluasi uji isi minimum memenuhi syarat.
f) Uji Daya Sebar
Diameter semua sisi daerah penyebaran krim ( cm )
Beban ( gram ) Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

0 2 cm 2 cm 2 cm
5 2 cm 2 cm 2 cm
10 2 cm 3 cm 2 cm
15 2 cm 3 cm 2 cm
20 3 cm 3 cm 3 cm
25 3 cm 3,5 cm 3,5 cm
50 4 cm 4 cm 4 cm
100 4 cm 4 cm 4 cm
150 4 cm 4 cm 4 cm
Rata - rata 2,8 3,167 2,945
Rata –rata 8,786 ± 0,5404

Syarat : daya sebar memiliki range 5-7 cm


Kesimpulan : uji daya sebar sediaan krim tidak memenuhi syarat .
XII. PEMBAHASAN
Asiklovir merupakan obat antivirus yang digunakan secara luas untuk pengobatan
herpes simplex. Asiklovir digunakan dalam pengobatan infeksi virus herpes pada
genital, kulit, dan membrane mukosa, serta mengobati gejala cacar air. Asiklovir
memiliki sifat yang sukar larut dalam air. Dari hasil penelitian yang dilakukan secara
acak dan doubleblind menyatakan bahwa pemberian antivirus seperti asiklovir dengan
rute topical, efektif untuk mempersingkat durasi lepuhan dan mengurangi rasa sakit.
Untuk mendapatkan hasil yang baik, obat harus mencapai konsentrasi terapi dalam sel
basal epidermis.
Krim yang dibuat merupakan krim tipe M/A. Krim M/A merupakan jenis krim
yang memiliki fase luarnya yaitu air dan fase dalamnya yaitu minyak. Keunggulan dari
krim M/A yaitu mudah dicuci dengan air, tidak lengket, tidak meninggalkan noda pada
pakaian serta memiliki sifat pelepasan bahan obat yang baik dikarenakan pada saat
bahan obat dioleskan pada kulit akan terjadi penguapan dan peningkatan konsentrasi
obat yang larut dalam air sehingga penyerapan bahan obat menembus jaringan kulit
(Aulton & Taylor, 2013).
Pada praktikum kali ini bahan tambahan yang digunakan yaitu :
a) Cetylalkohol yang memiliki fungsi untuk memperbaiki tekstur, meningkatkan
konsistensi serta dapat bersifat sebagai emollient, emulsifying agent dan mampu
menyerap air. Di dalam emulsi minyak dalam air, cetylalkohol dapat menjaga
stabilitas dikombinasikan dengan emulsifying agent yang larut dalam air. (Rowe,
R., Sheskey, P., Quinn, M.E., 2009).
b) Cetostearyl alcohol berfungsi untuk meningkatkan viskositas dan bertindak sebagai
pengemulsi. Baik tipe emulsi air dalam minyak (A/M) maupun minyak dalam air
(M/A). Cetostearyl alcohol akan menstabilkan emulsi dan juga sebagai co-
emulsifier, sehingga mengurangi jumlah total surfaktan yang dibutuhkan untuk
membentuk emulsi yang stabil (HOPE 8th edition, 2017)
c) Paraffin Liquidum digunakan sebagai basis cair.
d) Tween 80 dan Span 80 merupakan surfaktan non-ionik berupa pengemulsi yang
bersifat aman untuk digunakan, tween menghasilkan emulsi tipe minyak dalam air
(M/A), sedangkan span menghasilkan emulsi tipe air dalam minyak (A/M).
Penggunaan tween bersamaan dengan span untuk membentuk emulsi tipe minyak
dalam air atau air dalam minyak, sehingga mudah dicuci.
e) Metilparaben dan Propilparaben digunakan sebagai zat pengawet. Metilparaben
digunakan untuk pengawet pada fase air, sehingga dapat meningkatkan kelarutan.
Sedangkan propylparaben digunakan sebagai pengawet pada fase minyak,
dikarenakan propylparaben sukar larut dalam air.
f) Propilenglikol digunakan untuk meningkatkan kemampuan pengawet, sehingga
dicampurkan dengan metilparaben maka akan meningkatkan kemampuan zat
pengawet. (Rowe, dkk, 2005).
g) BHT digunakan sebagai antioksidan sehingga mencegah kerusakan autooksidasi
pada bahan baku.

Pada praktikum kali ini, setelah sediaan krim selesai dibuat, maka sebelum
dilakukan pendistribusian perlu dilakukan evaluasi terhadap sediaan yang telah dibuat
untuk memastikan bahwa sediaan itu sudah memenuhi syarat. Uji evaluasi yang
pertama adalah evaluasi organoleptic. Evaluasi organoleptic bertujuan untuk
mengamati warna, bau dan tekstur dari sediaan krim yang dibuat. Uji Organoleptik
akan berpengaruh terhadap kenyamanan pengguna, maka sebaiknya sediaan krim yang
dibuat memiliki warna yang menarik dan tekstur yang nyaman. Pada uji organoleptic
kelompok 4, memiliki hasil uji organoleptik yang memenuhi syarat dikarenakan
berwarna putih, dan tekstur yang nyaman.

Evaluasi selanjutnya adalah uji pH yang bertujuan untuk mengetahui apakah


sediaan krim yang dibuat sudah sesuai dengan pH krim kulit atau tidak. Nilai pH
sediaan untuk krim asiklovir 5% ini adalah 7. Pada uji pH kelompok 4, pH yang
didapatkan yaitu 6,5 yang artinya tidak memenuhi syarat.

Evaluasi selanjutnya adalah uji tipe krim bertujuan untuk mengetahui tipe
krim pada sediaan yang telah dibuat. Pada uji tipe krim pada kelompok 4, mendapatkan
hasil tipe krim minyak dalam air (M/A). Dikarenakan pada saat krim ditambahkan
Methylene Blue, krim menjadi tercampur, sehingga krim dapat dikatakan memiliki tipe
krim yang dibuat yaitu minyak dalam air (M/A)

Evaluasi selanjutnya adalah uji homogenitas. Uji homogenitas ini bertujuan


untuk mengetahui bahan-bahan pada sediaan krim sudah tercampur secara homogen.
Pengujian ini dilakukan secara 3 replikasi. Pada setiap replikasi tidak terlihat butiran
kasar pada kaca arloji dan krim merata yang artinya krim yang telah dibuat ini dalam
keadaan homogen.
Evaluasi selanjutnya adalah uji minimum. Uji isi minimum ini bertujuan untuk
menentukan isi minimum dari sediaan krim yang telah dibuat. Uji isi minimum pada
sediaan krim asiklovir 5% kelompok 4 memiliki rata-rata 12,5603 lebih dari 85% dari
bobot yang tertera di etiket.

Evaluasi yang terakhir adalah uji pengujian daya sebar salep yang dilakukan
Uji Daya Sebar Uji Daya sebar dilakukan dengan objek glas dan anak timbangan.
Sampel sebanyak 1 gram diletakkan pada objek glass kemudian sampel diberi beban
menggunakan anak timbangan, setelah itu diukur diameter penyebarannya. Daya sebar
krim yang baik antara 5-7 cm (Gurning Trianti Eliska Helen, 2016).
XIII. ETIKET – BROSUR – KEMASAN SEKUNDER

Etiket

Brosur
Kemasan
XIV. KESIMPULAN
1. Pada sediaan krim Asiklovir 5% memiliki formula asiklovir, cetostearyl alcohol,
cetyl alcohol, paraffin liquid, tween 80, span 80, metilparaben, propylparaben,
propilenglikol, BHT, Vaseline flavum, aquadest.
2. Pembuatan krim Asiklovir 5% dilakukan dengan cara triturasi dan pencampuran fase
minyak dengan fase air.
3. Evaluasi yang dilakukan pada sediaan krim Asiklovir 5% adalah organoleptic, pH,
homogenitas, tipe krim, isi minimum, dan daya sebar.

XV. DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Farmakope Indonesia (Edisi VI).


Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Noviza, D., & Monisah, R. (2019). Pengaruh Penggilingan Terhadap Penetrasi Cream
Asiklovir. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 5(3), 218-224.

Purwaningsih, N. S., Romlah, S. N., & Choirunnisa, A. (2020). Literature Review Uji
Evaluasi Sediaan Krim. Edu Masda Journal, 4(2), 108-120.

Sheskey, Paul J, dkk. 2017. Handbook of Pharmaceutical Excipients. Eight Edition.


American : Pharmaceutical Press.

Suhendra, Mulyani, dkk. 2019. Pengaruh Nilai HLB dan Jenis Ekstrak terhadap
Karakteristik Krim Kunyit-Lidah Buaya. Bali : Universitas Udayana.

Yuliana, Ana. 2015. Pengaruh Penambahan Antioksidan Terhadap Stabilitas Fisik


Sediaan Krim Minyak Dedak Padi. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah.

Gurning Trianti Eliska Helen. 2016. Formulasi Sediaan Losio Dari Ekstrak Kulit Buah
Nanas (Ananas Comosus L. (Merr)) Sebagai Tabir Surya. Manado. Program Studi
Farmasi FMIPA UNSRAT
XVI. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai