Dosen Pengampu:
Apt. M. Ikhwan Setiawan, M.Farm
Disusun Oleh:
ALDATIA (19011012)
Salep mata adalah sediaan semisolida steril yang ditujukan untuk pengobatan pada
konjungtiva atau kelopak mata. Salep mata dapat mengandung satu atau lebihbahan aktif
terlarut atau terdispersi dalam basis yang sesuai (British PharmacopoeiaComission, 2009).
Salep mata berbeda dengan salep dermatologi, sebab salep mata harus steril. Sterilitas
salep mata dicapai melalui pembuatan yang berasal dari bahan-bahan yang sudah dalam
keadaan steril atau disterilkan setelah pembuatan. Salep mata harus memenuhi uji
sterilitas sebagaimana tertera dalam kompendial resmi (Ansel, Howard C., 2005).
Keuntungan dari salep mata yaitu sediaan mata umumnya dapat memberikan
bioavailabilitas lebih besar daripada sediaan larutan dalam air yang ekuivalen (obattetes
mata). Hal ini disebabkan karena waktu kontak yang lebih lama sehingga jumlah obat
yang diabsorbsi lebih tinggi. Salep mata dapat mengganggu penglihatan, kecuali jika
digunakan saat akan tidur (Remington Pharmaceutical Science, hlm. 1585). Dasar salep
yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam empat kelompok yaitu dasar salep
senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan
dasar salep larut dalam air.
• Pendekatan formula
• Kloramfenikol
• Metilparaben
dalam air suhu 50˚C 1:50, dalam air bersuhu 80˚C 1:30.
Stabilitas
• Propilparaben
Pemerian Berwarna putih; kristal; tidak berbau; dan serbuk tidak berasa
Kelarutan Larut pada suhu 20˚C, kecuali dinyatakan lain. Mudah larut
dalam aseton, dalam etanol (95%) 1:1,1 ; dalam etnaol (50%)
1:5,6 ‘ mudah larut dalam eter; dalam gliserin 1:250 ‘ dalam
minyak 1:3330 ; dalam minyak kacang 1:70 ; dalam
propilenglikol 1:3,9 ; dalam propilenglikol (50%) 1:110 ‘ dan
dalam air 1:4350 pada suhu 15˚C 1:2500, 1:225 pada suhu
80˚C
Stabilitas
beberapa bahan.
larut
Stabilitas
• Panas Terdekomposisi pada 290˚C
• Propilenglikol
2. Perhitungan bahan
= 0,36 𝑔𝑟𝑎𝑚
Vaselin flavum Ad 100% b/b 15 gram – (0,0825+0,015+0,015+0,015
+0,3+0,3+0,36)= 13.9395
BAB II
METODE KERJA
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat yang digunakan:
• Gelas kimia 50 ml
• Cawan penguap
• Mortar dan stamper
• Spatel
• Kaca arloji
• Batang pengaduk
• Pipet kaca
• Karet pipet
• pinset
2.1.2 Bahan yang digunakan:
• kloramfenikol
• metil paraben
• propilparaben
• BHT
• Propilengikol
• Gliserin
• Parafin solid
• Vaselin flavum
2.2 Cara Kerja
1. Penimbangan Bahan (Black Area)
➢ Timbang zat aktif Kloramfenikol sebanyak 82,5 mg diatas kaca arloji steril
➢ Timbang Metil Paraben sebanyak 15 mg diatas kaca arloji steril
➢ Timbang Propil Paraben sebanyak 1,5 mg diatas kaca arloji steril
➢ Timbang BHT sebanyak 1,5 mg diatas kaca arloji steril
➢ Timbang Propilen Glikol sebanyak 300 mg diatas kaca arloji steril
➢ Timbang Gliserin sebanyak 300 mg diatas kaca arloji steril
➢ Timbang Parafin Solid sebanyak 360 mg diatas kaca arloji steril
➢ Timbang Vaselin Flavum sebanyak 16,73 g diatas kaca arloji steril
2. Sterilisasi Alat dan Bahan (Grey Area)
a. Sterilisasi Alat
➢ Gelas kimia : Autoklaf dengan suhu 121°C, selama 1 menit
➢ Kaca arloji : Autoklaf dengan suhu 121°C, selama 15 menit
➢ Batang pengaduk : Autoklaf dengan suhu 121°C, selama 15menit
➢ Spatel : Autoklaf dengan suhu 121°C, selama 15 menit
➢ Autoklaf : -
➢ Aluminium foil : -
➢ Lumpang dan Alu : Autoklaf dengan suhu 121°C, selama 15 menit
➢ Timbangan Digital : -
b. Sterilisasi Bahan
➢ Kloramfenikol : Sinar UV selama 15 menit atau lebih
➢ Metil Paraben : Autoklaf dengan suhu 121°C, selama 15 menit
➢ Propil Paraben : Autoklaf dengan suhu 121°C, selama 15menit
➢ BHT : Sinar UV selama 15 menit atau lebih
➢ Propilen Glikol : Autoklaf dengan suhu 121°C, selama 15 menit
➢ Gliserin : Autoklaf dengan suhu 121°C, selama 15menit
➢ Parafin Solid : Autoklaf dengan suhu 121°C, selama 15menit
➢ Vaselin Flavum : Autoklaf dengan suhu 121°C, selama 15 menit
➢ Vaselin Flavum : Autoklaf dengan suhu 121°C, selama 15menit.
3. Pembuatan Salep Steril Kloramfenikol 0,55% (White Area)
a. Masukkan vaselin dan paraffin solid yang telah cair kedalam lumpang lalu gerus ad
basis
b. Masukkan BHT kedalam basis gerus ad homogen
c. Tambahkan Kloramfenikol gerus ad homogen
d. Tambahkan Metil paraben gerus ad homogen
e. Tambahkan Propilenglikol gerus ad homogen
f. Tambahkan Propilparaben gerus ad homogen
g. Tambahkan Gliserin gerus ad homogen dan ad salep
4. Penutupan Sampel (Grey Area)
a. Masukkan salep yang telah dibuat pada white area ke dalam pot salep steril
b. Tutup pot salep
5. Sterilisasi Sediaan (Grey Area)
a. Lakukan sterilisasi sediaan dengan sinar UV selama 15 menit
b. Lakukan evaluasi sediaan.
2.3 Skema kerja
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Data Pengamatan
Tabel 1. Uji pH
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Salep adalah bentuk sediaan setengah padat yang mudah di oleskan dan
digunakan sebagai obat luar
2. Salep mata kloramfenokol pada kelompok tersebut sebelum 1 minggu tidak
berbau, halus dan berwana putih ketika setelah satu inggu warna berubah
menjadi kuning kecoklatan.
DAFTAR PUSTAKA
anief, M. (2000). ilmu meracik obat teori dan praktik. yogyakarta: gadjah mada university press.
Ansel, H. C. (2008). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Jakarta: UI Press.
Evi. (2009). Salep Mata. Yogyakarta: Andi.
Katzung, B. G. (2004). Farmakologi Dasar dan Klinik Buku 3 Edisi 8. Jakarta: Salemba Medika.
Lachman, L. H. (2008). Teori dan Praktik Farmasi Industri. Jakarta: UI Press.
RI, D. (1979). Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.