Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM WHOLE TEKNIK SQUASH

MATAKULIAH MIKROTEKNIK

Disusun oleh :

Fransiskus Xaverius Bagas Sahalatua Raja M

151434026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
A. Acara praktikum
Judul : Preparat Squash
Hari, tanggal : Rabu,17 November 2017
Tempat : Lab Linnaeus Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma
Waktu : 08.00 11.00 WIB

B. Tujuan
1. Mampu membuat preparat awetan ujung akar Allium cepa dengan teknik squash

2. Mampu mengamati adanya pembelahan sel dari hasil teknik squash pada ujung akar
Alilium cepa dengan menggunakan mikroskop.

C. Landasan Teori

Preparat pejetan atau yang disebut dengan squash preparation merupakan preparat
yang dibuat dengan cara memejet sebuah objek diatas gelas objek atau kaca preparat dengan
menggunakan ibu jari. Preparat pejetan biasanya digunakan untuk melihat proses mitosis
pada akar Allium cepa (Budipramana,1992).

Langkah pertama dalam menyiapkan materi segar untuk pengamatan mikroskopis


adalah fiksasi. Fiksasi juga merupakan langkah awal yang penting dalam membuat sediaan
utuh maupun sediaan sayatan. Tujuan fiksasi adalah menghentikan proses metabolisme
secara cepat, mencegah kerusakan jaringan, mengawetkan komponen-komponen sitologis
dan histologis, mengawetkan keadaan sebenarnya, mengeraskan materi-materi yang lembek
sehingga akan terjadi koagulasi protoplasma maupun elemen-elemen di dalam protoplasma,
jaringan dapat diwarnai sehingga bagian-bagian dari jaringan dapat mudah dikenali. Secara
ringkas fiksasi terdiri dari dua proses yang jelas, yaitu mematikan dan menetapkan (Gunarso
1986).
Suatu fiksatif dikatakan baik jika mempunyai kemampuan untuk mengendapkan
kromatin, mempunyai kemampuan untuk mematikan dengan segera, mempunyai kemampuan
untuk mangautolisis protein, mencegah terjadinya dekomposisi yang dilakukan oleh bakteri,
dan dapat menciptakan keadaan pH yang sesuai untuk jaringan yang telah difiksasi
(Arisworo, 2000).

Secara konvensional mitosis dibagi menjadi lima tahap: profase (prophase),


prometafase (prometaphase), metaphase (metaphase), anaphase (anaphase), dan telofase
(telophase). Sitokinesis yang bertumpang tindih dengan tahap akhir mitosis, menyelesaikan
fase mitotic (Campbell, 2010)

1. Profase. Kromatin berkondensasi dan nucleolus mulai lenyap. Walaupun belum terlihat pada
mikrograf, gelendong mitotic mulai terbentuk.
2. Prometafase. Kromosom diskert kini terlihat; masing-masing terdiri atas dua kromatid
saudara yang identik dan berjejer. Nantinya dalam prometafase, selaput nucleus akan
terfragmentasi.
3. Metafase. Gelendong telah lengkap, dan semua kromosom, yang melekat di bagian
mikrotubulus di bagian kinetokornya, berada pada lempeng metaphase.
4. Anafase. Kromatid dari masing-masing kromosom telah terpisah, dan kromosom anakan
bergerak ke ujung-ujung sel saat mikrotubulus kinetokor memendek.
5. Telofase. Nukleus anakan terbentuk. Sementara itu sitokinesis mulai: Lempeng sel , yang
akan membelah sitoplasma menjadi dua, tumbuh ke arah tepi sel induk (Campbell, 2010).

D. Metode

Alat :

1. Mikroskop 6. Beker gelas


2. Silet 7. Botol flakon
3. Pipet tetes 8. Kuas kecil
4. Gelas benda 9. Tissue
5. Gelas penutup 10. Hot plate
Bahan :

1. Aquades 4. HCL 1%
2. Asam asetat 45% 5. Arceto orcelin 1%
3. Gliserin 10%
Cara kerja :

Ujung akar sepanjang 3-4 cm di potong, lalu di masukkan ke dalam botol flakon

Ujung akar di cuci 3x dengan aquades dan difiksassi dengan asam asetat 45% pada suhu
4oC selama 15 menit

Kemudian di cuci 3x dengan aquades dan dimaserasi dengan HCL 1% pada suhu 55oC di
hot plate selama 2-5 menit.

Ujung akar diambil dengan kuas dan di letakkan pada gelas benda, sisa larutan pewarna
pada gelas benda diserap dengan menggunakan tissue lalu di tetesi gliserin

Preparat di tutup dengan gelas penutup kemudian di squash (ditekan) secara perlahan dan hati-
hati sampai menyebar dan tipis.

Amati fase-fase pembelahan mitosis di bawah mikroskop.


E. Hasil Pengamatan

2
..

Keterangan :

1. Anafase
2. Metafase
F. Pembahasan

Preparat pejetan atau yang disebut dengan squash preparation merupakan preparat yang
dibuat dengan cara memejet sebuah objek diatas gelas objek atau kaca preparat dengan
menggunakan ibu jari. Preparat pejetan biasanya digunakan untuk melihat proses mitosis pada
akar alium cepa.Ketika ingin mempelajari bentuk kromosom suatu sel, maka saat yang tepat
adalah pada waktu sel sedang membelah baik secara mitosis maupun meiosis. Pembelahan
mitosis terjadi pada sel tubuh yang menghasilkan sel yang sama dengan sel sebelumnya dan
bersifat diploid, sementara pembelahan meiosis terjadi pada sel gamet yang menghasilkan sel
yang bersifat haploid.
Pada preparat squash akar bawang merah fase pembelahan yang teramati hanya terlihat
fase anafase dan metafase . Pada tahap metafase, pasangan kromatid bergerak ke arah bidang
pembelahan. Kromatid terbentuk bergerak ke arah kutub yang berlawanan, namun tetap
berikatan pada benang spindel. Kromatid akan membentuk garis hitam di sepanjang bidang
pembelahan. Setelah kromatid tiba di bidang pembelahan, kinetokor akan memisah. Dan pada
tahap anafase, sentromer mulai berpisah dan bergerak ke arah berlawanan menuju kutub
masing-masing. Benang spindel menggerakan kedua kromosom yang berpisah ini menuju
kutub berlawanan meninggalkan bidang pembelahan. Tahap ini diakhiri jika setiap kromosom
yang berpisah telah mencapai kutub masing-masing. . Secara umum preparat terwarnai dengan
baik, inti sel (dalam hal ini kromosom) terwarnai merah lebih kuat dibandingkan dengan
sitoplasma ataupun organelsel lainnya. Preparat tampak tipis dan bersih, selain itu warnanya
kontras dan tidak dapat gelembung udara. Preparat tidak gosong, dapat dikatakan preparat
squash akar bawang cukup baik.
Pada praktikum ini di temui kendala, dimana pada percobaan pertama kami mengalami
kegagalan yang mana tidak ada proses pembelahan yang terjadi ada preparat kami. Pada
percobaaan kedua dari 4 preparat kami hanya 1 yang preparat yang terjadi pembelahan meiosis
dimana hanya terdapat fase metaphase dan anaphase seperti pada hasil pengamatan. Dan
kendala yang kedua yaitu larutan arceto orselin 1% yang habis di gunakan oleh praktikan lain
sehingga kami harus mengencerkannya lagi dari arceto orcelin 2%.
G. Kesimpulan

1. Teknik squash diawli dengan memotong ujung akar sepanjang 3-4 cm, lalu di masukkan
ke dalam botol flakon. Selanjutnya ujung akar difiksassi dengan asam asetat 45% pada suhu
4oC selama 15 menit kemudian dimaserasi dengan HCL 1% pada suhu 55oC di hot plate
selama 2-5 menit. Ujung akar diambil dengan kuas dan di letakkan pada gelas benda, sisa
larutan pewarna pada gelas benda diserap dengan menggunakan tissue lalu di tetesi gliserin.
Kemudian preparat di tutup dengan gelas penutup kemudian di squash (ditekan) secara
perlahan dan hati-hati sampai menyebar dan tipis.
2. Pada preparat squash akar bawang merah fase pembelahan yang teramati hanya terlihat fase
anafase dan metafase. Pada tahap metafase, pasangan kromatid bergerak ke arah bidang
pembelahan sedangkan pada tahap anafase, sentromer mulai berpisah dan bergerak ke arah
berlawanan menuju kutub masing-masing.

H. Daftar Pustaka

Campbell, Neil A. & Jane B. Reece. 2010. Biologi Edisi 8, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Arisworo D. 2000. General Zoologi. Jakarta: PT grafindo media pratama

Budipramana, Lukas. 1992. Mikroteknik dan Pembuatan Peraga Biologi. Surabaya :


UNESA Press.

Gunarso W. 1986. Pengaruh Dua Jenis Cairan Fiksatif yang Berbeda pada Pembuatan
Preparat dari Jaringan Hewan Dalam Metoda Mikroteknik Parafin. Bogor: IPB Press

Anda mungkin juga menyukai