HISTOLOGI
SISTEM RESPIRASI
Disusun Oleh:
SURAKARTA
2021
Laporan Resmi Praktikum
Histologi
Tujuan :
Perbesaran 10x
Perbesaran 10x :
1. Silia
2. Lamina propria
3. Tunika muskularis
4. Kartilugo hialin
Perbesaran 20x
Perbesaran 20x :
1. Ductus alveoli
2. Saccus alveolaris
3. Alveoli
4. Pneumosit 2
5. Pneumosit 1
6. Makrofag
7. Interveolar septum
Sel Clara merupakan sel epitel sekretori tidak bersilia yang berada disepanjang bronchiolus,
sel ini berbeda secara morfologi dan produk yang dihasilkannya dibandingkan sel yang
mensekresikan serous dan mucus (Yuliana dan Roewijoko, 2015).
Sel Clara memiliki berbagai fungsi, termasuk berikut:
Sekresi dari surfaktan lipoprotein dan musin di lapisan cairan pada permukaan epitel
Detoksifikasi senyawa xenobiotik dihirup oleh enzim dari SER
Sekresi peptida antimikroba dan sitokin untuk pertahanan imun lokal
Dalam subpopulasi sel induk, cedera yang diinduksi mitosis untuk penggantian jenis sel
bronkial lainnya.
(Mescher, 2013).
C. Ciri khusus
Semua alveolus dikelilingi oleh jaringan ikat jarang pada septum interalveolar yang terutama
terdiri dari serat elastis dan serat retikular serta jaringan kapiler yang padat.
Dinding setiap alveolus terdiri dari dua tipe sel: sel tipe I alveolar sangat tipis (pneumosit) dan
kuboid sel tipe II alveolar dengan mensekresi surfaktan dan properti imun non spesifik
Sel tipe II alveolar ditandai ultrastruktural oleh badan lamelar sitoplasma yang khusus, granula
besar dengan lapisan ditumpuk erat pada membran yang terlibat dalam sintesis
surfaktan.(Mescher, 2013)
Nama Preparat : Alveolus
Perbesaran Preparat : (20x)
Gambar Keterangan
1. Saccus alveolaris
4
2. Duktus alveolaris
3. Alveoli
4. Makrofag alveolus
5 5. Pneumosit tipe II
6. Pneumosit tipe I
7. Pembuluh darah
6 3 2
7
e. Pneumosit tipe I
Sel alveolus tipe I (juga disebut pneumosit tipe I atau sel alveolar skumosa) merupakan sel
yang sangat tipis yang melapisi permukaan alveolus. Sel tipe I menempati 95% dari
permukaan alveolus. Sel-sel ini sangat tipis bahwa TEM itu diperlukan untuk membuktikan
di mana semua alveoli memiliki lapisan epitel. Organel-organel berkumpul di sekitar inti,
sehingga mengurangi ketebalan sawar darah-udara untuk sampai sekecil 25 nm. Sitoplasma
di bagian tipis mengandung banyak vesikel pinositotik, yang dapat berperan pada pergantian
surfaktan dan pembuang partikel kontaminan kecil dari permukaan luar. Selain desmosom,
semua sel epitel tipe I memiliki taut kedap yang berfungsi mencegah perembesan cairan
jaringan ke dalam ruang udara alveolus (Mescher, 2013).
f. Pembuluh darah
Sirkulasi darah di paru-paru meliputi sirkulasi paru, yang membawa darah rendah O2 untuk
pertukaran gas, dan sirkulasi bronkial, membawa darah sistemik, yang kaya nutrisi
(Mescher, 2013).
C. Ciri khusus
Semua alveolus dikelilingi oleh jaringan ikat jarang pada septum interalveolar yang
terutama terdiri dari serat elastis dan serat retikular serta jaringan kapiler yang padat.
Dinding setiap alveolus terdiri dari dua tipe sel: sel tipe I alveolar sangat tipis (pneumosit)
dan kuboid sel tipe II alveolar dengan mensekresi surfaktan dan properti imun non spesifik
Sel tipe II alveolar ditandai ultrastruktural oleh badan lamelar sitoplasma yang khusus,
granula besar dengan lapisan ditumpuk erat pada membran yang terlibat dalam sintesis
surfaktan.
(Mescher,2013)
Daftar Pustaka
Afiarahma, A. I., & Witjahyo, B. (2015). Pengaruh Pemberian Susu Kambing Terhadap
Gambaran Mikroskopis Paru Dan Kadar Hemoglobin (Hb) Tikus Wistar Yang
Terpapar Asap Kendaraan Bermotor (Doctoral dissertation, Faculty of Medicine).
Bire, I. R., Winaya, I. B. O., & Adi, A. A. A. M. (2018). Perubahan Histopatologi Hati dan
Paru Mencit Pascainduksi dengan Zat Karsinogenik Benzo (a) piren. Indonesia
Medicus Veterinus, 7(6): 634-642.
Diamanta, A., Rohmah, I. N., & Amarwati, S. (2017). Perbedaan Gambaran Histopatologi
Saluran Napas Atas Intravital, Perimortem Dan Postmortem Mencit Balb/c Yang
Diberikan Paparan Api (Doctoral dissertation, Faculty of Medicine).
Fitriah, H., & SH, J. (2010). Peran traktus trakeobronkial dalam proteksi paru. Jurnal THT-
KL, 3, 143-60.
Kradin, R. (2017). Anatomy of the Lung. Understanding Pulmonary Pathology: 5-19.
Kumar, V. (2019). Buku Ajar Patologi Robbins.USA: Elsevier Health Sciences.
Kurniawan, P., & Pawarti, D. R. (2012). Transport Mukosiliar Hidung Pada Rinitis AlergI.
Jurnal THT-KL, 5(1), 62-73.
Mescher, A. L. (2013). Junqueiras Basic Histology: Text and Atlas, 13th ed. New York:
McGraw-Hill Education
Nugraha, D. T., Suharto, G., & Hadi, H. (2013). Pengaruh Lama Waktu Kematian Terhadap
Kemampuan Pergerakan Silia Trakea Hewan Coba Post Mortem Yang Diperiksa
Pada Suhu Kamar Dan Suhu Dingin (Doctoral dissertation, Diponegoro University).
Paramita, D. V., & Juniati, S. H. (2016). Fisiologi dan Fungsi Mukosiliar Bronkus. Jurnal
THT-KL, 64-73.
Rahmawati, A. A. (2018). Analisis Perbandingan Kerusakan Alveolus Paru Tikus Rattus
Norvegicus Terhadap Paparan Asap Rokok Konvensional dan Elektrik (Doctoral
dissertation, UNIMUS).
Rivanda, A. (2015). Pengaruh paparan karbon monoksida terhadap daya konduksi
trakea. Jurnal Majority, 4(8), 153-160.
Wira, A., Winaya, I. B. O., & Adi, A. A. A. M. (2018). Perubahan Histopatologi Trakea
Mencit Jantan Pascapaparan Asap Rokok Elektrik. Indonesia Medicus Veterinus,
7(4): 422-433.
Yuliana, I., & Roewijoko, S. (2015). Peranan Sel Clara Pada Infeksi Paru Kronis. Majalah
Kedokteran Andalas, 37(2), 129-135.
Lampiran Abstrak Jurnal
LAPORAN SEMENTARA SISTEM RESPIRASI
Lembar Pengesahan