Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM PARASITOLOGI

Nama : Arbela Hafsah Munakarim

NIM : 3191003

Materi : Pembuatan Preparat kering

Tujuan :
Untuk mengetahui morfologi dari parasit yang diperiksa

Cara kerja :
A. Preparat Kering
 Mengembangkan sayap (spreading) serangga

Kaki serangga dibentangkan agar lebih mudah dalam mempelajari struktur anatomi serangga.
Pada serangga yang lebih kecil tidak perlu dilakukan karena sayapnya relatif kecil. Serangga yang
kecil diletakkan di atas ujung kertas segitiga berukuran panjang 8mm lebar 3mm. Kertas segitiga
itulah yang di pin.

 Pemberian label

Label berguna untuk memberikan informasi mengenai tanggal dan lokasi specimen tersebut
diperoleh dan tambahan keterangan perlu ditulis seperti nama kolektor dan habitat nama serangga
tersebut. Label disesuaikan dengan keperluan.

 Kotak penyimpanan serangga

Penyimpanan serangga pada kotak harus diberi kapur barus untuk mencegah serangga dimakan
serangga lainnya

 Pinning

Untuk mengawetkan serangga yang bertubuh keras, pinning ( menusuk serangga dengan pin)
sering dilakukan. Pin yang biasa tidak baik untuk serangga karena terlalu tebal dan pendek, serta
seringkali berkarat. Serangga harus di pin dengan pin baja yang dikenal sebagai pin serangga. Pin
serangga lebih panjang disbanding pin biasa dan terdapat dalam ukuran 00 – 7.

B. Preparat basah
Ada 2 cara pembuatan slide preparat / mikroskop slide
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM PARASITOLOGI

A. Permanen Mounting
 Permanen mounting tanpa pewarnaan
1. Tahap clearing. Untuk menipiskan pigmen dari serangga, Serangga dibunuh kemudian
dimasukkan kedalam KOH 10% selama 1 – 10 jam. Semakin tebal pigmennya, waktunya
semakin lama.
2. Tahap dedhidrasi / pengeringan. Digunakan alkohol dengan konsentrasi yang semakin
meningkat mulai 30 – 50 – 70 - 95 – 96%, masing – masing selama 3 – 5 menit, kemudian
dipindah ke xylol selama 1 menit.
3. Tahap mounting / melekatkan. Untuk melekatkan serangga pada slide dengan
menggunakan permount ( Canada balsam ).
4. Labelling

 Permanen mounting dengan pewarnaan


1. Clearing dengan KOH 10%
2. Dicuci dengan akuades 2x
3. Direndam dalam alkohol 95% selama 10 menit
4. Direndam dalam acid fuchsin selama 30 menit
5. Direndam dalam alkohol 95% selama 2 menit
6. Direndam dalam alkohol 95% dan Xylol ana ( sama banyak ) selama 5 menit
7. Direndam dalam xylol selama 5 menit
8. Permount
9. Labelling

B. Semi permanen mounting


1. Bila specimen masih hidup dimatikan secara fisik dengan air panas
2. Untuk menipiskan kutikula, masukkan dalam KOH 10 % ( atau asam asetat ) selama
satu sampai beberapa hari dalam suhu kamar atau dipanaskan dalam water bath
jangan sampai mendidih, sampai kutikula agak tipis / sedang
3. Cuci dengan air atau akuades berkali – kali
4. Proses dehidrasi dengan alkohol 30, 40, 50,60, 70 dan 96 % ( absolute ).

Hasil :
(gambar+keterangan)
Gambar 1 :preparat Kering
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM PARASITOLOGI

Gambar 2: preparat basah

Materi tambahan : (sebagai pengganti pembahasan)


LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM PARASITOLOGI

Pada proses mematikan sampel kadang-kadang perlu perlakuan khusus yaitu melalui
pembiusan sebelum proses mematikan dilakukan, agar tubuh hewan yang akan diawetkan tidak
mengkerut atau rusak. Pembiusan dilakukan dengan serbuk menthol atau kapur barus ke
permukaan air tempat hidupnya, setelah tampak lemas, dan tidak bereaksi terhadap sentuhan,
hewan dapat dipindahkan ke dalam larutan pengawet (Ketaren, 1986).

Larutan KOH. KOH atau Kalium hidroksida adalah larutan tidak berwarna dan tidak
berbau. Larutan ini termasuk dalam basa kuat,merupakan senyawa elektrolit kuat. Di dalam air
senyawa ini menghasilkan ion OH‾ secara sempurna, yaitu seluruh molekul basa membentuk
ion.(Sutresna, 2007). Larutan basa kuat dapat digunakan dalam proses deproteinasi. Deproteinasi
adalah proses penghilangan kadar protein pada suatu bahan. Ikatan peptida yang menghubungkan
asam-asam amino pada molekul protein akan diputus dalam proses ini dengan reaksi hidrolisis.
Dalam proses hidrolisis ikatan peptida, protein akan dipecah menjadi molekul asam amino yang
lebih sederhana. Kalium hidroksida dapat digunakan dalam proses penipisan eksoskeleton pada
serangga, karena penyusun eksoskeleton serangga adalah kitin yang berikatan dengan protein.

Kutu tidak langsung dicelupkan dalam alkohol konsentrasi tinggi karena difusi terlalu cepat
mengakibatkan perubahan sel oleh karena itu mula –mula dimasukkan dalam alkohol konsentrasi
rendah dan berangsur- angsur ke konsentrasi tinggi. Biasaya dimulai dengan alkohol 30%,
kemudian 70% dan akhirnya alkohol absolut 96%. Pada praktikum kali ini dimulai dengan
alkohol 70%selama 2 jam, Alkohol 80 % selama 1 jam dan Alkohol 90 % selama 1 jam.Untuk
menjamin terjadinya dehidrasi sempurna, boleh dipakai dua kali alkohol absolut (Bajpai,1988).
Proses terakhir dalam pembuatan preparat permanen ini adalah mounting. Didalam perlakuan
mounting, sebelum preparat permanen ditutup meggunakan object glass maka preparat harus
diberi zat perekat seperti entelan /kanada balsam. Entelan merupakan bahan mounting standar
untuk histology,dan juga untuk taxonomy, zoology maupun botani. Entelan dibuat dengan cara
mengumpulkan damar atau Abies balsamica (balsam fir) dan diencerkan dalam pelarut ( sebagian
besar terdiri atas xylene), kanada balsam (Fatihiyah, 2008). Preparat adalah hasil dari tindakan
atau proses pembuatan maupun penyiapan sesuatu menjadi spesimen patologi maupun anatomi
yang siap dan diawetkan untuk penelitian dan pemeriksaan (W.A. New Dorland, 2002). Preparat
apusan tinja adalah hasil dari proses pembuatan maupun penyiapan tinja (feses) yang dapat
diperiksa secara langsung maupun diawetkan untuk penelitian.
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM PARASITOLOGI

DAFTAR PUSTAKA
Ariawan Putu. (2013). Trichuristrichiura. [online]. Tersedia :http://ariawanputu2.blogspot.com

/2013/10/trichuris-trichiuramantap.html

Gandahusada, S., HerryD.I,Wita Pribadi, 1998, Parasitologi Kedokteran, Edisi III, FKUI, Jakarta

Gunarso, W. 1989. Mikroteknik . Institut Pertanian Bogor:Bogor. Choyrot, WF. 2009.

Biologi Insekta Entomologi. Graha Ilmu:Yogyakarta

http://repository.unimus.ac.id/2930/5/BAB%20II.pdf

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-waladhafas-53212bab2.pdf
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM PARASITOLOGI

Anda mungkin juga menyukai