MIKROTEKNIK
Preparasi Metode Pencet (Squash)
Disusun oleh:
Nama : Salma Nur Faricha Abarsyah
NIM : K4320073
Kelas :B
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022
Laporan Resmi Praktikum
Mikroteknik
II. Tujuan :
Bahan :
- Acetoorcein dan kristal violet dyes
- Ujung akar bawang merah, 1 cm
- Fiksatif: Larutan farmer, FAA,
dari ujung ukar (pengambilan
gliserin jelly, aquades, HCL 1N,
variatif selama 24 jam)
1. Penanaman
Potong akar bawang merah pada bagian cakramnya. Simpan bawang merah pada
plastik dan masukkan ke dalam kulkas. Biarkan selama satu minggu hingga akar
tumbuh.
2. Fiksasi
Potong akar yang baru tumbuh dengan ukuran 0,5 – 1 cm. Masukkan potongan akar
ke dalam flakon yang telah berisi larutan Asam asetat 45% (FAA) dalam suhu 5o
C selama 24 jam
3. Pencucian (Washing)
Keluarkan larutan fiksatif FAA dari dalam flakon menggunakan pipet, ganti
dengan aquades selama 5 menit. Lakukan penggantian aquades 2-3 kali.
4. Hidrolisa
Keluarkan aquades dari proses washing yang terakhir, ganti dengan HCl 1 N.
Panaskan pada temperature 60°C selama ± 2 menit. Lakukan pencucian dengan
aquades 2-3 kali, kemudian pewarnaan dengan menggunakan acetoorcein selama
± 5 menit.
5. Squashing
Ambil 1 potongan akar, letakkan di atas object glass tetesi dengan gliserin dan
ditutup dengan cover glass. Tekan cover glass yang tepat di bawahnya ada
potongan akar dengan karet penghapus hingga ujung akarnya hancur.
6. Pemberian label nama
Di sebelah kiri cover glass dilekatkan label/ etiket dan diberi keterangan : nama
spesies, nama kelompok, dsb.
7. Pengamatan
Preparat diamati di mikroskop dengan pembesaran lensa obyektif 10x, 45x, dan
100x. Pinggiran cover glass diberi kutek (cat kuku) supaya tidak kering. Preparat
yang menunjukkan hasil yang memuaskan akan dibuat preparat permanennya.
a. Data Pengamatan
3
Gambar perbesaran 20x
b. Pembasahan
Metode pencet atau metode squash adalah metode untuk mendapatkan suatu
sediaan dengan cara memencet suatu potongan jaringan atau suatu organisme
secara keseluruhan, sehingga didapatkan suatu sediaan yang tipis yang dapat
diamati di bawah mikroskop. Dalam pembuatan sediaan ini diusahakan agar
sel-sel terpisah satu sama lain, tetapi tidak kehilangan bentuk aslinya dan
tersebar dalam suatu lapisan di atas gelas benda. Pemejetan dapat dilakukan
dengan menggunakan ibu jari atau benda lain yang tumpul, misalnya pensil.
Untuk mendapat sebaran sel yang bagus, sangat bergantung oleh tingkat
kelunakan obyek yang dibuat preparat. Dengan demikian, apabila obyek yang
bersangkutan tergolong keras, maka perlu dilakukan pelunakan terlebih dahulu
sebelum dilakukan pemejetan (Rudyatmi, 2015).
Aquades : untuk membilas sel akar bawang merah dari larutan atau cairan
sebelum dilakukan pewarnaan.
Acetoorcein : untuk tahap pewarnaan pada ujung akar sehingga terlihat
berwarna dan zat warna merah menyerap pada ujung akar yang akan diamati
dibawah mikroskop
HCL 1N : untuk melunakkan sel sehingga dapat memudahkan dalam
pemencetan atau HCl akan melarutkan pectin maupun selulose yang ada pada
dinding sel sehingga sel menjadi lunak (Muhlisyah et al., 2014).
Larutan farmer : untuk melarutkan akar bawang merah pada saat tahapan
fiksasi selama 24 jam ditujukan untuk meningkatkan intensitas pewarnaan
kromosom ketika diberi acetoorcein (Harijati, 2017).
Keterangan :
1. Nukleus
2. Sitoplasma
3. Dinding sel
Keterangan :
1. Sitoplasma
2. Nukleus
3. Dinding sel
VI. Kesimpulan
Metode Squash merupakan metode yang digunakan untuk mendapatkan
suatu sediaan dengan cara memejet sebuah objek diatas gelasobjek atau kaca
preparat. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada preparat
squash akar bawang merah (Allium cepa) telah mengalami pembelahan mitosis
sel pada tahap profase.
Asisten Praktikan