MIKROTEKNIK
Disusun oleh :
Nama : Salma Nur Faricha A
NIM : K4320073
Kelas :B
Kelompok :2
Alat :
Mikroskop stereo
Mikroskop elektrik,
Cutter/silet
Kaca arloji bisa diganti cawan petri
Kuas
Pipet tetes
Object glass
Cover glass
Jarum pentul
Bekker glass
Pinset
Bahan :
Jaringan segar dari organ daun
Batang
Akar
Kutek bening
Isolasi bening
2
3. Tutup kutek bening dengan isolasi bening sampai merekat sempurna
4. Tarik dengan cepat dan kuat hingga replika terlepas dari permukaan daun
5. Tempelkan pada objek glass & amati dengan mikroskop dari perbesaran lemah ke kuat
6. Ulangi untuk sisi yang lain dari daun
Daun
Rhapis e
Batang
1
2
1 3
2
3
Akar
1
2
1 3
Daun : Daun :
Batang : 2. Hipodermis
2. Xylem Batang :
3. Floem 1. Empulur
Akar : 2. Xylem
Akar :
1. Rambut akar
2. Epidermis
3. Floem
4
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan hasil yang hampir sama dengan
gambar referensi. Terdapat beberapa faktor sehingga orang tidak terlihat :
1. Kelebihan air
2. Ketebalan potongan
Rhapis e
Adaksial
5
Abaksial
Abaksial Abaksial
1. Stomata 1. Stomata
Pada gambar diatas dapat diketahui bahwa sedikit ada persamaan antara gambar yang telah
diamati dan gambar referensi, namun gambar yang diamati kurang perbesaran sehingga
bagian-bagiannya kurang bisa diamati. Banyak dan sedikitnya stomata dilihat dari
kategori/klasifikasi jumlah stomata, berdasarkan kategori jumlah stomata daun akasia pada
bagian adaxial maupun abaxial memiliki jumlah stomata dengan kategori tak terhingga,
enteris pada bagian abaxial memiliki jumlah stomata dengan kategori tak terhingga yaitu 574,
sedangkan pada bagian adaxial enteris, palem dan beringin memiliki katergori sedikit, pada
bagian abaxial capilong memiliki kategori sangat banyak, palem memiliki kategori cukup
banyak dan beringin memiliki kategori banyak (Muharia, 2007 dalam Suyitno, 2012). Hal ini
dikarenakan pada bagian abaksial (bawah) tidak terkena cahaya matahari secara langsung
sehingga tidak banyak stomata yang rusak akibat penyinaran yang terlalu kuat. Selain itu,
pada bagian abaksial (bawah), lapisan kutikula yang melapisi epidermis lebih tipis atau
bahkan tidak dilapisi oleh kutikula, sehingga tidak ada atau hanya sedikit penghalang untuk
berlangsungnya proses transpirasi melalui stomata. Pada bagian adaksial (atas), sinar matahari
akan langsung mengenai lapisan permukaan daun dan akan merusak stomata jika penyinaran
terlalu kuat.
6
B. Pembahasan
a. Teknik Handling Bahan
Hands Free Section merupakan teknik preparat histologi untuk membuat jaringan
segar pada tanaman (Sari&Harlita, 2018). Pada teknik hands free section ini metode
yang digunakan yaitu, metode irisan tipis dan metode replikasi.
Metode Irisan tipis Metode irisan tipis merupakan teknik dalam pembuatan preparat
segar yang dilakukan dengan cara membuat irisan tipis berupa sayatan pada organ
tumbuhan dengan penampang melintang atau membujur (Jayanti, 2017).
Metode Replikasi Metode replikasi merupakan teknik untuk mengidentifikasi
morfologi dan distribusi stomata yang dilakukan dengan cara menggunakan kutek
kuku bening sebagai agen pencetak (Sari & Harlita, 2018).
Dalam menggunakan teknik irisan tipis yang perlu dilakukan pertama yaitu
membuat sayatan melintang secara tipis dengan menggunakan cutter, kemudian
diletakkan pada obyek glass dan pada preparate ditetesi air dengan menggunakan
pipet. Selanjutnya, ditutup oleh cover glass, dan usahakan jangan sampai terdapat
gelembung air pada preparate, selanjutnya mengamati preparate dengan
menggunakan mikroskop (Sakuragui, C. M., 2020)
Metode Replikasi
7
c. Alasan Penggunaan Teknik
Dalam parktikum Hands Free Section, kutek bening digunakan sebagai agen
pencetak pada stomata daun yang diolesi, seingga dapat terlihat jelas stomata
yang diamati melalui mikroskop dan aquades yang digunakan untuk melindungi
kandungan air pada hasil sayatan organ tumbuhan agar tidak kering dan dapat
diamati di bawah mikroskop (Sari, 2018).
C. KESIMPULAN
Hand Free Section Hands Free Section atau Preparasi jaringan segar merupakan salah satu
metode dalam pembuatan preparat dengan menggunakan teknik atau metode replika dan
irisan tipis. Pada teknik replika dilakukan dengan menggunakan kutek bening yang
8
diaplikasikan pada permukaan daun bagian abaksial dan adaksial serta solasi bening untuk
dapat melihat stomata pada daun yang diamati di mikroskop. Pada teknik irisan tipis
dilakukan dengan menggunakan sayatan dari batang, daun, dan akar pada spesies,
dilakukan dengan mengiris tipis bagian akar, batang, dan daun lalu di letakkan pada
preparat dan diamati di mikroskop.
Teknik replikasi merupakan salah satu metode pembuatan preparat stomata dengan pengolesan cat
kuku/kutek transparan pada bagian adaksial dan abaksial daun. Isolasi yang direkatkan pada bagian
yang diolesi kutek dikelupas beserta bagian epidermis daun sehingga diperoleh cetakan preparat
stomata dan diamamti di bawah mikroskop. Keunggulan metode teknik replikasi antara lain mudah,
cepat, dan murah. Keberhasilan pembuatan preparat stomata dengan metode teknik replikasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain karakteristik sampel dan keterampilan. Dalam
prakteknya membutuhkan kehati-hatian dan kecermatan agar diperoleh preparat stomata yang jelas
sehingga mudah diidentifikasi.
Irnaningtyas. (2017). BIOLOGI Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sari, D. P., & Harlita, H. Preparasi Hands Free Section dengan Teknik Replika untuk
Identifikasi Stomata. In Proceeding Biology Education Conference: Biology,
Science, Enviromental, and Learning (Vol. 15, No. 1, pp. 660-664).
Sari, M., Muryani, S., & Kadarusno, A. H. (2013). Palem Kuning (Chrysalidocarpus
lutescens), Daun Suji (Dracaena deremensis), dan Paku-Pakuan (Nephrolepis
exaltata) dalam Menurunkan Kadar Karbon Monoksida (CO). Sanitasi: Jurnal
Kesehatan Lingkungan, 4(4), 160-170.
Wetra, M. (2018). Jumlah dan Distribusi Stomata Pada Daun Beberapa Species Tanaman
Monokotil Di Lubuk Minturun Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto
Tangah (Doctoral dissertation, STKIP PGRI SUMATERA BARAT).
9
VIII. LEMBAR PENGESAHAN
10
IX. LAMPIRAN
b. Abstrak Jurnal
11
12
13