Anda di halaman 1dari 7

FUNGSI KOMPRES Menurut Hardyanto (1990) cara kompres bekerja pada radang akut melalui : 1) Penguapan air akan

menarik kalor dari lesi, sehingga terjadi vasokonstriksi yang mengakibatkan eritem berkurang. 2) Vasokonstriksi memperbaiki permeabilitas vaskuler, sehingga pengeluaran serum dan udem berkurang. 3) Air melunakkan dan melarutkan krusta pada permukaan kulit, sehingga mudah terangkat bersama kain kasa. Pembersihan krusta ini akan mengurangi sarang makanan untuk bakteri dari cairan yang terperangkap di bawah krusta. Kompres tertutup (kompres impermeabel) dasarnya adalah vasodilatasi, bukan untuk penguapan. Indikasinya ialah kelainan yang dalam, misalnya limfogranuloma venereum (Hamzah, 2005). PTIRIASIS VERSIKOLOR M.furfur merupakan organism yang normal akan tetapi dia akan berubah dari yeast menjadi bentuk aktif (predominantly parasitic mycelia morphology) yang dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, factor host (imunokompromised), herediter, malnourished, trauma pada kulit. Tempatnya di stratum korneum Punya azelaic acid, dicarboxylic acid yang meng inhibit tirosinase dan menyerang melanosit. Makanya perubahan pigmennya dapat berlangsung lama. Hipopigmentasi : karena inhibitor tirosinase (hasil dari aksi/kerja inhibitor enzim tirosinase dari asam dicarboxylic yang terbentuk melalui oksidasi beberapa asam lemak tak jenuh pada lemak di permukaan kulit) menghambat enzim yang diperlukan dalam pembentukan pigmen melanocyte Hiperpigmentasi : organism memicu pembesaran melanosom yang dibuat oleh melanocyte di lapisan basal epidermis. KOH : hifa pendek, spora dengan miselium pendek, gambaran sphagetti and meatballs WOOD : kuning keemasan Tx: Topikal : 1. selenium sulfide 2.5% 2 kali seminggu dioleskan kemudian didiamkan selama 10 menit baru dibilas 2. ketoconazole shampoo 2% digunakan juga , pertama dioleskan pada kulit rambut kemudian didiamkan 5 menit dan dibilas. Penggunaan diulang selama 3 hari berturut-turut Sistemik: ketokonazol 200 mg/hari selama 7 hari atau itrakonazol 200-400 mg/hari selama 3-7 hari DERMATOFITOSIS Punya kemampuan molecular untuk mengikat keratin dan menggunakannya sebagai sumber nutrient yang mengakibatkan mereka dapat membentuk koloni pada jaringan keratin. 3 step : 1. Adherence to keratinocyte 2. Penetration through and between cell (sekresi enzim2 proteinase yang dapat provide nutrient for the fungi 3. Pemeriksaan: Rambut :Dengan mencabut rambut (jgn dipotong) ditambahkan KOH kemudian dilihat di atas mikroskop Eksotrik : antroconidia form a sheath around the hair shaft

Endotrik : inside the hair shaft Kulit : scrapp bagian pinggirnya yg aktif Kuku: clipping the entire dysthropic area of the nail, as proximal as possible KOH : pembesaran 10-45 kali, akan didapatkan hifa, sebagai dua garis sejajar, terbagi oleh sekat,dan bercabang, maupun spora berderet (artrospora) pada kelainan kulit yang lama atausudah diobati, dan miselium. Junctional normal epidermal sel, cotton, synthetic fiber from shock bias mirip hyphae (mosaic false hyphae/artefact) KUltur:Pemeriksaan kultur dengan Sabouraud agar Pemeriksaan ini dilakukan dengan menanamkan bahan klinis pada medium saborauddengan ditambahkan chloramphenicol dan cyclohexamide (mycobyotic-mycosel) untuk menghindarkan kontaminasi bakterial maupun jamur kontaminan. Identifikasi jamur biasanya antara 3-6 minggu (Wiederkehr, Michael. 2008) WOOD : hijau kekuningan oleh karena pteridine Tx : Griseovulfin : MOA: Obat ini merusak pembentukan kumparan mitotik mikrotubulus sehingga menyebabkan berhentinya mitosis pada tahap metafase. Dosis: Dosis anak-anak yang direkomendasikan adalah sekitar 10 sampai 20 mg/kg/hari yang dimakan bersamaan dengan makanan berlemak untuk memudahkan penyerapan. ES : fotosensitif, GI problem, headache Pilihan obat lain Tinea Kruris 1. flukonazol dengan dosis 150 mg setiap minggu selama 4 sampai 6 minggu 2. itrakonazol dengan dosis 100 mg setiap hari selama 15 hari 3. terbinafin dengan dosis 250 mg setiap hari selama 2 minggu, Tinea Pedis 1. terbinafin 250 mg setiap hari selama 2 minggu. 2. itrakonazol 200 mg dua kali sehari selama 1 minggu pada anak-anak harus diberikan dengan dosis 5 mg/kg/hari selama 2 minggu. 3. Flukonazol dengan dosis 150 mg setiap minggu selama 3 sampai 4 minggu Tinea Unguium 1. Terbinafin dengan dosis 250 mg setiap hari selama 6 minggu efektif digunakan pada kebanyakan infeksi kuku jari tangan, sementara itu pemberian minimum selama 12 minggu dibutuhkan untuk pengobatan infeksi pada kuku jari kaki. (sampai 3 bulan) KIE: 1. Pengobatan tuntas 2. Jangan digaruk 3. Jaga kebersihan kulit dan kaki 4. Jangan emnggunakan pakaian yang sudah lembab 5. Kalau berkeringat segera keringkan dengan handuk SALEP 2-4 Dijadikan resep 2-4 ZaIf 40 gr: R/ Acidum Salicicum 0,8 (40 gr x 2% = 0,80) Sulfur Presipitatum 1,6 (40 gr x4% = 1,60) Vaseline album ad 40 M.f.l.a cum Zall dtd pot I 2 dd Ue

RESEP 12 I. Resep Asli/ Standar A. Resep Standar R/ Unguentum 2-4 (sulfur salicylatum) (Anonim, 1966) Asam salisilat 2 Belerang endap 4 Vaselin 94 Unguentum peruvianum (Anonim, 1966) Balsam peru 3 Vaselin kuning 27 B. Kelengkapan Resep - Paraf dokter tidak tertera C. Penggolongan Obat O : G : W : B : Asam alisilat, belerang endap, balsam peru (Haryanto, 2007) D. Komposisi Bahan Asam salisilat 0,2 Belerang endap 0,4 Vaselin 9,4 Balsam peru 1 Vaselin kuning 9 II. Uraian Bahan 1. Asam Salisilat a. Sinonim : Acidum salicylicum (Anonim, 1979) b. Khasiat : Keratolitikum, anti fungi c. Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih; hampir tidak berbau; rasa agak manis dan tajam d. Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P; larut dalam ammonium asetat P, dinatrium hidrogenfospat P, kalium sitrat P dan natriumsitrat P 2. Belerang Endap a. Sinonim : Sulfur praecipitatum (Anonim, 1979) b. Khasiat : Antiskabies c. Pemerian : Tidak berbau; tidak berasa d. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; sangat mudah larut dalam karbondisulfida P; sukar larut dalam minyak zaitun P, sangat sukar larut dalam etanol (95%) P 3. Vaselin Putih a. Sinonim : Vaselinum album (Anonim, 1979) b. Khasiat : Zat tambahan; dasar salep c. Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, putih; sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. Berfluoresensi lemah, juga jika dicairkan; tidak berbau; hampir tidak berasa. d. Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P; dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P, larutan kadang-kadang beropalesensi lemah. 4. Balsam Peru a. Sinonim : Balsamum peruvianum (Anonim, 1979)

b. Khasiat : Antiseptikum ekstern c. Pemerian : Cairan kental, lengket tidak bersekat; coklat tua, dalam lapisan tipis berwarna coklat, transparan kemerahan; bau aromatic khas menyerupai vanillin d. Kelarutan : Larut dalam kloroform P; sukar larut dalam eter P, dalam eter minyaktanah P dan dalam asam asetatglasial P. Dalam etanol (90%) P Campur 1 bagian volume dengan 1 volume bagian etanol (90%) P; terjaddengi larutan jernih yang dengan penambahan 2 bagian volume etanol (90%) P, larutan menjadi keruh. 5. Vaselin Kuning a. Sinonim : Vaselinum flavum (Anonim, 1979) b. Khasiat : Zat tambahan; dasar salep c. Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, kuning muda sampai kuning; sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. Berfluoresensi lemah, juga jika dicairkan; tidak berbau; hampir tidak berasa. d. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P; dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P, larutan kadang-kadang beropalesensi lemah. III. Penimbangan 1. Asam Salisilat : 10/100 x 2 = 0,2 g 2. Belerang Endap : 10/100 x 4 = 0,4 g 3. Vaselin Putih : 10/100 x 94 = 9,4 g 4. Balsam Peru : 10/30 x 3 = 1 g 5. Vaselin Kuning :10/30 x 27 = 9 g IV. Cara Kerja 1. Disiapkan alat dan bahan 2. Ditimbang bahan-bahan yang diperlukan sesuai penimbangan 3. Asam salisilat ditetesi etanol 95 %, lalu ditambahkan belerang digerus hingga halus dan homogen, disisihkan 4. Digerus sebagian vaselin kuning, kemudian ditambahkan campuran (3) sedikit-sedikit, dan ditambahkan sisa vaselin kuning, digerus hingga halus dan homogen. 5. Ditambahkan balsam peru yang sudah ditetesi etanol 95 % , digerus hingga halus dan homogen 6. Salep dikemas ke dalam pot yang telah ditimbang sebelumnya dan ditimbang berat pot yang telah diisi salep untuk mengetahui bobot bersihnya 7. Diberi etiket biru VI. Penandaan Etiket biru VII. Edukasi 1. Obat ini berkhasiat sebagai obat anti jamur pada kulit 2. Obat ini digunakan pada bagian yang sakit 3. Simpan di tempat yang kering dan terlindung cahaya RESEP 12 Pada resep ini obat mempunyai khasiat sebagai membasmi mikroorganisme pada kulit yang kebetulan berada di permukaan kulit dan digunakan untuk pemakaian luar. Resep ini mengandung dua bahan obat yaitu zat aktif dan zat tambahan. I. Zat aktif yang terkandung a. Asam Salisilat Mempunyai khasiat sebagai keratolitikum yaitu dapat melarutkan lapisan tanduk kulit pada konsentrasi 5-10 %, dan berkhasiat sebagai anti fungi yaitu fungsid terhadap banyak fungi pada konsentrasi 3-6 %

dalam salep. b. Balsam Peru Mempunyai khasiat sebagai antiseptikum ekstern yaitu mikrobisida yang luas terhadap kuman, jamur, dan spuranya, ragi, virus, serta protozoa. c. Belerang Endap Elemen ini memiliki khasiat bakterisid dan fungisid lemah berdasarkan dioksidasinya menjadi asam penta thionat oleh kuman tertentu dikulit. 2. Zat tambahan yang terkandung a. Vaselin kuning Mempunyai khasiat sebagai zat tambahan yaitu sebagai dasar salep Dalam pelaksanaan resep keduabelas ini yang pertama-tama dilakukan adalah menyiapkan alat yang diperlukan yaitu mortir, stemper, serbet, sendok tanduk, sudip, kertas perkamen, timbangan beserta anak timbangan, kaca arloji, pot plastic, cawan porselen, pipet tetes, biji gotri, dan etiket. Kemudian diambil bahan-bahan yang diperlukan, setelah itu ditimbang asam salisilat sebanyak 200 mg, belerang 400 mg, vaselin kuning 9 gr, dan balsam peru 1 g sebelum ditimbang setarakan dulu timbangan dengan biji gotri karena balsam peru ini bersifat cairan kental sehingga ditaruh dalam kaca arloji. Lalu dimasukkan asam salisilat ke dalam mortir, ditetesi etanol secukupnya, lalu digerus, sebelum menguap ditambahkan belerang, digerus hingga halus dan homogen, disisihkan. Kemudian dimasukkan sebagian vaselin kuning, digerus dan ditambahkan hasil gerusan asam salisilat dan belerang, dan dimasukkan lagi sisa vaselin kuning, digerus hingga halus. Lalu yang terakhir ditambahkan balsam peru yang sudah ditetesi etanol, dimasukkan sedikit-sedikit, digerus hingga halus dan homogen. Balsam peru ditambahkan terakhir karena jika digerus terlalu lama akan keluar damarnya. Salep dikemas ke dalam pot yang telah ditimbang sebelumnya dan ditimbang berat pot yang telah diisi salep untuk mengetahui bobot bersihnya. Dikemas dan diberi etiket biru karena merupakan penggunaan secara parenteral. R/ Salep 2 4 10 Adde Dysfungal cr 1 tube M f da S u e Pro: Anna Unguentum. Salap adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispend homogen dalam dasar salep yang cocok. Pemerian Tidak boleh berbau tengik. Kadar kecuali dinyatakan lain dan untuk salap yang mengandung obat keras atau obat narkotik , kadar bahan obat adalah 10 %. Dasar salap. Kecuali dinyatakan , sebagai bahan dasar digunakan Vaselin putih . Tergantung dari sifat bahan obat dan tujuan pemakaian, dapat dipilih salah satu bahan dasar berikut: - Dasar salep senyawa hidrokarbon Vasellin putih, vaselin kuning atau campurannya dengan malam putih, dengan Malam kuning atau senyawa hidrokarbon lain yang cocok. - Dasar salep serap lemak bulu domba : campuran 8 bagian kolesterol 3 bagian stearik alcohol 8 bagian malam putih dan 8 bagian vaselin putih : campuran 30 bagian Malam kuning dan 70 bagian Minyak Wijen. - Dasar salap yang dapat dicuci dengan air. Emulsi minyak dan air. - Dasar salap yang dapat larut dalam air Polietilenglikola atau campurannya. Homogenitas jika dioleskan pada sekeping kaa atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen. ( Anonim, 1997, Farmakope Indonesia, Edisi III hal 33 ). Penandaan pada etiket harus juga tertera : obat luar .

I. KETERANGAN - Resep standar salep 2 - 4 - sulfur praecipetatum / belerang endap mempunyai sifat germisida, fungisida, parasitisida dan juga mempunyai efek keratolitika. Hal yang perlu diperhatikan: hindarkan kontak dengan mata, mulut dan mukosa. - Asam salisilat. Mempunyai sifat keratolitik, yang dapat melunakkan kulit sehingga dapat melunakkan kulit sehingga dapat membantu penyerap obat lain dan fungsida yang lemah. Efek yang tidak diinginkan; iritasi kulit. ( Anonim,1997, Kompendia Obat Bebas hal 95 ) - Kelarutan As. Salicilat ; larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol. FI ed III hal 56. - Kelarutan Sulfur Praecipetatum praktis tidak larut dalam air,sanat sukar larut dalam etanol. FI Ed III hal 591. - Dysfungal cr 1 tube berisi. , kemasan - Dilihat dalam persediaan ada atau tidak atau perlu di loko II. JUMLAH BAHAN Lihat resep dengan seksama - As. Salicilat = - Sulfur Praecipetatum = - Vaselinum Album ad 10 = 10 ( + ) = g - KETOKONAZOLE cream = III. CARA PEMBUATAN - INGAT! peraturan salep dan kelarutan bahan IV. KHASIAT : V. KESIMPULAN Sebagai obat anti gatal /obat gatal-gatal ( Pruritus ) yang disebabkan karena jamur dan bakteri Rasa gatal adalah suatu sensasi yang rumit, dapat disebabkan oleh gangguan fisiologis atau psikologis yang belum sepenuhnya dapat dimengerti. Penyebab : Sengatan serangga, biang keringat, biduren atau kaligata, alergi kulit atau eksim juga karena jamur. ( Kelainan primer pada kulit ). Gejala : rasa gatal, kulit kadang-kadang kecil atau bintil besar dan kulit melepuh. Komplikasi : karena gatal maka penderita akan menggaruk. Akibat ini terjadi komplikasi atau penyakit sebagai berikut: kulit lecet dan berdarah, timbul infeksi oleh bakteri. ( Kompendia 109 ). SALEP WHITFIELD Dijadikan resep Whilfild ZaIf 60 gr R/ Acidum Salicicum 1,8 (3% x 60 gr = 1,8) Acidum Benzoicum 3,6 (6% x 60 gr = 3,6) Vaseline album ad 60 M.f.l.a cum zalt dtd pot I 2 dd Ue

Asam salisilat

= 3% = 3/100 x 20 g = 0,6 g

Asam Benzoicum

= 6% = 6/100 x 20 g =1,2 g

Vaselin

= 20 g (0,6 g + 1,2 g) = 18,2 g

CARA KERJA 1. Ditimbang as.salisilat 0,6 g, larutkan dengan alkohol 70% 1-2 tetes didalam lumpang. 2. Ditimbang vaselin 3. Ditimbang as.benzoat 1,2 g larutkan dengan alkohol 70% 1-2 tetes, 4. Ditambahkan as. Benzoat kedalam lumpang asam salisilat, homogenkan kemudian masukkan vaselin, gerus hingga homogen dan terdengar bunyi khas. 5. Masukkan kedalam wadah 6. Beri etiket biru dan aturan pakai .
SKABIES Tx:Permethrin Dosisn: 1% utk pediculosis diabiarin 10 menit bilas dengan air hangat. 5&% utk skabies ES : burning, stinging, pruritus Krotamiton Sediaan : krim, lotion Dosis : 2x from the chin down at 24 hour interval. Kemudian bilas 48 jam setelah pemakaian terakhir ES : DKA, iritasi

Anda mungkin juga menyukai