Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

MIKTROTEKNIK
Preparasi Sediaan Utuh (Whole Mount) Tumbuhan

Disusun oleh:

Nama : Salma Nur Faricha A

NIM : K4320073

Kelas :B

Kelompok/Asisten : 2/ Sekar Nur H

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022
Laporan Resmi Praktikum
Mikroteknik
I. Judul : Preparasi Sediaan Utuh (Whole Mount) Tumbuhan
II. Tujuan : Membuat sediaan organisme atau bagian dari
organ tumbuhan secara utuh.
III. Alat dan Bahan
Alat :
- Gunting/silet/pisau - Pinset
- Gelas ukur - Gelas objek cekung, cover glass
- Botol flakon - Hot plate
- Botol kaca - Gelas bekker.
- Oven parafin
Bahan :
- Lumut daun lengkap dengan - Fastgreen 0,5% (0,5 gr dalam 100
thalus, rhizoid, kotak spora ml aquades)
- Lumut hati lengkap dengan alat - Gliserin 10%
reproduksi (jantan dan betina) - Alcohol 95%, alcohol 100%
- Spermatophyte (berukuran kecil) - Campuran alcohol dan xilol ( 9:1,
- FAA 8:2,7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8,
- Akohol 70%, Alkohol 50%, 9:1)
Alkohol 20% - Xilol absolute
- Aquades - Canada balsam
IV. Skema Langkah Kerja

Hari ke-1 1. Fiksasi dengan


larutan FAA (formalin 4%,
Hari ke-2
AAG 0,3%, alkohol 70%)
2. Fiksatif dibuang kemudian diganti berturut-
1x24 jam turut dengan: a. Alkohol 70%....selama 30 menit
b. Alkohol 50% ....selama 30 menit
c. Alkohol 20% .....selama 30 menit
d. Aquades ....selama 30 menit
e. Fastgreen 0,5% dalam aquades .. selama 24
Hari ke-4 jam
5. Mengganti larutan dengan :
a. Alkohol 95% 30 menit
b. Alkohol 95% 30 menit
c. Alkohol 100% 30 menit
d. Alkohol 100% 30 menit
e. Alkohol/xilol 9:1 10 menit
f. Alkohol/xilol 8:2 10 menit
g. Alkohol/xilol 7:3 10 menit
Hari ke-3
h. Alkohol/xilol 6:4 10 menit
3. Dehidrasi diganti berturut-turut dengan : a.
i. Alkohol/xilol 5:5 10 menit
Aquades .. 5 menit
j. Alkohol/xilol 4:6 10 menit
b. Aquades ….. 5 menit
k. Alkohol/xilol 3:7 10 menit
c. Gliserin 10% …. 24 jam
l. Alkohol/xilol 2:8 10 menit
4. Kemudian ditempatkan di oven paraffin (40-45
m. Alkohol/xilol 1:9 10 menit
derajad) sampai larutan gliserin jenuh (sampai
n. Xilol murni 10 menit
terbentuk 2 lapisan; air dan gliserin terpisah).
o. Xilol murni 10 menit
Proses harus selalu di jaga jangan sampai bahan
6. Mengambil bahan menggunakan
menjadi kering
pinset taruh di atas gelas benda
7. Membubuhi dengan canada balsam
dan metutup dengan gelas penutup.
8. Mengeringkan preparat di atas hot
plate dengan temperatur 45°C hingga
canada balsam kering.

V. Hasil
Gambar Keterangan
Lumut hati perbesaran 4x 1. Arkegonium
1 2. Seta
3. Thalus

2
3

1. Arkegonium
2. Seta
3. Daun
2 1

Sumber :
Endang et.al., 2020

VI. Data dan pembahasan


1. Pembahasan
a. Teknik Handling Bahan
Whole Mount, metode ini sering diistilahkan karena pada
pembuatan preparatnya menggunakan semua bagian tanaman yang akan
diamati. Tentu saja tanaman yang diamati haruslah berukuran kecil sehingga
dapat termuat pada objekglass. Sedangkan pada tanaman yang agak
besar bisa dilakukan trimming (pemangkasan) agar menjadi lebih rapi
dan kecil. Contoh dari tanaman yang bisa dibuat preparat menggunkan
preparat whole mount adalah lumut, sori paku, daundengan trikoma dan
daun dengan stomata. Proses pembuatan preparat dengan
menggunakan metode ini adalah melalui beberapa tahap seperti fiksasi
bertahap, penggunaan seri xylol berseri (10-20-30-40-50-60-70-80-
90%) dalam alkohol absolute. Metode whole mount mempunyai kelebihan
dan kelemahan masing-masing. Kelebihan metode ini adalah dapat
mengamati seluruh bagian tanaman dengan jelas tiap bagian-bagiannya.
Sedangkan kelemahannya adalah metode ini hanya bisa dilakukan
pada tanaman dengan ukuran yang kecil saja tidak bias tanaman yang besar
sehingga metode ini perlu terus dikembangkan dengan melakukan bebagai
percobaan. Prinsip kerja metode whole mount yang telah dilaksanakan terdiri
dari beberapa tahapan, yaitu fiksasi, pencucian dan pewarnaan, dehidrasi,
dealkoholisasi, mounting,dan pengamatan

b. Pelaksanaan Penggunaan Teknik


1. Tahap fiksasi
Pada tahap ini daun dimasukkan ke dalam botol flakon berisi larutan
FAA(formalin 4%, asam asetat glasial 0.3%, alkohol 70%) dan
difiksasi selama 24 jam. Fiksasi dilakukan untuk menghentikan
proses metabolisme secara cepat, mencegahkerusakan jaringan,
mengawetkan komponen-komponen sitologis dan histologis,
danmengeraskan sel (Rudyatmi, 2012). Larutan fiksasi yang
digunakan adalah larutanFAA, yang terdiri dari formalin 4%, asam
asetat glasial (AAG) 0.3%, dan alkohol70%. Tujuan penggunaan
larutan FAA adalah untuk menahan sel untuk tidakmembelah
lagi sehingga tahap-tahap pembelahan mitosis dapat teramati
(Setiawan,2012).
2. Tahap pencucian dan pewarnaan
Setelah 24 jam, larutan fiksatif dibuang dan diganti secara berturut-
turut denganlarutan alkohol 70%, alkohol 50%, alkohol 20%, aquades
masing-masing selama 30menit. Kemudian spesimen diwarnai dengan
cara mengganti aquades dengan larutan fast green (1% dalam aquades)
sebanyak 3-5 tetes hingga seluruh spesimen daun terwarnai. Spesimen
yang telah berada dalam larutan fast green didiamkan selama 24jam.
Pada tahap ini, pencucian secara berturut-turut pada larutan alkohol
70%, alkohol 50%, alkohol 20% bertujuan untuk menghilangkan
larutan fiksatif yang ada di dalam botol flakon berisi spesimen daun.
Pencucian dilakukan dengan konsentrasi alkoholyang semakin kecil
karena dalam pewarnaan akan digunakan pewarna dengan pelarut
aquades. Pencucian selanjutnya menggunakan aquades agar larutan
fiksatif dapathilang sepenuhnya dari botol flakon tersebut. Pada
proses pewarnaan, spesimen diwarnai dengan pewarna fast green
(1% dalam aquades). Pewarnaan bertujuan agar dapat mempertajam
atau memperjelas berbagai elemen jaringan terutama sel-
selnyasehingga dapat dibedakan dan ditelaah dengan
mikroskop (Yilun, et. al, 1993). Pewarna fast green berguna
untuk mewarnai sitoplasma sel sehingga menunjukkan warna hijau
atau hijau kebiruan dan memudahkan kita dalam pengamatan di
bawah mikroskop.
3. Tahap dehidrasi
Pada tahap ini, larutan fast green diganti dengan aquades sebanyak
dua kalipengulangan masing-masing selama 5 menit.
Penggantian dengan aquades (pencucian) tersebut bertujuan untuk
menghilangkan endapan zat warna yang masih menempel pada
spesimen. Kemudian spesimen lumut dimasukkan ke dalam gliserin
10%, dimasukkan ke dalam oven dan didiamkan selama 24 jam.
Setelah itu, dilakukan penggantian larutan yaitu secara berturut-turut
alkohol 95% selama 30 menit dengan dua kali pengulangan, dan
alkohol 100% selama 30 menit dengan dua kali pengulangan.
Tahap dehidrasi bertujuan untuk mengeluarkan air dalam jaringan
yangtelah difiksasi. Dehidran yang umum digunakan adalah alkohol
(Dasumiati, 2008). Dehidrasi dilakukan dari konsentrasi rendah ke
konsetrasi tinggi agar jaringan pada organ tidak mengalami perubahan
drastis akibat perbedaan jenis dan konsentrasi yangmengakibatkan
terjadinya pengerutan sel maupun jaringan yang mengakibatkan
selakan rusak (Sudiana, 2005). Gliserin 10% merupakan campuran
antara gliserin 10 ml(titik didihnya 2800C) dengan aquades 90 ml
(titik didihnya 1000C). Oleh karena adanya perbedaan titik didih,
maka aquades akan menguap terlebih dahulu sehinggadapat terjadi
proses dehidrasi. Hal inilah yang menjadi alasan spesimen
lumut dimasukkan ke dalam oven setelah diberi gliserin, yaitu supaya
dapat mencapai titik didih yang diharapkan untuk terjadinya dehidrasi.
Penggantian larutan dengan alkohol 95% dan alkohol 100% dilakukan
dengan tujuan untuk mengurangi kandungan airdalam spesimen.
4. Tahap dealkoholisasi
Dealkoholisasi dilakukan dengan cara mengganti larutan
alkohol secaraberturut-turut dengan alkohol:xylol 9:1,
alkohol:xylol 8:2, alkohol:xylol 7:3,alkohol:xylol 6:4,
alkohol:xylol 5:5, alkohol:xylol 4:6, alkohol:xylol
3:7,alkohol:xylol 2:8, alkohol:xylol 1:9 masing-masing selama
10 menit. Kemudian diganti dengan larutan xylol murni sebanyak
dua kali pengulangan masing-masing selama 10 menit. Dealkoholisasi
bertujuan untuk membuang alkohol. Pada tahap inidigunakan larutan
alkohol:xylol dengan perbandingan yang telah ditentukan (secara
berurutan yaitu 9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 1:9). Larutan
alkohol:xylol yang digunakan bertujuan untuk menyesuaikan kondisi
dari alkohol 100% menuju xylol untuk perlakuan selanjutnya.
Sedangkan xylol murni yang digunakan pada tahap ini berfungsi
sebagai penjernih, yaitu untuk membuat organ menjadi transparan
(Shobe &Lersten, 1967).
5. Tahap mounting
Penutupan (mounting) dilakukan dengan cara memindahkan
spesimen darilarutan xylol murni ke atas object glass dengan pinset,
kemudian diberi canada balsamdan ditutup dengan gelas penutup.
Pemberat logam diletakkan di atas gelas penutupagar mempercepat
proses pengeringan preparat.

c. Alasan Penggunaan Teknik

Whole mount merupakan teknik yang digunakan untuk mengetahui preparat


dari suatu objek yang disajikan secara utuh atau bagian-bagian tertentu dari
objek tanpa melakukan pemotongan (Devi, 2015). Metode whole mount
yaitu preparat yang diamati berupa preparat yang utuh seperti sel, jaringan,
organ maupun individu sehingga hasil yang diperoleh sediaan whole mount
terlihat jelas.

d. Alasan Penggunaan Kemikalia

- Fastgreen
digunakan untuk memberikan warna preparat sehingga pada saat
pengamatan dapat terlihat jelas.
- Xylol

Pada penggunaan xylol yaitu untuk clearing atau sebagai penjernih


spesimen agar terlihat jelas dan terang atau transparan (Auliawati, 2013)
- Larutan FAA

Memfiksasi tumbuhan yang akan dijadikan sampel praktikum agar


jaringan dalam tumbuhan awet dan untuk mempertahankan jaringan
(Rosita, 2015).
- Etanol

Digunakan dalam proses dehidrasi yaitu untuk mengeluarkan seluruh


cairan yang ada pada jaringan setelah mengalami proses fiksasi.
Pemberian etanol secara bertingkat dilakukan agar mengurangi peluang
terjadinya pengkerutan sel tau jaringan pada objek (Sari, 2015).
- Canada balsam
Sebagai bahan perekat dalam proses mounting pada object glas cekung,
sehingga posisi objek tetap dan mepermudah pengamatan.

e. Kendala

Kendala yang dialami yaitu saat proses pencarian bahan lumut hati betina,
karena ukuran lumut yang kecil susah untuk membedakan mana yang jantan
dan mana yang betina.

f. Analisis Hasil Pengamatan (dibandingkan dengan gambar


referensi)

Gambar Hasil Pengamatan Gambar Referensi

Gambar referensi ini terlihat jelas pada gambar hasil pengamatan terdapat
bercak hitam-hitam dan bagian lumut tidak terlihat dengan jelas. Perbedaan
tersebut dapat dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu pemisahan
lumut dengan tanah yang tidak tepat sehingga masih terdapat tanah yang
menempel dan menutupi organ lumut.

2. Analisis Kegagalan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan terdapat hasil yang kuarang


memuaskan. Hal tersebut dibuktikan dengan gambar hasil preparasi yang
berbeda signifikan dengan gambar referensi. Hasil preparasi menunjukkan
terdapat bercak berwarna hitam yang diduga bercak tersebut merupakan serbuk-
serbuk tanah yang masih menempel pada lumut dan bentuk morfologi lumut
berbeda dengan referensi.

VII. Kesimpulan

Metode whole mount mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing.


Kelebihan metode ini adalah dapat mengamati seluruh bagian tanaman dengan jelas
tiap bagian-bagiannya. Sedangkan kelemahannya adalah metode ini hanya bias
dilakukan pada tanaman dengan ukuran yang kecil saja tidak bias tanaman yang
besar sehingga metode ini perlu terus dikembangkan dengan melakukan bebagai
percobaan. Prinsip kerja metode whole mount yang telah dilaksanakan terdiri dari
beberapa tahapan, yaitu fiksasi, pencucian dan pewarnaan, dehidrasi, dealkoholisasi,
mounting, dan pengamatan.

VIII. Daftar Pustaka

Devi, E. R. (2015). Pengembangan LKS materi alga dengan memanfaatkan media


preparat whole mount mikroalga. Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi
(BioEdu), 4(3).
Harlita, D. P. S., & Probosari, R. M. (2018). PKM PENGEMBANGAN BASIC
LABORATORY SKILLS UNTUK MENUNJANG PEMBELAJARAN
BAGI GURU BIOLOGI SMA. In Prosiding Seminar Nasional Hasil
Pengabdian kepada Masyarakat Vol (Vol. 3, No. 1).
Muhibbin, M. & Zainal. (2018). Penentuan Kandungan Kimia Minyak Cengkeh
(Syzigium Aromaticum) Dengan Spektroskopi Near Infrared (Nir). Skripsi
Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Rudyatmi, E. (2012). Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: FMIPA UNNES
Sari, P. J. Histoteknik perfusi PBS-Formalin dan gambaran histologi organ hepar,
pankreas dan ginjal tikus sprague dawley 2015 (Bachelor's thesis, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
2015).
Sudiana, K. I. (2005). Teknologi Ilmu Jaringan dan Immunohistokimia. Jakarta:
Sagung Seto
IX. Lembar Pengesahan

Surakarta, 25 Juni 2022


Asisten, Praktikan,

Sekar Nur Hanifah Salma Nur Faricha A


NIM. K4319076 NIM. K4320073
LAMPIRAN
Logbook
Abstrak Jurnal
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai