Anda di halaman 1dari 5

RINGKASAN DISKUSI KELOMPOK

PEMICU 1

MODUL RESPIRASI

Nama : Wiladatika Ananda

NIM : I1011131043

Kelompok :2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2017
1. Definisi kata pada pemicu:
a. Mengi atau wheeze adalah mapas yang berbunyi seperti suling karena
adanya penyempitan saluran napas, baik fisiologi (dahak) atau anatomi
(konstriksi).
b. Batuk adalah mekanisme refleks yang penting untuk menjaga jalan napas
tetap terbuka dengan cara menyingkirkan hasil sekresi lendir yang
menumpuk jalan napas.
c. Spirometri adalah tes paling sederhana untuk menilai fungsi paru dengan
cara mengukur volume udara dalam paru

Sumber:
Dr. R. Darmanto Djojodibroto, Sp. P, FCCP. 2014. Respirologi
(respiratory Medicine). Jakarta : EGC.

2. Anatomi Sistem Pernapasan


a. Upper respiratory tract
Terdiri atas hidung, faring, laring, trakea bagian atas

Gambar 1. Traktus Respiratorius


Hidung
(1) Terdiri dari Nasus externus memiliki dua orificium
berbentuk elips yang disebut nares, dipisahkan oleh septum
nasal. Framework nasus externus atas tersusun oleh tulang
nasal, prosesus frontalis dari maxilla, dan nasal bagian os
frontalis. Sedangkan bagian bawah, framework tersusun oleh
plates kartilago hyaline.
(2) Cavum nasi terbentang dari nares di depan hinggake
aperture nasalis posterior atau choanae di belakang. Area

1
yang terletak tepat di belakang cavum nasi adalah vestibulum
nasi. Sedangkan pemisah cavum nasi antara kiri dan kanan
adalah septum nasi. Terdapat dua region pada cavum nasi
yaitu region respiratorius dan olfaktorius.
(3) Sinus paranasal merupakan rongga pada interior os
maxilaris, frontalis, spheinodalis, dan ethmoidalis. Sinus-
sinus ini dilapisi oleh mucoperiosteum dan terisi oleh udara;
yang berkomunikasi dengan cavum nasi melalui aperture
kecil.
Faring
Pharynx terletak di belakang cavum nasi, terbagi atas tiga region:
(1) Nasopharynx, terletak dari belakang cavum nasi hingga atas
palatum molle, menghubungkan cavum nasi dan telinga
tengah melaluli choanae dan Tuba auditiva.
(2) Oropharynx, terletak di belakang cavum oris dan terbentang
dari palatum molle hingga pinggir atas epiglottis, sebagai
junction antara pharynx superior dan inferior dan
menghubungkan rongga mulut melalui isthmus faucium.
(3) Laryngopharynx, terletak di belakang auditus larynges dan
permukaan posterior larynx, terbentang dari pinggir atas
epiglottis hingga pinggir bawah cartilage cricoidea.
Laring
Larynx merupakan organ yang memberikan sphincter proteksi pada
inlet air passages dan bertanggung jawab terhadap produksi suara.
Terbentuk oleh kartilago yang dihubungkan dengan ligament dan
membrane, bergerak oleh otot-otot, dan dilapisi oleh membrane
mukosa. Tersusun oleh 9 kartilago, ada yang tunggal (cartilage
thyroidea, cartilage cricoidea, dan cartilage epiglotica) dan ada yang
berpasangan (cartilage arytenoidea, cartilage corniculata dan
cartilage cuneiformis).
b. Lower respiratory tract
Terdiri atas trakea, bronkus, bronkiolus
Trakea
(1) Memiliki panjang 12 cm diameter 2,5 cm
(2) Terletak pada anterior esofagus
(3) Memanjang dari laring ke perbatasan superior dari vertebra
kelima toraks, lalu terbagi menjadi kiri dan kanan
(4) Terdapat cincin horizontal tulang rawan hialin berbentuk c
yang dimana menjaga trakea agar tidak runtuh ke dalam
ketika inhalasi dan menghalangi lorong udara,

2
Bronkus dan bronkiolus
(1) Bronkus terdapat di kiri dan kanan
(2) Bronkus kanan lebih pendek, vertikal, dan lebih luas
(3) bronkus utama berisi cincin tidak lengkap dari tulang rawan
dan dilapisi oleh pseudostratified epitel columnar bersilia.
(4) Pada carina dibentuk oleh posterior dan proyeksi yang agak
rendah dari trakea tulang rawan terakhir. Selaput lendir dari
carina adalah salah satu daerah yang paling sensitif dari
seluruh laring dan trakea untuk memicu refleks batuk.
(5) Ketika memasuki paru, bronkus membentuk percabangan
bronkus sekunder yang nantinya juga membentuk bronkus
tersier yang dibagi menjadi bronkiolus, bronkiolus ini akan
bercabang berkali-kali dan cabang terkecil disebut bronkus
terminal, hal inilah yang disebut dengan pohon bronkial.

Sumber :
Sobotta J, Paulsen F, Wascke J. Sobotta Atlas of human anatomy. Vol. 3; Head,
Neck, and Neuroanatomy. Mnchen: Elsevier/Urban & Fischer; 2011.

Tortora GJ, Derrickson BH. Principles of anatomy and physiology. 12th ed. Asia:
John Wiley & Sons; 2009: p. 907-8.

3. Mekanisme pernapasan
Inspirasi merupakan proses dimana saat kita menarik napas, sebaliknya
ekspirasi merupakan saat kita menghembuskan napas.
Peristiwa tersebut (menarik dan menghembuskan napas) terjadi karena
adanya perbedaan tekanan intra-alveolus dimana di daerah tersebut
terjadi pertukaran gas antara O2 dan CO2. Udara akan mengalir dari
daerah yang bertekanan tinggi menuju derah yang tekanannya lebih
rendah.
Kedua karena adanya perbedaan volume. Perbedaan tersebut bisa muncul
pada rongga dada disebabkan adanya aktivitas kontraksi dan relaksasi
otot pernapasan.
Saat inspirasi, otot-otot pernapasan akan berkontraksi, yang termasuk
dalam otot-otot inspirasi utama mencakup otot diafragma dan otot
interkostalis, sedangkan ketika ekspirasi otot-otot akan relaksasi

Sumber :

Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.Edisi 8. Jakarta. EGC;


2015

3
4. Mekanisme mengi
Mengi atau wheezing merupakan bunyi kontinyu seperti bersiul.
Muncul dikarenakan adanya penyempitan jalan udara atau tersumbat
sebagian. Penyebab sumbatnya bisa karena bronkospasme, edema
mukosa, hilangnya penyokong elastik, dan berlikunya saluran napas.
Bunyi ini akan lebih terdengar ketika ekspirasi karena pada saat ekspirasi
tekanan paru lebih tinggi sehingga menimbulkan bunyi mengi ini
terdengar.
Mengi dibagi menjadi beberapa jenis yaitu mengi polifonik yang
merupakan jenis mengi yang paling banyak terdapat pada pasien PPOK.
Mengi mofonik tertentu merupakan suatu nada tunggal yang terjadi
karena penyempitan local pada salah satu salura pernafasan.
Mengi inspirasi sekuensial yang disebabkan adanya vibrasi setelah
terbukanya saluran pernafasan yang sebelumnya kolaps dan merupakan
gejala khas alveolitis alergi ekstrinsik.

Sumber:

Dorland WAN. Kamus Saku Kedokteran Dorland. In: 28th ed. Jakarta: EGC;
2011.
Willms JL, Schneiderman, Algranati PS. Evaluasi Diagnosis dan Fungsi di
Bangsal: Perkusi dan Auskultasi pada Dada Anterior. Jakarta: EGC; 20067. h.
204.

5. Spirometri
a. Spirometri merupakan suatu metode sederhana yang dapat mengukur
sebagian terbesar volume dan kapasitas paru-paru.
b. Spirometri merekam secara grafis atau digital volume ekspirasi
paksa dan kapasitas vital paksa.
c. Volume Ekspirasi Paksa atau Forced Expiratory Volume (FEV)
adalah volume dari udara yang dihembuskan dari paru-paru setelah
inspirasi maksimum dengan usaha paksa minimum, diukur pada
jangka waktu tertentu.
d. Kapasitas Vital paksa atau Forced Vital Capacity (FVC) adalah
volume total dari udara yang dihembuskan dari paru- paru setelah
inspirasi maksimum yang diikuti oleh ekspirasi paksa minimum.

Sumber :

Sherwood L. Fisiologi manusia: Dari sel ke sistem. 8th ed. Jakarta: EGC. 2014.

Anda mungkin juga menyukai