Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

FORMULASI TEKNOLOSI SEDIAAN STERIL

PEMBUATAN SEDIAAN SALEP MATA STERIL GENTAMISIN

Disusun oleh:

1. Adibatul Fitriyah (1041411002)


2. Aditya Nurul C (1041411003)
3. Helina Dewi Nurfaizah (1041511076)
4. Ignatia Lusi Ardifa (1041511079)
5. Lutfiyani Elfiya F (1041511112)
6. Nandaya Shinta C (1041511121)

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI “YAYASAN PHARMASI”


SEMARANG

2017
SEDIAAN SALEP MATA STERIL GENTAMISIN

I. LATAR BELAKANG
II. PRAFORMULASI
1. Tinjauan farmakologi obat
Bahan obat yang digunakan adalah Gentamisin.
Gentamisindiperoleh dariMicromonospora purpurea dan M. Echinospora
(1963). Berkhasiat terhadap Pseudomonas, Proteus dan Stafilokokok yang
resisten terhadap penisilin dan metisilin (MRSA). (Tan Hoan, 2007: 77)
Aktivitas gentamisin adalah bakterisid, berdasarkan dayanya untuk
menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel.
Proses translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesa proteinnya
dikacaukan. Efek ini tidak saja terjadi pada fase pertumbuhan, melainkan
juga bila kuman tidak membelah diri. (Tan Hoan, 2007: 76)
Indikasi dari gentamisin adalah septikemia dan sepsis pada
neonatus, mengitis dan infeksi SSP lainnya, infeksi bilier, pioleonefritis,
karena Str. Viridand atau Str. Faecis (bersama penisilin), pneumonia
nosokomial, terapi tambahan pada meningitis karena listeria. Efek
samping dari gentamisin adalah gangguan vestibuler dan pendengaran,
nefrotoksisitas, hipomagnesia pada pemberian jangka panjang, koalitis
karena antibiotik.
2. Tinjauan sifat fisika kimia bahan obat
a. Gentamisin
Pemerian : Serbuk putih sampai dengan kuning
Kelarutan : Larut dalam air, tidak larut dalam etanol, dalam
aseton, kloroform, eter dan dalam benzene.
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat dan terhindar dari panas
OTT : incompatible dengan amfoterisin, setalosponn,
eritromisin, heparin, penisilin, Na Bikarbonat,
sulfadiazine Na.
Stabilitas : Stabil pada suhu 25oC selama 7 hari.
Khasiat :Antibakteri, Konjungtivitis, blefaritis, keratitis,
keratokonjungtivitis, meibomitis, dakriosititis.
(Martindale: 1166)
b. Gentamisin sulfas
Pemerian : Serbuk putih sampai dengan kekuning-kuningan
Kelarutan : Larut dalam air, tidak larut dalam etanol, dalam
aseton, kloroform, eter dan dalam benzene.
Gentamisin sulfas adalah garam sulfas atau campuran garamnya dari
antibiotik yang dihasilkan oleh pembiakan Microsmonospora purpurea.
Potensi setara dengan tidak kurang dari 590µg /mg gentamisin, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.Salep mata gentamisin sulfas
mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 135,0%
gentamisin dari jumlah yang tertera pada etiket.

Wadah dan penyimpanan : Wadah tertutup rapat dan terhindar dari


panas yang berlebih.
Stabilitas : tahan terhadap pemanasan, stabil pada
suhu 25 0 C selama 7 hari.
OTT :incompatible dengan amfoterisin,
setalosponn,eritromisin,heparin,penisilin,
NaBikarbonat,sulfadiazineNa.
Sterilisasi :dengan cara filtrasi, bisa disterilkan
dengan autoklave tapi warna akan berubah
menjadi coklat dan dapat diatasi dengan
penambahan Na. Metabisulfit.( Martindale
ed 28, hal.1166 )
c. Parafin Cair
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol,gliserin,dan air.
Larut dalam aseton, benzen,kloroform,eter dan
petroliun eter.
Pemerian : hablur tembus cahaya atau agak buram, tidak
berwarna atau putih, tidak berbau, tidak berasa,
agak berminyak.
Stabilisitas : parafin Liq mengalami oksidasi bila terkena panas
dan cahaya. Oksidasi dimulai dari pembentukan
peroksida yang menunjukan waktu induksi, dalam
kondisi biasa, waktu induksi mungkin terjadi
berbulan-bulan/ tahun. Stabilizer dapat di
tambahkan untuk menghambat proses oksidasi
seperti butil hidroksi anisol, BHT dan alfa tokoferol.
Sterilisasi : dengan panas kering.
Penyimpanan : di simpan dalam wadah kedap udara, terlindung
dari cahaya, di tempat sejuk dan kering.
Incompatibel : dengan agen pengoksidasi kuat.
Konsentrasi : opthalmic Ointmen 3,0-60 %. (Handbook of
Exipient. 2006; 4)
d. Adeps Lanae
Lemak bulu domba adalah zat serupa lemak yang dimurnikan,
diperoleh dari bulu domba ovis arise linne yang dibersihkan warna
dan baunya. Mengandung air tidak lebih dari 0,25%. Boleh
mengandung antioksidan yang sesuai tidak lebih dari 0,02%.
Pemerian : masa seperti lemak, lengket, warna kuning dan bau khas
Kelarutan : tidak larut dalam air,dapat bercampur dengan air (lebih
kurang 2x beratnya), agak sukar larut dalam etanol dingin,
lebih larut dalam etanol panas, mudah larut dalam
kloroform dan eter.( Depkes .1995; 61)
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan.
Adeps lanae mungkin sedikit demi sedikit teroksidasi selama
penyimpanan. Untuk mencegah proses ini the innunon of lootylated
hidroksitoluen digunakan sebagai anti oksidan. Cahaya yang
berlebihan atau pemanasan yang terlalu lama dapat menyebabkan
Adeps Lanae terhidrolisa , warnanya agak gelap dan bagaimanapun
Adeps Lanae dapat disterilkan dengan panas kering 150 C selama 1
jam. alep mata yang memiliki kandungan adeps lanae dapat di
sterilkan dengan filtrasi/ penyaringan atau denganpaparan radiasi sinar
gamma
Incompatibilitas : Adeps Lanae mungkin bereaksi prooksidan yang
berefek pada stabilitas bahan aktif.(Handbook of
Exipient . 2006. hal.399)
e. Vaselin kuning
Vaselin kuning adalah campuran yang dimurnikan dari hidrokarbon
setengah padat yang diperoleh dari minyak bumi. Dapat mengandung
zat penstabil yang sesuai.
Kelarutan : tidak larut dalam air, mudah larut dalam benzene,
dalam karbon disulfida, dalam kloroform dan dalam
minyak turpentine, larut dalamheksana dan
umumnya dalam lemak dan minyak atsiri, praktis
tidak larut dalam etanol dingin dan etanol panas dan
dalam etanol yang mutlak dingin.( Depkes . 1995.
Hal 323)
Pemerian : Massa seperti lemak, kekuningan, berfluoresensi
sangat lemah walaupun setelah melebur. Dalam
lapisan tipis transparan. Tidak atau hamper tidak
berbau dan berasa.( Depkes. 1995 hal 823)
Sterilisasi : Vaselin dapat disterilkan dengan panas kering.
Dapat juga disterilisasi dengan penyinaran γ. Proses
ini mempengaruhi sifat fisik petrolatum seperti
swelling, perubahan warna, bau.
Penyimpanan : Penyimpanan dalam wadah tertutup baik,
dilindungi dari cahaya, di tempat yang sejuk dan
kering.
Incompatibel : Vaselin merupakan bahan yang inert.
Konsentrasi : up to 100%. ( Handbook of Excipient hal 510)

f. Klorbutanol
Pemerian : Serbuk hablur putih/hablur tak berwarna, mudah
menyublim, melebur pada suhu lebih kurang 780 C, lakukan penetapan
tanpa dikeringkan terlebih dahulu.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam 0,6 bagian
etanol dan dalam eter, sangat mudah larut dalam kloroform, gliserol
0,5%.( Depkes. 1995. hal 197)
Fungsi : antimikroba.
Sifat : Mudah menguap, dalam air mengalami degradasi
solusi dikatalis dengan ion hidroksida. Stabilitas baik
pada pH 3 tetapi semakin buruk dengan meningkatnya
pH.
Incompatibel : Wadah plastik, karet sumbat, bentonit, magnesium
trisilicate, polisorbatum.( Handbook of Excipient hal
168)

3. Cara sterilisasi masing-masing bahan

Disterilisasi secara aseptis (pemanasan kering). Jika larutan, emulsi atau


suspensi dalam minyak tidak dapat dipanaskan pada suhu 150 0C tanpa
mengakibatkan perubahan fisik atau kimiawi, maka pembuatan dilakukan
secara aseptis. Minyak atau ester-ester asam lemak tinggi yang diperoleh
secara sintesa atau isolasi yng akan dipkai, sebelumnya dipanaskan pada
suhu 1500C selama 1jam. Kemudian larutan emulsi / suspensi dipindahkan
ke dalam wadah-wadah yang telah disterilkan yang kemudian segera di
tutup kedap ( FOI. Hal 11).

a. Gentamisin Sulfat : Teknik Aseptis


b. Klorbutanol : Teknik Aseptis
c. Parafin liquidum : Dioven pada suhu 150oC selama 1 jam
d. Adeps lanae : Dioven pada suhu 150oC selama 1 jam
e. Vaseline flavum : Dioven pada suhu 150oC selama 1 jam

4. OTT

Gentamisin sulfas : Incompatible dengan amfoterisin, setalosponn,


eritromisin,heparin,penisilin,NaBikarbonat,sulfad
iazineNa.
Klorbutanol : Incompatibel dengan Wadah plastik, karet
sumbat, bentonit, magnesium trisilicate,
polisorbatum (Handbook of Excipient.2006 ; 168)
Parafin cair : Incompatibel dengan agen pengoksidasi kuat
(Handbook of Exipient. 2006; 471).
Adeps lanae : Incompatibilitas dengan Adeps Lanae mungkin
bereaksi prooksidan yang berefek pada stabilitas
bahan aktif ( Handbook of Exipient . 2006;399).
5. CARA PENGGUNAAN SALEP MATA
Cuci tangan
Buka tutup tube, jangan sentuh ujung tube
Tarik ke bawah kelopak mata bawah agar membentuk kantung
Jepit tube diantara jempol dan jari telunjuk, letakkan ujung tube sedekat
mungkin ke kelopak mata
Letakkan sisa jari tangan yang memegang tube ke pipi atau ke hidung
Tekan tube sehingga mengeluarkan salep mata sekitar 1 cm langsung ke
permukaan dalam kelopak mata jangan oleskan dengan tangan
Tutup mata dan gerakkan bola mata dalam keadaan mata tertutup selama
1-2 menit agar salep merata pada mata
Bersihkan kelebihan salep yang mengenai luar kelopak mata dengan
tissue yang bersih
Lap ujung tube dengan tissue yang bersih kemudian tutup rapat tube
Cuci tangan kembali

III. FORMULASI
A. PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN
1. Sediaan salep mata tidak bisa disterilkan akhir karena dapat merusak
sediaan yang sudah jadi konsistensi, homogenitas maupun stabilisitas dari
bahan.
Penyelesaian : Sehingga dilakukan sterilisasi awal pada bahan-bahan yang
akan digunakan pada suhu yang sesuai dengan masing-masing bahan.( FI
ed IV hal 12)
Untuk oculentum ophtalmic sterilisasi dilakukan dengan panas kering pada
suhu 150 ᵒC selama 1 jam.(FOI hal 11)
2. Sediaan salep mata harus bebas dari pengotor
Penyelesaian : Basis untuk salep mata harus dilebur dan disaring
sehingga pengotor tertinggal pada penyaring.( Moh. Anief hal 62)
3. Pada pembuatan basis dilakukan dengan penyaringan/penyerkaian dan
memungkinkan hilangnya bahan sehingga basis berkurang
Penyelesaian: Maka mengganti kekurangan basis yang hilang pada
pembuatan sediaan salep diberi kelebihan 20%-50%.( Vanduin hal 123)
4. Bahan/campuran bahan yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan
mikroorganisme harus ditambahkan ke dalam salep mata yang dikemas
untuk pemakaian ganda, tanpa memperhatikan metode sterilitasnya,
kecuali jika disebutkan dalam masing-masing monografi atau formula
tersebut bersifat bakteriostatik.
Penyelesaian : Sehingga dalam salep mata perlu ditambahkan pengawet
klorbutanol 0,5%.( FI ed IV hal 1086)
5. Gentamicin tidak larut dalam air (non polar),dalam sediaan salep mata
karena basis bersifat non polar zat aktifnya harus bersifat polar agar dapat
dilepaskan (zat aktif tidak terikat kuat didalam basis).
Penyelesaian : gentamicin yang dipakai adalah garamnya yaitu
gentamicin sulfat.
6. Gentamicin bisa disterilisasi dengan autoklaf tapi warna akan berubah
menjadi coklat.
Penyelesaian :sterilisasi dengan teknik aseptik (dikerjakan dalam LAF)

B. FORMULA
Oculentum gentamycin
R/ Gentamycin sulfat 0,3%
Klorbutanol 0,5 %
Oculentum Ophtalmic 1 ad 10
Sterilisasi cara 5 (aseptik)
Resep standart oculentum ophtalmic 1
R/ Lemak bulu 2,5
Paraffin cair 0,5
Vaselin kuning ad 10
Sterilisasi cara 4 (panas kering)
(FOI hal 224)
FORMULA YANG AKAN DIBUAT :
R/ Gentamycin sulfat 0,3 %
Klorbutanol 0,5%
Lemak bulu domba 2,5
Parafin liquid 0,5
Vaselin kuning ad 10
Campurkan.
Sterilisasi cara 4
C. PERHITUNGAN VOLUME DAN BAHAN
BAHAN PERHITUNGAN JUMLAH

0,3 % x 10 gram = 0,03 gram


Gentamisin sulfat :
673,59
x 0,03 gram = 0,0349 gram
577,59

Pengenceran (1:10)
Gentamisin Gentamisin sulfat : 50 mg HP: 350mg
Basis : 450 mg +
Campuran : 500 mg

34,9 mg
HP : x 500 mg : 349 mg ∞ 350 mg
50 mg

Klorbutanol 0,5 % x 10 gram = 0,05 gram = 50 mg 50 mg

10g – (0,035g +0,05 g) = 9,915gram


Basis salep 200
Diberi kelebihan 100% : x 9,915 gram :
100
4,9575 gram
19,83 gram

a. Lemak bulu 0,9915 gram


2,5 gram x 19,83 gram/10 gram = 4,9575 gram

b. Parafin cair 13,881 gram


0,5 gram x 19,83gram/10 gram = 0,9915gram
c. Vaselin kuning
19,83 gram – (4,9575g + 0,9915 g) = 13,881
gram

D. CARA PEMBUATAN

Ditimbang masing- masing bahan

Disterilkan masing- masing bahan sesuai dengan cara sterilisasi masing-


masing bahan, untuk basis disterilkan dalam cawan + kain kasa

Dikeluarkan dan disaring basis dalam cawan besar

Diaduk sampai terbentuk massa basis

Ditimbang massa basis dan dicampur dengan Gentamisin Sulfat dan


klorbutanol hingga homogen

E. STERILISASI AKHIR SEDIAAN


Sterilisasi menggunakan cara 5 yaitu teknik aseptis. Jika larutan emulsi/
suspense dalam minyak tidak dapat dipanaskan pada suhu 150OC tanpa
mengakibatkan perubahan fisik/ kimiawi maka pembuatan dilakukan secara
aseptis. Minyak/ ester asam lemak tinggi yang diperoleh secara sintesa/ isolasi
yang akan dipakai sebelumnya dipanaskan 150OC selama 1 jam kemudian
larutan emulsa suspense dipindahkan ke dalam wadah yang telah disterilkan
kemudian ditutup kedap (FOI hal 11).

F. PENGUJIAN SEDIAAN
1. UJI HOMOGENITAS

Diambil sejumlah salep diletakkan di object glass

Ditutup dan diratakan dengan deck glass

Dilihat dengan loop homogen atau tidak


2. UKURAN PARTIKEL
Kalibrasi Skala Okuler

Ditempatkan mikromiretik dibawah mikroskop

Dihimpitkan garis awal skala okuler dengan garis awal skala objektif

 
Ditentukan garis kedua skala yang tepat berhimpit

Ditentukan harga skala okuler

Diletakan sediaan salep mata steril diatas objek glass

Grouping

Ditentukan 20-25 partikel

Ditentukan harga logaritma dari masing-masing partikel

Ditentukan purata logaritma partikel dan harga standar deviasi (SD) purata
yang bersangkutan (polidispers harga anti log SD >1,2 dan monodispers
jika ≤1,2
Ditentukan ukuran partikel yang terkecil dan terbesar

Diberi jarak ukur yang diperoleh menjadi beberapa besaran yang gasal

Diukur partikel dan digolongkan ke dalam group yang telah ditentukan

Diukur >500 partikel jika sampel bersifat monodispers

Diukur >1000 partikel jika sampel bersifat polidispers

Dibuat kurva distribusi ukuran partikel

Ditentukan harga diameter-diameter (dln, dsn, dvn, dsl, dwm)

IV. PELAKSANAAN

A. PENYIAPAN ALAT
No. Nama Alat Jumlah Cara Sterilisasi Waktu
(menit)

1. Mortir dan stamper 1 Dibakar dengan etanol 96% 30

2. CawanPorselen 1 Oven 105°C 60

3. Kain kasa 2 Autoklaf 121°C 15

4. Pengkoret 2 Autoklaf 121°C 15

5. Spatel 1 - -

6. Tube salep 2 Autoklaf 121°C 30

7. Tutup tube salep 2 Autoklaf 121°C 15

8. Kertas Paraffin 5 Autoklaf 121°C 15

B. PENCUCIAN DAN PEMBUNGKUSAN ALAT


Alat gelas
1. Direndam tepol 0,5 % dan direbus
2. Disikat sampai bersih, dibilas 3 kali dengan air kran
3. Dibilas dengan air bebas pirogen 3 kali
4. Dikeringkan dalam oven 100 C dalam keadaan terbalik
5. Di lihat ada tidak nya noda, jika ada dicuci lagi
6. Alat bersih dan kering dibungkus rangkap 2 dan diberi label tiap
rangkapnya
7. Alat gelas tahan pemanasan dioven 180o C selama 30 menit atau di
autoklaf 121o C selama 15 menit

Alat karet
1. Direndam dalam HCl 2 % selama 2 hari
2. Direndam dalam larutan tepol 1% dan Na2CO3 1% selam 1 hari
3. Dididihkan 15 menit (diulang sampai bersih dengan larutan baru)
4. Dididihkan dalam beaker ditutup kertas perkamen
5. Dibilas spiritus dilutus (et-OH 70%) ditambah aquadest dengan
perbandingan sama sampai bersih
6. Dibungkus rangkap 2, autoklaf 121o C selama 15 menit

Alat alumunium
1. Didihkan dalam larutan tepol 10 menit (bila perlu direndam dalam
Na2CO3 5% selama 5 menit)
2. Dibilas aquadest panas mengalir
3. Dibilas dengan air kran 3 kali
4. Dibilas dengan aquadest 3kali
5. Kering kan di oven 100o C sampai kering dengan posisi terbalik
6. Dibungkus rangkap 2 disterilisasi dengan dioven 180o C, 30menit

C. STERILISASI
 Sterilisasi basis salep dengan sterilisasi nomor 4 yaitu panas kering dengan
oven suhu 150 oC selama 60 menit

No Tahapan waktu Suhu Waktu

1 Waktu pemanasan 80o-190oC 15 menit

2 Waktu penurunan 190o-180oC 15 menit

3 Waktu kesetimbangan 180oC 15 menit

4 Waktu sterilisasi 180oC 60 menit

5 Waktu jaminan sterilisasi 180oC 30 menit

6 Waktu pendinginan 180o-60oC 60menit

V. WADAH
1. PENGEMASAN
Wadah : tube salep mata
Etiket : Biru
Label : Harus dengan resep dokter

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1966. Formularium Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan


Republik Indonesia
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
Anief, Moh. 1987. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada
Univesrity Press
C.Rowe, Raymond, dkk. 2006. Handbook of Pharmaceutical Exipients
Fifth Edition. London : Pharmaceutical Press
Tjay, Tan Hoan. 2007. Obat-Obat Penting. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.
Sweetman, S.C., 2009.Martindale The Complete Drug Reference 36.
Pharmaceutical Press : London Chicago
Duin , C F Van . 1954.Ilmu resep dalam praktek dan teori. Soeroengan;
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai