Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRATIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI STERIL

PENGOLAHAN DAN PENGEMASAN SEDIAAN SALEP MATA

Oleh :

Nama : Alham Arrahman

Nim : 1701002

Dosen : apt. Ferdy Firmansyah, S.Farm, M.Sc

Asisten Dosen : 1. Berliani Aprilia Rahmadewi

2. Dyan Putri

3. Nida Larasati

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2021
OBJEK 5

PENGOLAHAN DAN PENGEMASAN SEDIAAN SALEP MATA

Tujuan Praktikum : Melakukan proses pengolahan, pengemasan dan sterilisasi


sediaan salep mata
RESEP
R/ Chloramphenicol 2%

Mf ungt opth 5 g

TINJAUAN PUSTAKA
Salep mata adalah salep steril untuk pengobatan mata menggunakan dasar
salep yang cocok. Berbeda dengan salep dermatologi, salep mata harus steril.
Salep mata harus memenuhi uji sterilitas sebagaimana tertera pada kompendia
resmi. Jadi salep mata dapat diartikan sebagai sediaan setengah padat yang mudah
dioleskan ditujukan untuk pemakain topikal pada kulit ataupun selaput lendir pada
bagian mata atau sekitarnya, dimana bahan obat harus larut atau terdispersi
homogeny dalam dasar salep yang sesuai.
Menurut farmakope, dasar salep yang digunkan sebagai pembawa dibagi
dalam 4 kelompok , yaitu :

1. Dasar salep hidrokarbon


2. Dasar salep serap
3. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
4. Dasar salep larut air.
Pemilihan dasar salep tergantung pada beberapa faktor seperti khasiat
yang diinginkan, sifat bahan obat yang dicampurkan, ketersediaan hayati,
stabilitas dan ketahanan sediaan jadi.
Sifat Fisika Kimia Bahan yang Digunakan
Nama zat aktif Kloramfenikol
Rumus molekul

Warna Putih sampai putih kelabu / putih kekuningan


Bau Tidak berbau
Rasa Sangt pahit
Pemerian Hablur halus berbentuk jarum , atau lempeng
memanjang.
Kelarutan Larut dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam
2,5 bagian etanol 95 % P dan dalam 7 bagian
propilen glikol P , sukar larut dalam kloroform
P , dan dalam eter P.
Indikasi Antibiotik
Stabilitas dan pH Salah satu antibiotik yang secara kimiawi
diketahui paling stabil dalam segala
pemakaian. Stabilitas baik pada suhu kamar
dan kisaran pH 2-7, suhu 25 0C dan pH
mempunyai waktu paruh hampir 3 tahun.
Sangat tidak stabil dalam suasana basa.
Kloramfenikol dalam media air adalah
pemecahan hidrofilik pada lingkungan amida.
Stabil dalam basis minyak dalam air, basis
adeps lanae.
Tak tersatukan zat aktif Endapan segera terbentuk bila kloramfenikol
(OTT) 500mg dan eritromisin 250 mg atau tetrasiklin
Hcl 500 mg dan dicampurkan dalam 1liter
larutan dekstrosa 5%.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Nama bahan Adeps lanae
Pemerian Massa seperti lemak, lengket, warna kuning,
bau khas Zat serupa lemak, liat, lekat, kuning
muda atau kuning pucat, agak tembus cahaya,
bau lemah dan khas.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut
dalam etanol (95%), mudah larut dalam
kloroform dan dalam eter.
Indikasi Basis salep
Stabilitas dan pH Lanolin dapat mengalami proses autooksidasi,
sehingga didalamnya
ditambahkan antioksidan yaitu butilated
hidroksitoluena. Ekspose pemanasan
yang lama dapat menyebabkan warna lanolin
menjadi gelap dan menimbulkan
bau yang tengik. Lanolin dapat disterilisasi
dengan sterilisasi panas kering pada
suhu 150oC. Pada sediaan salep mata yang
mengandung lanolin, dapat
menggunakan sterilisasi filtrasi atau dengan
radiasi sinar gamma
Tak tersatukan zat aktif Lanolin mengandung prooksidan, yang
(OTT) mungkin dapat mempengaruhi stabilitas
obat tertentu
Penyimpanan Disimpan pada tempat yang tertutup rapat,
terlindung dari cahaya, dan pada
temperature 15 – 30oC

Nama bahan Vaselin flavum


Nama lain Vaselin kuning
Pemerian Massa seperti lemak ,amber lemah muda atau
kuning pucat, agak tembus cahaya, bau lemah
dan khas.
Kelarutan Tidak larut dalam air, mudah larut dalam
benzena, dalam karbon disulfida, dalam
kloroform dan dalam miny terpentin; larut
dalam eter, dalam heksana, dan umumnya
dalam minyak lemak dan minyak atsiri; praktis
tidak larut dalam etanol dingin dan etanol
panas dan dalam etanol mutlak dingin.
Indikasi Basis salep
Stabilitas dan pH Vaselin Kuning adalah bagian stabil dari
komponen hidrokarbon alam non-reaktif,
banyak masalah stabilitas terjadi karena adanya
sejumlah kecil kontaminan. Vaselin dapat
disterilisasi menggunakan panas. Walaupun
Vaselin Kuning dapat disterilisasi dengan
radiasi sinar gamma, proses ini berpengaruh
kepada fisik vaselin Kuning seperti swelling,
perubahan warna, bau, dan sifat rheologi
Tak tersatukan zat aktif Merupakan material inert terhadap beberapa
(OTT) inkompatibilitas
Penyimpanan Disimpan pada tempat yang tertutup rapat,
terlindung dari cahaya, dan pada
temperature 15 – 30oC

Nama bahan Paraffin liquid


Nama lain Paraffin cair
Pemerian Hablur tembus cahaya, atau sedikit buram,agak
berminyak
Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam etanol, mudah
larut dalam kloroform, dalam eter, dalam
minyak menguap, dalam hampir semua jenis
minyak lemak hangat, sukar larut dalam etanol
mutlak
Indikasi Sebagai basis salep, emolien dan pembersih
pada kondisi kulit tertentu, dan sebagai
lubrikan dalam sediaan mata pada pengobatan
mata yang kering
Stabilitas dan pH Parafin merupakan zat yang stabil, kecuali
dengan pemanasan dan pembekuan
yang berulang dapat mengubah komponen
fisiknya. Parafin harus disimpan
pada tempat yang tertutup rapat, dengan
temperature tidak kurang dari 40oC
Konsentrai penggunaan 3-60%(Opthalmic oinments)
Tak tersatukan zat aktif Merupakan material inert terhadap beberapa
(OTT) inkompatibilitas
Penyimpanan Disimpan pada tempat yang tertutup rapat,
terlindung dari cahaya, dan pada
temperature 15 – 30oC

PERENCANAAN

a. Komposisi
- Kloramfenikol 2%
- Adeps Lanae 10 %
- Vaselin flavum 80%
- Parafin cair 10%
b. Pembawa
- Adeps lanae
- Vaselin flavum
- Parafin cair
c. Kemasan primer
- Tube
d. Bahan yang diperlukan
Kloramfenikol 2 %
Adeps Lanae 10 %
Vaselin flavum 80%
Parafin cair 10%
e. Peralatan yang digunakan

No Nama alat Jumlah Metode sterilisasi paraf


1 Cawan penguap Flambeer
2 Batang pengaduk Flambeer
3 Kaca arloji Flambeer
4 Kertas saring Sterilisasi Basah (Autoklaf)
5 Mortin dan stanfer Alkohol
6 Tube salep mata Sterilisasi Kering (Oven)
7 Tutup tube Sterilisasi Kering (Oven)
8 Spatula logam Flambeer
9
10
f. Perhitungan
1. Jumlah sediaan yang akan dibuat = 5 tube
Berat 1 tube : 5 g
2. Jumlah bahan yang diperlukan
2
Kloramfenikol : 100 x 5g = 0,1 g x 5 = 0,5 g

Berat basis salep : 25g – 0,5 g = 24,5 g


50
Dilebihkan 50 % : 100 x 24,5 g = 12,25 g + 24,5 g = 36,75 g
10
Adeps lanae : 100 x 36,75 g = 3,675g
80
Vaselin kuning: 100 x 36,75 g = 29,4g
10
Paraffin cair : 100 x 36,75 g = 3,675g
3. Perhitungan tonisitas
-

PENGOLAHAN
Prosedur kerja dalam pengolahan

Untuk 5 tube :
1) Disiapkan alat, wadah dan bahan yang diperlukan
2) Lakukan Sterilisasi semua alat,wadah dan bahan yang akan digunakan
3) Setelah semua disterilisasi timbang 0,5 g Kloramfenikol dengan kaca arloji
4) Timbang 3,675 g Adeps lanae; 29,4 g Vaselin flavum ;dan 3,675 g Parafin
cair dengan cawan penguap.
5) Basis salep (adeps lanae, vaselin flavum, dan parafin cair) diletakkan pada
cawan penguap yang telah dilapisi dengan kasa steril lelehkan di dalam
oven 60 oC selama 60 menit
6) Lelehan basis salep diaduk perlahan hingga semua basis meleleh sempurna
dan tercampur dengan homogen biarkan sedikit dingin dan sedikit keras
7) Pencampuran dilakukan di bawah LAF
8) Kloramfenikol digerus di dalam mortir hingga halus
9) Tambahkan basis salep yang telah dingin, digerus halus, aduk homogen
10) Masukkan massa salep ke dalam tube (5 g per tube) menggunakan
perkamen.
11) Tutup tube bagian depan terlebih dahulu lalu lipat bagian belakang tube
dengan pinset steril (2-3 kali gulungan, besar gulungan masing-masing
tidak lebih dari 0,5 cm). Pastikan tidak ada udara, usahakan tidak
mendorong bagian isi.
12) Sediaan yang telah ditutup, ditransfer ke ruang evaluasi melalui transfer
box.
13) Lakukan evaluasi sediaan.
14) Masukkan sediaan ke dalam kardus, beri etiket dan label
PENGEMASAN

a. Dikerjakan diruangan mana, sertai alasan Anda


Ruangan Grey Area (Kelas D) karena grey area digunakan untuk
perlakuan terhadap sediaan yang telah berada dalam wadah primer
sehingga tidak ada kontak langsung sediaan dengan lingkungan luar
b. Tuliskan/ tempel penandaan brosur/label yang diperlukan pada bagian
ini
1. Etiket

ALHAMCIALIN ®
 Tiap tube salep mengandung kloramfenikol 2 %
 Indikasi :
Infeksi pada mata seperti trakoma, blefaritis, keratitis,konjungtivitis
 Aturan pemakaian :
3 – 4 x sehari, oleskan pada mata yang sakit. Pengobatan harus
diteruskan sedikitnya 48 jam sesudah bagian yang sakit normal kembali.
 Kemasan
1 tube @ 5g
No.Batch : 1270521
No. Reg : DKL2100100230A1
Mfg : Mei 2021
Exp. Date : Mei 2025
Simpan di tempat sejuk serta terlindung dari cahaya.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Diproduksi Oleh :

PT. ALHAM ARRAHMAN

Pekanbaru-Indonesia
2. Brosur

ALHAMCIALIN ®
Komposisi :

Tiap tube salep mengandung kloramfenikol 2 %

Indikasi :

Infeksi pada mata seperti trakoma, blefaritis, keratitis,


konjungtivitis

Aturan pemakaian :

3 – 4 x sehari, oleskan pada mata yang sakit. Pengobatan


harus diterskan sedikitnya 48 jam sesudah bagian yang sakit
normal kembali.

Kontraindikasi :

Penderita yang sensitif terhadap kloramfenikol

Efek samping :

Kadang timbul reaksi hipersensitivitas seperti rasa terbakar,


gatal, kemerahan, ruam kulit, bengkak atau tanda-tanda
iritasi lain.

Cara Penyimpanan :

Disimpan dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus


cahaya, dan terlindung dari panas berlebih.

No.Batch : 1270521

No. Reg : DKL2100100230A1

Exp.date : Mei 2025

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Diproduksi Oleh :

PT. ALHAM ARRAHMAN

Pekanbaru-Indonesia
Soal Latihan

1. Sebutkan contoh-contoh dasar salep mata lain berdasarkan buku


Martindale Extra Pharmacopoeia
2. Berikan contoh sediaan dipasaran dari salep mata yang mengandung
chloramphenicol dengan kadar selain 10 mg/g salep mata
3. Mengapa salep mata chloramphenicol tidak perlu penambahan bahan
pengawet??

Tuliskan jawaban anda

1. Parrafin Liquidum ad 10
Adeps Lanae ad 10
Vaselin flava ad 80
2. Ikamicetin 2%
Trifamycetin 2%
Bufacetin
3. Kloramfenikol merupakan antibiotik spektrum luas yang dapat
mengatasi konjungtivitis akut pada mata, yang memiliki aktivitas
bakteriostatik yang efektif terhadap berbagai organisme gram
positif dan gram negatif.
PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK
Catatan Pengolahan Bets
Nama Perusahaan :PT. BERLIAN FARMA
Kode Nama Produk Nomor Besar Bentuk Kemasan Tgl
produk : Bets : Bets Salep Tube :27/05/2021
: ALHAMCIALIN 1270521 5 Mulai jam
05 tube :14.00

1. Komposisi :

Jumlah untik 1 bets = 5 tube mengandung : kloramfenikol 2%

2. Spesifikasi
a. Pemerian sediaan
 Steril
 Salep berwarna kuning muda
 Tidak mengandung pengotor atau bebas dari kontaminasi mikroba
b. Bahan-bahan
 Kloramfenikol
 Adeps Lanae
 Vaselin Kuning
 Liquid Parafin
c. Kemasan primer
Tube
d. Penimbangan

No Nama bahan Jumlah yang Jumlah Paraf


dibutuhkan ditimbang
1 Kloramfenikol 0,5g 0,5g
2 Adeps Lanae 3,675g 3,675g
3 Vaselin Kuning 29,4g 29,4g
4 Liquid Parafin 3,675g 3,675g
e. Peralatan

No Nama alat Metode sterilisasi paraf


1 Cawan penguap Flambeer
2 Batang pengaduk Flambeer
3 Kaca arloji Flambeer
4 Kertas saring Sterilisasi Basah (Autoklaf)
5 Mortin dan stanfer Alkohol
6 Tube salep mata Sterilisasi Kering (Oven)
7 Tutup tube Sterilisasi Kering (Oven)
8 Spatula logam Flambeer
f. Pengolahan

Ruang Prosedur Paraf


Grey Area 1) Disiapkan alat, wadah dan bahan yang
(Ruang Sterilisasi) diperlukan
2) Lakukan Sterilisasi semua alat,wadah dan
bahan yang akan digunakan
3) Setelah semua disterilisasi timbang 0,5 g
Kloramfenikol dengan kaca arloji
Grey Area 4) Timbang 3,675 g Adeps lanae; 29,4 g
(Ruang
Vaselin flavum ;dan 3,675 g Parafin cair
Penimbangan )
dengan cawan penguap.
5) Basis salep (adeps lanae, vaselin flavum,
dan parafin cair) diletakkan pada cawan
penguap yang telah dilapisi dengan kasa
steril lelehkan di dalam oven 60 oC selama
60 menit
6) Lelehan basis salep diaduk perlahan hingga
semua basis meleleh sempurna dan
tercampur dengan homogen biarkan sedikit
dingin dan sedikit keras
White Area (Ruang 7) Pencampuran dilakukan di bawah LAF
Pencampuran) 8) Kloramfenikol digerus di dalam mortir
hingga halus
9) Tambahkan basis salep yang telah dingin,
digerus halus, aduk homogen
10) Masukkan massa salep ke dalam tube (5 g
per tube) menggunakan perkamen.
11) Tutup tube bagian depan terlebih dahulu
lalu lipat bagian belakang tube dengan
pinset steril (2-3 kali gulungan, besar
gulungan masing-masing tidak lebih dari
0,5 cm). Pastikan tidak ada udara,
usahakan tidak mendorong bagian isi.
12) Sediaan yang telah ditutup, ditransfer ke
ruang evaluasi melalui transfer box.
Grey Area 13) Lakukan evaluasi sediaan.
(Ruang Evaluasi) 14) Masukkan sediaan ke dalam kardus, beri
etiket dan label

g. Pengisian kedalam kemasan primer


Salep yang telah siap dimasukkan kedalam tube 5 g dengan menggunakan
kertas perkamen yang telah dibasahi dengan paraffin cair lalu dimasukkan
kedalam tube melului ujung badan tube. Tutup ujung tube.
h. Sterilisasi
Meskipun salep mata dapat disterilkan dengan radiasi ionisasi, tetapi
biasanya dibuat dengan menggunakan teknik aseptik, dengan mencampurkan
zat-zat berkhasiat yang telah dihaluskan atau larutan pekat steril dari zat
berkhasiat ke dalam basis. Alat yang digunakan dalam pembuatan harus
dibersihkan dan disterilkan.
i. Rekonsiliasi
Rekonsiliasi Diperiksa oleh Disetujui oleh
Hasil teoritis :100%
Hasil nyata :99% Nabila Nada Islami Berliani Aprilia Rahmadewi
Deviasi :1% Pengawas pengolahan Manajer produksi
Batas hasil : 97,0 -100,5% Tgl : 29 Desember 2020 Tanggal : 29 Desember 2020

PROSEDUR PENGEMASAN INDUK


CATATAN PENGEMASAN BETS
Nama Perusahaan :PT. BERLIAN FARMA
Prosedur/catatan No : 05
Kode Nama Nomor Besar Bentuk Kemasan Tgl
produk Produk : Bets : Bets Salep Tube :27/05/2020
: Bechloram 1270521 5 tube Mulai jam :
05 Eye Oint 14.00

Pengemasan dan Penandaan

1. Penandaan pada kemasan primer :


 Terdapat logo obat keras yaitu hanya boleh dibeli menggunakan resep
 Etiket
 Tanda harus dengan resep dokter
2. Penandaan pada dus
 Terdapat logo obat keras
 Isi didalam dus
 Terdapat nama pabrik
 Terdapat nama produk
3. Penyiapan brosur :
 Brosur dilipat dan dimasukan kaedalam bersama sediaan
4. Pengemasan akhir :
 Kemas botol yang telah dilabel bersama brosur kedalam
dus lipat
 Kemas dus lipat yang telah diisi ke dalam master box
 Tandai master box dengan label luar
 Tandai palet dengan label karantina

Hasil teoritis : 100%


Hasil nyata : 99%
% dari hasil teoritis : 1%
Batas hasil 99% - 100% dari hasil teoritis
Jika hasil nyata di luar batas tersebut diatas, lakukan “penyelidikan” terhadap
kegagalan dan berikan penjelasan
PEMBAHASAN

Pada pratikum kali ini kita akan membahas mengenai salep mata. Pada
resep salep mata ini kita menggunakan zat aktif berupa kloramfenikol 2% yang
termasuk antibiotik. Kloramfenikol dalam sediaan ini berkhasiat untuk mengobati
infeksi superficial pada mata yang disebabkan bakteri. Salep mata adalah sediaan
semisolida steril yang mempunyai penampilan homogen dan ditujukan untuk
pengobatan konjungtiva. Salep mata dapat mengandung satu atau lebih zat aktif
yang terlarut atau terdispersi dalam basis yang sesuai.Karena sangat sensitif,
kesterilan dari sediaan salep mata harus benar-benar terjaga. Salep mata yang baik
harus memiliki kehomogenan yang baik atau harus bebas dari partikel kasar yang
dapat mengiritasi mata serta salep mata mata harus memiliki daya serap yang
bagus agar dapat berpenetrasi dengan cepat pada cairan mata dan tentunya harus
bebas dari mikroba.

Sediaan salep mata kloramfenikol merupakan sediaan steril yang tidak


tahan terhadap panas, sehingga tidak dapat dilakukan sterilisasi akhir terhadap
sediaan ini. Dengan demikian untuk menjamin sterilitas dari sediaan salep mata
kloramfenikol, maka selama proses produksi harus dilakukan secara aseptis,
dimana semua alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan saat proses
pembuatan salep mata harus disterilisasi terlebih dahulu kemudian dalam
pengerjaannya dijaga seminimal mungkin dari kontaminasi mikroba.

Pada pembuatan salep mata kali ini dibuat satu bets nya sebanyak 5 tube
dimana berat masing-masingnya adalah 5 g. Kloramfenikol yang ditimbang
sebanyak 0,5g lalu digunakan 3 basis salep yaitu adeps lanae, vaselin flavum dan
paraffin cair. Ketiga basis ini akan di sterilisasi sekaligus dilebur dengan cara
melebur basis salep dengan menggunakan oven selama 60 menit pada suhu 60 oC.
Adeps lanae berfungsi sebagai emulgator yang dapat menyerap air dan memiliki
efek melembutkan sehingga memudahkan untuk kontak dengan cairan mata
sedangkan Vaselin flavum merupakan basis salep petrolatum yang titik lebur atau
titik melumernya mendekati suhu tubuh, sehingga dengan demikian basis ini baik
digunakan sebagai basis salep mata. Setelah penambahan emulgator, konsistensi
salep mata dapat diatur dengan penambahan paraffin cair hingga 30% sehingga
didapat konsistensi salep yang lembut

Sedangkan montir dan stanfer di sterilisasi dengan alkohol saja. Zat aktif
kloramfenikol sendiri secara teoritis dapat disterilisasi dengan metode radiasi,
namun hal ini tidak dapat dilakukan karena keterbatasan alat dan bahaya dari
radiasi. Kloramfenikol digerus halus terlebih dahulu di dalam lumpang lalu basis
yang telah dilebur dan dihomogenkan di tambahkan sedikit demi sedikit dan
digerus homogen dengan kloramfenikol tadi. Setelah semuanya homogen maka
timbang 5 g sebanyak 5 kali untuk dimasukkan ke dalam tube. Tube dan tutupnya
yang akan digunakan sebelumnya sudah disterilisasi dengan cara dioven pada
suhu 180oC selama 30 menit. Metode sterilisasi ini dilakukan untuk menjamin
sterilitas sediaan salep mata kloramfenikol dan mencegah kontaminasi mikroba
dan pirogen.

Sediaan salep mata yang dibuat harus memiliki basis yang halus agar
dalam penggunaannya tidak mengiritasi mata dan mampu memberikan
kenyamanan. Keuntungan utama salep mata dibandingkan larutan untuk mata
adalah adanya penambahan waktu kontak antara obat dengan mata. Waktu kontak
antara obat dengan mata 2 sampai 4 kali lebih besar apabila digunakan salep
dibandingkan tetes mata sedangkan kekurangan salep mata adalah kaburnya
pandangan yang terjadi begitu dasar salep meleleh dan menyebar melalui lensa
mata

Sediaan salep mata kloramfenikol yang sudah selesai kemudian dievaluasi.


Adapun evaluasi yang dilakukan antara lain uji daya sebar, uji daya rekat, uji pH
dan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan dengan cara mengoleskan
sediaan pada kaca objek tipis-tipis, dan amati homogenitas sediaan. Untuk
mendapatkan permukaan sediaan yang homogen, dilakukan dengan menggeserkan
sejumlah sediaan dari ujung kaca objek dengan bantuan batang pengaduk sampai
kaca objek yang lain. Uji pH dilakukan dengan menggunakan pH meter atau
kertas indikator universal . Sebelum diuji ,salep terlebih dahulu dilarutkan untuk
mempermudah penetapan pH sediaan. Kemudian ada Uji Bobot Minimum dimana
salep yang dimasukan kedalam tube salep dikeluarkan lalu ditimbang bobotnya
sesuai tidak dengan yang tertera pada etiket.

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. 2000. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press.

Ansel, H.C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat.

Jakarta : UI Press

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Lachman, L., H.A. Lieberman, dan J.L.Kanig. 2008. Teori dan Praktek

Farmasi Industri. Jakarta : UI Press

Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi ke-5.Yogyakarta

: Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai