MATAKULIAH MIKROTEKNIK
Disusun oleh :
151434026
B. Tujuan
1. Mampu membuat preparat awetan ujung akar Allium cepa dengan teknik squash
2. Mampu mengamati adanya pembelahan sel dari hasil teknik squash pada ujung akar
Alilium cepa dengan menggunakan mikroskop.
C. Landasan Teori
Preparat pejetan atau yang disebut dengan squash preparation merupakan preparat
yang dibuat dengan cara memejet sebuah objek diatas gelas objek atau kaca preparat dengan
menggunakan ibu jari. Preparat pejetan biasanya digunakan untuk melihat proses mitosis
pada akar Allium cepa (Budipramana,1992).
1. Profase. Kromatin berkondensasi dan nucleolus mulai lenyap. Walaupun belum terlihat pada
mikrograf, gelendong mitotic mulai terbentuk.
2. Prometafase. Kromosom diskert kini terlihat; masing-masing terdiri atas dua kromatid
saudara yang identik dan berjejer. Nantinya dalam prometafase, selaput nucleus akan
terfragmentasi.
3. Metafase. Gelendong telah lengkap, dan semua kromosom, yang melekat di bagian
mikrotubulus di bagian kinetokornya, berada pada lempeng metaphase.
4. Anafase. Kromatid dari masing-masing kromosom telah terpisah, dan kromosom anakan
bergerak ke ujung-ujung sel saat mikrotubulus kinetokor memendek.
5. Telofase. Nukleus anakan terbentuk. Sementara itu sitokinesis mulai: Lempeng sel , yang
akan membelah sitoplasma menjadi dua, tumbuh ke arah tepi sel induk (Campbell, 2010).
D. Metode
Alat :
1. Aquades 4. HCL 1%
2. Asam asetat 45% 5. Arceto orcelin 1%
3. Gliserin 10%
Cara kerja :
Ujung akar sepanjang 3-4 cm di potong, lalu di masukkan ke dalam botol flakon
Ujung akar di cuci 3x dengan aquades dan difiksassi dengan asam asetat 45% pada suhu
4oC selama 15 menit
Kemudian di cuci 3x dengan aquades dan dimaserasi dengan HCL 1% pada suhu 55oC di
hot plate selama 2-5 menit.
Ujung akar diambil dengan kuas dan di letakkan pada gelas benda, sisa larutan pewarna
pada gelas benda diserap dengan menggunakan tissue lalu di tetesi gliserin
Preparat di tutup dengan gelas penutup kemudian di squash (ditekan) secara perlahan dan hati-
hati sampai menyebar dan tipis.
2
..
Keterangan :
1. Anafase
2. Metafase
F. Pembahasan
Preparat pejetan atau yang disebut dengan squash preparation merupakan preparat yang
dibuat dengan cara memejet sebuah objek diatas gelas objek atau kaca preparat dengan
menggunakan ibu jari. Preparat pejetan biasanya digunakan untuk melihat proses mitosis pada
akar alium cepa.Ketika ingin mempelajari bentuk kromosom suatu sel, maka saat yang tepat
adalah pada waktu sel sedang membelah baik secara mitosis maupun meiosis. Pembelahan
mitosis terjadi pada sel tubuh yang menghasilkan sel yang sama dengan sel sebelumnya dan
bersifat diploid, sementara pembelahan meiosis terjadi pada sel gamet yang menghasilkan sel
yang bersifat haploid.
Pada preparat squash akar bawang merah fase pembelahan yang teramati hanya terlihat
fase anafase dan metafase . Pada tahap metafase, pasangan kromatid bergerak ke arah bidang
pembelahan. Kromatid terbentuk bergerak ke arah kutub yang berlawanan, namun tetap
berikatan pada benang spindel. Kromatid akan membentuk garis hitam di sepanjang bidang
pembelahan. Setelah kromatid tiba di bidang pembelahan, kinetokor akan memisah. Dan pada
tahap anafase, sentromer mulai berpisah dan bergerak ke arah berlawanan menuju kutub
masing-masing. Benang spindel menggerakan kedua kromosom yang berpisah ini menuju
kutub berlawanan meninggalkan bidang pembelahan. Tahap ini diakhiri jika setiap kromosom
yang berpisah telah mencapai kutub masing-masing. . Secara umum preparat terwarnai dengan
baik, inti sel (dalam hal ini kromosom) terwarnai merah lebih kuat dibandingkan dengan
sitoplasma ataupun organelsel lainnya. Preparat tampak tipis dan bersih, selain itu warnanya
kontras dan tidak dapat gelembung udara. Preparat tidak gosong, dapat dikatakan preparat
squash akar bawang cukup baik.
Pada praktikum ini di temui kendala, dimana pada percobaan pertama kami mengalami
kegagalan yang mana tidak ada proses pembelahan yang terjadi ada preparat kami. Pada
percobaaan kedua dari 4 preparat kami hanya 1 yang preparat yang terjadi pembelahan meiosis
dimana hanya terdapat fase metaphase dan anaphase seperti pada hasil pengamatan. Dan
kendala yang kedua yaitu larutan arceto orselin 1% yang habis di gunakan oleh praktikan lain
sehingga kami harus mengencerkannya lagi dari arceto orcelin 2%.
G. Kesimpulan
1. Teknik squash diawli dengan memotong ujung akar sepanjang 3-4 cm, lalu di masukkan
ke dalam botol flakon. Selanjutnya ujung akar difiksassi dengan asam asetat 45% pada suhu
4oC selama 15 menit kemudian dimaserasi dengan HCL 1% pada suhu 55oC di hot plate
selama 2-5 menit. Ujung akar diambil dengan kuas dan di letakkan pada gelas benda, sisa
larutan pewarna pada gelas benda diserap dengan menggunakan tissue lalu di tetesi gliserin.
Kemudian preparat di tutup dengan gelas penutup kemudian di squash (ditekan) secara
perlahan dan hati-hati sampai menyebar dan tipis.
2. Pada preparat squash akar bawang merah fase pembelahan yang teramati hanya terlihat fase
anafase dan metafase. Pada tahap metafase, pasangan kromatid bergerak ke arah bidang
pembelahan sedangkan pada tahap anafase, sentromer mulai berpisah dan bergerak ke arah
berlawanan menuju kutub masing-masing.
H. Daftar Pustaka
Campbell, Neil A. & Jane B. Reece. 2010. Biologi Edisi 8, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Gunarso W. 1986. Pengaruh Dua Jenis Cairan Fiksatif yang Berbeda pada Pembuatan
Preparat dari Jaringan Hewan Dalam Metoda Mikroteknik Parafin. Bogor: IPB Press