Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Asma
1. Definisi
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan
karena hiperaktivitas terhadap rangsangan terntentu, yang menyebabkan
peradangan ; penyempitan ini bersifat berulang namun reversible, dan diantar
episode penyempitan bronkus tersebut terdapat keadaan ventilasi yang lebih
normal (Sylvia & Wilson,2014) dalam ( Nurarif Huda,2016).
Penyakit asma adalah penyakit yang terjadi akibat adanya penyempitan saluran
pernafasan sementara waktu sehingga sulit bernafas. Asma terjadi ketika ada
kepekaan yang meningkat terhadap rangsangan dari lingkungan sebagai
pemicunya, diantaranya adalah dikarenakan gangguan emosi,kelelahan
jasmani,perubahan cuaca,temperature,debu,asap,bau-bauan yang
merangsang,infeksi saluran napas,faktor makanan dan reaksi alergi
(Hasdianah,2014).

2. Anatomi Fisiologi

Pernapasan merupakan proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas di


dalam jaringan atau pernapasan dalam dan yang terjadi didalam paru
merupakan pernapasan luar. Organ yang berperan penting dalam proses
respirasi adalah paru-paru/pulmo. System respirasi terdiri dari
hidung/nasal,faring,laring,trakea,bronkus,bronkiolus dan alveolus.Respirasi
/pernapasan adalah pertukaran antara oksigen dan karbondioksida dalam paru-
paru,tepatnya dalam alveolus(Utama 2018). Anatomi pada sistem pernapasan
sebagai berikut (Sumiyati,et al 2021):
a. Anatomi
1) Rongga hidung (cavum Nasalis)
Selama bernafas, udara masuk ke hidung melewati lubang hidung.
Bagian rongga hidung terdiri dari rongga hidung, dibagi oleh septum
yang merupakan garis tengah pada hidung. Rongga hidung
mengeluarka lender yamg membantu menghilangkan partikel debu dari
udara dan juga menormalkan udara sesuai dengan suhu tubuh. Hidung
mempunyai fungsi yaitu, menghangatkan,menyaring, dan membahasi
udara sebelum mencapai paru-paru.
2) Faring atau tekak
Faring atau tenggorokan merupakan tabung berbentuk corong dengan
panjang sekitar 13cm. merupakan persimpangan antara jalan nafas dan
jalan makanan, terdapat didasar tenggkorak,di belakang rongga hidung
dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Terdapat epiglottis yang
berfungsi menutup laring pada waktu menelan makanan. Faring dibagi
menjadi tiga bagian yaitu nasofaring,orofaring,dalam
laringofaring,nasofaring merupakan bagian teratas dan faring dan
berada di belakang dari cavum nasi. Udara dari cavum nasi akan
melewati nasofaring dan turun melalui orofaring yang terletak di
belakang cavum oris dimana udara yang diinhalasi melalui mulut akan
memasuki orofaring. Berikutnya udara akan memasuki laringofaring
dimana terdapat epilgotis yang berfungsi mengatur aliran udara dari
faring ke laring,fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi
udara yang keluar masuk dan juga sebagai jalan makanan dan
minuman yang ditelan, faring juga menyediakan ruang dengung
(resonasi) untuk psuara percakapan.
3) Laring
Terdiri dari rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh
otot-otot yang mengandung pita suara, selain fonasi laring juga
berfungsi sebagai pelindung. Laring berperan untuk pembentukan
suara dan untuk melimdungi jalan nafas terhadap masuknya makanan
dan cairan. Laring adalah saluran penapasan yang membawa udara
menuju ke trakea.fungsi utama laring adalah untuk melindungi saluran
pernapasan dibawahnya dengan cara menutup secara cepat pada
stimulasi mekanik,sehingga mencengah masuknya benda asing
kedalam saluran napas. Laring terdiri dari 1 tulang dan 3 tulang rawan
(cartilago) yaitu Os. Hyoid,cartilage,epiglottis,cartilage tiroid,dan
cartilago cricoid.
4) Epiglottis
Epiglottis merupakan katup tulang rawan yang bertugas membantu
menutup laring pada saat proses menelan.
5) Trakea
Trakea atau disebut sebagai batang tenggorok, memiliki panjang 12cm
yang dimulai dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis
kelima. Trakea atau batang tenggorok merupakan lanjutan dari laring.
Trakea berfungsi sebagai tempat perlintasan uadara setelah melewati
saluran penapasan bagian atas, yang membawa udara bersih,
hangat,dan lembab. Pada trakea terdapat sel-sel bersilia yang berguna
untuk mengeluarkan benda-benda asing yang masuk bersama-sama
dengan udara pernapasan.
6) Bronkus
Bronkus adalah merupakan organ cabang dari trakea,yang tersusus atas
tulang rawan dengan bentuk cincin,maksudnya ialah bahwa bronkus
memiliki dua organ/jalur yang menuju paru-paru kanan dan kiri.
Bronkus merupakan bentuk percabangan kanan dan kiri. Bagian kanan
lebih pendek dan lebar yang daripada bagian kiri yang memiliki tiga
lobus atas,tengah,dan bawah, sedangkan bronkus kiri lebih panjang
dari bagian kanan yang berjalan dari lobus atas dan bawah. Fungsi
keduanya adalah mengantarkan udara,baik oksigen serta
karbondioksida dari dan menuju paru-paru.
7) Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus. Bronkiolus bercabang-
cabang menjadi saluran yang semakin halus,kecil,dan dindingnya
semakin tipis, bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan tetapi
rongganya besilia. Fungsi bronkiolus adalah sebagai media yang
menghubungkan oksigen yang kita hirup agar mencapai paru-paru.
8) Alveolus
Alveolus adalah merupakan gelembung-gelembung udara didalam
paru-paru dengan jumlah kurang lebih sebanyak 300 juta buah. Pada
gelembungnya terdapat kapiler darah dan disetiap gelembungnya
terdapat kapiler darah menyelimuti. Tempat terjadinya petukaran
oksigen dan karbondioksida antara darah dan udara yang dihirup.
9) Paru-paru /pulmo
Paru-paru berada pada rongga dada bagian atas,dibagian samping
dibatasi oleh otot dan rusuk dan dibagian bawah di batasi oleh
diafragma yang berotot kuat. Paru-paru dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
paru-paru kanan dan kiri,dimana paru-paru kanan terdiri dari 3 lobus
dan paru paru terdiri dari 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh selaput
yang bernama pleura.

b. Fisiologi
Fungsi utama sistem pernapasan adalah untuk memasok tubuh dengan
oksigen dan membuang karbon dioksida. Respirasi terjadi apabila
peristiwa sebagai berikut (Marieb & keller,2011: peate,2015) dalam
(Sumiyeti et al,2021).
1) Ventilasi paru
Ventilasi paru melibatkan pergerakan fisik udara ke dalam dan keluar
dari paru-paru. Fungsi utama ventilasi paru untuk mempertahankan
ventilasi alveolar yang adekuat. Hal ini untuk mencengah penumpukan
karbondioksida di alveoli dan mencapai pasokan oksigen yang konstan
kejaringan.
2) Difusi gas
Difusi gas O2 dan CO2, yaitu perpindahan molekul oksigen dari
rongga alveolus, melewati membrane kapiler alveolar,kemudian
melintasi plasma darah,dan selanjutnya menembus dinding sel darah
merah,dimana akhirnya masuk ke enterior sel adarah merah hingga
berkaitan dengan haemoglobin.
3) Perfusi
Pernapasan jaringan atau pernapasan interna. Darah yang telah
menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin)
mengintari seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler , dimana
darah bergerak lambat. Sel jaringan memungut oksigen dari
haemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung,dan darah
menerima,sebagai gantinya,yaitu karbondioksida.

Jenis-jenis pernapasan dibedakan atas dua macam ( widia,2015) yaitu:


a) Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antar
tulang rusuk.mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut:
(1) Fase inspirasi
Fase ini berupa berkontraksinya otot antar tulang rusuk
sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam
rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan diluar
sehingga udara luar yang kaya akan oksigen masuk.
(2) Fase ekspirasi
Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antar
tulang rusuk ke posisi semula yang diikuti oleh turunnya tulang
rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya,
tekanan didalam rongga dada menjadi lebih besar daripada
tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya
karbondioksida keluar.
b) Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanimenya
melibatkan aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga
perut dan rongga dada. Mekanisme pernafasan perut dapat
dibedakan menjadi dua tahap, yaitu sebagai berikut:
(1) Fase inspirasi
Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma
mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan
menjadi kecil sehingga udara luar masuk.
(2) Fase ekspirasi
Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma
(kembali ke posisi semula,mengembang) sehingga rongga dada
mengecil dan tekanan menjadi lebih besar,akibatnya udara
keluar dari paru-paru.

3. Etiologi
Menurut ( Wijaya & putri, 2013) dalam bukunya dijelaskan klasifikasi asma
berdasarkan etiologic adalah sebagai berikut:
a. Asma ekstrinsik/alergi
Asma yang disebabkan oleh allergen yang diketahui sudah terdapat semenjak
anak-anak seperti alergi terhadap protein, serbuk sari bulu halus,binatang,dan
debu. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi
genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus
spesifik seperti yang disebutkan diatas, maka akan terjadi serangan asma
ekstrinsik.
b. Asma instrinsik/idopatik
Asma yang tidak ditemukan faktor pencetus yang jelas,tetapi adanya faktor-
faktor non spesifik seperti: flu, latihan fisik atau emosi sering memicu seranga
asma.serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan
berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronchitis kronik dan
emfisema.beberapa pasien akan mengalami asma gabungan.
c. Asma campuran
Asma yang terjadi/timbul karena adanya komponen ekstrinsik dan intristik.

Ada beberapa hal yang merupakan faktor prediposisi dan presipitasi timbulnya
serangan asma:
a. Faktor prediposisi
Genetik: dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum
diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan
penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita
penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah
terkena penyakit asma bronchial jika terpapar dengan faktor pencetus.
Selain itu hipersentifitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.
b. Faktor presipitasi
Allergen dimana allergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu
1) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernafasan
Contohnya : debu,bulu binatang,serbuk bunga,spora jamur,bakteri dan
polusi
2) Ingestan,yang masuk melalui mulut
Contohnya : makanan dan obat-obatan
3) Kontakan,yang masuk melalui kontak dengan kulit
Contohnya:perhiasan,logam dan jam tangan.
c. Cuaca lembab dan hawa pengunungan yang dingin sering mempengaruhi
asma. Atmosfir yang mendadak dingin sering mempengaruhi asma.
Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya
serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim
hujan,musim kemarau,musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah
angina serbuk bunga dan debu.
d. Stress /gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu
juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.
e. Lingkungan kerja mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadi
serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana sia berkerja. Misalnya
orang yang bekerja dilaboratium hewan, industry tekstil,pabrik asbes,polisi
lalu lintas. Gejala inimembaik pada waktu libur atau cuti
f. Olahraga/aktifitas jasmani yang berat sebagian besar penderita asma akan
mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau olahraga yang
berat. Lari cepat paling mudah meniimbulkan serangan asma. Serangan
asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas
tersebut.
4. Patofisiologi
Patofisiologi asma adanya debu,asap rokok,bulu binatang,hawa dingin
terpapar pada penderita dan benda-benda tersebut setelah terpapar ternyata tidak
dikenali oleh sistem didalam tubuh penderita sehingga sianngap sebagai benda
asing yang masuk (antigen). Obstruksi saluran nafas pada asmamerupakan
kombinasi spasme otot bronkus, sumbatan mucus,edema dan inflamasi dinding.
Gangguan yang berupa obstruksi saluran nafas yang berupa obstruksi saluran
napas bisa dinilai dengan VEP1 (volume ekspirasi pakasa detik pertama),
penyempitan saluran napa dapat terjadi baik pada saluran nafas yang
besar,maupun sedang. Gejala mengi manandakan adanya penyempitan saluran
nafas besar sedangkan pada saluran nafas kecil gajala batuk dan sesak.
Penyempitan bronkus akan menurunkan jumlah oksigen luar masuk saat inspirasi
sehingga menurunkan oksigen yang dalam darah. Kondisi ini berakibat pada
penurunan oksigen jaringan sehingga penderita terlihat pucat dan lemah.
Pembengkakan mukosa bronkus juga akan meningkat sekresi mukus dan
meningkatkan pergerakan silia pada mukosa. Sehingga menyebabkan gangguan
pada pertukaran gas ( setiyohadi,2010).

5. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala asma yang biasa sering muncul adalah mengi, peningkatan
frekuensi pernafasan,hyperventilation,hyperinflasi,fluktuasi kadar CO2.
Hyperventilation yang diikuti dengan kecemasan merupakan gejala yang sering
ditemukan pada penderita asma,sehingga mengakibatkan bronkokonstriksi jalan
nafas (Holoway,Elizabeth A.Wes, 2017). Hyperventilation merupakan suatu
kondisi dimana CO2 dalam daran dan alveoli berkurang sehingga kompensasi
jalan nafas mengalami kontriksi bertujuan untuk menghindari kehilangan CO
secara berlebih (Bruton, 2015). Selain itu penebalan dinding jalan nafas karena
remodelling jalan nafas meningkat dengan tajam dan berkontribusi terhadap
obstruksi aliran udara. Hal ini akan menyebabkan terjadinya penyempian bronkus
sehingga terjadilah sesak nafas ( Melastuti & Husna, 2015).

6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut ngastiyah (2013) dalam (pery Abenita,2019),ada beberapa
pemeriksaan diagnostic bagi para penderita asma, antara lain:
a. Uji faal paru
Uji faal paru dikerjakan untuk menentukan derajat obstruksi,menilai hasil
provokasi bronkus,menilai hasil pengobatan dan mengikuti perjalanan
penyakit. Alat yang digunakan untuk uji fall paru adalah peak flow meter,
caranya anak disuruh meniup flow meter beberapa kali ( sebelumnya menarik
napas dan melaui mulut kemudian menghembuskan dengan kuat) dan dicatat
hasil.
b. foto toraks
foto toraks dilakukan terutama pada anak yang baru berkunjung pertama kali
dipoliklinik, untuk menyingkirkan kemungkinan ada penyakit lain. Pada
pasien asma yang telah kronik akan terlihat jelas adanya kelainan berupa
hipeinflasi dan atelectasis.
c. Pemeriksaan darah hasilnya akan terdapat eosinofolia pada darah tepid an
sekret hidung. Bila tidak eosinophilia kemungkinan bukan asma. Selain itu
juga, dilakukan uji tuberculin dan uji kulit dengan menggunakan allergen.
7. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada penyakit asma (Wijaya & putri,2013)
dalam (Wiyanti,2019) meliputi:
a. Status asmatik
Status asmatik adalah suatu serangan asma yang berat dan
akut,berlangsung dalam beberapa jam sampai beberapa hari,yang tidak
memberikan perbaikan pada pengobatan lazim.
b. Gagal nafas (respiratory failure)
Kondisi ini disebabkan oleh kerusakan parah pada paru-paru, sehingga
tubuh tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen karena gangguan fungsi
pernafasan. Jika tidak segera diobati,gagal napas dapat menyebabkan organ
tubuh berhenti berfungsi dan berhenti bernafas sama sekali. Dalam hal
ini,orang yang terkena harus menerima bantuan pernapasan melalui
mesin(respirator).
c. Pneumothorax
Pneumothorax adalah kondisi ketika udara terkumpul dirongga
pleura,yaitu ruang diantara paru-paru dan dinding dada. Udara tersebut dapat
masuk akibat adanya cedera didada atau robekan diparu-paru. Akibatnya,
paru-paru jadi mengempis (kolaps) dan tidak bisa mengembang.
d. Pneumomediatinum dan emfisema sub kutis
Pneumomediatinum dapat terjadi ketika tekanan naik diparu-paru dan
menyebabkan kantung udara (alveoli) pecah.
Emfisema su kutis adalah kondisi ketika terdapat udara atau gas yang
terperangkap dijaringan kulit.
e. Atelectasis
Atelectasis adalah kondisi ketika bagian paru-paru, tepatnya alveolus
mengempis dan tidak terisi udara,sehingga paru-paru tidak dapat mengembang
dan kolaps.
f. Aspirasi
Aspirasi adalah suatu kondisi gangguan pernafasan. Beberapa gejala
aspirasi adalah batuk,mengi,dan mengalami sensasi mirip tersedak
g. Asidosis
Asidosis adalah kondisi medis ketika darah dalam tubuh mengandung
asam terlalu tinggi. Kondisi ini umumnya terjadi karena organ paru-patu dan
ginjal dan tidak mampu menjaga keseimbangan ph tubuh.

8. Penatalaksanaan
Terdapat dua jenis penatalaksanaan pada penderita asma bronchial ( smeltzer,
2018), yaitu:
1. Penatalaksanaan Farmakologi
a. Agonis adrenergenik
Obat yang digunakan untuk meredakan atau mengontrol gejala penyempitan
saluran pernafasan akibat asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Kelompok obat ini merupakan salah satu jenis obat bronkondilator.
b. Antikolinergik
Kelompok obat untuk menangani berbagai kondisi, mulai dari penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK) hingga diare. Antikolinergik bekerja dengan cara
memnghambat asetikolin, yaitu zat kimia penghantar sinyal antara sel-sel saraf
c. Kortikosteroid: inhaler dosis-terukur (MDI)
Adalah alat yang mengalirkan obat dalam jumlah tertentu ke paru-paru, dalam
bentuk obat aerosol dalam waktu singkat yang biasanya diberikan sendiri oleh
pasien melalui inhalasi.
d. Inhibitor pemodifikasi leukotriene/antileukotrien
Leukotriene adalah obat yang termasuk montelukast,zafirlukast, dan zileuton.
Jenis obat-obatan ini dapat melegakan gejala-gejala asma dalam 24 jam.
e. Metilxantin
Jenis bronkodilator ini bekerja meringankan penyumbatan aliran
udara,mengurangi peradangan,dan meredakan kontrasksi bronkial, obat ini
dijadikan pilihan terakhir saat agnosis-beta maupun antikolinergik tidak
memberikan efek maksimal.

2. Penatalaksanaan Non Farmakologi


a. Penyuluhan
Penyuluhan ini ditunjukan pada peningkatan pengetahuan klien tentang
penyakit asma
b. Pola hidup sehat
- Meningkatkan kebugaran fisik secara umum. Walaupun terdapat salah
satu bentuk asma yang timbul serangan sesudah exercise, akan tetapi
tidak berarti penderita EIA dilarang melakukan olahraga. Senam asma
Indonesia (SAI) adalah salah satu bentuk olahraga yang dianjurkan
karena melatih dan menguatkan otot-otot oernapasan khususnya, selain
manfaat lain pada olahraga umumnya.
c. Lingkungan
Kenali lingkungan yang berpotensi dapat menimbulkan asma

B. Slow Deep Breathing


1. Definisi
Slow Deep Breathing adalah salah satu bagian dari latihan relaksasi dengan
teknik latihan pernapasan yang dilakukan secara sadar. Slow Deep Breathing
merupakan relaksasi yang dilakukan secara sadar untuk mengatur pernafasan secara
dalam dan lambat. Terapi relaksasi banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
untuk dapat mengatasi berbagai masalah,misalnya stress,ketegangan
otot,nyeri,hipertensi,gangguan pernafasan, dan lain-lain.relaksasi secara umum
merupakan keadaan menurunnya kognitif,fisiologi,dan perilaku (Andarmoyo,2013).
2. Tujuan Slow Deep Breathing
Tujuan dari teknik relaksasi nafas dalam adalah untuk meningkatkan
ventilasi alveoli,memelihara pertukaran gas, mencengah ateletaksi
paru,,meningkatkan efisiensi batuk,mengurangi stress baik stress fisik maupun
emosional yaitu menurunkan intesitas nyeri dan menurunkan kecemasan
(Smeltzer,2013).
3. Prosedur Slow Deep Breathing

Slow Deep Breathing adalah salah satu teknik pengontrolan napas dan
relaksasi. Langkah-langkah melakukan latihan Slow Deep Breathing yaitu sebagai
berikut:
a. Atur pasien dengan posisi duduk atau berbaring
b. Kedua tangan paasien diletakkan diatas perut
c. Anjurkan melakukan napas secara perlahan dan dalam melalui hidung dan
tarik napas selama tiga detik,rasakan perut mengembang saat menarik napas.
d. Tahan napas selama tiga detik
e. Kerutkan bibir, keluarkan melalui mulut dan hembuskan napas secara perlahan
selama enam detik. Rasakan perut bergerak ke bawah.
f. Ulangi langkah a sampai e selama 15 menit
g. Latihan Slow Deep Breathing dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore
hari ( Tarwoto,2015).
4. Manfaat Slow Deep Breathing
1. Dapat melatih cara bernapas yang benar
2. Dapat melenturkan dan memperkuat otot pernapasan
3. Dapat melatih ekspektorasi yang efektif
4. Dapat meningkatkan sirkulasi darah
5. Dapat membantu kestabilan pola napas

C. Konsep Asuhan keperawatan


Konsep asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dan pengumpulan data dari berbagai sumber data
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi statu kesehatan pasien
(Nurarif&Kusuma,2015).
Secara umum untuk menegakan diagnosis asma, dibutuhkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Berdasarkan Puspita sari (2019),
pengkajian keperawatan meliputi:
a. Anamnesis
Tanyakan kepada pasien:
1) Apakah klien mengalami sesak napas atau dada terasa berat atau batuk?
2) Apakah terhadap batuk yang berulang terutama pada malam hari
menjelang dini hari?
3) Apakah ada rasa berat didada atau batuk setelah melakukan aktivitas atau
olahraga?
4) Apakah terjadi batuk,sesak didada ketika ada perubahan musim,cuaca
/suhu yang ekstrem ( perubahan yang tiba-tiba)?
5) Apakah didalam keluarga, terdapat anggota yang memiliki asma atau atau
alergi?
b. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi.
a. Dada di observasi
b. Inspeksi :
Klien terlihat gelisah,sesak (napas cuping hidung,napas cepat,retraksi
selang iga,retrasksi epigastrium,retraksi suprasternal), sianosis.
c. Palpasi
Biasanya
d. Perkusi
e. Auskultasi
Merupakan pengkajian yang sangat bermakna,mencakup
mendengarkan bunyi napas normal,bunyi napas tambahan ( abnormal).
Suara nafas tambahan meliputi whezzing: ekpirasi memanjang, ronchi
(Puspitasari,2019).
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat dirumuskan pada pasien asma menurut
Nurarif (2012) yaitu:
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas
b. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan benda asing dalam
jalan nafas
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan kurang kontrol tidur
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
e. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung
f. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan
g. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan menemukan sumber
informasi.
3. Intervensi Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai