Anda di halaman 1dari 27

Vial

Diphenhidramin HCL
(Kelompok 2)

Our Team :
1. Eka Puspita Putri Arum (1041811030)
2. Eka Ummi Ma’rifah (1041811031)
3. Ervina Alfiaturrohmah P. (1041811032)
4. Excelyn Hokita Sari (1041811033)
5. Fahri Noor Jauhari (1041811034)
● Injeksi adalah sediaan steril yang disuntikkan dengan cara merobek
jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau melalui selaput lendir.
Injeksi dapat berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk steril yang
harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan
Vial (IMO, hal 190).
● Vial adalah salah satu wadah dari bentuk sediaan steril yang
umumnya digunakan pada dosis ganda dan memiliki kapasitas atau
volume 0,5 – 100 mg (R.voight, hal 464).
Syarat Karet
Karet yang digunakan sebagai tutup akan kontak
dengan larutan injeksi pada tekanan dan suhu yang
tinggi maka karet memenuhi syarat syarat sifat fisika
dan kimia
Selain tersebut tutup karet:
1. Harus elastis
2. Permukaan lapisannya harus licin dan tidak
berlubang
3. Sehabis sterilisasi karena ada penurunan tekanan
dalam vial karena pendinginan tutup karet akan
tertarik ke dalam, dengan demikian menjamin
penutupan wadah dengan sempurna.
4. Pada pemanasan tutup karet pada suhu 115 derajat
selama 30 menit dalam air suling (IMO, hal 208)
Difenhidramin
Meskipun diphenhidramine diserap Diphenhydramin di
dengan baik dari saluran gastrointestinal kontraindikasikan terhadap
namun metabolisme first-pass effect penderita asma, bayi prematur,
yang tinggi dapat mempengaruhi ibu hamil dan menyusui, serta
ketersediaan obat sistemik. pasien yang hipersensitif. Selain
Diphenhydramine didistribusikan secara itu juga beberapa efek samping
luas ke seluruh tubuh termasuk SSP. yang ditimbulkan antara lain
Diphenhydramine sangat terikat dengan hipotensi, sakit kepala, gangguan
protein plasma dan metabolismenya GI track, gangguan darah,
sangat luas (Sweetman, 2009). Oleh stimulasi sistem saraf, retensi urin
karena itu, formulasi sediaan dalam (Sweetman, 2009).
bentuk vial yang diberikan secara
injeksi diharapkan dapat meningkatkan
efektivitas obat.
Difenhidramin
  • Serbuk hablur; putih; tidak berbau. Jika terkena cahaya,
Pemerian perlahan-lahan warna menjadi gelap. Larutan praktis
netral terhadap kertas lakmus (FI Ed V, 307).

• Mudah larut dalam air, dalam etanol dan dalam kloroform;


Kelarutan agak sukar larut dalam aseton; sangat sukar larut dalam
benzen dan dalam eter (FI Ed V, 307).

• Terhadap suhu: tidak stabil,titik lebur 167ºC-


Titik lebur : Antara 167º dan 172º Stabilitas 172ºC disimpan pada suhu 15ºC-30ºC (martindale
pH larutan : Antara 4,0 dan 6,5. 28th,hal 1311)

• Diphenhydramin HCL inkompatibel dengan amphoterisin B,


cefmetazol odium,cefalatin sodium,hidrokarbon,sodium
Inkompabilitas succsinat,golongan barbiturate,larutan alkali dan asam kuat
(martindale 36th,hal 577)

• Dalam wadah dosis tunggal atau dosis ganda,


Wadah dan sebaiknya dari kaca Tipe I, terlindung cahaya
Penyimpanan (FI Ed V, 307).
NaOH
• Berupa leburan putih atau hampir putih, dapat berbentuk pelet kecil, serpihan, batang,
Pemerian dan bentuk lainnya (HPE edisi hal 648).

• Sangat mudah larut dalam air panas, mudah larut dalam metanol dan etanol, larut dalam
Kelarutan gliserin dan praktis tidak larut dalam eter (HPE edisi hal 648).

• Saat terkena udara, NaOH dengan cepat menyerap kelembapan dan mencair, namun akan kembali memadat
Stabilitas karena penyerapan karbon dioksida dan pembentukan natrium karbonat (HPE edisi hal 648).

• Penambah kebasaan (HPE.hal 648-649)


Kegunaan

• NaOh adalah basa kuat dan inkompatibel dengan komponen yang mudah terhidrolisis dan
Inkompat teroksidasi bereaksi dengan eter,asam dan eter (HOPE,hal 566)
ibilitas
Hydrochloric Acid
• Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang; jika diencerkan dengan 2 bagian volume air,
Pemerian asap hilang (FI edisi IV, hal 49) .

• Dapat bercampur dengan air; larut dalam dietil eter, etanol (95%), dan metanol. (HPE ed 6 hal
Kelarutan 337)

• Asam klorida harus disimpan di tempat yang tertutup rapat, gelas atau lainnya wadah inert
pada suhu di bawah 30⁰C. Penyimpanan berdedekatan dengan alkali pekat, logam, dan sianida
Stabilitas
harus dihindari. (HPE ed 6 hal 337)

Kegunaa • Agen pengasaman. (HPE ed 6 hal 337)


n

• Asam klorida bereaksi hebat dengan basa, dengan evolusi panas dalam jumlah besar. Asam
Inkompat klorida juga bereaksi dengan banyak zat logam, membebaskan hidrogen. (HPE ed 6 hal 337)
ibilitas
NaCl
• Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk hablur putih; rasa asin (FI edisi V hal 917).
Pemerian

• Mudah larut dalam air; sedikit lebih mudah, larut dalam etanol air mendidih; larut dalam gliserin, sukar larut
Kelarutan dalam etanol (FI edisi V hal 917).

• Larutan natrium klorida encer bersifat stabil tetapi dapat menyebabkan pemisahan partikel kaca
Stabilitas dari jenis wadah kaca tertentu. (HPE edisi 6 hal 639)

• Agen tonisitas, sumber ion natrium (FI IV hal. 584)


Kegunaan

• Larutan sodium klorida stabil tetapi dapat menyebabkan perpecahan partikel kaca dari tipe tertentu wadah
kaca.Larutan cair ini dapat disterilisasi dengan cara autoklafatau filtrasi. Dalam bentuk padatan stabil dan
Inkompati harusdisimpan dalam wadah tertutup rapat, sejuk dan tempatkering
bilitas • Martindale 28 hal. 635, excipient hal. 440
Aqua Pro Injeksi

• Cairan jernih atau tidak bewarna, tidak berbau dan tidak berasa (HPE edisi 6 hal 802-806).
Pemerian

• Dapat bercampur dengan pelarut polar .


• Air untuk penggunaan khusus harus disimpan dalam wadah yang sesuai.
• Air dapat bereaksi dengan obat atau eksipien lain yang dapat terhidrolisis.
Kelarutan • Air dapat bereaksi dengan logam alkali dan secara cepat dengan logam alkali tanah danoksidanya, seperti
kalium oksida dan magnesium oksida. Air juga bereaksi dengan garam anhidrat untuk membentuk hidrat
dengan berbagai komposisi dengan material organik tertentu (HPE edisi 6 hal 802-806).

• Autoklaf (HPE edisi 6 hal 802-806).


Sterilisasi

• Pelarut (FI III, Hal 97)


Kegunaan
Cara Sterilisasi Bahan
NO NAMA BAHAN STERILISASI

1. Diphenhidramin HCl Radiasi

3. Nacl Autoklaf

4. Aqua pro injeksi Autoklaf

5. Benzalkoniumklorida Autoklaf
OTT
• Diphenhidramin HCl
Diphenhydramine HCl inkompatibel dengan amfoterisin B, cefmetazole sodium, cefalotin sodium, hydrocortisone
sodium succinate, beberapa barbiturat yang dapat larut dan larutan alkali atau asam kuat (Martindale 36 th ed, hal
578)
• Hydrochloric Acid (HCl)
HCl inkompatibel dengan basa dan logam (HPE edisi 6 hal 308)
• NaOH
NaOH inkompatibel dengan senyawa yang mudah mengalami hidrolisis dan oksidasi (HPE edisi 6 hal 648)
• NaCl
Larutan NaCl encer bersifat korosif terhadap besi dan juga bereaksi membentuk endapan dengan perak, timbal, dan
garam merkuri. (HPE edisi 6 hal 639)
•Benzalkonium
Chloride inkompatibel dengan aluminium, surfaktan anionik, sitrat, kapas, fluorescein, hidrogen
peroksida, hipromelosa, iodida, kaolin, lanolin, nitrat, surfaktan nonionik konsentrasi tinggi,
permanganat, protein, salisilat, garam perak, sabun, sulfonamida, tartrat, seng oksida, seng sulfat,
beberapa campuran karet, dan beberapa campuran plastik.
Cara Penggunaan
Diphenhydramine HCl dapat diberikan dengan injeksi
intramuskular atau injeksi intravena menggunakan
konsentrasi 1% atau 5% dengan kecepatan tidak melebihi 25 mg /
menit. Dosis yang biasa digunakan adalah 10-50 mg, dosis
100 mg juga dapat diberikan. Pada anak diberikan 5 mg / kg
berat badan. Maksimal 400 mg dalam sehari. Untuk
pencegahan mabuk perjalanan diberikan 30 menit sebelum
perjalanan (Sweetman, 2009).
Permasalahan dan Penyelesaian

Permasalahan Penyelesaian
Ditambahkan antioksidan dan
Tidak stabil terhadap udara. disimpan dalam wadah kedap
udara.
Disimpan dalam vial coklat
Tidak stabil terhadap cahaya.
(terlindung dari cahaya).
Pemanasan dapat menimbulkan
Sterilisasi dengan cara filtrasi.
degradasi.
Sediaan dapat mengiritasi. Sediaan dibuat isotonis.
Ditambah pengawet seperti
Sediaan multiple dose.
Benzalkonium klorida 0,01%
Formula, Perhitungan dan Penimbangan bahan
▪ Formula (Handbook of Pharmaceutical Manufacturing
Formulations Sterile Products Vol. 6)
R/ Diphenhidramine HCl 10 g
Chlorobutanol 5g
Hydrochloric acid q.s
Sodium hydroxide q.s
Water of injection ad 1L

▪ Formula yang dibuat


R/ Diphenhidramin HCl 50 mg
NaCl q.s
Benzalkonium klorida 0.01%
Aqua pro injeksi ad 5 ml
Perhitungan Tonisitas
(Farmakope Indonesia Ed. VI , hal. 2073)
PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN BAHAN

Untuk volume 5mL kelebihan volume cairan 0,30mL


dan dibuat 20 vial.
V = (2 + n) . V’
V = (2 + 20) . (5mL + 0,30mL)
V = 116,6 mL ̴ 117mL

keterangan :
n = jumlah sediaan yang dibuat
V’ = Volume tiap wadah + syarat penambahan volume
sesuai anjuran FI ed V
PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN BAHAN

NO NAMA BAHAN PERHITUNGAN PENINMBANGAN

1 Diphenhidramin HCl 1g

2 Benzalkoniumklorida 0,01 %/100 mlx117ml = 0,0117 mg 11,7 g

3 Nacl 0,3691 g

4 Aqua pro injeksi Ad 117 mL Ad 117 mL


Cara Pembuatan
dan Sterilisasi Sediaan
Cara Pembuatan
Disiapkan aqua pro injeksi

Ditimbang bahan-bahan dan disterilkan alat-alat yang akan digunakan

Dilarutkan Benzalkonium dengan aquadest di dalam beaker glass

Ditambahkan Diphenhydramin HCl ke larutan Benzalkonikum, aduk ad larut

Ditambahkan NaCl ke dalam larutan sediaan, aduk ad larut


Dipindahkan ke dalam gelas ukur, tambahkan aqua pro injeksi ad 100 ml

Dilakukan pengecekan pH, ditambahkan HCl jika terlalu basa atau tambahkan
NaOH jika terlalu asam

Difiltrasi dengan membran filter 0,22 mikro meter di dalam LAFC

Diambil dengan spuit injeksi 5 ml, masukkan ke dalam vial.

Ditutup dengan karet dan alumunium foil, diberi etiket dimasukan dalam kardus
STERILISASI ALAT
No Alat Jumlah Ukuran Sterilisasi Waktu (menit)
1 beaker glass 2 50ml Otoklaf 121 ºC 15
2 Gelasukur 1 50ml Otoklaf 121 ºC 15
3 awanporselen 1 100ml Dipijarkan 15
4 Corongkaca 1 Otoklaf 121 ºC 15
5 Batangpengaduk 1 Otoklaf 121 ºC 15
6 Pipettetes 5 Otoklaf 121 ºC 15
7 Botol vial 3 Otoklaf 121 ºC 15
8 Alumunium cap 3 Otoklaf 121 ºC 15
9 Tutupkaret vial 3 Otoklaf 121 ºC 15
10 Sendoklogam 1 Dipijarkan 15
11 Plat tetes 1 Etanol 70% 15
12 IndikatorPh Universal 2 15
13 Labutakar 1 10ml Otoklaf 121 ºC 15
14 Kertassaring 1 Otoklaf 121 ºC 15
15 Spuitinjeksi 1 3ml 15
untukpengenceran
EVALUASI
Uji sterilisasi Uji pH

inkubasi sebagian dari media Diambil sampel secukupnya

Ditempatkan pada plat tetes


Pada suhu yang sesuai selama
14 hari

Diukur pH menggunakan pH meter

Syarat : Tidak boleh ada pertumbuhan mikroba


(Depkes RI,2014:1563)
(Depkes RI,2014:1361) Syarat : pH 5-7 (Rowe,2009)
Uji Kejernihan Uji Kebocoran
Sediaan di dalam kemasan diletakkan di depan
tube sediaan dibersihkan dan dikeringkan
kertas putih
baik-baik bagian luarnya dengan kain penyerap

Sediaan disinari dari samping, dan diamati tube diletakkan secara horizontal di atas kain
apakah ada partikel yang melayang-layang penyerap di dalam oven dengan suhu diatur
pada 60° ± 3°C selama 8 jam
Syarat : Sama dengan air.
(Depkes RI,2014:1521) Syarat : tidak boleh ada kebocoran selama
atau setelah pengujian (Depkes RI,2014:1086)
Uji Keseragaman volume

Diletakkan pada permukaan yang rata


secara sejajar

dilihat keseragaman volume secara visual

Syarat : Volume pada setiap sediaan harus sama


( Depkes RI,2014:1044 )
DAFTAR
PUSTAKA • Tjay, Tan Hoan dan Rahardja Kirana.
2010. Obat-obat Penting. Jakarta: Elex Media
Komputindo
• Sweetman, Sean C. 2009. Martindale: the
complete drug reference 36th edition. London:
Pharmaceutical Press.
• Paton DM, Webster DR: Clinical
pharmacokinetics of H1-receptor antagonists (the
antihistamines). Clinical Pharmacokinetic. 1985
Nov-Dec;10(6):477-97
• Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Ed IV.
Jakarta : Depkes RI
• Depkes RI. 2020. Farmakope Indonesia Ed VI.
Jakarta : Depkes RI
• Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Ed V.
Jakarta : Depkes RI
2
6
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai