Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

HISTOLOGI
SISTEM KOORDINASI

Disusun Oleh:

Nama : Salma Nur Faricha A


NIM : K4320073
Kelas :B
Kelompok/Asisten : 5/Natasha Herawati

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2021
Laporan Resmi Praktikum
Histologi

Judul : Sistem Koordinasi

Tujuan :

1. Mengamati preparat histologis organ-organ yang termasuk ke dalam sistem koordinasi.


2. Membuat Analisa dari hasil pengamatan yang dilakuakan
Nama Preparat : Sel Saraf
Perbesaran Preparat : 40x
Gambar Keterangan
1. White Matter
2. Pembuluh Darah
1
3. Grey Matter
2

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Sel saraf atau neuron ditemukan pada sistem saraf manusia. Sel saraf atau neuron merupakan unit
fungsional baik dalam Sistem Saraf Pusat maupun Sistem Saraf Tepi(Mescher, 2013).
B. Bagian-bagian (struktur dan fungsi)
1) White Matter
White matter strukturnya terdiri serat saraf bermielin disepanjangnya dengan beberapa serat
saraf yang tidak bermelin serta sel neuroglial. White Matter pada otak berfungsi untuk
menghubungkan pusat-pusat informasi dan analisis (Cui, et al., 2011).
2) Pembuluh Darah
Pembuluh darah kapiler adalah memfasilitasi pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara
sel-sel darah merah dan jaringan tubuh.
3) Grey Matter
Grey matter strukturnya tersusun atas badan sel neuronal yang beragregat, dendrit dan akson tak
bermielin yang porsinya sebaik sel neuroglial. Grey matter terletak di dalam medulla spinalis
terbungkus oleh bagian berwarna putih, yang disebut dengan white matter Pada daerah ini tidak
ditemukan myelin. Grey matter berfungsi untuk memproses informasi di otak (Rimbun &
Kalanjati, 2012).
C. Ciri khusus
Badan sel saraf memiliki satu inti sel dengan satu anak inti dan mengandung organel. Organel
tersebut seperti REK, ribosom, dan polisom yang membentuk struktur khas dalam sitoplasma
neuron yang disebut badan Nissl. Organel lain yang terkandung dalam badan sel saraf adalah
mitokondria, aparatus golgi, lisosom, mikrotubulus, mikrofilamen, dan vesikel transport. Bagian
dari badam sel yang akan membentuk akson tidak mengandung organel (Rimbun & Pintoko
Kalanjati, 2012).
Nama Preparat : Cerebellum
Perbesaran Preparat :20x
Gambar Keterangan
1. Sel Basket
3 2. Sel Purkinje
1
3. Pembuluh Darah
4 2
4. Lapisan Molekular
5. Lapisan Granular

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Otak kecil disebut juga dengan cerebellum. Otak ini terletak di belakang kepala, tepatnya di
bawah lobus oksipital otak besar dan di dekat batang otak (Mescher, 2010).

B. Bagian-bagian (struktur dan fungsi)


1) Sel Basket
Sel basket tersebar di dekat badan sel purkinje, dendritnya bercabang-cabang dan
berhubungan dengan akson sel granular (Pangestiningsih, T. W., Saputra, I. L. M., &
Suminar, A. S. 2014).
2) Sel Purkinje
Purkinje cell atau sel purkinje strukturnya terdiri berukuran besar dengan cabang – cabang yang
jelas (Mescher, 2010). Setiap sel purkinje ini berfungsi untuk menerima ratusan dari ribuan
sinaps rangsangan dan hambatan serta harus mengintegrasikan untuk membentuk respons yang
baik (Yunus & Sari, 2012).
3) Pembuluh Darah
Pembuluh darah kapiler adalah memfasilitasi pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara
sel-sel darah merah dan jaringan tubuh.
4) Lapisan Molekular
Molecular layer atau lapisan molekular strukturnya mengandung sel bintang atau sel stellate
pada bagian paling atasnya, dendrit dari sel purkinje, sel basket, dan akson tak bermielin dari
lapisan granula (Cui, et al., 2011)r. Fungsi dari molecular layer adalah adalah mengizinkan
transmisi sinyak cepat menuju ke otak.
5) Lapisan Granular
Granular layerstrukturnya tersusun atas sel granula kecil dan glomeruli (pulau cerebellar).
Lapisan yang berfungsi untuk membentuk sel-sel pelindung kulit dengan menghasilkan lipid
dan faktor pelembap alami.

C. Ciri khusus
Ciri cerebellum adalah terdapatnya sel purkinje yang hanya ada pada bagian ini saja. Sel
purkinje memiliki bentuk yang besar dan berbentuk seperti labu (Yunus & Sari, 2012).
Nama Preparat : Cerebrum
Perbesaran Preparat : 4x
Gambar Keterangan
1. Lapisan Pyramidal Internal
2. Lapisan Multiform
3. Lapisan Granular Internal
1
4. Lapisan Granular Eksternal
5
2 5. Lapisan Pyramidal Eksternal
6 3 6. Lapisan Molekular

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Cerebrum merupakan bagian terbesar dari otak. Cerebrum terbagi menjadi 2 bagian, yaitu
otak kanan dan otak kiri. Belahan otak kanan berfungsi untuk mengontrol pergerakan di sisi kiri
tubuh dan belahan otak kiri mengontrol gerakan di sisi kanan tubuh (Irnaningtyas, 2015).

B. Bagian-bagian (struktur dan fungsi)


1) Lapisan Pyramidal Internal
Lapisan ini mengandung sel piramidalis berukuran sedang dan besar, bercampur dengan sel
granular dan sel Martinotti. Sel terbersar (sel Betz) hanya ditemukan pada giruspresentralisis.
Neurit yang bermielin sangat tebal pada sel ini membentuk traktus kortikonuklearis dan traktus
kortikospinalis. Lapisan ini juga mengandung serabut yang berorientasi tangensial internal band
of baillarger (Mendoza & Foundas, 2008).
2) Lapisan Multiform
Lapisan ini terdiri atas sel berbentuk kumparan (spindel) dengan sumbu panjang tegak lurus
dengan permukaan korteks. Lapisan ini juga mengandung sel granular, sel Martinotti, dan sel
bintang. Sel neuron berbentuk kumparan ini mempunyai dendrit sel piramidal di dalam lamina
ganglionaris. Akson-aksonya mencapai substansia alba sebagai serat proyeksi eferen dan
asosiasi (Mendoza & Foundas, 2008).
3) Lapisan Granular Internal
Lapisan ini banyak mengandung sel nonpiramidalis, yaitu sel neuron berbentuk bintang. Sel
granular terutama menerima input aferen dari neuron talamik melalui proyeksi talamokortikal.
Serabut yang terletak di lapisan ini sebagian besar berorientasi radial, tetapi yang terletak di
lapisan granularis interna secara keseluruhan berjalan secara tangensial, membentuk external
band of baillarger (Mendoza & Foundas, 2008).
4) Lapisan Granular Eksternal
Lapisan ini banyak mengandung sel-sel granular (sel non peramidalis) dan sedikit sel
piramidalis yang dendritnya membentuk cabang didalam lapisan granularis eksterna dan
berjalan naik ke lapisan molekularis. Sel nonpiramidalis sebagian besar merupakan neuron
inhibitorik GABAergik, sedangkan sel piramidalis bersifat eksitatoris dan menggunakan
glutamat sebagai neurotransmiternya (Mendoza & Foundas, 2008).
5) Lapisan Pyramidal Eksternal
Lapisan ini banyak mengandung sel piramidalis yang berukuran lebih kecil dibanding lapisan
kortikal yang lebih dalam. Sel-sel tersebut berorientasi dengan dasarnya ke arah substansia alba
subkortikalis. Pada lapisan ini akson sudah mendapat selubung mielin, dimana struktur ini dapat
berfungsi sebagai serabut proyeksi atau serabut commissura atau disebut juga serabut asosiasi.
Diantara sel-sel piramidal terdapat pula sel-sel granular dan sel Martinotti dengan akson berjalan
naik ke lapisan superfisial (Mendoza & Foundas, 2008).
6) Lapisan Molekular
Lapisan ini memiliki sel yang relatif sedikit. Selain cabang dendrit distal (apical tuft) sel
piramidalis letak rendah dan akson yang membuat kontak sinaptik dengannya, lapisan ini
sebagian besar terdiri dari neuron kecil (sel CajalRetzius) yang dendritnya berjalan secara
tangensial didalam lapisan ini. Selain itu juga terdapat sel Golgi tipe II. Sel Cajal-Retzius
berperan penting pada perkembangan pola laminar kortikal. Beberapa diantaranya
berdegenerasi segera setelah perkembangan selesai (Mendoza & Foundas, 2008).

C. Ciri khusus
Ciri khusus darah dari serebrum adalah erdapat 6 lapisan pada materi abu – abunya, selain
itu memiliki lapisan granular internal yang memiliki kepadatan sel yang paling padat dibandingkan
dengan lapisan yang lainnya. Lapisan piramidal internal memiliki kepadatan yang paling rendah
dibandingkan dengan lapisan yang lainnya (Mescher, 2010).
Nama Preparat : Kelenjar Timus
Perbesaran Preparat :10x
Gambar Keterangan
1. Kelenjar Hassal
2. Capsule
3. Medulla

1 4. Cortex
3

2
4

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Kelenjar timus berwarna pucat kemerahan, bentuk tidak teratur, dan berjumlah 3-8 lobi pada
leher. Letak kenjar timus ada di di sisi kanan dan kiri dari sauran pernapasan atau trachea (Cui, et
al., 2011).

B. Bagian-bagian (struktur dan fungsi)


1) Kelenjar Hassal
Struktur ini merupakan sel- sel retikuler epithelial gepeng yang tersusun secara
konsentris dan dipenuhi filament keratin dan bewarna lebih terang. Kelenjar hassal
berfungsi sebagai pusat pengatur kegiatan antigenik (Abdian, M., Budiman, H., &
Iskandar, C. D. 2017).
2) Capsule
Capsule pada kelenjar timus berfungsi untuk membantu kerja kelenjar timus adalah sebuah
organ kecil yang terletak di belakang tulang dada yang memiliki peran melindungi tubuh dari
penyakit.
3) Medulla
Medulla adalah bagian dalam dari setiap lobus timus. Bagian medulla ini memiliki jumlah sel-
sel T yang jarang sehingga warna dari medulla ini lebih terang (Cui, et al., 2011). Medulla
berfungsi untuk tempat pematangan sel T, sel T nantinya berfungsi sebagai sistem limfoid
primer.
4) Cortex
Cortex merupakan bagian yang berwarna lebih gelap karena bagian ini strukturnya terdiri dari
limfosit T (Cui, et al., 2011). Cortex adalah bagian bagian tepi dari setiap lobus timus. Cortex
berfungsi untuk melindungi kelenjar timus.

C. Ciri khusus
Kelenjar timus mempunyai ciri khusus yaitu mempuyai badan Hassal’s yang merupakan
kumpulan bulatan yang terdiri dari sel – sel gepeng yang sering menunjukkan perubahan degeneratif
di pusatnya. Bagian ini juga dapat disebut sebagai korpuskel – korpuskel timus (Cui, et al., 2011).
Nama Preparat : Kelenjar Tiroid
Perbesaran Preparat : 40x
Gambar Keterangan

1 2 1. Sel C
2. Thyroid Follicle
3 3. Follicular Cell
4. Epithellium
4 5 5. Colloid
6 6. Folikel

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Kelenjar tiroid pada i terletak di cranial trakea menempel pada kartilago tiroidea (Kurniawan,
Wiratmini, & Sudatri, 2014).

B. Bagian-bagian (struktur dan fungsi)


1) Sel C
Sel C strukturnya dapat dijumpai pada sela – sela sel folikel maupun berkelompok di luar folikel
(Mescher, 2010). Sel C berfungsi untuk menyekresi kalsitonin, suatu polipeptida yang berperan
dalam metabolisme kalsium.
2) Thyroid Follicle
Folikel tiroid adalah unit struktural dan fungsional organ tiroid berbentuk bangunan bulat. Setiap
unit folikel terdiri atas selapis epitel dengan lumen sentral berisi substansi gelatinosa, yang
disebut koloid.
3) Follicular Cell
Sel folikuler strukturnya terdiri atas ukuran yang lebih kecil dari sel C dengan pulasan yang
lebih gelap (Mescher, 2010). Fungsi dari sel folikuler adalah untuk memproduksi hormon tiroid
(Cui, et al., 2011).
4) Epithellium
Epitelium kelenjar tiroid berjenis epitel kubus selapis. Fungsinya sebagai sekresi dan pelindung.
5) Colloid
Koloid tiroid mengandung glikoprotein besar tiroglobulin (660 kDa, koloid berperan sebagai
prekorsor untuk hormon tiroid aktif (Mescher, 2013).
6) Folikel
Terdapat sejumlah hormon di folikel untuk menyuplai tubuh hingga selama tiga bulan tanpa
sintesis tambahan. Folikel terkemas rapat, yang terpisah satu sama lain hanya oleh sebarab
jaringan ikat reticular (Mescher, 2013).

C. Ciri khusus
Kelenjar tiroid mempunyai ciri khusus yaitu memiliki folikel yang dilapisi epitelium
squamosa hingga kolumnar rendah, di dalamnya terdapat lumen yang terisi dengan koloid dan
tiroglobulin. Selain itu ciri khusus lain dari kelenjar tiroid adalah memiliki sel C atau sel
parafolikuler besar pada sela – sela sel folikel maupun berkelompok di luar folikel (Mescher, 2010).
Nama Preparat : Kelenjar Adrenal
Perbesaran Preparat : 4x dan 100x
Gambar Keterangan
Perbesaran 4x membujur 1. Korteks
2. Medula
3. Kapsul
1 4. Jaringan Adiposa
3 5. Zona Glomerulosa
2
6. Zona Fasciculata
7. Zona Reticularis

Perbesaran 100x
4 7
5
6 1

2
3

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Kelenjar adrenal terletak terletak di atas ginjal dan berukuran kurang lebih separuh ibu jari
(Cui, et al., 2011).
B. Bagian-bagian (struktur dan fungsi)
1) Korteks
Cortex merupakan tersusun atas sel – sel penyekresi steroid. Bagian ini memiliki tiga zona
konsentris dengan deretan sel epitel yang tersusun khusus berfungsi untuk menhasilkan berbagai
kelas hormon steroid (Rumlaklak, Sulistiawati, Sajuthi, Widhyari, & Nugroho, 2018).
2) Medula
Medulla strukturnya terdiri atas sel polihedral besar yang terpulas pucat dan ditunjang jalinan
serat retikular yang tersebar dengan kapiler yang lebar. Medulla ini berfungsi untuk menyekresi
dan penyimpanan hormon pada medula adrenalis dilakukan oleh sel kromafin yang memiliki
granula (Pratiwi, 2004).
3) Kapsul
Capsule pada kelenjar timus berfungsi untuk membantu kerja kelenjar timus adalah sebuah
organ kecil yang terletak di belakang tulang dada yang memiliki peran melindungi tubuh dari
penyakit.
4) Jaringan Adiposa
Jaringan adiposa adalah jaringan yang berasal dari mesenkim atau sejenis jaringan ikat. Jaringan
ini tersusun dari asosiasi sel yang menumpuk pada lipid dalam sitoplasma (Cui, et al., 2011).
Memiliki fungsi sebagai peredam kejut, melindungi dan menjaga organ dalam, serta
menghasilkan lemak untuk tubuh.
5) Zona Glomerulosa
Zona glomerulosa adalah daerah berbentuk cincin konsentris yang terletak tepat di bawah kapsul
adrenal. Zona ini menempati kurang lebih 13% total volume kelenjar. Sel-sel silindris kecil
menyusun daerah ini dalam bentuk korda dan kelompokan. Kelompokan ini bentuknya mirip
dengan glomerulus pada ginjal, sehingga daerah ini disebut sebagai zona glomerulosa. Zona
glomerulosa berfungsi untuk menyekresi mineralokortikoid dan aldosterone (Rumlaklak,
Sulistiawati, Sajuthi, Widhyari, & Nugroho, 2018).
6) Zona Fasciculata
Daerah ini mengandung kapiler sinusoid yang tersusun longitudinal di antara kolumna-kolumna
sel-sel parenkim. Sel-sel polihedral daerah ini lebih besar ukurannya dibandingan dengan sel
daerah zona glomerulosa. Sel-selnya tersusun kolumna radial dan terwarna sedikit asidofilik.
Sel ini mengandung banyak droplet lemak pada sitoplasmanya (ENDAH Wulandari et al.,
2013).
7) Zona Reticularis
Merupakan daerah korteks yang berbatasan dengan medulla. Zona retikularis menyusung hanya
7% total volume kelenjar. Sel-selnya sangat asidofilik dan tersusun dalam korda yang saling
beranastomaosis. Selnya sering mengandung granula pigmen lipofuchsin dalam jumlah besar.
Beberapa sel yang berada dekat dengan medulla adreanal tampak gelap dengan sitoplasma padat
elektron dan inti piknotik yang menandakan pada zona ini mengandung sel parinkim yang
berdegenerasi (ENDAH Wulandari et al., 2013).
C. Ciri khusus
Kelenjar adrenal mempunyai ciri khusus yaitu korteks adrenal (Lapisan perifer kekuningan)
yang terdiri dari 3 lapisan yaitu glomerulosa, fasciculata, dna reticularis (Mescher, 2010
Nama Preparat : Kelenjar Hipofisis
Perbesaran Preparat : 4x
Gambar Keterangan
1. Pars Distalis
2. Pars Intermedia
3. Pars Nervosa
1 2
4. Blood Vessels

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Kelenjar hipofisis merupakan kelenjar yang terletak pada rongga tulang pada basis otak di
bawah hipotalamus. Berbentuk lonjong/lempeng, mempunyai fungsi penting (Kuehnel, 2003).

B. Bagian-bagian (struktur dan fungsi)


1) Pars Distalis
Pars distalis atau pars anterior adalah bagian yang terbesar. Sel-sel sekresinya dapat digolongkan
menjadi dua kelompok sel yaitu sel kromofil (sel basofil dan sel asidofil) dan sel kromofob
(Kuehnel, 2003). Pars distalis berfungsi untuk mensekrsikan POMC sebagai precursor protein.
2) Pars Intermedia
Pars intermedia, selnya bersifat kromofob dan terletak diantara pars distal dan neurohipofisa
(Kuehnel, 2003). Pars intermedia hanya ditemukan dalam bentuk sisa, yang terletak diantara
lobus anterior dan posterior.
3) Pars Nervosa
Secara teknis, sebetulnya pars nervosa bukan merupakan kelenjar endokrin. Akson bagian
terminal distal dari hipotalamohipofiseal tract akan berakhir di pars nervosa dan menyimpan
sekret. Akson ini disokong oleh sel yang berbentuk seperti glia yang disebut pituisit. Bila pars
nervosa diwarna dengan pewarnaan hematoxylin chrome alum, maka akan tampak akson yang
tampak melebar berwarna hitam kebiruan yang berisi granula sekretori, yang disebut badan
Herring. Kurang lebih 25% volume pars nervosa diisi oleh pituisit. Pituisit mengandung droplet
lemak, pigmen lipokrom, dan filament intermediet. Pituisit juga mengandung banyak prosesus
sitoplasma dan membentuk gap junction satu sama lain (Kuehnel, 2003).
4) Blood Vessels
Blood vessels merupakan saluran yang fungsinya untuk mengedarkan darah ke bagian kelenjar
hipofisis agar metabolisme berjalan normal (Kuehnel, 2003).

C. Ciri khusus
Kelenjar hipofisis mempunyai ciri khusus yaitu merupakan kelenjar terbesar dan dapat
memengaruhi aktivitas kelenjar lainnya.
Nama Preparat : Kelenjar Paratiroid
Perbesaran Preparat : 40x dan 20x
Gambar Keterangan
1. Light Chief Cells
2. Dark Chief Cells
3. Oxyphil Cells
4. Chief Cells (sel principal)
1
5. Kapiler Darah
2

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Kelenjar paratiroid berasal dari jaringan endodermal kantong faringeal. Kantong faringeal
berasal dari askus faringeal (Selvianti & Kentjono, 2015).

B. Bagian-bagian (struktur dan fungsi)


1) Light Chief Cells
Light chef cell merupakan bagian dari chief cell yang berupa sitoplasma jernih. Light chief cell
berperan dalam membantu chief cells (Kuehnel, 2003).
2) Dark Chief Cells
Dark chief cells adalah salah bagian dari chief cells atau sel principal yang strukturnya terdiri
dari sitoplasma gelap. Fungsi dari dark chief cells membantu chief cells (Kuehnel, 2003).
3) Oxyphil Cells
Sel-sel oksifil berbentuk poligonal, tetapi lebih besar dari sel principal dan sitoplasmanya
mengandung banyak granula-granula asidofil (Kuehnel, 2003).
4) Chief Cells (sel principal)
Chief cell berukuran kecil dengan nukleus vesikular dan sitoplasma yang poorly staining dan
terdiri dari granula sekretoris. Chief cell berfungsi untuk mensekresikan hormon paratiroid
(PTH) dari sitoplasm ke dalam kapiler secara eksostosis (Selvianti & Kentjono, 2015).
5) Kapiler Darah
Kapiler darah strukturnya sangat tipis, berdiameter sekitar 5 mikrometer, dan hanya terdiri dari
dua lapisan sel; lapisan dalam sel endotel dan lapisan luar sel epitel. Kapiler darah berfungsi
untuk penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena (Selvianti & Kentjono, 2018).

C. Ciri khusus
Ciri khusus dari kelenjar paratiroid adalah mempunyai chief cells atau sel principal (Kuehnel,
2003).
Nama Preparat : Pulau Langerhans
Perbesaran Preparat : 20x
Gambar Keterangan
1. Pulau Langerhans
2. Sel Alpha
3. Sel Beta
4. Sel Gamma
2
5. Sel PP
3
1 4
5

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Pulau Langerhans dapat berjumlah lebih dari 1 juta pulau Langerhans dalam pankreas
manusia dengan jumlah pulau pankreas terbanyak di bagian ekor pankreas, tetapi pulau pankreas di
bagian tersebut hanya membentuk 1% sampai 2% volume organ (Mescher, 2010).

B. Bagian-bagian (struktur dan fungsi)


1) Pulau Langerhans
Pulau lagerhans terdiri dari sel Langerhans. Sel langerhens strukturnya terdiri atas sel darah
turunan sumsum tulang. Fungsinya adalah mengolah, mengikat, dan menyajikan antigen kepada
limfosit T dengan cara yang sama sebagai sel dendritik imun pada organ lain.
2) Sel Alpha
Sel alpa berjumlah sekitar 25% dari pulau Langerhans. Sel ini berfungsi untuk meningkatkan
kadar gula dalam darah dan memecah cadangan gula dalam hati lalu membawanya ke darah.
3) Sel Beta
Sel Beta Pankreas, merupakan sel yang berfungsi untuk menghasilkan hormon Insulin.
4) Sel Gamma
Merupakan sel yang berfungsi menghasilkanpolipeptida pankreas. Polipeptida ini dapat
berfungsi untuk memperlambat penyerapan makanan, namun fungsi utamanya masih belum
diketahui. Sel gamma berupa sel renik (sangat kecil) daan berjumlah kurang dari 1 % dari pulau
Langerhans.
5) Sel PP
Sel PP menghasilkan hormone polipeptida pancreas. Hormon ini berfungsi merangsang aktivitas
sel chief lambung; menghambat sekresi empedu, sekresi enzim pankreas dan bikarbonat, serta
morilitas usus.

C. Ciri khusus
Pulau langerhans tidak mempunyai alat untuk mengeluarkan getahnya, namun dapat
mensekresi insulin dan glukagon langsung kedalam darah. Pulau ini adalah bagian endokrin
pankreas dan merupakan ciri khas pancreas (Irnaningtyas, 2015)
Nama Preparat : Kelenjar Filiformis
Perbesaran Preparat : 10x
Gambar Keterangan
1. Connective Tissue Core
2. Lamina Propria
1
3. Keratohyalin Granules
2 4. Papila Filiformis
3 5. Otot Vertical
4

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Kelenjar filiformis Nampak berupa tonjolan-tonjolan yang meruncing pada bagian ujungnya.
Papilla ini dibangun oleh suatu jaringan ikat kendur yang disebut lamina propria dan diliputi oleh
epitel. berlapis gepeng. Lili filiformis biasa ditemukan dalam setiap tuhuh manusia.

B. Bagian-bagian (struktur dan fungsi)


1) Connective Tissue Core
Connective tissue core merupakan jaringan yang meningkat, menyokong, dan menambat bagian
jaringan lainnya, terdiri atas sel-sel panjang yang dikhususkan untuk pergerakan.
2) Lamina Propria
Lamina propria strukturnya serabut elastin, kelenjar mukosa, dan serosa dengan saluran yang
bermuara ke lumen bronkus. Fungsi dari lamina propria ini adalah tempat terjadinya respons
imun terhadap mikroorganisme patogen yang dapat merusak jaringan internal karena dalam
lamina ini terdapat sel limfosit dan sel limfoid (Putra, Suastika, Setiasih, & Susari, 2021)
3) Keratohyalin Granules
Terdiri dari profillagrin, prekursor, dan fillangrin. Fillagrin menyeilang di antaea filamen keratin
guna memelihara kekuaran dan strukturnya. Fillagrin membentuk natural moisturizing factor
pada stratum korneum yang essensial dalam pembentukan korneosit.
4) Papila Filiformis
Papilla filiformis strukturnya terdiri dari jaringan ikat propria dan epitel yang meliputi papilla
sebagian besar mengalami pertandukan yang cukup keras sifatnya. Papilla filiformis berfungsi
menyediakan permukaan kasar yang mempermudah pergerakan makanan selama mengunyah
(Mescher, 2010).
5) Otot Vertical/Otot Rangka
Otot rangka strukturnya berwarna merah muda karena mengandung pigmen di dalam serat-
seratnya dan memiliki banyak pembuluh darah. Sel otot lurik berbentuk silindris panjang, inti
berbentuk lonjong dan berjumlah banyak di pinggir sel. Fungsi dari otot lurik ini adalah sebagai
otot volunter (otot sadar) yang bekerja di bawah pengaruh saraf sadar, cepat beraksi, kontraksi
kuat, tetapi cepat lelah (Irnaningtyas, 2015).

C. Ciri khusus
Kelenjar filiformis ciri khusus nya mempunyai bentuk kerucut memanjang serta memiliki
banyak lapisan tanduk, yang membuat permukaannya terlihat keabuan atau keputihan.
Nama Preparat : Papila Folliata
Perbesaran Preparat : 4x dan 10x
Gambar Keterangan
1. Epitel Squamosa
2. Taste Buds
1 3. Lamina Propria
4. Ducts
5. Epitel squamosa tak
berkeratin
2
3

4
1
2

5
3

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Papilla foliate ditemukan di tepi lidah kanan dan kiri bagian dalam dan bentuknya seperti
tonjolan daun.

B. Bagian-bagian (struktur dan fungsi)


1) Epitel Squamosa
Lapisan epitel squamosa yang datar dapat memberikan perlindungan terhadap abrasi dan
kehilangna air. Jenis ini dibagi lagi menjadi keratin dan non-keratin. Epitel squamosa berlapis
non-keratin tidak hilang saat kulit terkelupas.
2) Taste Buds
Taste buds strukturnya terdiri dari ovoid di dalam epitel berlapis lidah. Fungsi dari taste buds
adalah mendeteksi sedikitnya lima kategori umum sensasi kecap, yaitu ion logam (asin), ion
hidrogen dari asam (asam), gula dan senyawa organik terkait (manis), alkaloid dan toksin
tertentu (pahit), dan asam amino seperti glutamate (gurih) (Mescher, 2010).
3) Lamina Propria
Lamina propria strukturnya serabut elastin, kelenjar mukosa, dan serosa dengan saluran yang
bermuara ke lumen bronkus. Fungsi dari lamina propria ini adalah tempat terjadinya respons
imun terhadap mikroorganisme patogen yang dapat merusak jaringan internal karena dalam
lamina ini terdapat sel limfosit dan sel limfoid (Putra, Suastika, Setiasih, & Susari, 2021).
4) Epitel squamosa tak berkeratin
Jaringan epitel squamosa tidak berkeratin stekturnya terdiri dari dibagi lagi menjadi keratin dan
non-keratin. Jaringan epitel squamosa tidak berkeratin berfungsi sebagai memberikan
perlindungan terhadap abrasi dan kehilangan air.

C. Ciri khusus
Strukturn papila foliate terdiri dari beberapa paralel rigi (ridges) pada setiap sisi lidah anterior
untuk sulkus terminalis, tetapi belum sempurna pada manusia, terutama individu yang lebih tua.
Nama Preparat : Papila Fungiformis
Perbesaran Preparat :100x,10x, dan 600x
Gambar Keterangan
1. Epitel skuamosa belapis
tak berkeratin
1 2. Taste Buds
2 3. Lamina Propria
4. Epitel skuamosa berlapis
3 5. Otot Lurik
6. Papila Fungiform

5 3

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Papila fungiformis ditemukan di permukaan dorsal lidah yang membentuk tekstur kasar (Cui,
et al., 2011).
B. Bagian-bagian (struktur dan fungsi)
1) Epitel skuamosa belapis tak berkeratin
Jaringan epitel squamosa tidak berkeratin stekturnya terdiri dari dibagi lagi menjadi keratin dan
non-keratin. Jaringan epitel squamosa tidak berkeratin berfungsi sebagai memberikan
perlindungan terhadap abrasi dan kehilangan air.
2) Taste Buds
Taste buds strukturnya terdiri dari ovoid di dalam epitel berlapis lidah. Fungsi dari taste buds
adalah mendeteksi sedikitnya lima kategori umum sensasi kecap, yaitu ion logam (asin), ion
hidrogen dari asam (asam), gula dan senyawa organik terkait (manis), alkaloid dan toksin
tertentu (pahit), dan asam amino seperti glutamate (gurih) (Mescher, 2010).
3) Lamina Propria
Lamina propria strukturnya serabut elastin, kelenjar mukosa, dan serosa dengan saluran yang
bermuara ke lumen bronkus. Fungsi dari lamina propria ini adalah tempat terjadinya respons
imun terhadap mikroorganisme patogen yang dapat merusak jaringan internal karena dalam
lamina ini terdapat sel limfosit dan sel limfoid (Putra, Suastika, Setiasih, & Susari, 2021).
4) Otot Lurik
Sel otot lurik berbentuk silindris panjang, inti berbentuk lonjong dan berjumlah banyak di
pinggir sel. Fungsi dari otot lurik ini adalah sebagai otot volunter (otot sadar) yang bekerja di
bawah pengaruh saraf sadar, cepat beraksi, kontraksi kuat, tetapi cepat lelah (Irnaningtyas,
2015).

C. Ciri khusus
Papila fungiformis ciri khususnya berbebentuk unik seperti tudung jamur dan terletak
berdampingan dengan papila filiformis pada 2/3 depan lidah (Cui, et al., 2011)

.
Nama Preparat : Papila Sirkumvalata
Perbesaran Preparat : 100x
Gambar Keterangan
1. Epitel skuamosa
bertingkat
1
2. Taste Buds
2
3. Connective Tissue

3 4. Cleft
4

Identifikasi dan Deskripsi


A. Tempat ditemukan
Papilla sirkumvalata adalah papila yang berbentuk bulat serta juga tersusun seperti huruf V
di belakang lidah. Pada lidah manusia, biasanya jumlah papila sirkumvalata ini adalah sekitar 8 -14
buah (Kuehnel, 2003).

B. Bagian-bagian (struktur dan fungsi)


1) Epitel skuamosa bertingkat
Epitel skuamosa bertingkat adalah jaringan yang terbentuk dari beberapa lapisan sel yang
bertumpu pada membran basement, dengan lapisan superfisial yang terdiri dari sel skuamosa.
Lapisan sel yang mendasari dapat dibuat dari sel cuboidal atau kolumumum juga.
2) Taste Buds
Taste buds strukturnya terdiri dari ovoid di dalam epitel berlapis lidah. Fungsi dari taste buds
adalah mendeteksi sedikitnya lima kategori umum sensasi kecap, yaitu ion logam (asin), ion
hidrogen dari asam (asam), gula dan senyawa organik terkait (manis), alkaloid dan toksin
tertentu (pahit), dan asam amino seperti glutamate (gurih) (Mescher, 2010).
3) Connective Tissue
Connective tissue atau jaringan ikat tersusun dari bahan intersel (matriks) dan sel-sel penyusun
jaringan ikat. Jaringan ikat mengikat dan menyokong antar jaringan dan antar organ (Pratiwi,
2004).
4) Cleft
Cleft merupakan celah pada papila sirkumvalata.

C. Ciri khusus
Papilla sirkumvalata mempunyai ciri khusus yaitu memiliki susunan seperti parit yang dapat
menimbulkan aliran cairan secara kontinu di atas kuncup kecap yang berlimpah pada sisi papilla
tersebut, yang menyapu partikel makanan di dekatnya sehingga kuncup kecap dapat menerima dan
memproses stimulus pengecapan yang baru (Mescher, 2010).
DAFTAR PUSTAKA

Abdian, M., Budiman, H., & Iskandar, C. D. (2017). GAMBARAN HISTOLOGIS TIMUS
AYAM KAMPUNG (Gallus gallus domesticus) PADA UMUR BERBEDA. JURNALILMIAH
MAHASISWA VETERINER, 1(3), 592-597.
Cui, D., Naftel, J. P., Lynch, J. C., Yang, G., Daley, W. P., Haines, D. E., & Fratkin, J. D.
(2011). Atlas of Histology with Functional & Clinical Correlations. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.

Fatimatuzzahroh, Firani, N. K., & Kristianto, H. (2015). Efektifitas Ekstrak Bunga Cengkeh
(Syzygium aromaticum) terhadap Jumlah Pembuluh Darah Kapiler pada Proses
Penyembuhan Luka Insisi Fase Proliferasi. Jurnal Kesehatan FKUB, 2(2), 92-98.

Irnaningtyas. (2015). Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jogjakarta: Erlangga.

Kuehnel, W. (2003). Colour Atlas of Cytology, Histology, and Microscopic Anatomy 4 th


edition revised and enlarged (e book). Germany: Thieme.

Kurniawan, I. A., Wiratmini, N. I., & Sudatri, N. W. (2014). Histologi Hati Mencit (Mus
musculus L.) yang Diberi Esktrak Daun Lamtoro (Leucaena leucocephala). Jurnal
Simbiosis, 2(2), 226- 235.

Mendoza, J. E., & Foundas, A. L. (2008). Clinical Neuroanatomy: A Neurobehavioral


Approach. London: Springer Science Business Media.

Mescher, A. L. (2010). Histologi Dasar Junqueira Teks dan Atlas (Junqueira's Basic
Histology: Text & Atlas). Jakarta: The McGraw-Hili Companies Inc.

Pratiwi, d. (2004). Buku Panduan Biologi SMA jilid 2 untuk kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Putra, I. K., Suastika, P., Setiasih, N. L., & Susari, N. N. (2021). Struktur Histologi dan
Histomorfometri Duodenum Sapi Bali Betina Dewasa. Indonesia Medicus Veterinus,
10(1), 82-93.

Rimbun, & Kalanjati, V. P. (2012). Tekhnik Pewarnaan Neuron dan Neuroglia Pada Sistem
Syaraf Pusat. Jurnal Biomorfologi, 25(2), 33-40.

Rumlaklak, Y. Y., Sulistiawati, E., Sajuthi, D., Widhyari, S. D., & Nugroho, S. A. (2018).
Perubahan Patologi Seluler Kelenjar Adrenal Tikus Hipertensi dengan Terapi Sel Punca
Mesenkimal Sumsum Tulang. Jurnal Veteriner, 19(2), 215-221.

Selvianti, & Kentjono, W. A. (2018). Anatomi dan Fisiologi Kelenjar Paratiroid. Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok, 8(1), 158-169.
Vinurbal, S. (2016). Foliate Papillae of Human Tongue - A Microscopic Study. Indian Journal
of Applied Research, 10(6), 18-21.

Wangko, S., & Karundeng, R. (2014). Komponen Sel Jaringan Ikat. Jurnal Biomedik, 6(3), 1-
7.

Yunus, J., & Sari, D. R. (2012). Efek Neuroprotektif Vitamin D3 terhadap Jumlah Sel Purkinje
Cerebellum yang Diinduksi Etanol. Mutiara Medika, 12(2), 63-71.
LAMPIRAN

a. Laporan Sementara
b. Screenshot abstrak jurnal
LEMBAR PENGESAHAN

Surakarta, 11 Desember 2021

Asisten Praktikum Praktikan

Natasha Herawati Salma Nur Faricha A

NIM. K4319061 NIM. K4320073

Anda mungkin juga menyukai