A R NA
517011217
A. PRAFORMULASI
Gentamisin digunakan pada septikemia dan infeksi berat lain yang disebabkan oleh
bakteri gram-negatif aerob, infeksi saluran kemih, infeksi saluran empedu, dan infeksi serius
bakterial. Gentamisin juga dapat digunakan sebagai kemoprofilaksis pada operasi abdominal
rRNA secara "ireversibel". Secara khusus gentamisin mengikat empat nukleotida 16S rRNA
dan asam amino tunggal protein S12. Hal ini mengganggu situs decoding di sekitar
nukleotida 1400 di 16S rRNA dari subunit 30S. Wilayah ini berinteraksi dengan basis
goyangan dalam antikodon tRNA. Hal ini menyebabkan gangguan pada kompleks inisiasi,
salah membaca mRNA asam amino sehingga tidak benar dimasukkan ke dalam polipeptida
yang mengarah ke peptida nonfungsional atau beracun dan absorpsi gentamisin melalui
pencernaan kurang baik, dan lebih baik jika diberikan melalui intravena, intraperitoneal,
intramuskular dan kulit. Waktu paruh gentamisin adalah 2-3 jam dengan ikatan protein
plasma kurang dari 30%. Gentamisin tersebar di dalam cairan ekstraseluler dan hanya
sebagian kecil yang masuk cairan serebrospinal. Gentamisin juga dapat melintasi plasenta
dan masuk ke dalam ASI dan diekskresikan melalui urine (Hardjosaputra dkk, 2008).
2. Indikasi
Gentamicin diindikasikan untuk pengobatan infeksi bakteri pada otitis externa. (BNF
78)
terhadap Pseudomonas, Proteus dan Stafilokok yang resisten terhadap Penisil dan Metisilin
(MRSA). Maka obat ini sering digunakan pada infeksi dengan kuman-kuman tersebut, juga
sering kali dikombinasi dengan suati sefalosporin gen-3. Tidak aktif terhadap
Antibiotik dan antimikroba yang digunakan secara sistemik dan lokal untuk
mengobati infeksi pada mata. Di antara agen yang digunakan secara topikal adalah
3. Kontraindikasi
reaksi sensitivitas silang pada obat golongan aminoglikosida. Obat ini mengandung sodium
metabisulfite. Reaksi alergi ringan hingga anafilaksis dapat timbul dipicu sulfite tersebut.
4. Efek samping
pasien
dengan penurunan fungsi ginjal berisiko lebih besar menimbulkan perburukan fungsi ginjal.
Fungsi ginjal harus dipantau untuk pertimbangan penyesuaian dosis maupun penghentian
konsumsi obat. Gentamicin juga berpotensi ototoksik terutama pada penderita dengan
perforasi membran timpani atau pada penggunaan gentamicin intravena. (Martindale, 158)
vestibular), nefrotoksik (meningkatkan klirens kreatinin) dengan kejadian lebih dari 10%.
Edema, gatal, dan kemerahan adalah reaksi samping yang terjadi pada kurang dari 10%
pengguna. Efek samping lain yang lebih jarang (< 1%) yaitu agranulositosis, reaksi alergi,
2010). Gentamisin juga bersifat toksik pada berbagai organ seperti ginjal, hepar, paru-paru,
dan kulit karena menginduksi radikal bebas dan stress oksidatif (Khan dkk, 2011).
II. TINJAUAN SIFAT FISIKO-KIMIA BAHAN OBAT
1. Gentamicin
Gentamisin Sulfat adalah garam sulfat atau campuran dari antibiotik yang dihasilkan oleh
pembiakan Micromonospora purpurea. Potensi setara dengan tidak kurang dari 590 μg per
Kelarutan : Larut dalam air; tidak larut dalam etanol, aseton, kloroform,
2. Lanolin
Lemak bulu domba adalah zat serupa lemak yang dimurnikan, diperoleh dari bulu
domba Ovis aries Linné (Famili Bovidae), yang dibersihkan, dihilangkan warna dan baunya.
Mengandung air tidak lebih dari 0,25%. Mengandung antioksidan yang sesuai tidak lebih dari
0,02%.
Kelarutan : Tidak larut dalam air, dapat bercampur dengan air lebih kurang 2 kali
beratnya, agak sukar larut dalam etanol dingin, lebih larut dalam etanol
dengan sterilisasi panas kering pada suhu 150oC. Pada ediaan salep
Penyimpanan : Disimpan pada tempat yang tertutup rapat, terlindung dari cahaya,
3. Parafin
Kelarutan : Tidak larut dalam airt; sedikit larut dalam alcohol; larut dalam
Stabilitas & Penyimpanan : Parafin merupakan zat yang stabil, kecuali dengan
Penggunaan : Sebagai basis salep, emolien dan pembersih pada kondisi kulit
4. Vaselin Flavum
Kelarutan : Tidak larut dalam air, mudah larut dalam benzene, dalam
lemak dan minyak atsiri, praktis tidak larut dalam etanol dingin
Stabilitas & Penyimpanan : Vaselin harus disimpan pada tempat yang tertutup baik
Gentamicin 0,3 %
Lanoline
Vaselin flavum
Parafin Liquidum
Gentamicin
Salep gentamisin sulfat adalah anti infeksi yang steril dan topikal untuk
yang larut dalam air. Gentamisin sulfat adalah garam sulfat dari gentamicin C1,
(setara dengan 3,0 mg gentamisin) dalam basa putih petrolatum, dengan methylparaben
(0,5 mg) dan propylparaben (0,1 mg) sebagai pengawet. Bahan aktifnya adalah
gentamisin sulfat setara dengan 0,3% basa gentamisin, prednisolon asetat 0,6%, dan
pengawet (kloral derivatif) 0,5%. Tidak aktif adalah petrolatum putih, mineral minyak,
terutama tertuju pada basil Gram Negatif yang aeroblk. Aktivitas terhadap
mikroorganisme anaerobik atau bakteri fakultatif dalam kondisi anaerobik rendah sekali.
terbatas.
pengobatan pilihan meskipun ada kekhawatiran atas potensi risiko aplastik anemia.
neomisin.
Gentamicin dalam sediaan topikal pada infeksi kulit dalam konsentrasi 0,1%,
tetapi penggunaan tersebut dapat menyebabkan munculnya resistensi dan dianggap tidak
bijaksana. Konsentrasi 0,3% digunakan dalam persiapan untuk aplikasi topikal ke mata
dan telinga.
Lanoline
kosmetik dalam aplikasi yang mirip dengan lanolin. Lanolin anhydrat umumnya
digunakan dalam persiapan waterin-krim dan salep minyak. Lebih banyak air dapat
pencampuran air. Perbandingan parafin yang digunakan dapat bervariasi, jika produk
digunakan untuk iklim tropis dan subtropis maka parafin padat dicampurkan , dimana
suhu tinggi membuat basis terlalu lunak untuk memberikan kenyamanan (untuk menjaga
konsistensi salep). Alkohol alifatik (setil alkohol dan stearil alkohol) dan senyawa seperti
kolesterol dan beeswax (fasa minyak) dapat ditambahkan ke dalam basis selain lanolin,
untuk memfasilitasi pencampuran air untuk menghasilkan emulsi minyak dalam air.
Vaselin Flavum
basis salep emolien; itu buruk diserap oleh kulit. Vaselin flavum juga digunakan dalam
krim dan formulasi transdermal dan sebagai bahan dalam formulasi pelumas untuk gula-
Basis salep mata biasanya terdiri atas parafin cair, lanolin, dan parafin kuning
pencampuran air. Perbandingan parafin yang digunakan dapat bervariasi, jika produk
digunakan untuk iklim tropis dan subtropis maka parafin padat dicampurkan , dimana
suhu tinggi membuat basis terlalu lunak untuk memberikan kenyamanan (untuk menjaga
konsistensi salep). Alkohol alifatik (setil alkohol dan stearil alkohol) dan senyawa seperti
kolesterol dan beeswax (fasa minyak) dapat ditambahkan ke dalam basis selain lanolin,
untuk memfasilitasi pencampuran air untuk menghasilkan emulsi minyak dalam air.
homogen dan ditujukan untuk pengobatan konjungtiva. Basis yang umum digunakan
adalah lanolin, vaselin, dan parafin liquidum serta dapat mengandung bahan pembantu
Perhitungan
= 0,35 g + 0,0875 g
= 0,4375 g
= 2,8 g + 0,7 g
=3,5 g
Prosedur kerja :
1. Timbang vaselin flavum di atas cawan penguap yang telah dialasi dengan kain
batis/kasa steril yang telah ditara (berat cawan penguap saja, berat cawan penguap
dan kasa).
2. Timbang dengan cara meneteskan sedikit demi sedikit parafin liq. ke dalam cawan
Sterilisasi : 160oC :120-180 menit; 170oC :90-120 menit; 180oC :45-60 menit
Depirogenasi : 230oC :60-90 menit; 250oC :30-60 menit
3. Setelah 1 jam basis salep diperas panas-panas dengan cara menjepitkan kain batis
5. Timbang zat aktif, jika tahan panas perlu disterilkan, jika tak tahan panas tidak
usah.
6. Zat aktif ditimbang, masukkan dalam mortir steril, digerus halus sambil
ditambahkan sedikit basis salep, gerus lagi agar bercampur dan homogen. (Zat
yang tahan pemanasan dapat segera dicampurkan sedikit demi sedikit dengan
dasar salep yang masih cair dalam lumpang steril, untuk zat yang tidak tahan
7. Salep mata yang sudah jadi dimasukkan ke dalam alat pengisi salep dan diisikan
8. Ujung tube ditutup dengan alat penekuk lalu diberi etiket dan dikemas dalam