Disusun oleh:
Dea Ardanareswari
11522066
Kelompok 1
Asisten:
Raiza Zaina Nabila
10620018
1.2 Tujuan
Praktikum modul ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut
1. Mengetahui perbedaan struktur antara kayu sederhana dan yang lebih maju
2. Mengetahui struktur jaringan xilem dan floem
3. Mengetahui tujuan pembuatan preparat maserasi
1.3 Hipotesis
1. Kayu yang maju memiliki serat yang serat lebih pendek dari trakeid kayu sederhana,
kayu yang maju memiliki beragam jenis sel dan jumlahnya lebih banyak dibanding
kayu sederhana
2. Xilem tersusun atas trakea, trakeid, serat trakeid, serat libriform, dan parenkim
xilem/parenkim kayu. Sedangkan floem terdiri dari pembuluh tapis, sel pengantar, sel
tapis, sel albumin, parenkim floem, serta serat floem.
3. Preparat maserasi dibuat bertujuan untuk mengamati sel secara utuh yaitu jaringan
tumbuhan, serta dapat digunakan untuk pengukuran panjang dan lebar sel-sel serat,
trakeid dan trakea
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Disiapkan awetan kayu Cedrella. Mikroskop yang akan digunakan diatur dengan
perbesaran yang sesuai. Jaringan xilem pada Cedrella diamati menggunakan mikroskop.
Jaringan xilem pada preparat awetan kayu Cedrella telah teramati.
3.2.3 Pengamatan Preparat Awetan Maserasi Kayu Pinus
Disiapkan preparat awetan maserasi Pinus. Mikroskop disiapkan dengan perbesaran yang
sesuai. Elemen-elemen kayu diamati dengan mikroskop. Elemen-elemen kayu pada preparat
awetan maserasi kayu Pinus telah teramati.
3.2.4 Pengamatan Preparat Awetan Maserasi Kayu Cedrela
Disiapkan awetan maserasi kayu Cedrella. Mikroskop yang akan digunakan diatur dengan
perbesaran yang sesuai. Elemen-elemen kayu pada Cedrella diamati menggunakan mikroskop.
Elemen-elemen kayu pada preparat awetan maserasi kayu Cedrella telah teramati
3.2.5 Pengamatan Jaringan Floem pada Preparat Awetan Kulit Batang Kayu Pinus
Disiapkan preparat awetan penampang melintang dan radial kulit batang Pinus. Disiapkan
mikroskop dengan perbesaran yang sesuai. Diamati bagian floem yang terdapat pada
penampang tersebut menggunakan mikroskop. Bagian-bagian floem pada preparat awetan kulit
batang kayu Pinus telah teramati.
3.2.5 Pengamatan Jaringan Floem pada Preparat Awetan Cucurbita dan Sechium
edule
Disiapkan preparat awetan penampang melintang Cucurbita dan radial Sechium edule.
Disiapkan mikroskop dengan perbesaran yang sesuai. Diamati bagian floem yang terdapat
pada kedua penampang tersebut menggunakan mikroskop. Bagian-bagian floem pada
preparat awetan Cucurbita dan Sechium edule telah teramati.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Berikut hasil pengamatan yang didapatkan pada praktikum modul kali ini
Tabel 2. Hasil pengamatan
Gambar 5 penampang radial perbesaran 40x pengamatan radial Pinus (Reynolds, 2017)
Gambar 14 preparat maserasi Persea americana Gambar 15 preparat Persea americana (Peterson, 2008)
perbesaran 400x
Pengamatan Jaringan Floem pada Preparat Awetan Kulit Batang Kayu Pinus
Gambar 16 preparat maserasi kayu pinus perbesaran 40x
Gambar 17 preparat maserasi Pinus (Lynch, 2008)
Pengamatan Jaringan Floem pada Preparat Awetan Cucurbita dan Sechium edule
4.2 Pembahasan
Preparat melintang dibuat dengan memotong tipis tubuh tumbuhan secara tegak lurus
terhadap arah pertumbuhan tumbuhan sehingga sel-sel yang terpotong teramati dari bagian
atas. Pada preparat memanjang atau radial dibuat dengan cara memotong tipis dan sejajar
dengan arah pertumbuhan tumbuhan dan tidak sampai mengenai empulur batang, potongan
preparat ini menampilkan sel-sel yang terdapat pada batang dengan sudut pandang dari
samping. Preparat tangensial dibuat dengan potongan tipis jaringan yang sejajar dengan
permukaan organ tumbuhan, sehimgga potongan ini memungkinkan pengamatan sel-sel dan
struktur dari sisi permukaan(Evert,2003).
Pada preparat awetan terlihat pada Cedrella, trakea mengalami pervorasi kemudian
kehilangan dinding primer dan sekundernya. Selain itu, terlihat parenkim xilem yang
mengelilingi trakea serta garis-garis empulur. Pada preparat awetan pinus terlihat bulatan-
bulatan selubung resin pada preparat transversalnya, sedangkan pada preparat tangensial
terlihat saluran resin.
Xilem pada gymnospermae dicirikan dengan sel tapis yang berada di tengah sedangkan
pada angiospermae, sel tapis berada di daerah samping. Pada angiospermae terjadi penebalan
xilem, sel tapisnya tidak terdapat bulatan di dalam. Angiospermae memiliki trakea dan trakeid,
sedangkan gymnospermae hanya memiliki trakeid saja berkas pembuluhnya berjenis kolateral.
pada angiospermae, floem dibagi menjadi dua jenis yaitu aksial dan radial. Companion
cellsnya menyediakan nutrisi. Sedangkan pada gymnospermae floemnya tidak memiliki sel
pengiring.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum modul 3 didapatkan kesimpulan berupa:
1. Kayu yang maju memiliki serat yang serat lebih pendek dari trakeid kayu sederhana,
kayu yang maju memiliki beragam jenis sel dan jumlahnya lebih banyak dibanding
kayu sederhana.
2. Xilem tersusun atas trakea, trakeid, serat trakeid, serat libriform, dan parenkim
xilem/parenkim kayu. Sedangkan floem terdiri dari pembuluh tapis, sel pengantar, sel
tapis, sel albumin, parenkim floem, serta serat floem.
3. Preparat maserasi dibuat bertujuan untuk mengamati sel secara utuh yaitu jaringan
tumbuhan, serta dapat digunakan untuk pengukuran panjang dan lebar sel-sel serat,
trakeid dan trakea
5.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah untuk memberitahukan secara rinci akan
pembuatan penampanga melintang, radial, maupun transversal.
DAFTAR PUSTAKA
Almeida, Natalia Amarante, et al. 2012. Biodeterioration of Products Made from Autralian
Cedar. Cerne 18(1):17-26. DOI :10.1590/S0104-77602012000100003
Esau, K. 1977. Anatomy of Seed Plants. John Wiley & Sons
Fahn, A. 1990. Plant Anatomy (4th ed.). Pergamon Press
Hidayat, B. Estiti. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbji. ITB; bandung
Iñiguez, Jorge cadena, et al. 2008. Infraspecific variation of Sechium edule (Jacq.) Sw. in the
state of Veracruz, Mexico. Genetic Resources and Crop Evolution 55(6):835-847
Jensen, W. A. 2013. Botanical Histochemistry: Principles and Practice. W. H. Freeman
Kurniawati, Feby, et al. 2015. ANALISIS PERBANDINGAN BENTUK JARINGAN
PEMBULUH TRAKEA PADA PREPARAT MASERASI BERBAGAI GENUS PIPER
SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI. Malang: Jurnal Pendidikan Biologi
Indonesia
Lynch, Steven P. 2008. Pinus Macerated Wood 1-2 (MagGF). Flickr.com (diakses 26
September 2023)
Pandey, Mohan, et al. 2021. Arctic, Antarctic, and Alpine Research Morphological and wood
anatomical traits of Rhododendron lepidotum Wall ex G. Don along the elevation
gradients in Nepal Himalayas Morphological and wood anatomical traits of
Rhododendron lepidotum Wall ex G. Don along the elevation gradients in Nepal
Himalaya. Arctic Antarctic and Alpine Research 53(1):35-47.
DOI:10.1080/15230430.2020.1859719
Peterson, E. B., & Orden, D. 2008. Avocado pests and avocado trade. American Journal of
Agricultural Economics, 90(2), 321–335.
Putri, Rachmita Mustika. 2019. Laporan Praktikum Mikroteknik. Scribd.com (diakses 25
Sepetember 2023)
Ramdhini, Rizki Nisfi, et al. 2021. Anatomi Tumbuhan. Medan: Yayasan Kita Menulis
Setjo, Susetyoadi, et al. 2004. Anatomi Tumbuhan. Malang: Universitas Negeri Malang
Starr, C. et al. 2012. Biologi: Kesatuan dan keanekaragaman Makhluk Hidup. Jakarta:
Salema Teknika.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta: Gajah
Mada University press.
Yanti, Aulia Fuji, et al. 2015. Jaringan Pembuluh. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia